Anda di halaman 1dari 43

BAB II

ISI ATAU HASIL

Pada bab ini, mahasiswa sebagai penulis akan menjelaskan mengenai hasil
data PHBS dan KIA yang diperoleh melalui tabulasi data dari Ketua RT 002 RW
012 Sidanegara. Kelurahan Sidanegara adalah salah satu kelurahan dari 5
Kelurahan di Kecamatan Cilacap Tengah, Kabupaten Cilacap, dari kelurahan
tersebut yaitu antara lain Kelurahan Donan, Kelurahan Gunung simping,
Kelurahan Kutawuru, Kelurahan Lomanis dan Kelurahan Sidanegara.
Berdasarkan dari keseluruhan data yang diperoleh menghasilkan sebuah
kesimpulan bahwa RT 002 RW 012 Kelurahan Sidanegara Kecamatan Cilacap
Tengah Kabupaten Cilacap termasuk ke dalam kategori PHBS Baik
Dengan rincian data sebagai berikut :
A. Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
1. Definisi PHBS
PHBS berasal dari tiga kata kunci yaitu, perilaku, hidup bersih, dan sehat.
a. Perilaku
Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme atau makhluk hidup yang bersangkutan dan perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan
dari luar) (Notoatmodjo, 2010). Perilaku adalah merupakan perbuatan
yang dapat diamati dan dilakukan berulang- ulang, yang disadari oleh
pengetahuan dan kemauan serta didukung oleh adanya peluang dan sarana
yang diperlukan (Dachroni, 2013). Berdasarkan beberapa pendapat diatas
maka dapat disimpulkan bahwa perilaku adalah suatu kegiatan atau
aktivitas manusia yang dapat diamati, dipelajari dan terjadi karena adanya
respon terhadap stimulus serta dilakukan berulang-ulang yag didasari oleh
pengetahuan dan kemauan serta didukung oleh adanya peluang dan sarana
yang diperlukan.
b. Hidup bersih
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah semua perilaku kesehatan yang
dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat
menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam
kegiatan-kegiatan di masyarakat (Dachroni, 2013). Hidup bersih dapat
disimpulkan yaitu pola hidup yang selalu menjaga keberihan diri dan
lingkungannya agar kehidupan menjadi nyaman tanpa adanya suatu
apapun.
c. Sehat
Salah satu aspek individu yang sejahtera yakni sehat.World Health
Organization (WHO) mendefisinikan sehat yakni suatu keadaan yang
sempurna baik fisik,mental,dan sosial dan yang sejahtera dan bukan hanya
ketiadaan penyakit dan lemah. Sehat adalah suatu keadaan yang
dibutuhkan oleh setiap manusia untuk dapat menjalanan kegiatanya,
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual,
maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis (UU No. 36 Tahun 2009).
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) merupakan cerminan pola
hidup keluarga yang senantiasa yang memperhatikan dan menjaga
kesehatan seluruh anggota keluarga (Proverawati & Rahmawati, 2016).
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa PHBS adalah
merupakan serangkaian kegiatan manusia yang dapat diamati, dipelajari
dan terjadi karena adanya respon terhadap stimulus tentag keehatan yang
dilakukan atas dasar kesadaran, yang membuat individu, keluarga,
masyarakat, yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif
secara sosial dan ekonomis.

2. Tujuan PHBS
Tujuan PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran,kemauan, dan kemampuan masyarakat untuk hidup bersih dan
sehar, serta meningkatkan peran serta aktif masyarakat termasuk dunia
usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. (Depkes,
2011). Tujuan PHBS terbagi menjadi dua, yaitu :
a. Tujuan umum, acuan bagi lintas program dan lintas sektor dalam
rangka pengembangan programm PHBS percontohan untuk
meningkatkan cakupan berperilaku hidup bersih dan sehat secara
bertahap dan berkesinambungan menuju Kabupaten atau Kota sehat.
b. Tujuan khusus
1) Tersedianya pedoman pelaksanaan program PHBS Kabupaten atau
Kota percontohan untuk meningkatkan cakupan rumah tangga
berperilaku hidup bersih dan sehat.
2) Terlaksananya pengembangan Kabupaten atau Kota percontohan
program PHBS.
3) Meningkatnya cakupan rumah tangga berperilaku hidup bersih dan
sehat
4) Meningkatnya Desa atau Kelurahan dan Kabupaten atau Kota
sehat.

