Anda di halaman 1dari 16

15

ANALISA GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT


(PHBS) PADA RUMAH TANGGA DI RT 027 RW 012 DESA
MAMPIR KEC. CILEUNGSI BOGOR
Desi Ikaristi1, Rokhaidah2
1
Program Studi S-1 Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan
2
Program Studi DIII Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jakarta,
Kampus 1 Jl. RS. Fatmawati Pondok Labu Jakarta Selatan, Kampus II Jl. Raya Limo Depok Indonesia
Telp : (021) 765-6971 Ext, 164-207, Fax 7656904 Ps. 230,
Email : Ikaristidesi@gmail.com / Ikaristi_desi@yahoo.com

Abstrak

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) pada hakikatnya merupakan perilaku pencegahan oleh individu
atau keluarga dari berbagai macam penyakit Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran PHBS
pada rumah tangga. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif
yang bersifat deskriptif analitik. Penelitian ini dilakukan terhadap 50 responden yaitu kepala anggota
keluarga di RT 027 RW 012 Desa Mampir Kecamatan Cilaungsi Bogor. Hasil penelitian ini di dapatkan
hasil ; status pritas ibu pernah hamil (92,0%) ; penolong persalinan oleh bidan (60,0%) dan persalinan
ditolong oleh dokter (32,0%) ; ibu memberikan ASI eksklusif (78,0%) ; ibu selalu menimbang bayi setiap
bulan (80,0%) : keadaan air bersih tanpa kotoran (94,0%); kepatuhan ibu mencuci tangan (100,0%) ;
keadaan jamban dengan kondisi jamban sehat (100,0%) ; memberantas jentik nyamuk dengan rutin
(82,0%); selalu mengkonsumsi buah dan sayur setiap hari (70,0%); selalu melakukan aktifitas fisik
(24,0); anggota keluarga yang merokok didalam rumah (68,0%).Kesimpulan hasil dari penelitian ini
adalah untuk indikator mengkonsumsi buah dan sayur, melakukan aktifitas fisik dan tidak merokok
didalam rumah masih harus di tingkatkan.
Kata Kunci : Perilaku, Hidup, Bersih, Sehat
Abstract

Clean and Healthy Life Behavior (CHLB) is essentially a preventive behavior by individuals or families
of various diseases. This study aims to determine the description of CHLB in households. The research
design used in this study is descriptive analytical quantitative research. This research was conducted on
50 respondents, namely the head of a family member in RT 027 RW 012 Mampir Village, Cilaungsi
District, Bogor. The results of this study get results; maternal pritas status has ever been pregnant
(92.0%); childbirth assistance by midwives (60.0%) and delivery assisted by doctors (32.0%); mothers
give exclusive breastfeeding (78.0%); mothers always weigh babies every month (80.0%): the condition
of clean water without dirt (94.0%); maternal compliance with hand washing (100.0%); conditions of
latrines with healthy latrine conditions (100.0%); routinely eradicate mosquito larvae (82.0%); always
consume fruits and vegetables every day (70.0%); always doing physical activities (24.0); family
members who smoke inside the house (68.0%) .The conclusions of the results of this study are for
indicators of fruit and vegetable consumption, physical activity and non-smoking in the home still need to
be improved.
Keywords : Behavior, Life, Clean, Healthy

Pendahuluan banyak penyakit. Perubahan perilaku


Perilaku merupakan salah satu faktor tidak mudah untuk dilakukan, namun
yang berperan penting dalam mutlak diperlukan untuk meningkatkan
menentukan derajat kesehatan. Perilaku derajat kesehatan masyarakat. Perilaku
yang tidak sehat akan menimbulkan kesehatan dapat diwijudkan dengan cara

15
16

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan sehat merupakan program
(Mulyani et al., 2017). Perilaku hidup pemerintah yang bertujuan untuk
bersih dan sehat (PHBS) pada menciptakan suatu kondisi baik
hakikatnya merupakan perilaku perorangan, keluarga maupun kelompok
pencegahan oleh individu atau keluarga masyarakat untuk meningkatkan
supaya terhindar dari berbagai macam pengetahuan dan perilaku serta sadar,
penyakit (Isnaniar, 2017). Dalam mau dan mampu mempraktekan PHBS.
Departemen Kesehatan RI tahun 2009 Hal ini dapat di lakukan dengan cara
mengatakan penerapan perilaku hidup komunikasi informasi maupun melalui
bersih dan sehat pada bayi tergantung jalur edukasi. Perilaku hidup bersih dan
pada perilaku hidup bersih dan sehat sehat terbagi dalam lima tatanan yakni :
ibu, karena bayi masih tidak bisa tatanan rumah tangga, tatanan sekolah,
melakukan segala sesuatu dengan tatanan tatanan tempat kerja, tatanan
sendiri. Perilaku higienis yang di survey sarana kesehatan dan tempat-tempat
dalam Riskesdas (Riset Kesehatan umum. Program perilaku hidup bersih
Dasar) tahun 2007 meliputi pemberian dan sehat pada perkembangannya
ASI eksklusif, kebiasaan buang air menunjukan jenis dan indikator yang
besar (BAB) dan kebiasaan mencuci berbeda-beda, di masing-masing
tangan. Perilaku BAB yang bernar wilayah seiring dengan berlakukan
adalah bila ibu melakukannya di jamban otonomi daerah khusus (Elisabeth Maria
dan mencuci tangan yang benar adalah Mas, Atti Yudiernawati, 2016).
bila ibu mencuci tangan dengan sabun
sebelum makan, sebelum menyiapkan Menurut data yang di dapat dari
makan, setelah buang air besar, setelah Riskesdas tahun 2013, analisis PHBS
menceboki anak dan setelah memegang meliputi 294.959 RT (220.895 RT tanpa
binatang (Isnaniar, 2017). balita dan 74.064 RT memiliki balita).
Proposi nasional RT dengan PHBS baik
Perilaku kesehatan dapat diwujudkan adalah 23,3%, dengan proporsi tertinggi
dengan Perilaku Hidup Bersih dan di DKI Jakarta (56,8%) dan proporsi
Sehat (PHBS) berdasarkan keputusan terendah di Papua (16,4%). Terdapat 20
Mentri Kesehatan RI. NO. provinsi yang masih memiliki RT
1193/MENKES/2004 adalah alah satu dengan PHBS baik dibawah proposi
kebijakan nasional. Prilaku hidup bersih nasional (Gani, 2015).

