Mengetahui,
Kepala Puskesmas Japanan
dr. FITRIJAH
NIP. 197211022006042020
1 Pedoman P2DBD
DAFTAR ISI
2 Pedoman P2DBD
BAB 1
A. PENDAHULUAN
Terkadang, nyamuk juga tertular dengue dari manusia. Jika nyamuk betina
yang menggigit orang yang terinfeksi, nyamuk tersebut dapat tertular virus.
Mulanya virus hidup di sel yang menuju saluran pencernaan nyamuk. Sekira
8 hingga 10 hari berikutnya, virus menyebar ke kelenjar saliva nyamuk, yang
memproduksi saliva (atau "ludah"). Ini berarti bahwa saliva yang diproduksi
oleh nyamuk tersebut terinfeksi virus dengue. Oleh karena itu ketika nyamuk
menggigit manusia, saliva yang terinfeksi tersebut masuk ke dalam tubuh
manusia dan menginfeksi orang tersebut. Virus sepertinya tidak
menimbulkan masalah pada nyamuk yang terinfeksi, yang akan terus
terinfeksi sepanjang hidupnya. Nyamuk Aedes aegypti adalah nyamuk yang
paling banyak menyebarkan dengue. Ini karena nyamuk tersebut menyukai
hidup berdekatan dengan manusia dan makan dari manusia alih-alih dari
binatang. Nyamuk ini juga suka bertelur di wadah-wadah air yang dibuat oleh
manusia.
Dengue juga dapat disebarkan melalui produk darah yang telah terinfeksi
dan melalui donasi organ.Jika seseorang dengan dengue mendonasikan
darah atau organ tubuh, yang kemudian diberikan kepada orang lain, orang
tersebut dapat terkena dengue dari darah atau organ yang didonasikan
tersebut. Di beberapa negara, seperti Singapura, dengue biasa terjadi. Di
negara-negara ini, antara 1,6 dan 6 transfusi darah dari setiap 10.000
menularkan dengue. Virus dengue juga dapat ditularkan dari ibu ke anaknya
3 Pedoman P2DBD
selama kehamilan atau ketika anak tersebut dilahirkan. Dengue biasanya
tidak ditularkan dengan cara-cara lain.
Gejala klasik demam dengue adalah demam yang terjadi secara tiba-
tiba; sakit kepala (biasanya di belakang mata); ruam; nyeri otot dan nyeri
sendi. Julukan "demam sendi" untuk penyakit ini menggambarkan betapa
rasa sakit yang ditimbulkannya dapat menjadi sangat parah. Demam dengue
terjadi dalam tiga tahap: demam, kritis, dan pemulihan.
4 Pedoman P2DBD
darah sebanyak biasanya. Karena itu, organ-organ tersebut tidak bekerja
secara normal. Penderita penyakit tersebut juga dapat mengalami
perdarahan parah (biasanya dari saluran gastrointestinal.)
5 Pedoman P2DBD
DBD diperkirakan akan masih cenderung meningkat dan meluas
sebarannya. Hal ini karena vektor penular DBD tersebar luas baik di tempat
pemukiman maupun ditempat umum. Selain itu kepadatan
penduduk,Mobilisasi penduduk, urbanisasi yang semakin meningkat
terutama sejak 3 dekade yang terakhir.
● Perilaku masyarakat
● Pertumbuhan ekonomi
Sampai saat ini belum ada obat atau vaksin yang spesifik,tetapi bila pasien
berobkit ini dapat diselamatkan.
Cara yang dapat dilakukan saat ini dengan menghindari atau mencegah
gigitan nyamuk penular DBD. Oleh karena itu upaya pengendalian DBD yang
penting saat ini adalah melalui upaya pengendalian nyamuk penular dan
upaya membatasi kematian karena DBD. Atas dasar itu maka upaya
pengendalian DBD memerlukan kerjasama dengan program dan sektor
terkait serta peran serta masyarakat.