3. Indikator PHBS di Rumah Tangga


Indikator PHBS tatanan rumah tangga yaitu suatu alat ukur atau suatu
petunjuk yang membatasi fokus perhatian untuk menilai keadaan atau
permasalahan kesehatan rumah tangga. Berikut ini adalah indikator PHBS
dalam rumah tangga yaitu (Proverawati & Rahmawati, 2016);
1) Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Persalinan merupakan periode kritis bagi ibu dan bayinya. Setiap
ibu bersalin harus ditolong oleh tenaga kesehatan yang terlatih yaitu
dokter dan atau bidan, serta merujuk kepada pelayanan spesialis
jika terjadi komplikasi. Setiap kehamilan memerlukan
perhatian, karena akan selalu ada risiko buruk terhadap ibu,
bayi atau keduanya. Banyak bahaya, penyakit atau bahkan kematian
yang sesungguhnya dapat dicegah (Kemenkes, 2010).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 68 KK persalinan di tolong oleh tenaga
kesehatan. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 1. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100%
Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
2) Pemeriksaan kehamilan Minimal 4 kali (K4)
Ibu hamil sekurang-kurangnya melakukan empat kali kunjungan
pemeriksaan kehamilan kepada petugas kesehatan terlatih.
Pemeriksaan kehamilan yang pertama harus dilakukan sesegera
mungkin. Sebaiknya dilakukan pada trimester pertama kehamilan.
Pemeriksaan kedua pada trimester kedua dan dua kali pemeriksaan
pada trimester ketiga (Kemenkes, 2010).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang melakukan pemeriksaan
kehamilan minimal 4 kali kepada petugas kesehatan dan sisanya 68
KK yang tidak. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 2. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100%

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
3) Memberi ASI Eksklusif
ASI merupakan makanan dan minuman terbaik untuk bayi usia 0-6
bulan. Tidak perlu makanan dan minuman lain, bahkan air pun tidak
diperlukan oleh bayi pada periode ini. ASI merupakan makanan
terbaik untuk bayi dan anak yang mengandung sel darah putih, protein
dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi
terhadap penyakit. ASI mengandung keseimbangan gizi sempurna
untuk bayi, berbeda dengan susu formula, susu bubuk atau susu hewan
(Kemenkes, 2010).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang memberi ASI Eksklusif.
Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang menerapkan
indikator PHBS nomor 3. Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 68x 100 %


N 68
= 100%

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
4) Menimbang balita setiap bulan
Seorang anak seharusnya tumbuh dan bertambah berat badannya
dengan pesat. Sejak lahir sampai dengan usia dua tahun, anak
seharusnya ditimbang secara teratur untuk mengetahui
pertumbuhannya. Setelah balita ditimbang selanjutnya akan dicatat di
buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku KMS (Kartu Menuju
Sehat). Dari buku tersebut akan terlihat perkembangannya naik atau
tidak naik (Aldila, 2015).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang menimbang balita setiap
bulan. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang menerapkan
indikator PHBS nomor 4. Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100%