16
17

Analisis univariat ini akan menyajikan


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan menilai frekuensi dan persentase
(PHBS) adalah merupakan cerminan dari karakteristik PHBS dalam rumah
pola hidup keluarga yang senantiasa tangga (usia ayah, usia ibu, pendidikan
memperhatikan dan menjaga kesehatan ayah, pendidikan ibu, perkerjaan ayah,
seluruh anggota keluarga. Kegiatan pekerjaan ibu, jumlah anggota keluarga,
PHBS tidak dapat dilaksanakan apabila jumlah anggota keuarga, dan
tidak ada kesadaran dari seluruh penghasilan perbulan).
anggota keluarga itu sendiri
(Proverawati, 2016). a. Usia
Tabel 1 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Usia Orang Tua Laki Di RT 027 RW 012
Metode Desa Mampir Kec. Cileungsi Bogor (n = 50)

Desain penelitian yang digunakan oleh Variabel Rata – Rata Min Max
(Tahun)
peneliti secara kuantitatif menggunakan
desain deskritif yang menggambarkan Usia 40,40 26 62
Orang Tua
fenomena yang ditelitinya dan Laki

menggambarkan besarnya masalah yang Sumber : Desi Ikaristi (2018)

diteliti. Lokasi penelitian penelitian di


RT 027 RW 12 Desa Mampir Kec. Berdasarkan tabel 1 didapakan bahwa
Cileungsi Bogor pada bulan Desember rata – rata usia orang tua laki 40,40
2018. Populasi dalam penelitian ini tahun. Usia termuda orang tua laki 26
adalah 50 kepala keluarga yang ada di tahun, dan usia tertua 62 tahun.
RT 027 RW 012 Desa Mampir Kec.
Cileungsi Bogor. Teknik pengambilan Tabel 2 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Usia Orang Tua Perempuan Di RT 027 RW
sampel dalam penelitian ini 012 Desa Mampir Kec. Cileungsi Bogor (n =
50)
menggunakan teknik Nonprobability
yaitu sampel jenuh atau sering disebut Variabel Rata – Min Max
Rata
total sampling. (Tahun)
Usia Orang 37,04 19 68
Tua
Hasil Perempuan

A. Analisis Hasil Penelitian Uni Sumber : Desi Ikaristi (2018)

Variat

17
18

Berdasarkan tabel 2 didapatkan bahwa didapatkan hasil frekuensi tingkat


rata – rata usia orang tua perempuan pendidikan tertinggi didapatkan
37,04 tahun. Usia termuda orang tua penddikan SMA dengan frekuensi 43
perempuan 19 tahun dan usia tertua 68 orang tua perempuan dengan persentase
tahun. (86,0%), dan tingkat pendidikan
terendah didapatkan pendidikan SD
b. Pendidikan dengan frekuensi orang tua perempuan
Tabel 3 Distribusi Frekuensi Karakteristik dengan frekuensi (4,0%) dan tingkat
Pendidikan Orang Tua Laki Di RT 027 RW
012 Desa Mampir Cileungsi Bogor (n = 50) pendidikan dengan frekuensi terendah
Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%) perguruan tinggi dengan frekuensi 2
SD 2 4,0%
SMP 2 4,0% orang tua perempuan dengan persentase
SMA 41 82,0%
Perguruan 5 10,0% (4,0%).
Tinggi
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018) Tabel 4 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Pendidikan Orang Tua Perempuan Di RT
027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor
Berdasarkan tabel 3 diatas, menunjukan (n = 50)

bahwa distribusi karakteristik frekuensi


Variabel Frekuensi Persentase
tingkat pendidikan orang tua laki (n) (%)
SD 2 4,0%
didapatkan hasil pendidikan dengan SMP 3 6,0%
frekuensi tertinggi didapatkan SMA 43 86,0%
Perguruan 2 4,0%
pendidikan SMA dengan frekuensi 41 Tinggi
Total 50 100,0%
orang tua laki dengan persentase sumber : Desi Ikaristi (2018)

