DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 2
JURUSAN KERAWATAN
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA
sehingga Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan Klien yang
RSUD undata palu” ini dapat selesai tepat pada waktunya.Penyusunan karya tulis
ilmiah ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
keperawatan luka 2.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih jauh dari
hati penulis mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan
Amin
Penulis
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.......................................................................................................2
DAFTAR ISI......................................................................................................................3
BAB 1................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.............................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................5
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................................................6
BAB II...............................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................................7
2.1 Konsep Dasar Penyakit............................................................................................7
2.1.1 Pengertian DHF.................................................................................................7
2.1.2 Etiologi..............................................................................................................8
2.1.3 Tanda dan Gejala...............................................................................................9
2.1.4 Patofisiologi....................................................................................................10
2.1.5 Pathway DHF (Dengue Hemoragic Fever)......................................................11
2.1.6 Manifestasi Klinis...........................................................................................12
2.1.7 Klasifkasi DHF................................................................................................13
2.2 Konsep Hipertermi.......................................................................................13
2.2.1 Definisi Hipertermi...................................................................................13
2.2.2 Mekanisme kehilangan panas...................................................................14
2.2.3 Batasan Karakteristik................................................................................17
2.2.4 Faktor yang berhubungan dengan hipertermi...........................................17
2.2.5 Etiologi.....................................................................................................20
2.2.6 Klasifikasi Demam...................................................................................21
2.2.7 Tipe atau Jenis Demam.............................................................................21
2.2.8 Konsep Dasar Asuhan Keperawatan DHF................................................22
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN....................................................................37
4.1 Pengkajian........................................................................................................37
4.2 Analisis Data....................................................................................................49
4.3 Daftar Diagnosa Keperawatan..........................................................................51
4.4 Rencana Asuhan Keperawatan.........................................................................51
4.5 Implementasi Keperawatan..............................................................................54
4.6 Evaluasi Keperawatan......................................................................................59
BAB III............................................................................................................................63
PENUTUP.......................................................................................................................63
5.1 Kesimpulan......................................................................................................63
5.2 Saran................................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................64
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berikut ini beberapa langkah pencegahan demam berdarah yang bisa anda
terapkan,diantaranya: Mensterilkan bagian dalam rumah anda dengan
menyemprotkan cairan pembasmi nyamuk membersihkan bak mandi dan
menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati. Menutup, membalik,
atau jika perlu menyingkirkan media – media kecil penampungan air lainnya
yang ada di rumah anda memasang kawat anti yamuk di seluruh ventilasi rumah
anda dengan memasang kelambu di ranjang tidur anda memakai losion
antinyamuk , terutama yang mengandung N-diethylmetatoluamide (DEET) yang
terbuktik efektif namun jangan gunakan peroduk ini pada bayi yang masih
berusia di bawah dua tahun. Megenakan pakaian yang longgar yang bisa
melindungi anda dari gigitan nyamuk, melakukan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan, mengadakan fogging untuk mensterilkan lingkugan
dari nyamuk dan jentik-jentik.
1.2 Rumusan Masalah
Melaksanakan asuhan keperawatan anak yang baik dan benar pada kasus
demam berdarah dengue sehubungan dengan penerapan langsung proses
keperawatan sebagai suatu metode pemecahan masalah.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Pengertian DHF
renjatan yang dapat menyebabkan kemaitan (Arief Mansjoer dan Suprohaita, 2000
dalam Susilowati, 2007), menurut Hindra (2012) DHF adalah penyakit infeksi
yang relatif singkat, dapat merenggut nyawa penderitanya jika tidak ditangani
secepatnya.
