MAKALAH
Disusun Oleh :
NIM 16.1.12.009
PROGRAM STUDI
JURUSAN TARBIYAH
KUTAI TIMUR
2020
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita, sehingga penulis dapat menyusun serta
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Keberhasilan Belajar Mengajar”
tepat pada waktunya.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah
berperan dalam menyusun makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga makalah ini
dapat bermanfaat bagi kita, khususnya pembaca pada umumnya.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................
B. Rumusan Masalah...............................................................................
C. Tujuan.................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan.........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
B. R umusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam makalah ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan Keberhasilan Belajar Mengajar?
2. Apa sajakah indikator yang dapat dilihat dalam Keberhasilan Belajar
Mengajar?
3. Faktor-faktor apa sajakah yang mendukung dalam Keberhasilan Belajar
Mengajar?
4. Bagaimanakah Penilaian Keberhasilan Belajar?
5. Bagaimanakah Tingkat Keberhasilan Belajar?
C. Tujuan
Hal yang sama dikemukakan oleh Nana Sudjana bahwa belajar merupakan
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar mengajar tersebut dapat ditunjukkan dalam
berbagai bentuk seperti perubahan pengetahuan, pemahaman, sikap dan tingkah
laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan, serta perubahan aspek-aspek lain yang
ada pada individu yang belajar.
d. Kriteria.
Kriteria merupakan keterangan dari komponen kondisi, sebagai tuntutan
minimal dan merupakan standar pengukuran keberhasilan pencapaian
tujuan.
Karena sebagai pedoman sekaligus sasaran yang akan dicapai dalam
setiap kali belajar mengajar, maka guru selalu diwajibkan merumuskan tujuan
pembelajaran. Akhirnya tujuan merupakan satu faktor yang mempengaruhi
keberhasilan kegiatan belajar mengajar.
2. Faktor Pendidik.
Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2003, guru adalah tenaga
pendidik profesional yang bertugas, mendidik, mengajar, melatih,
membimbing dan mengevaluasi peserta didik. Guru adalah tenaga pendidik
yang berpengalaman dalam bidang profesinya yang memberikan sejumlah ilmu
pengetahuan, kepada siswanya di sekolah. Dengan ilmu yang dimilikinya, guru
dapat menjadikannya siswa yang menjadi cerdas dan memiliki pribadi yang
baik. Setiap guru mempunyai kepribadian masing-masing sesuai dengan latar
belakang kehidupan sebelum mereka menjadi guru. Kepribadian guru diakui
sebagai aspek yang tidak bisa dikesampingkan dari keberhasilan belajar
mengajar untuk mengantarkan siswa menjadi orang yang berimu pengetahuan
dan berkepribadian baik.
Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar adalah dua aspek
yang mempengaruhi kompetensi seseorang guru dibidang pendidikan dan
pengajaran. Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih
mudah menyesuaikan diri dengan lingkungannya di sekolah, karena dia sudah
dibekali dengan seperangkat teori sebagai pengabdiannya. Sedangkan guru
yang tidak berlatar belakang keguruan akan banyak menemukan masalah
dikelas, karena tidak memiliki bekal teori pendidikan dan keguruan. Berbagai
permasalahan yang dikemukakan diatas adalah merupakan aspek yang ikut
mempengaruhi keberhasilan belajar dan yang dihasilkan dapat bervariasi.
Variasi itu dapat dilihat dari tingkat keberhasilan siswa menguasai bahan
pelajaran yang diberikan oleh guru dalam setiap kali pertemuan.
Sejalan dengan itu Zaenal Arifin (2009: 20) berpendapat bahwa untuk
mengukur keberhasilan belajar peserta didik dapat digunakan tes hasil belajar, yang
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Tes formatif, yaitu penilaian yang yang digunakan untuk mengukur suatu atau
beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran
tentang daya serap peserta didik terhadap pokok bahasan tersebut, dan
2. Tes sumatif, yaitu tes yang diadakan untuk mengukur daya serap peserta didik
terhadap bahan pokok-pokok yang telah diajarkan selama satu semester, satu
atau dua tahun pelajaran yang tujuannnya untuk menetapkan tingkat atau taraf
keberhasilan belajar peserta didik dalam sautu periode belajar tertentu.
Dengan melihat data yang terdapat dalam format daya serap peserta didik
dalam pelajaran dan persentase keberhasilan peserta didik dalam mencapai
tujuan instruksional khusus tersebut, dapatlah diketahui keberhasilan proses
belajar mengajar yang telah dilakukan oleh peserta didik dengan guru.
Pengukuran tentang taraf atau peningkatan keberhasilan proses belajar mengajar
berperan sangat penting. Oleh karena itu, pengukuran harus benar-benar sahih
(valid), andal (reliable), dan lugas (objective).Taraf atau tingkat keberhasilan
proses belajar mengajar dapat dimanfaatkan untuk berbagai upaya. Salah satunya
adalah sehubungan dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri,
seperti pelaksanaan pembelajaran remedial.
PENUTUPAN
A. Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari makalah ini adalah sebagai berikut:
1. Suatu proses belajar mengajar tentang suatu bahan pengajaran dapat
dikatakan berhasil apabila Tujuan Instruksional Khusus (TIK)-nya dapat
dicapai oleh peserta didik. Maka, keberhasilan belajar merupakan kecakapan
dari suatu usaha atau latihan pengalaman dalam bentuk perubahan tingkah
laku yang mengandung pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor),
sikap (afektif) serta nilai-nilai yang konstruktif (value).
2. Indikator keberhasilan belajar peserta didik dapat diketahui dari kemampuan
daya serap peserta didik terhadap bahan pengajaran yang telah diajarkan serta
dari perbuatan atau tingkah laku yang telah digariskan dalam tujuan
pembelajaran telah dicapai oleh peserta didik, baik secara indvidual maupun
kelompok.
3. Beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yaitu:
a. Faktor tujuan,
b. Faktor guru,
c. Faktor peserta didik,
d. Faktor kegiatan pengajaran,
e. Faktor alat evaluasi dan bahan evaluasi
f. Faktor suasana evaluasi
4. Keberhasilan belajar peserta didik dapat dinilai dengan tiga cara, yakni:
a. Tes untuk mengukur aspek kognitif,
b. Tes perbuatan untuk untuk mengukur aspek keterampilan, dan
c. Non tes untuk mengukur perubahan sikap dan pertumbuhan peserta didik
dalam psikologi.
5. Tingkat keberhasilan belajar peserta didik dapat diketahui dari persentase
jumlah peserta didik yang memiliki nilai di atas standar ketuntas belajar
minimal yang telah ditetapkan oleh sekolah. Tujuan pemebelajaran yang
ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yakni bidang kognitif
(penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan siakp dan
nilai), serta bidang psikomotor (kemampuan/ keterampilan bertindak/
berperilaku). Ketiga aspek tersebut tidak bisa berdiri sendiri, tetapi
merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, bahkan membentuk
hubungan yang hirarki. Sebagai tujuan yang hendak dicapai, ketiganya harus
nampak sebagai hasil belajar peserta didik di sekolah. Oleh sebab itu, ketiga
aspek tersebut harus dipandang sebagai hasil belajar peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
www.academia.edu/
staff.uny.ac.id/files/pendidikan/
www.landasanteori.com/
perpuskampus.com