(82,0%), frekuensi tingkat pendidikan


terendah didapatkan pendidikan SD c. Pekerjaan

dengan frekuensi 2 orang tua laki Tabel 5 Distribusi Frekuensi Karakteristik


Pekerjaan Orang Tua Laki Di RT 027 RW
dengan persentase (4,0%) dan SMP 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor (n = 50)
dengan frekuensi 2 orag tua laki dengan
Variabel Frekuensi Persentase
persentase (4,0%). (n) (%)
PNS 16 32,0%
Wiraswasta 34 68,0%
Berdasarkan tabel 4, menujukan bahwa Total 50 100,0%

distribusi karakteristik frekuensi tingkat sumber : Desi Ikaristi (2018)

pendididkan orang tua perempuan


Berdasarkan tabel 5 diatas menunjukan,
bahwa distribusi karakteristik frekuensi

18
19

pekerjaan orang tua laki didapatkan d. Jumlah Anggota Keluarga


hasil frekuensi tertinggi profesi sebagai Tabel 7 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Jumlah Anggota Keluarga Di RT 027 RW
PNS (Pegawai Negeri Sipil) sebanyak 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor (n = 50)

16 orang dengan persentase (32,0%),


Variabel Frekuensi Persentase
dan frekuensi terendah profesi sebagai (n) (%)
2 orang 2 4,0%
wiraswasta sebanyak 34 orang dengan 3 orang 15 30,0%
4 orang 22 44,0%
persentasi (68,0%). 5 orang 9 18,0%
6 orang 2 4,0%
Total 50 100,0%
Tabel 6 Distribusi Frekuensi Karakteristik sumber : Desi Ikaristi (2018)
Pekerjaan Orang Tua Perempuan Di RT 027
RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor
(n = 50) Berdasarkan tabel 7 diatas, menunjukan
bahwa distribusi frekuensi karakteristik
Variabel Frekuensi Persentase jumlah anggota keluarga yang tinggal
(n) (%)
PNS 0 0,0% dirumah didapatkan hasil jumlah
Wiraswasta 11 22,0%
Wanita Karir 3 6,0% tertinggi anggota keluarga yang tinggal
Ibu Rumah 36 72,0%
Tangga dirumah sebanyak 4 orang dengan
Total 50 100,0% frekuensi 22 keluarga (44,0%), dan
sumber : Desi Ikaristi (2018)
frekuensi terendah anggota keluarga

Berdasarkan tabel 6 diatas menunjukan, yang tinggal dirumah sebanyak 2 orang

bahwa distribusi karakteristik frekuensi dengan frekuensi 2 keluarga (4,0%) dan

pekerjaan orang tua perempuan sebanyak 6 orang dengan frekuensi 2

didapatkan hasil frekuensi tertinggi keluarga (4,0%).

profesi sebagai ibu rumah tangga


dengan frekuensi 36 orang tua e. Penghasilan
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Karakteristik
perempuan dengan persentase (72,0%), Penghasilan Perbulan
dan frekuensi profesi terendah Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
Bogor (n = 50)
didapatkan wanita karir dengan
frekuensi 3 orang tua perempuan Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
dengan persentase (6,0%). < UMR 11 22,0%
> UMR 39 78,0%
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)

Berdasarkan tabel 8 diatas distribusi


frekuensi karakteristik penghasilan

19
20

perbulan kurang dari UMR (Upah Berdasarkan tabel 13 diatas, distribusi


Minimum Regional) Rp. 3.200.000,- frekuensi karakteristik penolong
sebanyak 11 keluarga dengan persentase persalinan didapatkan hasil belum
(22,0%), dan lebih dari UMR (Upah pernah melakukan persalinan sebanyak
Minimum Regional) Rp. 3.200.000,- 4 orang dengan persentase (8,0%),
sebanyak 39 keluarga dengan persentase persalinan ditolong oleh bidan sebanyak
(78,0%). 30 orang dengan persentase (60,0%)
dan persalinan ditolong oleh dokter
Tabel 9 Distribusi Frekuensi Karakteristik sebanyak 16 orang dengan persentase
Status Paritas Ibu Di RT 027 RW 012 Desa
Mampir Cileungsi Bogor (n = 50) (32,0%).