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
5) Makan buah dan sayur setiap hari
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan prinsip keanekaragaman
pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan mempertahankan
berat badan normal untuk mencegah masalah gizi (Kemenkes, 2014).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang mengkonsumsi buah dan
sayur setiap hari. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 5. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
6) Menggunakan air bersih
Penggunaan air bersih dapat menghindarkan keluarga dari
penyakit. Kebutuhan akan air bersih yang memenuhi syarat kesehatan
tercukupi dan memahami bagaimana cara untuk menghindarkan diri
dari kuman. Tempat air harus ditutup agar air tetap bersih dan dikuras
minimal satu kali seminggu. Sumber air bersih dari sistem perpipaan,
sumur pompa, serta sumur gali harus memiliki konstruksi yang baik
dan terpelihara. Air untuk minum harus diolah terlebih dahulu agar
bibit penyakit mati. Pengolahan dapat dilakukan dengan berbagai cara
seperti memasak sampai mendidih, menjemur di bawah terik matahari
(sodis), membubuhkan disinfektan, menyaring dengan saringan pasir
(bio sand filter) (Kemenkes, 2014).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang menggunakan air bersih
setiap hari. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 6. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :
X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
7) Menggunakan jamban sehat
Jamban adalah suatu ruangan yang mempunyai fasilitas
pembuangan kotoran manusia yang terdiri atas ruang jongkok/tempat
duduk yang dilengkapi dengan tempat penampungan kotoran dan air
untuk membersihkannya. Penggunaan jamban bermanfaat untuk
menjaga lingkungan tetap bersih, sehat, dan tidak berbau. Jamban
mencegah pencemaran sumber air yang ada di sekitarnya (Aldila,
2014).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang menggunakan jamban
sehat. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang menerapkan
indikator PHBS nomor 7. Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
8) Membuang sampah pada tempatnya
Rumah harus mempunyai tempat pembuangan sampah dan
pembuangan air limbah yang aman untuk mencegah penyakit. Setiap
keluarga harus mempunyai tempat pembuangan sampah agar sampah
rumah tangga dapat dikelola lebih lanjut. Sebisa mungkin mengurangi
jumlah sampah yang dihasilkan dari kegiatan rumah tangga dengan
melakukan 3R:Reduce, Reuse, Recycle (Mengurangi, Memanfaatkan
kembali, Mendaur ulang), misalnya dengan membuat pupuk kompos
(Kemenkes, 2014).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang membuang sampah pada
tempatnya. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 8. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
9) Penggunakan lantai rumah kedap air
Menurut Kepmenkes No. 829/Menkes/SK/VII/1999 dalam Aldila
2015, tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan, lantai rumah harus
kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang tidak kedap air dan
didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat meningkatkan
kelembaban dan kepengapan ruang yang pada akhirnya
mempermudah peningkatan jumlah mikroorganisme yang berdampak
pada penularan penyakit. Lantai tanah atau semen yang sudah rusak
dapat menimbulkan debu dan terjadinya kelembaban karena uap air
dapat keluar melalui tanah atau semen yang rusak, selain itu
mengeluarkan gas-gas seperti redon (Kusnoputranto 2000 dalam
Aldila 2015).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang menggunakan lantai
kedap air. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 9. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100%
Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
10) Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik adalah melakukan pergerakan anggota tubuh yang
menyebabkan pengeluaran tenaga yang penting bagi pemeliharaan
kesehatan fisik, mental, dan mempertahankan kualitas hidup agar tetap
sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas fisik dilakukan secara teratur