infeksi yang disebabkan oleh virus Dengue dengan manifestasi klinis demam,
nyeri otot dan atau nyeri sendi yang disertai leukopnia, ruam, limfadenofati,
trombositipenia dan dates hemoragik. Pada DBD terjad pembesaran plasma yang
cairan dirongga tubuh. Sindrom renjata dengue (Dengue Shock Syndrome) adalah
yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau orang dewasa dengan tanda-
tanda klinis berupa demam, nyeri otot atau nyeri sendi yang disertai leukopnia,
dengan atau tanpa ruam dan linfadenopati, demam bifasik, sakit kepala yang
hebat, nyeri pada pergerakan bola mata, gangguan rasa mengecap. Demam
2.1.2 Etiologi
Demam dengue dan demam berdarah dengue disebabkan oleh virus Dengue,
Terdapat 4 serotipe virus yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3 dan DEN-4 yang
terbanyak. Terdapat reaksi silang antara serotype dengue dengan Flavivirus lain
seperti tikus, kelinci, anjing, kelelawar dan primate. Survey epidemiologi pada
hewan ternak didapatkan antibody terhadap virus dengue pada hewan kuda, sapid
an babi. Penelitian pada artropoda menujukan virus dengue dapat bereflikasi pada
1. Badannya kecil
Tanda dan gejala penyakit demam berdarah dengue masa tunas / inkubasi 3-
perdarahaan
mimisan (epitaksis), buang air besar dengan kotoran (peaces) berupa lendir
nafsu makan (anoreksia), sakit perut, diare, menggigil, kejang dan sakit
kepala.
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk aedes aegipty
Virus dengue masuk kedalam tubuh melalui gigitan nyamuk dan infeksi
pertama kali menyebabkan demam dengue. Reaksi tubuh merupakan reaksi yang
biasa terlihat pada infeksi oleh virus. Reaksi yang amat berbeda akan tampak, bila
seseorang mendapat nfeksi berulang dengan tipe virus dengue yang berlainan.
Dan DHF bias terjadi bila seseorang setelah terinfeksi pertama kali, mendapat
Perdarahan
Resiko perdarahan
Resiko perfusi jaringan
tidak efektif
Resiko syok
(hipovolemik)
Hipoksia jaringan
Hepar
Abdomen
Hepatomegali
Paru-paru Ascites
1. Demam
normal atau lebih rendah disertai nyeri kepala, nyeri punggung, nyeri
tulang dan persendian, rasa lemah serrta nyeri perut. (soedarto, 2010)
2. Perdarahaan
demam dan umumnya terjadi pada kulit dan dapat beruoa uj tourniquet
atau saluran cerna atau saluran kemih perdarahaan gusi serta hematuri.
3. Hepatomegali
pada anak yang kurang gizi hati juga suah teraba. Bila terjadi peningkatan
4. Renjatan
pada ujung hidung, jari tangan, jari kaki serta sianosis disekitar mulut. Bla
DBD derajat III dan IV disebut juga sindrom syok dengue (SSD)
Menurut NANDA (2016), hipertermi adalah suhu inti tubuh atas kisaran
tubuh secara terus-menerus lebih tinggi dari 37℃ (peroral) atau 38,8℃
(perrektal) karena peningkatan kerentanan terhadap faktor-faktor eksternal
1. Radiasi
gelombang cahaya. Semua benda yang tidak pada suhu nol absolute
pancarkan dari dinding dan benda-benda lain ke tubuh.bila suhu tubuh lebih
tinggi dari suhu lingkungan, kuantitas panas yang lebih besar dipancarkan
2. Konduksi
Sejumlah kecil panas yang biasanya hilang dari tubuh melalui konduksi
baahwa panas adalah energi kinetik dari gerakan molekul, dan moleku-
vibrasi. Sebagian besar energi dari gerakan ini dapat di pindahkan di udara
bila suhu udara lebih dingin dari kulit, sehingga meingkatkan kecepatan
kulit menjadi sama dengan suhu kulit, tidak terjadi lagi kehilangan panas
dari tubuh ke udara. Oleh karena itu, konduksi panas dari tubuh ke udara
2009)
3. Konveksi
Pemindahan panas dari tubuh melalui konveksi udara secara umum disebut
panas. Oleh karena itu, orang telanjang yang duduk di ruangan yang
nyaman tanpa ada gerakan udara yang besar masih tetap kehilangan sekitar
4. Evaporasi
Bila air berevaporasi dari permukaan tubuh, panas sebesar 0,58 kalori
(kilokalori) hilang untuk setiap satu gram air yang mengalami evaporasi.