Variabel Frekuensi Persentase


(n) (%) Tabel 11 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Belum Pernah 4 8,0% Ibu Memberikan Asi Eksklusif Di RT 027
Hamil RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor
Pernah Hamil 46 92,0% (n = 50)
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
Belum 4 8,0%
Berdasarkan tabel 9 diatas distribusi Memiliki Bayi
Tidak 7 14,0%
frekuensi karakteristik status paritas ibu Ya 39 78,0%
Total 50 100,0%
didapatkan hasil ibu yang belum pernah sumber : Desi Ikaristi (2018)
hamil sebanyak 4 orang dengan
persentase (8,0%) dan ibu pernah hamil Berdasarkan tabel 11 diatas, distribusi
sebanyak 46 orang dengan persentase frekuensi karakteristik pemberian ASI
(92,0%). eksklusif didapatkan belum memiliki
baita sehingga tidak dapat memberikan
Tabel 10 Distribusi Frekuensi Karakteristik ASI eksklusif sbanyak 4 orang dengan
Penolong Persalinan
Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi persentase (8,0%), ibu memiliki balita
Bogor (n = 50)
tetapi tidak memberikan ASI eksklusif
Variabel Frekuensi Persentase sebanyak 7 orang dengan persentasi
(n) (%)
Belum 4 8,0% (14,0%) dikarenakan ASI tidak keluar
Melakukan sebanyak 4 orang dan dikarenakan
Persalinan
Bidan 30 60,0% babyblues sindrom (perasaan yang
Dokter 16 32,0%
Total 46 100,0% sangat sedih dihari – hari setelah bayi
sumber : Desi Ikaristi (2018)
lahir) sebanyak 3 orang, ibu memiliki

20
21

balita tetapi memberi ASI eksklusif keadaan air tidak keruh didapatkan 47
sebnyak 39 orang dengan perentasi rumah dengan persentase (94,0%),
(78,0%). keadaan air dengan kondisi terdapat
pasir di dapatkan 3 rumah dengan
Tabel 12 Distribusi Frekuensi Karakteristik persentase (6,0%), dan keadaan air
Ibu Menimbang Bayi Setiap Bulan Di RT
027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor dengan kondisi terdapat lumpur
(n = 50)
didapatkan 3 rumah dengan persentase

Variabel Frekuensi Persentase (6,0%).


(n) (%)
Belum 4 8,0%
Memiliki Tabel 13 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Bayi Keadaan Air Bersih di Rumah Di RT 027
Tidak 6 12,0% RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor
Ya 40 80,0% (n = 57)
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
Variabel Frekuensi Persentase
Tidak 47 94,0%
Berdasarkan tabel 12 diatas, distribusi Berwarna
Tidak Keruh 47 94,0%
frekuensi karakteristik menimbang bayi Terdapat 3 6,0%
pasir
setiap bulan di posyandu didapatkan Terdapat 0 0,0%
hasil ibu belum memiliki bayi sebanyak Debu
Terdapat 3 6,0%
4 orang dengen persentasi (8,0%), ibu Lumpur
Terdapat 0 0,0%
memiliki bayi tetapi tidak menimbang Sampah
Terdapat 0 0,0%
bayi setiap bulan didapatkan sebanyak 6 Busah
sumber : Desi Ikaristi (2018)
orang dengan persentasi (12,0%)
dikarenakan sibuk mengurus rumah
Tabel 14 Distribusi Frekuensi Karakteristik
tangga sehingga tidak memiliki waktu Orang Tua Laki Mencuci Tangan Di RT 027
RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor (n =
untuk menimbang bayi setiap bulan, ibu 50)
memiliki bayi tetapi rutin menimbang Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
bayi setiap bulan di posyandu sebanyak Tidak 1 2,0%
Memiliki
40 orang dengan persentase (80,0%). Ayah
Tidak Sama 1 2,0%
Sekali
Berdasarkan tabel 13, distribusi Selalu 48 96,0%
Total 50 100,0%
frekuensi karakteristik keadaan air sumber : Desi Ikaristi (2018)

bersih dirumah didapatkan hasil, Berdasarkan tabel 14 diatas, distribusi

keadaan air tidak berwarna didapatkan frekuensi karakteristik orang tua laki

47 rumah dengan persentase (94,0%), mencuci tangan dengan hasil, tidak

21
22

memiliki orang tua laki 1 keluarga mencuci tangan didapatkan hasil, anak
dengan persentase (2,0%) dikarenakan ke 1 tidak mencuci tangan sama sekali
meninggal dunia, orang tua laki tidak sebanyak 3 keluarga dengan persentase
sama sekali mencuci tangan 1 orang (6,0%) dan anak ke 1 selalu mencuci
dengan persentase (2,0%) dikarenakan tangan sebanyak (43,0%).
stroke, orang tua laki selalu mencuci
tangan sebanyak 48 orang dengan Tabel 17 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Anak 2 Mencuci Tangan Di RT 027 RW 012
persentase (96,0%). Desa Mampir Cileungsi Bogor (n = 34)

Variabel Frekuensi Persentase


Tabel 15 Distribusi Frekuensi Karakteristik
Orang Tua Perempuan (n) (%)
Mencuci Tangan Di RT 027 RW 012 Desa Tidak Sama 8 26,0%
Mampir Cileungsi Bogor (n = 50)
Sekali
Selalu 26 52,0%
Variabel Frekuensi Persentase Total 34 100,0%
(n) (%)
Selalu 50 100,0% sumber : Desi Ikaristi (2018)
sumber : Desi Ikaristi (2018)