paling sedikit 30 menit dalam sehari, sehingga dapat menyehatkan
jantung, paru-paru dan organ tubuh lainnya. Jika lebih banyak waktu
yang digunakan untuk beraktivitas fisik maka manfaat yang diperoleh
juga lebih banyak (Aldila, 2015).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua Ketua RT 02 RW 12
dari total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang melakukan aktifitas fisik
setiap hari. Jika di buat persentase maka RT 002 100% yang
menerapkan indikator PHBS nomor 10. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
11) Tidak merokok di dalam rumah.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang menjadi kebutuhan dasar
derajat kesehatan masyarakat, salah satu aspeknya adalah tidak ada
anggota keluarga yang merokok. Namun dalam kenyataannya, meski
semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat rokok,
perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya merupakan
perilaku yang masih ditolerir oleh masyarakat (BKKBN, 2007).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 29 KK yang tidak merokok dalam rumah
dan 39 KK yang merokok di dalam rumah. Jika di buat persentase
maka RT 002 42,65 % yang menerapkan indikator PHBS nomor 11.
Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 29 x 100 %
N 68
= 42,65 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
12) Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kedua tangan kita sangat penting untuk membantu menyelesaikan
berbagai pekerjaan. Makan dan minum sangat membutuhkan kerja
dari tangan. Jika tangan kotor maka tubuh akan sangat berisiko
terhadap masuknya mikroorganisme. Cuci tangan dapat berfungsi
untuk menghilangkan/mengurangi mikroorganisme yang menempel di
tangan. Cuci tangan harus dilakukan dengan menggunakan air bersih
dan sabun. Dengan menggunakan sabun, kuman yang menempel di
tangan dapat mati terbunuh (Aldila, 2015).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang mencuci tangan dengan air
bersih dan sabun. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang
menerapkan indikator PHBS nomor 12. Presentase tersebut di peroleh
dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %
Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
13) Kesehatan Gigi dan Mulut
Menurut studi kasus yang diterbitkan di Nursing Study and
Practice, menemukan bahwa sikat gigi sering mengandung bakteri
dan virus penyebab penyakit yang dapat menular ketika sikat gigi
tersebut dipakai oleh orang lain. Oleh karena itu dianjurkan untuk
tidak bergantian dalam memakai sikat gigi atau satu orang harus
memakai satu sikat gigi (Moestavi, 2016).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang menjaga kesehatan gigi dan
mulut. Jika di buat persentase maka RT 002 100 % yang menerapkan
indikator PHBS nomor 13. Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 100 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
14) Tidak meyalahgunakan miras atau narkoba
Kandungan minuman beralkohol yaitu metanol bila dicerna tubuh
akan menjadi formaldehyde atau formalin yang beracun, berbahaya
bagi kesehatan. Reaksinya dapat merusak jaringan saraf pusat, otak,
pencernaan, hingga kasus kebutaan, terang dr. Eka Viora. Ketua
Umum Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa, dr. Danardi
Sosrosumihardjo, Sp.J (K) menyatakan bahwa pada dasarnya
kebiasaan minum minuman beralkohol sangat merugikan kesehatan.
Terlalu banyak konsumsi alkohol sendiri dapat menurunkan
kemampuan berpikir dan gangguan perilaku. Jika konsumsi
berlebihan, bisa menyebabkan seseorang hilang kesadaran, kejang,
hingga meninggal dunia. Penyakit serius lainnya yang disebabkan
oleh alkohol diantaranya, tukak lambung, kerusakan pada hati, hingga
komplikasi gangguan psikiatri berat (Kemenkes, 2016).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 64 KK yang tidak menyalahgunakan
miras atau narkoba dan 4 KK menyalahgunakan miras atau narkoba.
Jika di buat persentase maka RT 002 94,12 % yang menerapkan
indikator PHBS nomor 14. Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 64 x 100 %
N 68
= 94,8 %