B. LATAR BELAKANG
6 Pedoman P2DBD
perempuan sebesar 50,33% dan laki-laki 49,67%. Disisi lain angka
kematian akibat DBD pada perempuan lebih tinggi dibanding laki-laki.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Memberikan pelayanan kasus DBD di Puskesmas dan
melakukan pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD diwilayah
kerja Puskesmas Japanan.
2. Tujuan Khusus
Deteksi dini kasus DBD
Melakukan survailans kasus
Melakukan survailans dan pengendalian vector
Melakukan PE , Pengendalian Fokus dan KLB
Melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD
Melakukan promosi kesehatan dalam program pengendalian
DBD
D. RUANG LINGKUP
Adapun ruang lingkup pelayanan P2DBD di wilayah Puskesmas Japanan
meliputi:
Melakukan PE bila ada kasus
Melakukan penyuluhan
Melakukan pengendalian vektor
Melakukan supervisi pengendalian Vektor
Melakukan PJB
Melakukan perencanaan dan supervisi pengendalian DBD
Melakukan kerjasama lintas program maupun lintas sektoral
7 Pedoman P2DBD
E. BATASAN OPERASIONAL DBD
Definisi operasional kasus mengenai Suspek Infeksi Dengue, Demam
Dengue/DD, DBD, DSS & EDS sebagai berikut :
8 Pedoman P2DBD
BAB II
STANDART KETENAGAAN
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal kegiatan
N KEGIATAN
PEBRUARI
NOVEMBE
OKTOBER
DESEMBE
Keteranga
AGUSTUS
SEPTEMB
JANUARI
O.
MARET
APRIL
JUNI
JULI
MEI
9 Pedoman P2DBD
BAB III
STANDART FASITASI
10 Pedoman P2DBD
Denah gedung dan ruang pelayanan kesehatan lingkungan Puskesmas
Japanan
LEMARI
KETERANGAN :
: Kursi
:Tempat tidur
: Meja
; Lemari
: Jendela
: Pintu
Alat
fogging
pintu
B.STANDAR FASILITAS
11 Pedoman P2DBD
2. Ruang pelayanan
C.PERALATAN
BAB IV
TATALAKSANA PELAYANAN
A. LINGKUP KEGIATAN
12 Pedoman P2DBD
Pelayanan program P2DBD di Puskesmas Japanan meliputi :
1. Dalam Gedung
Penemuan tersangka DBD
Penatalaksanaan tersangka DBD
2. Luar Gedung
PE DBD
Penyuluhan
Pengendalian Vektor (Abatenisasi dan Fogging)
Kerjasama Lintas Program dan Lintas Sektoral
PJB
B. METODE
1. Lingkungan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN)
2. Biologis
Pengendalian perkembangan nyamuk dan jentiknya
dengan menggunakan hewan dan tumbuhan
3. Kimiawi
Abate dan fogging/pengasapan
C. LANGKAH KEGIATAN
1. Peningkatan survei kewaspadaan dini KLB DBD ,kegiatan
Berupa penguatan diagnosa kasus
2. Peringatan dini penyakit DBD bertujuan memantau situasi
kejadian kasus secara teratur dan peringatan dini terjadinya
KLB DBD dengan cara Rumah sakit umum,Rumah sakit
swasta,Poliklinik, Puskesmas wajib melaporkan semua kasus
yang di diagnosa DBD ke Dinas Kesehatan.
3. Penyelidikan epidemiologi yang bertujuan mengetahui potensi
penularan dan penyebaran penyakit DBD
4. Fogging Fokus dengan tujuan memutuskan mata rantai
penularan di lokasi terjangkitnya kasus.
5. Gerakan Masyarakat Peduli DBD bertujuan memutuskan siklus
hidup nyamuk penular DBD.
6. Mengaktifkan kader jumantik bertujuan meningkatkan peran
kader dalam pengendalian vektor.