Berdasarkan tabel 17 diatas, distribusi


Berdasarkan tabel 15 diatas, distribusi
frekuensi karakteristik anak ke 2
frekuensi karakteristik orang tua
mencuci tangan didapatkan hasil, anak
perempuan selalu mencuci tangan
ke 2 tidak mencuci tangan sama sekali
dengan hasil, semua ibu di RT 027 RW
sebanyak 8 keluarga dengan persentase
012 mencuci tangan secara rutin dengan
(16,0%), dan anak ke 2 selalu mencuci
persentase (100,0%).
tangan dengan baik sebanyak 26 dengan
persentase (52,0%).
Tabel 16 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Anak 1 Mencuci Tangan
Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
Bogor (n = 46) Tabel 18 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Anak 3 Mencuci Tangan
Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
Variabel Frekuensi Persentase Bogor (n = 9)
(n) (%)
Tidak Sama 3 6,0% Variabel Frekuensi Persentase
Sekali (n) (%)
Selalu 43 86,0% Tidak Sama 1 2,0%
Total 46 100,0% Sekali
sumber : Desi Ikaristi (2018) Selalu 8 16,0%
Total 9 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
Berdasarkan tabel 16 diatas, distribusi
frekuensi karakteristik anak ke 1

22
23

Berdasarkan tabel 18 diatas, distribusi lain seorang nenek yang tidak sama
frekuensi karakteristik anak ke 3 sekali mencuci tangan sama sekali
mencuci tangan di dapatkan hasil, anak sebanyak 1 keluarga dengan persentasi
ke 3 tidak mencuci tangan sama sekali (2,0%) dikarenakan stroke, anggota
sebanyak 1 keluarga dengan persentase keluarga lain selalu mencuci tangan
(2,0%), anak ke 3 selalu mencuci tangan sebanyak 4 keluarga dengan persentase
sebanyak 8 keluaga dengan persentase (8,0%).
(16,0%).
Tabel 21 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Keadaan Jamban Sehat
Tabel 19 Distribusi Karakteristik Anak ke Disetiap Rumah Di RT 027 RW 012 Desa
4 Mencuci Tangan Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi Bogor (n = 50)
Mampir Cileungsi Bogor (n = 1)
Variabel Frekuensi Persentase
Variabel Frekuensi Persentase (n) (%)
(n) (%) Bersih 50 100,0%
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
Selalu 1 100,0%
Total 1 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018) Berdasarkan tabel 21 diatas, distribusi
frekuensi karakteristik keadaan jamban
Berdasarkan tabel 19 diatas, distribusi
disetiap rumah didapatkan hasil, semua
frekuensi karakteristik anak ke 4
rumah warga keadaan jamban bersih
mencuci tangan didapatkan hasil, anak
dengan persentase (100,0%).
ke 4 selalu mencuci tangan sebanyak 1
keluarga dengan persentase (100,0%).
Tabel 22 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Memberantas Jentik Nyamuk
Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
Tabel 20 Distribusi Frekuensi Bogor (n = 50)
Karakteristik Anggota Keluarga Lain
Mencuci Tangan Di RT 027 RW 012 Desa Variabel Frekuensi Persentase
Mampir Cileungsi Bogor (n = 5) (n) (%)
Sering 9 18,0%
Variabel Frekuensi Persentase Ya 41 82,0%
(n) (%)
Total 50 100,0%
Tidak Sama 1 94,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
Sekali
Selalu 4 6,0%
Total 5 100,0% Berdasarkan tabel 25 diatas, distribusi
sumber : Desi Ikaristi (2018)
frekuensi karakteristik memberantas

Berdasarkan tabel 20 diatas, distribusi jentik nyamuk setiap bulan didapatkan

frekuensi karakteristik anggota keluarga hasil, sering memberantas jentik

lain didapatkan hasil, anggota keluarga nyamuk setiap bulan sebanyak 9

23
24

keluarga dengan persentase (18,0%), Berdasarkan tabel 24 diatas, distribusi


dan selalu memberantas jentik nyamuk frekuensi karakteristik aktifitas fisik
setiap bulan didapatkan 41 keluarga setiap minggu didapatkan hasil, tidak
dengan persentase (82,0%). sama sekali melakukan aktifitas fisik
Tabel 23 Distribusi Frekuensi sebanyak 30 keluarga dengan persentase
Karakteristik Makan Buah dan Sayur Setiap
Hari Di RT 027 RW 012 Desa Mampir (60,0%), sering melakukan aktifitas
Cileungsi Bogor (n = 44)
fisik setiap minggu sebanyak 8 keluarga
Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
dengan persentase (16,0%) dan selalu
Tidak Sama 6 12,0% melakukan aktifitas fisik setiap minggu
Sekali
Sering 9 18,0% sebanyak 12 keluarga dengan persentase
Selalu 35 70,0%
Total 50 100,0% (24,0%).
sumber : Desi Ikaristi (2018)