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
15) JPK (Jaminan Pemeliharaan Kesehatan)
Jaminan Kesehatan nasional (JKN) BPJS, mempunyai multi
manfaat, secara medis dan maupun non medis. Ia mempunyai manfaat
secara komprehensif; yakni pelayanan yang diberikan bersifat
paripurna mulai dari preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
Seluruh pelayanan tersebut tidak dipengaruhi oleh besarnya biaya
iuran bagi peserta. Promotif dan preventif yang diberikan bagi upaya
kesehatan perorangan (personal care) (Depkes, 2016).
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 48 KK yang memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan dan 20 KK tidak memiliki jaminan
pemeliharaan kesehatan. Jika di buat persentase maka RT 002 70,59%
yang menerapkan indikator PHBS nomor 15. Presentase tersebut di
peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 48 x 100 %
N 68
= 70,59%

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK
16) Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) di rumah sekali seminggu
Untuk mencegah anak-anak dan anggota keluarga lainnya terserang
penyakit demam berdarah (DBD), maka dapat dilakukan 3M Plus:
a. Menguras dan menyikat dinding tempat-tempat penampungan
air sekurang-kurangnya seminggu sekali.
b. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
c. Menguburkan, mengumpulkan, memanfaatkan, atau
menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat menampung air
hujan, seperti kaleng bekas, plastik bekas, dan lain-lain.
Menurut data yang kami peroleh dari Ketua RT 02 RW 12 dari
total 68 KK diperoleh hasil 68 KK yang melakukan pemberantasan
sarang nyamuk di rumah seminggu sekali. Jika di buat persentase
maka RT 002 100 % yang menerapkan indikator PHBS nomor 16.
Presentase tersebut di peroleh dari rumus :

X = F x 100 % X = 68 x 100 %
N 68
= 94,8%

Keterangan : X = Presentase
F = Frekuensi hasil pencapaian
N = Jumlah seluruh KK

Cara mengukur PHBS Rumah Tangga


Baik : di katakan baik jika skor 51-100%
Kurang : dikatakan kurang jika skor ≤ 50% (Dinkes, 2011)

Tabel 2.1 Indikator Presentase PHBS

No Indikator Presentase (%) Keterangan

1 Persalinan ditolong oleh tenaga 100% Baik


kesehatan

2 Pemeriksaan kehamilan Minimal 100% Baik


4 kali (K4)

3 Memberi ASI Eksklusif 100% Baik

4 Menimbang balita setiap bulan 100% Baik


5 Makan buah dan sayur setiap 100% Baik
hari

6 Menggunakan air bersih 100% Baik

7 Menggunakan jamban sehat 100% Baik

8 Membuang sampah pada 100% Baik


tempatnya

9 Penggunakan lantai rumah kedap 100% Baik


air

10 Melakukan aktifitas fisik setiap 100% Baik


hari

11 Tidak merokok di dalam rumah. 42,65% Kurang baik

12 Mencuci tangan dengan air 100% Baik


bersih dan sabun

13 Kesehatan Gigi dan Mulut 100 % Baik

14 Tidak meyalahgunakan miras 94,12% Baik


atau narkoba

15 JPK (Jaminan Pemeliharaan 70,59 % Baik


Kesehatan)

16 Pemberantasan Sarang Nyamuk 100 % Baik


(PSN) di rumah sekali seminggu

Rata-rata 94,21% Baik

Tabel diatas merupakan hasil survey PHBS pada bulan Oktober 2020 di RT
002 RW 012 yang jumlahnya sebanyak 68 KK.

A. Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA)