BAB V
PENYEDIAAN LOGISTIK
13 Pedoman P2DBD
Logistik adalah suatu ilmu pengetahuan dan atau seni serta proses
mengenai perencanaan dan penentuan kebutuhan, pengadaan,
penyimpanan, penyaluran dan pemeliharaan serta penghapusan material/
alat-alat. Logistik diartikan pula sebagai bagian dari instansi yang tugasnya
menyediakan barang yang di butuhkan untuk kegiatan operasionalnya
instansi tersebut dalam jumlah, kualitas dan pada waktu yang tepat (sesuai
kebutuhan) dengan harga serendah mungkin. Adapun kegiatan logistik
meliputi mengadakan pembelian, infentarisasi dan stock kontrol,
penyimpanan dan penyaluran / distribusi serta informasi.
Kegiatan logistik mempunyai tiga tujuan yaitu tujuan operasional,
keuangan dan pengamanan. Tujuan operasional adalah bahwa logistik
bagaiman agar tersedia barang, serta bahan dalam jumlah yang tepat dan
mutu yang memadai. Tujuan keuangan adalah bagaimana upaya tujuan
operasional dapat terlaksana dengan biaya yang serendah-rendahnya.
Sedangkan tujuan pengamanan adalah agar persediaan tidak terganggu
oleh kerusakan, pemborosan, penggunaan tanpa hak, pencurian dan
penyusutan yang tidak wajar.
Fungsi manajemen logistik merupakan suatu proses yang terdiri dari
fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan, penggagasan, pengaduan,
penyimpanan dan penyaluran pemeliharaan, serta penghapusan.
a. Fungsi perencanaan dan penentuan kebutuhan
Fungsi perencanaan merupakan fungsi yang mencakup aktifitas
dalam menetapkan sasaran, pedoman dan pengukuran
penyelenggaraan dalam bidang logistik. Sedangkan penentuan
kebutuhan adalah rincian dari fungsi perencanaan dengan
mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Perencanaan
b. Fungsi penganggaran
Fungsi ini merupakan kegiatan dan usaha untuk merumuskan
perincian penentuan kebutuhan dalam suatu skala standar, yaitu mata
uang dan jumlah biaya dengan memperhatikan pengarahan dan
pembatasan yang berlaku terhadapnya.
c. Fungsi pengadaan
Fungsi pengadaan merupakan usaha dan kegiatan untuk memenuhi
kebutuhan operasional yang telah digariskan dalam fungsi
perencanaan, penentuan kebutuhan maupun penganggaran.
d. Fungsi penyimpanan dan penyaluran
14 Pedoman P2DBD
Merupakan pelaksanaan penerimaan dan penyaluran perlengkapan
yang telah diadakan melalui fungsi terdahulu untuk kemudian
disalurkan ke instansi pelaksana.
e. Fungsi pemeliharaan
Adalah usaha untuk mempertahankan kondisi teknis, daya guna dan
daya hasil barang inventaris.
f. Fungsi penghapusan
Berupa kegiatan dan upaya pembebasan barang dari pertanggung
jawaban yang berlaku.
g. Fungsi pengendalian
Merupakan fungsi inti dari pengelolaan perlengkapan yang meliputi
usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelolaan
logistik. Unsur kegiatan utama dalam fungsi ini adalah pengendalian
inventarisasi dan ekspedisi.
Adapun kegiatan program DBD di Puskesmas Japanan pada tahun
2016 meliputi
1. Dalam Gedung
Penemuan tersangka DBD sebanyak 2 kasus
Penatalaksanaan tersangka DBD sebanyak 2 kasus
2. Luar Gedung
PE DBD 37 kali
Penyuluhan 13 kali
Pengendalian Vektor (Abatenisasi tiap bulan dan
Fogging 7 tempat)
Kerjasama Lintas Program 1 kali dan Lintas Sektoral 1
kali
PJB hasil 87.2%
Logistik untuk mendukung pelaksanaan program DBD meliputi:: Alat
Fogging ,malation ,solar , bensin,Abate,liflet,buku pedoman tentang program
DBD dan formulir pencatatan dan pelaporan
15 Pedoman P2DBD
BAB VI
KESELAMATAN SASARAN
16 Pedoman P2DBD
BAB VII
KESELAMATAN KERJA
17 Pedoman P2DBD
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
18 Pedoman P2DBD
BAB IX
PENUTUP
19 Pedoman P2DBD
20 Pedoman P2DBD