secara tidak kelihatan dari kulit dan paru-paru dengan kecepatan sekitar
dengan kecepatan 12-16 kalori/jam. Evaporasi air melalui kulit dan paru-
paru yang tidak kelihatan ini tidak dapat dikendalikan untuk tujuan
mekanisme pendinginan yang penting pada suhu udara yang sangat tinggi.
Selama suhu kulit lebih tinggi dari suhu lingkungan, panas akan hilang
melalui radiasi dan konduksi. Tetapi suhu lingkungan lebih tinggi dari suhu
dengan evaporasi. Oleh sebab itu, setiap faktor yang mencegah evaporasi
menyebabkan suhu tubuh. Hal ini kadang terjadi pada manusia yang
terhadap suhu dingin seperti halnya orang normal, tetapi mereka hampir
mati akibat serangan panas pada daerah tropis, karena tanpa sistem
pendinginan evaporative, orang ini tidak dapat mencegah peningkatan suhu
tubuh ketika suhu udara lebih tinggi dari suhu tubuh (yunanto, 2008)
1. Apnea
3. Gelisah
4. Hipotensi
5. Kejang
6. Koma
7. Kulit kemerahan
9. Letargi
11. Stupor
12. Takikardi
13. Takipnea
14. Vasodilatasi
antara lain:
1. Agen farmaseutikal, pengembangan obat dari bahan alam (saintifikasi
aktivitas fisik akan kelelahan, bahkan dapat mengalami cedera dan sakit.
Setiap orang tentu ingin sehat. Tubuh yang sehat dapat diperoleh dengan
tubuh kita terdiri dari air, akibat dari kehilangan dan mengganggu kinerja
tubuh tertentu saja misalnya, jantung, usus, otak, dan ekstermitas (tangan
sel sekaligus menjaganya tetap hidup. Bila tidak ditangani dengan tepat,
5. Pakaian yang tidak sesuai, dianjurkan agar tidak memakai pakaian yang
tebal dan annjurkan pasien untuk memakai pakaian yang tipis dan mudah
menyerap kerigat.
kerja paru-paru, pembuatan sel darah merah, detak jantung, filtrasi ginjal,
dan sebagainya.
7. Penurunan perspirasi
8. Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang
9. Sepsi adalah suatu sindroma klinik yang terjadi oleh karena adanya respon
antara panas yang diproduksi atau diarbsorbsi dengan panas yang hilang.
dan evaporasi.
11. Trauma adalah luka atau jejas baik fisik maupun psikis yang disebabkan
Trauma dengan kata lain disebut dengan injuri atau wound yang dapat
diartika sebagai kerusakan atau luka karena kontak yang keras dengan
suatu benda.
2.2.5 Etiologi
Hipertermi dapat disebabkan gangguan otak atau akibat bahan toksik yang
Zat pirogen ini dapat berupa protein, pecahan protein dan zat lain. Terutama
Fakto penyebab :
1. Dehidrasi
6. Pengobatan/anastesia
1) Fever, salah satu dari tanda-tanda yang paling umum dan ditandai dengan
peningkata suhu tubuh di atas normal yang memicu peningkatan tonus otot
serta menggil, dan peningkatan suhu inti tubh manusia yang biasnya terjadi
akibat infeksi.
3) suhu tubuh namun pada keadaan tertentu suhu dapat meningkat dengan
tertentu yang melibatkan kontraksi otot intens, denyut jantung cepat dan
tidak teratur, kesulitan bernafas dan demam tinggi. Hal ini merupakan
kondisi darurat dan harus dikelola dengan cairan, oksigen dan administrasi
1) Demam septik
Pada tipe ini demam septik atau hektik terjadi saat demam remiten atau
yang sangat besar. Malam hari suhu naik sekali, pagi turun hingga dibawa
2) Demam Remiten
Pada tipe demam remiten, demam turun naik setiap hari meskipun juga
belum mencapai batas normal. Perbedaan suhu yang mungkin tercatat dapat
mencapai dua derajat dan tidak sebesar perbedaan suhu yang dicatat pada
demam septik.