Tabel 25 Distribusi Frekuensi


Berdasarkan tabel 23 diatas, distribusi Karakteristik Merokok Didalam Rumah Di
RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
frekuensi karakteristik makan buah dan Bogor (n = 50)
sayur setiap hari didapatkan hasil, tidak
sama sekali makan buah dan sayur Variabel Frekuensi Persentase
(n) (%)
sebanyak 6 keluarga dengan persentase Tidak Ada 16 32,0%
Ada 34 68,0%
(12,0%) dikarenakan tidak meyukai Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018)
buah dan sayur, sering mengkonsumsi
buah dan sayur sebanyak 9 keluarga
Berdasarkan tabel 25 diatas, distribusi
dengan persentase (18,0%), dan selalu
frekuensi karakteristik merokok di
makan buah dan sayur didapatkan 44
dalam rumah didapatkan hasil, tidak ada
dengan persentase (88,0%).
anggota keluarga merokok didalam
rumah sebanyak 16 keluarga dengan
Tabel 24 Distribusi Frekuensi
Karakteristik Aktivitas Fisik persentase (32,0%), ada anggota
Di RT 027 RW 012 Desa Mampir Cileungsi
Bogor (n = 12) keluarga merokok didalam rumah

Variabel Frekuensi Persentase sebanyak 34 keluarga dengan persentase


(n) (%) (68,0%).
Tidak Sama 30 60,0%
Sekali
Sering 8 16,0%
Selalu 12 24,0% Pembahasan
Total 50 100,0%
sumber : Desi Ikaristi (2018) Dalam buku Potter and Perry (2009)
Erikson mengatakan usia menjadi

24
25

delapan tahap perkembangan, masing – berpendidikan tinggi akan mempunyai


masing tahap perkembangan memiliki pengetahuan yang lebih luas
ciri khas atau karakteristik tersendiri dibandingkan dengan tingkat
yang membedakan tahap perkembangan pendidikan rendah dalam buku
tersebut dengan tahap perkembangan (Damayanti, 2017).
lainnya, demikian halnya dengan tugas
perkembangan pada masing - masing Tingkat pekerjaan yang dimaksud
tahap. Pada tahap usia dewasa muda (26 adalah suatu usaha yang dilakukan
– 35 tahun), seseorang sedang giatnya untuk mendapatkan income/uang guna
mencari informasi atau pengetahuan menyokong atau menghidupi keluarga
tentang suatu hal (Damayanti, 2017). dalam rangka menunjang ekonomi
keluarga. Penelitian ini penulis
Dari hasil penelitian Dian Irawati mengkategorikan pekerjaan menjadi
(2013) yang mengatakan bahwa dua kategori yaitu bekerja dan tidak
terdapat hubungan antara usia dengan bekerja, karena sebagaimana dijelaskan
PHBS dalam tatanan rumah tangga. diatas pekerjaan merupakan usaha untuk
Semakin cukup tingkat usia maka mendapatkan income/uang untuk
tingkat kematangan dan kekuatan keluarga (Guspita, 2017).
seseorang akan lebih matang dalam
berfikir dan berkerja. Semakin matang Dari hasil penelitian Friedman (2010)
usia responden akan membuat mengatakan keluarga adalah sebuah
responden mampu mengambil system social kecil yang terbuka terdiri
keputusan untuk berperilaku baik serta atas suatu rangkaian bagian yang sangat
dapat menilai bahwa PHBS merupakan bergantung dan di pengaruhi baik oleh
upaya preventif yang paling mudah dan struktur internal maupun lingkungan
sangat banyak manfaatnya dari pada dan eksternalnya. Makin banyak
melakukan upaya kuratif (Layya, Imran, anggota keluarga yang tinggal bersama
2016). maka semakin tinggi pula rumah tangga
tersebut ber-PHBS oleh karena itu
Pendidikan di asumsikan ada kaitannya berbagai faktor baik tingkat pendidikan
dengan penerapan PHBS dirumah mau pun pengetahuan anggota keluarga
tangga, hal ini sejalan dengan teori yang tersebut mengenai pentingnya hidup
mengatakan bahwa seseorang yang bersih dan sehat (PHBS) dalam

25
26

kehidupan sehari – hari (Layya, Imran, menurunkan angka kematian ibu dan
2016). bayi. Angka Kematian Ibu (AKI) adalah
Yang dimaksud dengan pendapatan banyaknya wanita yang meninggal dari
adalah pendapatan yang diperoleh oleh suatu penyebab kematian terkait dengan
suami dan atau istri yang bekerja dalam gangguan kehamilan atau
sebulannya (Guspita, 2017). Widoyono penanganannya. AKI berguna untuk
mengatakan bahwa penghasilan menggambarkan tingkat kesadaran
seseorang memengaruhi tingkat perilaku hidup bersih dan sehat, status
wawasan seseorang mengenai sanitasi, gizidan kesehatan ibu, kondisi
lingkungan, dan perumahan. Anggaran lingkungan, tingkat pelayanan
rumah tangga juga dapat terpenuhi kesehatan terutama untuk ibu hamil,
apabila memiliki ekonomi yang cukup. pelayanan kesehatan terutama untuk ibu
Hasil penelitian ini sejalan dengan hamil, pelayanan kesehatan saat ibu
penelitian yang dilakukan (Obella, melahirkan dan masa nifas
2017) . (Proverawati, 2016).