1. Definisi Kesehatan Ibu dan Anak
Upaya Kesehatan ibu dan anak adalah upaya dibidang kesehatan yang
menyangkut pelayanan dan pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu
menyusui, bayi dan anak balita serta anak prasekolah. Dalam KIA
keluarga mempunyai peran yang besar dalam mempengaruhi kehidupan
seorang anak, terutama pada tahap awal maupun tahap-tahap kritisnya, dan
yang paling berperan sebagai pendidik anak-anaknya adalah ibu. Peran
seorang ibu dalam keluarga terutama anak adalah mendidik dan menjaga
anak-anaknya dari usia bayi sehingga dewasa, karena anak tidak jauh dari
pengamatan orang tua terutaa ibunya. (Asfryati, 2003).
2. Tujuan Program Kesehatan Ibu dan Anak
Tujuan Program Kesehatan Ibu dan anak (KIA) adalah tercapainya
kemampuan hidup sehat melalui peningkatan derajat kesehatan yang
optimal, bagi ibu dan keluarganya untuk menuju Norma Keluarga Kecil
Bahagia Sejahtera (NKKBS) serta meningkatnya derajat kesehatan anak
untuk menjamin proses tumbuh kembang optimal yang merupakan
landasan bagi peningkatan kualitas manusia seutuhnya. (Depkes, R I.
2012). Sedangkan tujuan khusus program KIA adalah :
a. Meningkatnya kemampuan ibu (pengetahuan, sikap dan perilaku),
dalam mengatasi kesehatan diri dan keluarganya dengan menggunakan
teknologi tepat guna dalam upaya pembinaan kesehatan
keluarga,paguyuban 10 keluarga, Posyandu dan sebagainya.
b. Meningkatnya upaya pembinaan kesehatan balita dan anak prasekolah
secara mandiri di dalam lingkungan keluarga, paguyuban 10 keluarga,
Posyandu, dan Karang Balita serta di sekolah Taman Kanak-Kanak
atau TK.
c. Meningkatnya jangkauan pelayanan kesehatan bayi, anak balita, ibu
hamil, ibu bersalin, ibu nifas, dan ibu meneteki.
d. Meningkatnya mutu pelayanan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, nifas,
ibu meneteki, bayi dan anak balita.
e. Meningkatnya kemampuan dan peran serta masyarakat, keluarga dan
seluruh anggotanya untuk mengatasi masalah kesehatan ibu, balita,
anak prasekolah, terutama melalui peningkatan peran ibu dan
keluarganya.
3. Pengertian Status Gizi
Status gizi pada dasarnya merupakan ekspresi dari keadaan
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari
nutriture dalam bentuk variabel tertentu. Menurut Asmira, status gizi
adalah kandungan zat makanan pokok yang diperlukan tubuh yang terdiri
dari hidrat arang atau karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, air.7
Sedangkan menurut Almatsier (2001), status gizi adalah keadaan tubuh
sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Dibedakan
antara status gizi kurang, baik dan lebih.8
4. Faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi
Masalah gizi merupakan masalah yang multidimensi, dipengaruhi
oleh berbagai faktor penyebab. Masalah gizi kurang masih tersebar luas di
negara-negara berkembang termasuk di Indonesia. Sedangkan masalah gizi
lebih adalah masalah gizi di negara maju, yang juga mulai terlihat di
negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia sebagai dampak
keberhasilan di bidang ekonomi. Dilihat dari hal tersebut maka
permasalahan gizi erat kaitannya dengan keadaan ekonomi, selain itu
keadaan ekonomi yang baik dipengaruhi oleh keadaan politik di masing-
masing negara hal ini lah yang membuat faktor stabilitas ekonomi, sosial,
dan politik menjadi akar masalah nasional.
Akar masalah ini jika tidak tertanggulangi akan menyebabkan
penggangguran, inflasi, kurangnya kemampuan untuk menyediakan
makanan, dan juga akan menyebabkan meningkatnya angka kemiskinanan
jika hal ini terjadi Soekirman (2000), menyatakan bahwa akan timbul
maslah di masyarakat seperti kurang pemberdayaan wanita keluarga,
kurang pemanfaatan sumber daya masyarakat, hal ini juga bisa terjadi
karena rendahnya tingkat penddikan, pengetahuan, dan kemampuan
keluarga.
5. Klasifikasi status gizi
Klasifikasi status gizi anak dikelompokan sesuai dengan indikator –
indikator sebagai berikut :
1. Berat badan menurut umur (BB/U)
a) Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
b) Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
c) Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
d) Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
2. Tinggi badan menurut umur (TB/U)
a) Pendek jika nilai Z score < -2 SD
b) Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
3. Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB)
a) Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
b) Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
c) Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
d) Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD

Kesehatan Ibu
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader RT 002 bahwa jumlah ibu
hamil yang ada di RT 002 RW 012 sebanyak 3 ibu hamil di tahun 2021. Dari
total 3 ibu hamil yang belum melahirkan.
Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Anak Laki-Laki umur 0-60 Bulan

Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Anak Laki-Laki umur 0-60 Bulan
Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U)
Anak Laki-Laki umur 0-24 Bulan
Standar Tinggi Badan Menurut Umur (TB/U)
Anak Laki-Laki umur 24-60 Bulan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Laki-Laki umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Laki-Laki umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Laki-Laki umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Laki-Laki umur 0-24 Bulan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki umur 24--60 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki umur 24--60 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Laki-Laki umur 24--60 Bulan
Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Anak Perempuan Umur 0--60 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Umur (BB/U)
Anak Perempuan Umur 0--60 Bulan
Standar Panjang Badan Menurut Umur (PB/U)
Anak Perempuan Umur 0--24 Bulan
Standar Tingi Badan Menurut Umur (TB/U)
Anak Perempuan Umur 24--60 Bulan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Panjang Badan (BB/PB)
Anak Perempuan Umur 0-24 Bulan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
Lanjutan
Standar Berat Badan Menurut Tinggi Badan (BB/TB)
Anak Perempuan Umur 24-60 Bulan
Berdasarkan data yang diperoleh dari kader bahwa RT 002 terdapat 68
KK (Kepala Keluarga) dan jumlah bayi balita sebanyak 8 anak, 6 anak rutin
mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya untuk dilakukan penimbangan
berat badan , pengukuran tinggi badan dan imunisasi, dan 2 anak tidak rutin
mengikuti kegiatan posyandu setiap bulannya. Terdapat 1 ketua kader di RW
012 serta 6 kader lainnya di setiap RT nya untuk membantu tugas dari ketua
kader RW
Hasil penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan pada
posyandu Bulan November, sebagai berikut :
Tabel 2.2 Penimbangan Berat Badan dan Pengukuran Tinggi Badan

Umur Berat Tinggi Status Gizi


No Nama BB/(PB/)TB (PB/TB)/U
(Bulan) Badan (Kg) Badan (cm)
1 An. M 52 13,5 98 Baik Normal
2 An R 43 12,6 94 Baik Normal
3 An. K 32 10,1 89 Baik Normal
4 An. A.I 16 14,6 86 Baik Normal
5 An. H 6 7,9 65 Normal
6 An. A 24 10,4 83 Baik Normal
7 An. M
8 An. R.F

Tabel diatas berdasarkan dari hasil Penilaian Z score


a) An. M, Dengan penilaian Z score sebagai berikut:
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 13,5/52
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) = 98/52
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 13,5/98
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD
b) An R, Dengan penilaian Z score sebagai berikut:
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 12,6/43
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) = 94/43
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 12,6/94
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD
c) An. K, Dengan penilaian Z score sebagai berikut:
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 10,1/32
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) =89/32
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 10,1/89
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD
d) An. A.I, Dengan penilaian Z score sebagai berikut:
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 14,6/16
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) = 86/16
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 14,6/86
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD
e) An. H, Dengan penilaian Z score sebagai berikut:
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 7,9/6
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) =65/6
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) = 7,9/65
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD
f) An. A
 Berat badan menurut umur (BB/U) = 10,4/24
Gizi lebih jika nilai Z score > +2 SD
Gizi baik jika nilai Z score diantara -2 SD sampai +2 SD
Gizi kurang jika nilai Z score diantara > -3 SD sampai < -2SD
Gizi buruk jika nilai Z score < -3 SD
 Tinggi badan menurut umur (TB/U) =83/24
Pendek jika nilai Z score < -2 SD
Normal jika nilai Z score ≥ 2SD
 Berat badan menurut tinggi badan (BB/TB) =10,4/83
Gemuk jika nilai Z score > +2 SD
Normal jika niali Z score ≥ -2 SD sampai + 2 SD
Kurus jika nilai Z score diantara < -2 SD sampai ≥ - 3 SD
Kurus sekali jika nilai Z score < -3 SD

Perhitungan z-score diatas diperoleh hasil bahwa pertumbuhan bayi dan


balita di RT 002 RW 012 berdasarkan Berat Badan menurut Umur (BB/U)
sebanyak 8 bayi dan balita baik, 1 balita dengan gizi kurang dan 1 lainnya gizi
lebih. Dan untuk berdasarkan Tinggi badan menurut Umur (TB/U) semua bayi
dan balita dengan keadaan Normal.

Anda mungkin juga menyukai