3) Demam Intermiten
Pada tipe demam intermiten, demam yang bisa turun sampai ke suhu tubuh
normal selama beberapa jam atau satu hari lalu kembali naik. Bila demam
seperti ini terjadi setiap dua hari sekali disebut tersiana dan bila terjadi dua
4) Demam Kontinyu
Pada tipe ini demam yang terus menerus tinggi walaupun turun, tidak lebih
dari satu derajat celcius. Pada tingkat demam yang terus menerus tinggi
5) Demam Siklik
Pada tipe demam siklik yaitu demam yang tinggi selama beberapa hari lalu
pelayanan kesehatan pada standar dalam llngkup/ wewenang serta tanggung jawab
2.3.1 Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan secara
1. Data Biografi
pekerjaan, alamat, agama, suku bangsa, tanggal atau jam masuk rumah
bangsa.
b. Keluhan utama
Biasanya pasien dengan DHF mengeluh sakit kepala, badan panas dan
mengalami penyakit atau ada riawayat penyakit yang lain dan jika ada,
2. Riwayat bio-psiko-sosial-spiritual
a. Pola nutrisi
Pola nutrisi yang akan ditanyakan adalah bagaimana nafsu makan klien,
jumlah makanan atau minuman serta cairan yang masuk, ada tidaknya
b. Pola eliminasi
Pada pola eliminasi yang pertu ditanyakan adalah jumlah jumlah defekasi
ditanynakan penggunaan sabun mandi, pasta gigi dan sampo. Namun hal
kelurga.
Pada pola ini adalah yang perlu ditanyakan jumlah jam tdur pada malam
hari dan siang hari. Apakah klien merasa tenang sebelum tidur,dan
Yang perlu dikaji dalam ppola ini adalah kebiasaan klien yang
lan-lain.
b. Sistem cardiovaskuler
atau perdarahan lain. Pada grade III dapat terjadi kegagalan sirkulasi
yaitu nadi cepat dan lemah (tachycardia), tekanan nadi sempit, hipotensi,
cyanosissekitar hidung, mulut dan jari-jari, kulit dingin dan lembab. Pada
grade IV nadi tidak teraba dan tekanan darah tidak dapat diukur.
Pada grade I dan II kesadaran compos menti. Pada grade III dan IV
d. Sistem perkemihan
grade III, akan mengeluh nyeri saat berkemih dan kencing berwarna
merah.
f. Sistem integument
makulopapuar.
Kurang pengetahuan
tentang penyakit dan
prosedur perawatan
2. Diagnosa dengan resiko atau dengan resiko tinggi menurut nanda adalah
mengalami masalah disbanding dengan yang lain pada situas yang sama.
dengan intake nutrisi yang adekuat akibat mual dan nafsu makan yang
menurun.
tidak tau apa obat dan bagaimana cara menangani penyakitnya, orang tua
klien belum mengerti tentang penyakit anaknya dan orang tua klien belum
NANDA (2015)
tentang hak-hak dari pasien serta dalam memahami tingkat perkembangan pasien
2.3.6 Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses keperawatan
implementasi dengan criteria dan standar yang telah ditetapkan untuk melihat
pengertian:
S : Ungkapan perasaan yang dikeluhkan atau yang dirasakan secara obyektif oleh
yang telah dibandingkan dengan kirteria hasil dan standar yang telah ditentukan
P : Perencanaan selanjutnya
KASUS ASUHAN KEPERAWATAN
4.1 Pengkajian
1. Identitas Pasien
RIWAYAT
PASIEN 1 PASIEN 2
PENYAKIT
Keluhan utama pasien mengatakan badannya panas, pasien mengatakan badannya panas
mual, pusing dan nyeri perut. mual, muntah, pusing dan nyeri di
persendian.