Ibu hamil yang berada dalam ASI eksklusif adalah bayi berusia 0 – 6
rumahtangga yang melakukan PHBS bulan hanya diberi ASI saja tanpa
akan menurunkan kejadian penyakit memberikan tambahan makanan
yang memperburuk kematian ibu hamil, ataupun minuman lainnya. Pemberian
mengingat bahwa ibu hamil sebenarnya ASI eksklusif ini dianjurkan untuk
merupakan kelompok yang rentan jangka waktu setidaknya selama 4
terhadap resiko sehingga memerlukan bulan, tetapi bila mungkin sampai usia 6
suatu lingkungan keluarga/rumah bulan (Proverawati, 2016).
tangga yang mempunyai perilaku hidup
bersih dan sehat (Astuti, 2011). Penimbangan balita dimaksudkan untuk
memantau pertumbuhannya setiap
Persalinan ditolong oleh tenaga bulan. Penimbangan balita dilakukan
kesehatan adalah persalinan yang di setiap bulan mulai umur 1 tahun sampai
tolong oleh tenaga medis (bidan, dokter, 5 tahun diposyandu. Setalah balita
dan tenaga para medis lainnya). ditimbang dibuku KIA (Kesehatan Ibu
Persalinan ditolong oleh tenaga dan Anak) atau Kartu Menuju Sehat
kesehatan diharapkan dapat (KMS) maka akan terlihat berat

26
27

badannya naik ataukah tidak naik. Naik menggunakan sabun lebih efektif dalam
bila garis pertumbuhannya naik memindahkan kuman dibandingkan
mengikuti salah satu pita warna pada dengan cuci tangan hanya dengan
KMS atau garis pertumbuhannya pindah mengggunakan air. Tangan merupakan
kepita warna di atasnya. Tidak naik, apa suatu bagian tubuh kita yang paling
bila garis pertumbuhan menuun, garis banyak tercemar kotoran dan bibit
pertumbuhan mendatar dan garis penyakit. Ketika memegang sesuatu,
pertumbuhan naik tetapi watna yang dan berjabat tangan, tentu ada bibit
lebih muda (Proverawati, 2016). penyakit yang melekat pada kulit tangan
kita (Sunardi, 2017).
Air ialah suatu kebutuhan dasar yang
penting untuk dipergunakan sehari – Dari penelitian tentang penggunaan
hari untuk minum, masak, mandi, jamban yaitu jamban memiliki ruangan
berkumur, membersihkan lantai, yang memadai atau memiliki
mencuci alat dapur, mencuci pakaian, penerangan dan ventilasi yang cukup,
dan sebagainya. Air bersih baik secara dilengkapi dengan dinding dan atap,
fisik dapat dibedakan melalui indera jarak lubang pembuangan kotoran
kita, antara lain (dapat dilihat, dirasa, dengan sumber air minum berjarak
dicium, dan diraba). Air tidak berwarna lebih dari sepuluh meter, jamban bersih
harus bening / jernih. Air tidak keruh, dan terpelihara, tidak berbau, lubang
harus bebas dari pasir, debu, lumpur, pnampungan kotoran dalam keadaan
sampah, busah dan kotoran lainnya. Air tertutup, tersedia air didalam jamban,
tidak berasa, tidak berasa asin, tidak keadaan jamban bebas serangga (lalat,
berasa asam, tidak payu, dan tidak pahit kecoa, nyamuk) dan tikus (C, Angel.
(Proverawati, 2016). Goni, 2013).

Cuci tangan sering dianggap sebagai hal Masih ada responden yang tidak
yang sepele di mata masyarakat, melakukan pemberantasan jentik
padahal mencuci tangan bisa memberi nyamuk karena responden kurang
konstribusi peningkatan status menyadari bahaya dari nyamuk
kesehatan masyarakat. Penelitian oleh tersebut. Rumah bebas jentik ialah
Burton, et al (2011) menunjukkan rumah tangga yang setelah dilakukan
bahwa cuci tangan dengan pemeriksaan jentik secara berkala tidak

27
28

terdapat jentik nyamuk. Pemberantasan hidup agar tetap sehat dan bugar
jentik nyamuk bermaksud untuk sepanjang hari (Proverawati, 2016).
membebaskan rumah dari jentik Pada indikator tidak merokok di dalam
nyamuk yang dapat menganggu rumah, ibu harus mampu memberikan
kesehatan. Pemeriksaan jentik nyamuk pendidikan kesehatan kepada seluruh
secara berkala (PJB). PJB adalah anggota keluarga utamanya mengenai
pemeriksaan tempat – tempat bahaya merokok. Ibu rumah tangga
perkembang biakan nyamuk (tempat selain bertugas untuk memberikan
penampungan air) yang ada didalam pendidikan kesehatan, ibu rumah tangga
rumah seperti bak mandi/WC, vas harus mampu memberikan agar setiap
bunga, tatakan kulkas, dan lain-lain anggota keluarga mampu menerapkan
(Proverawati, 2016). kebiasaan tidak merokok didalam
rumah. Demi terciptanya perilaku yang
Sayur dan buah – buahan adalah sumber langgeng, ibu juga mengawasi perilaku
makanan yang mengandung gizi anggota keluarga untuk tidak merokok
lengkap dan sehat. Sayuran berwarna dirumah (Mahardika, 2017).
hijau sumber kaya akan karoten
(provitamin A). manfaat buah dan sayur Simpulan
sangat penting untuk tubuh manusia. Sesuai dengan pembahasan hasil
Buah dan sayuran banyak mengandung penelitian yang dilakukan terhadap 50
citamin serta mineral yang sangat baik responden yaitu keluarga yang tinggal
untuk membantu menjaga kondisi tubuh di RT 027 RW 012 Desa Mampir Kec.
agar tetap sehat (Proverawati, 2016). Cileungsi Bogor maka peneliti dapat
menarik kesimpulan, sebagai berikut :
Semua anggota keluarga sebaiknya a. Gambaran karakteristik usia
melakukan aktifitas fisik minimal 30 ayah dengan rata – rata 40,40 tahun,
menit setiap hari. Aktifitas fisik ialah usia ibu dengan rata – rata 37,04 tahun,
melakukan peregangan atau pergerakan pendidikan terakhir ayah mayoritas
anggota tubuh yang menyebabkan SMA, pendidikan terakhir ibu mayoritas
pengeluaran tenaga yang sangat penting SMA, pekerjaan ayah mayoritas
bagi pemeliharaan kesehatan fisik, wiraswasta, pekerjaan ibu mayoritas
mental dan mempertahankan kualitas sebagai ibu rumah tangga, jumlah
anggota keluarga dan penghasilan

