Anda di halaman 1dari 11

PROPOSAL RISET KEPERAWATAN

( PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP


PENGETAHUAN KEPALA KELUARGA TENTANG PERILAKU
HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DIDESA TOAYA
KECAMATAN SINDUE KABUPATEN DONGGALA)

Dosen Pengampu :
Firdaus, SKM.M.Kes

Oleh:
Iftitah Sari
PO7120319019

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN


PALU JURUSAN KEPERAWATAN PRODI D IV
KEPERAWATAN
TAHUN 2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan kualitas

sumber daya manusia oleh karena itu, Kesehatan perlu dijaga di pelihara dan

ditingkatkan oleh semua pihak secara keseluruhan. Kondisi sehat dapat di capai

dengan mengubah perilaku dari yang tidak sehat menjadi sehat, dan menciptakan

lingkungan sehat.

Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat merupakan esensi dan hak asasi manusia

untuk tetap mempertahankan kelangusngan hidupnya. Hal ini selaras dengan

yang tercangkup dalam konstitusi Organisasi Kesehtan Dunia 2016 diperolehnya

derajat kesehatan yang setinggi – tingginya adalah hak yang fundamental bagi

setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik, yang dianut oleh sosial

ekonominya.

Pendidikan tentang PHBS kepada keluarga sangat perlu dilakukan untuk

meningkatkan pengetahuan keluarga, sehingga mereka dapat mengaplikasikan di

dalam kehidupan sehari – hari, pendidikan kesehatan ini dapat dilakukan dengan

beberapa metode di antaranya menggunakan metode audio visual dan metode

modul, pengunaan metode audio visual memiliki pengaruh yang bermakna

dengan meningkatnya pengetahuan seseorang setelah diberikan pendidikan


kesehatan, audio visual media yang baik untuk menyampaikan informasi,

mempengaruhi sikap dan emosi

Tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian dari

tempat beraktivitas dalam kehidupan sehari- hari. Terdapat 5 tatanan PHBS yang

dapat menjadi simpul – simpul untuk memulai penyadartahunan tentang perilaku

hidup bersih dan sehat salah satunya yaitu PHBS di rumah tangga adalah upaya

untuk memberdayakan anggota rumah tangga agar tahu, mau, dan mampu

melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam

gerakan kesehatan masyarakat.

Pengetahuan tentang PHBS sangat penting di kuasai oleh setiap individu di

dalam rumah tangga, terutama kepala keluarga, pengetahuan kepala keluarga

tentang PHBS sangat berpengaruh terhadap sikap dan perilaku setiap anggota

keluarga menuju pola hidup bersih dan sehat dalam sehari – hari. Jika salah satu

indikator PHBS dalam tatanan rumah tangga tidak terlaksana, maka kategori

PHBS dalam keluarga itu adalah buruk.

Menurut Notoatmodjo (2017) tingkat pengetahuan dan sikap masyarakat

ternyata sangat berpengaruh dengan PHBS. Hal ini sudah di buktikan melalui

penelitian Marlina (2017) bahwa ada hubungan pengetahuan, sikap, kebiasaan,

petugas kesehatan, serta dalam penelitian udin (2018) bahwa pengetahuan

responden tentang PHBS terbagi dalam kategori pengetahuan baik sebesar

36,2%, cukup sebesar 39,2%, dan kurang sebesar 24,6%.