Riwayat penyakit Pasien mengatakan badanya panas Pasien mengatakan badanya panas
sekarang saat di rumah. Panas tidak turun- saat di rumah. Panas tidak turun-
turun selama ±5 hari, mual muntah, turun selama ±6hari, mual muntah,
pusing, dan nyeri perut. Kemudian pusing dan nyeri di persendian.
pada tanggal 1 April 2019 jam Kemudian pada tanggal 3 April
08.00 WIB, keluarganya 2019 jam 15.00 WIB, karena takut
memutuskan membawa pasien ke terjadi apa-apa pada pasien,
IGD RSUD Bangil pasuruan untuk keluarganyamemutuskan
berobat. Dari IGD pasien membawa pasien ke IGD RSUD
dianjurkan untuk MRS. Kemudian Bangil pasuruan untuk berobat.
pasien dipindahkan ke ruang Dari IGD pasien dianjurkan untuk
melatiRSUD Bangil untuk rawat MRS. Kemudian pasien
inap. dipindahkan ke ruang melatiRSUD
Bangil untuk rawat inap.
4. Data Psikologi
5. Data Psikososial
6. Data Spiritual
7. Pemeriksaan Fisik
. Pemeriksaan Penunjang/Diagnostik
Hematologi
Darah Lengkap
Leukosit 9,3 9,9 3,70-10,1 (103/µL)
(WBC)
Neutrofil 2,3 2,4
Limfosit 1,1 1,2
Monosit 0,4 0,6
Eosinofil 0,0 0,0
Basofil 0,2 0,2
Neutrofil % 44,2 45,3 39,3-73,7 %
Limfosit % 23,1 23,9 18,0-48,3 %
Monosit % 11,2 10,7 4,40-12,7 %
Eosinofil % 0,5 L 0,4 0,600-7,30 %
Basofil % H 3,3 H 4,2 0,00-1,70 %
Eritrosit (RBC) H 7,330 H 7,470 4,6-6,2 103/µL
Hemoglobin 12,6 H 20,70 13,5-18,0 g/dL
(HGB)
Hematokrit 41,6 48,8 40-54 %
(HCT)
MCV 81,4 L 80,30 81,1-96,0 µm3
MCH 27,50 27,70 27,0-31,2 pg
MCHC 35,1 34,50 31,8-35,4 g/dL
RDW 13,4 13,00 11,5-14,5 %
PLT L 39 L67 155-366 103/µL
MPV 16,4 18,3 6,90-10,6 fL
Gula Darah
Gula Darah 115 104 <200 mg/dL
Sewaktu
PASIEN 1
Ds: Hipertermia
Pasien mengatakan Arbovirus (melalui nyamuk
badanya panas aedes aegypti)
Do: ↓
Keadaan umum : lemah Beredar dalam aliran darah
TTV: ↓
TD : 90/60mmHg Infeksi virus dengue
N : 92x/menit ↓
S : 37,8o C Mengaktifkan sistem
RR : 21x/menit komplemen
Akral hangat ↓
Mukosa bibir kering Membentuk & melepaskan zat
Kulit kemerahan C3a, C5a
Kulit kering ↓
Pasien terlihat gelisah PGE2 Hipotalamus
Hasil lab: ↓
PLT = 39 (103/µL) Hipertermia
WBC = 9,3 (103/µL)
PASIEN 2
Ds: Hipertermia
Pasien mengatakan Arbovirus (melalui nyamuk
badanya panas aedes aegypti)
Do: ↓
Keadaan umum : lemah Beredar dalam aliran darah
TTV: ↓
TD = 100/60 Mmhg Infeksi virus dengue
N = 96x/menit ↓
S= 38,2 C Mengaktifkan sistem
RR = 22x/menit komplemen
Akral hangat ↓
Mukosa bibir kering Membentuk & melepaskan zat
Kulit kemerahan C3a, C5a
Kulit kering ↓
Pasien terlihat gelisah PGE2 Hipotalamus
Hasil lab: ↓
PLT = 67 (103/µL) Hipertermia
WBC = 9,9 (103/µL)
PASIEN 1
PASIEN 2
03April 1. Hipertermia b.d NOC 1. Bina hubungan
2019 proses infeksi Termoregulasi saling percaya
virus dengue Kriteria hasil: antara klien,
1. Penurunan suhu kulit keluarga dan
dari suhu ≥37,5 oC - perawat.