28
29

perbulan mayoritas 4 keluarga dalam tetapi dapat meneliti lebih luas lagi
satu rumah. seperti faktor pendukung terjadinya
b. Gambaran karakteristik status paritas PHBS dirumah tangga (keluarga,
ibu (92,0%), gambaran karakteristik tetangga dan tokoh masyarakat
penolong persalinan oleh bidan (60,0%) setempat).
dan penolong persalinan oleh dokter b. Mahasiswa
(32,0%), gambaran karakteristik Diharapkan setiap mahasiswa yang
pemberian ASI eksklusif (78,0%), telah membaca skripsi ini dapat tertarik
gambaran karakteristik menimbang bayi untuk melanjutkan penelitian mengenai
setiap bulan (80,0%), , gambaran PHBS dirumah tangga. Mahasiswa juga
karakteristik keadaan air bersih dirumah mau mengajak anggota keluarga di
sebanyak 47 rumah (94,0%), gambaran rumah untuk ber-PHBS, tidak juga
karakteristik anggota keluarga mencuci keluarga dirumah tetapi di teman –
tangan terbanyak adalah ibu (100,0%), teman universitas juga mau ber-PHBS
gambaran karakteristik keadaan jamban bersama demi menjaga kesehatan dan
sehat dan bersih sebanyak 50 rumah kebersihan.
(100,0%), gambaran karakteristik
memberantas jentik nyamuk sebanyak Daftar Pustaka
41 orang (82,0%), gambaran
karakteristik makan buah dan sayur C, Angel. Goni, H. M. F. P. (2013).
sebanyak 44 keluarga (88,0%), Hubungan PHBS Rumah Tangga
gambaran karakteristik aktifitas fisik Dengah Penggunaan Jamban di
setiap seminggu sekali sebanyak 12 PPA ID - 127 Kelurahan Ranomuut
keluarga (24,0%), gambaran Kota Manado, 1, 120–126.
karakteristik merokok didalam rumah
sebanyak 34 keluarga (68,0%) . Damayanti, R. (2017). Peningkatan
Pengetahuan dan Sikap Ibu
Saran Tentang PHBS Tatanan Rumah
a. Baik Peneliti Selanjutnya Tangga (ASI Eksklusif) di
Diharapkan peneliti selanjutnya dapat Kabupaten Sambas Melalui Media
meneliti menggunakan instrument yang Leaflet Berbahasa Daerah, 2.
lebih baik lagi dan tidak hanya meneliti
karakteristik 10 indikator PHBS saja Guspita, Y. (2017). Hubungan Status

29
30

Sosial Ekonomi Keluarga Dengan Tangan Berdampak Pada Insiden


Penerapan PHBS Dalam Rumah Diare Pada Anak Usia Sekolah Di
Tangga Di Desa Kinali Kecamatan Kabupaten Malang, 8.
Kuantan Mudik Kabupaten
Kuantan Singingi, 4, 1–18.

Layya, Imran, N. (2016). Perilaku


Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Dalam Tatanan Rumah Tangga
Berbasis Kerusakan Akibat
Tsunami Di Wilayah Kota Banda
Aceh, 3, 19–26.

Mahardika, N. H. (2017). Tindakan Ibu


Rumah Tangga dalam Penerapan
Indikator PHBS Tidak Merokok di
Dalam Rumah (Stusi Kualitatif di
Wilayah Kerja Puskesmas Pasiran),
5, 572–579.

Obella, Z. N. A. (2017). Pengaruh


Pengetahuan, Pendidikan dan
Ekonomi Terhadap Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat Pada Masyarakat
Desa Pekonmon Kecamatan
Ngambur Kabupaten Pesisir Barat,
7, 6–13.

Proverawati, A. dan E. R. (2016).


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.
Yogyakarta: Nuha Medika.

Sunardi, F. R. (2017). Perilaku Mencuci

30

Anda mungkin juga menyukai