Perilaku bersih dan sehat hakikat dasarnya mencegah manusia dari berbagai

penyakit. PHBS adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan,

keluarga kelompok, masyarakat dengan membuka komunikasi dan informasi

kepada masyarakat, melakukan edukasi guna meningkatkan pengetahuan sikap

dan perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan

gerakan dalam rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan Kesehatan

masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat

(Kemenkes, 2018)

Berdasarkan data WHO (World Health Organization) tahun 2018, di

perkirakan sebanyak 2,4 miliar atau 1 dari 3 penduduk dunia tidak memiliki

jamban, dan tidak membiasakan hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan

dan sabun, dan menggunakan air bersih, kurang dari 1 miliar penduduk masi

buang air besar di tempat terbuka. Hal tersebut mengakibatkan penyebaran

berbagai penyakit, seperti diare. WHO juga mencatat bahwa selama tahun 2018

blebih dari 340.000 anak-anak di bawah lima tahun meninggal akibat sanitasi

dan air tidak higienis. Pada tahun 2018, terdapat 4,5 miliar orang hidup tanpa

sanitasi yang di Kelola lebih aman dan 2,1 miliar orang tidak memiliki jamban

dan kekurangan akses ke tempat air bersih (WHO 2018).

Sejalan dengan tujuan pembangunan yang berwawasan Kesehatan dan

kesejahtraan maka pemerintah telah menetapkan pola dasar pembangunan yaitu

pembangunan mutu Sumber Daya Manusia (SDM) diberbagai sektor serta masi
menitik beratkan pada program-program pra-upaya kuratif/serangkaian kegiatan

pengobatan yang ditunjukkan untuk penyembuhan penyakit dan rehabilitatif

/rangkaian kegiatan yang di tunjukkan kepada bekas penderita pasien yang sudah

tidak menderita penyakit agar dapat berinteraksi secara normal dalam lingkungan

sosial. yang didukung oleh informasi kesehatan serta berkesinambungan

sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang berperilaku hidup sehat,

lingkungan sehat dan memiliki kemampuan untuk menolong dirinya sendiri

serta dapat menjangkau pelayanan Kesehatan yang berkualitas di tahun 2018

(Kemenkes RI, 2018)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat di tarik rumusan

masalah “ Apakah ada Pengaruh Penyuluhan Terhadap Peningkatan

Pengetahuan Kepala Keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian untuk mengetahui apakah ada “Pengaruh Penyuluhan

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kepala Keluarga Tentang Perilaku hidup

bersih dan sehat (PHBS) di Desa Toaya Kecamatan Sindue Kabupaten Donggala

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Poltekkes Kemenkes Palu

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai bahan bacaan di

perpustakaan tetang perilaku hidup bersih dan sehat dalam tataran rumah

tangga.

2. Bagi Puskesmas Toaya

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai rencana program promosi

Kesehatan pada masyarakat secara keseluruhan untuk meningkatkan Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat agar dapat meningkatkan kebersihan dan terhindar dari

berbagai macam penyakit.

3. Bagi Kepala Keluarga

Hasil penelitian ini dapat di jadikan sebagai informasi kepala keluarga

tentang pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat

4. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman yang sangat berharga

tentang riset tantara apa yang di pelajari dalam teori denga nada di lapangan.

E. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian pengaruh penyuluhan Kesehatan terhadap

pengetahuan kepala keluarga tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

di desa Bale Kecamatan Tanantovea Kabupaten donggala kerangka konsepnya

dapat di susun sebagai berikut:


Penyuluhan

Pengetahuan PHBS

XI X2

Berdasarkan kerangka konsep diatas, ada 2 variabel yang digunakan


dalam dalam penelitian ini, antara lain variable independen adalah variable
yang akan saya gunakan yang bisa berpengaruh terhadap variable dependen.
Variable dependen dalam penelitian ini adalah tentang bagaimana
pengetahuan kepala keluarga tentang PHBS didesa toaya kecamatan sindue
kabupaten donggala. Sedangkan variable independen dalam penelitian ini
adalah bagaimana pengaruh penyuluhan kesehatan terhadap kepala keluarga
mengenai masalah PHBS

F. Hipotesis
Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian saya yaitu adanya
pengaruh penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan kepala keluarga
tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) di Desa Toaya Kecamatan
Sindue Kabupaten Donggala

G. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik pendekatan quase

eksprerimental dengan group pretest-posttest design yaitu penelitian dengan

menggunakan satu kelompok subjek (Notoatmodjo, hal 32 tahun 2017).