36 oC 2. Monitor TD, nadi,
2. Hipertermia dari suhu suhu, dan RR
≥37,5 oC - 36 oC 3. Tingkat intake
3. Perubahan warna cairan dan nutrisi
kulit dari biru – adekuat
warna kulit normal 4. Anjurkan pasien
4. Dehidrasi dari berat – memakai pakaian
ringan yang tipis dan
5. TD, nadi, RR dalam menyerapm
rentang normal keringat
5. Pilih metode
stimulasi yang
nyaman dan
tersedia (kompres
hangat dengan
washlap)
Anjurkan keluarga
untuk memberi
kompres
hangatpada pasien
6. Berikan
pengobatan cairan
intravena,
antipiretik, dan
antibiotik sesuai
kebutuhan
Kolaborasi dalam
pemberian cairan
intravena, obat
antipiretik dan
antibiotik
Diagnosa Tanggal 01 April 2019 Tanggal 02April 2019 Tanggal 03April 2019
keperawata
n
PASIEN 1
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan yang kami miliki, baik dari
tulisan maupun bahasan yang kami sajikan, oleh karena itu karena ini mohon
berikan sarannya agar kami bisa membuat tugas ini lebih baik lagi dan semoga
tugas ini bisa bermanfaat bagi kita semua dan bisa menambah wawasan kita kita
tentang DHF( Dengue hemoragi fever).
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Indras, dkk. 2015. Penatalaksanaan di Bidang Penyakit Dalam Panduan
Praktek Klinis. Jakarta : Internal Publishing.
An-Nadaa. Vol 1 No. 1. Juni 2014. Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian
Penyakit DHF.
(http://drive.google.com/file/d/0Bx8eC1QKvspuMosyC05Nd0htelE/view).
Diakses tanggal 07 Juni 2017.
Ardiansyah, Mohammad. 2012. Medikal Bedah Untuk Mahasiswa. Yogyakarta :
Diva Press
Bulechek, Gloria M, dkk. 2016. Nursing Interventions Classification (NIC). Edisi
ke-6. Yogyakarta : Elsevier Global Rights.
http://stikes.wdh.ac.id/media/pdf/efektivitas_pemberian_kompres.pdf
Moorhead, Sue, dkk. 2016. Nursing Outcomes Classification (NOC). Edisi ke-5.
Yogyakarta : Elsevier Global Rights.
Mansjoer. 2010. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : Media Aesculapis.
Maroji’,2008,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak BagianIonfeksidan Penyakit
Tropis,IDAI,30April 2008. www.muslimah.or.id
MonicaEster,SKp, 1999, DemamBerdarah Dengue, Diagnosis, Pengobatan,
Pencegahan dan Pengendalian,EGC, Jakarta.
Muslimah,2008,AsuhanKeperawatanAnaDengan DHF,29 September2008.
http://indonesianursing.com/2008/09/2
9/askepanakdenganDHF.
Nanda. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Nanda. 2015. Diagnosa Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Edisi 10.
Jakarta : EGC.
Nursalam. 2014. Pendekatan Praktis Metode Riset Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Otong,2004,System informasi KesehatanKotaBalikpapan
Padila. 2013. Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Yogyakarta : Nuha Medika.
Syaifuddin. 2012. Anatomi Fisiologi Untuk Mahasiswa Keperawatan. EGC :
Jakarta
Widoyono. 2010. Penyakit Tropis : Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan
Pemberantasan. Jakarta : Erlangga.