Pengukuran di lakukan sebelum dan setelah pemberian penyuluhan

kesehatan tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

Secara skematris dapat di gambarkan sebagai berikut:

T1 (X) T2

Pre – Test Post - Test


Pengetahan Intervensi Pengetahuan
Kepala Keluarga Kepala Keluarga

Keterangan :

K : Kepala Keluarga

T1 : Sebelum intervensi

X : Intervensi (tindakan penyuluhan)

T2 : Setelah diberi penyuluhan

H. Analisa Data

1. Analisis Univariat

Analisis Univariat bertujuan untuk mendekskripsikan karakteristik

setiap variabel penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya

menghasilkan distribusi frekuensi dan presentase dari setiap variabel

(Notoatmodjo, 2017). Analisis data akan di lakukan dengan cara melihat

presentase data yang terkumpul, dan akan disajikan dalam bentuk tabel

distribusi frekuensi, kemudian dicari jumlah presentase yang terbesar dari


jumlah masing- masing responden, selanjutnya akan di hubungkan

dengan menggunakan teori kepustakaan yang ada.

Pengolahan data akan dilakukan secara manual dan komputerisasi

dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

a. Menetukan median

Variabel independen yaitu pengetahuan dan sikap dengan

variabel dependen penerapan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)

dikategorikan dengan menggunakan cut off.

Berdasarkan nilai median, untuk menetukan nilai median harus

terlebih dahulu ditentukan dengan cara sebagai berikut:

n +1

Keterangan:

n = banyak nilai pengamatan

2 = pembagi (Hidayat, 2011)

b. Distribusi frekuensi

Pada umumnya analisis data akan diperoleh hasil dalam bentuk

presentase, dalam rumus sebagai berikut:

p = f x 100%
n

Keterangan:

P = presentase
f = jumlah subjek yang ada

n = jumlah atau keseluruhan jumlah responden

2. Analisis Bivariat

Analisa Bivariat atau paired t-test di gunakan sebagai uji kompratif atau

perbedaan apabila skala data kedua variabel adalah kuantitatif (interval

atau rasio). Uji paired-t-test adalah uji beda parametris pada dua data

yang berpasangan. Sesuai dengan pengertian tersebut maka dapat di

jelaskan lebih detail lagi bahwa uji ini di peruntungkan pada uji beda atau

uji kompratif artinya membandingkan adakah perbedaan mean atau rata-

rata dua kelompok yang berpasangan.

Rumus Uji Paired t-test adalah sebagai berikut:

t= d
SD_d√vn

Df = n – 1

Keterangan :

d : rata – rata deviasi/selisih sampel 1 dan sampel 2

SD_d : standar deviasi dari deviasi/Selisih sampel 1 dan sampel 2

Kriteria penerimaan hipotesis:

a. Jika p-value <0,05 maka Ho di tolak artinya menunjukkan dua

variabel tersebut ada hubungan/ada perbedaan/ada pengaruh


b. Jika p-value > 0,05 maka Ho di terima artinya menunjukkan dua

variabel tersebut tidak ada hubungan/tidak ada perbedaan/tidak ada

pengaruh.

3. Koefisien kongtingensi

Apabila ada hubungan antara variabel independen maka dianjurkan

dengan uji koefisien kongestingensi untuk kuat atau lemahnya suatu

hubungan antara variabel independen dan dependen

X
N + N2
Keterangan:

C = koefisien kongtingensi

X = nilai chi- square

Dengan syarat :

r = 0,00 – 0,25 Hubungan lemah

r = 0,26 – 0,50 Hubungan sedang

r = 0,51 – 0,75 Hubungan kuat

r = 0,75 – 1,00 Hubungan sangat kuat (Sugiono, 2011)

Anda mungkin juga menyukai