MAKALAH
Disusun Oleh:
KELOMPOK 9
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat rahmat dan
hidayah-Nya lah sehingga penulisan makalah “Hakikat Pembelajaran” ini dapat terselesaikan
dengan waktu yang telah ditentukan.
Makalah dengan judul “Hakikat Pembelajaran” ini kami susun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Psikologi Pendidikan yang diberikan oleh dosen Ibu Dra. Sumilah, M.Pd.Untuk itu
kami menyusun makalah ini dengan harapan dapat membantu pembaca untuk lebih memahami
lagi tentangmotivasi belajar bagi peserta didik khususnya ditingkat Sekolah Dasar untuk
memperlancar proses pembelajaran.
Namun demikian tentu saja dalam penyusunan makalah kami ini masih terdapat
kekurangan dalam penulisan dan pemilihan kata yang kurang tepat.Dengan ini, kami memohon
maaf jika dalam pembuatan makalah ini banyak kekurangan.Harapan kami semoga makalah ini
dapat bermanfaat.
Kelompok 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktifitas belajar pada setiap individu, tidak selalu dapat berlangsung secara wajar danlancar.
Terkadang dapat dengan cepat dan mudah mempelajari sesuatu, kadang terasaamat sulit, kadang
semangatnya tinggi, kadang juga sulit untuk konsentrasi. Demikianlahkenyataan yang sering
dijumpai pada anak didik dalam kehidupan sehari-hari kaitannyadengan aktivitas belajar. Setiap
individu memang tidak ada yang sama. Perbedaani ndividu inilah yang menyebabkan perbedaan
tingkah laku belajar dikalangan anak didik.
Kesulitan belajar ini tidak selalu disebabkan karena faktor intelegensi yang rendah,
akantetapi disebabkan oleh faktor-faktor non-intelegensi. Dengan demikian IQ yang tinggi
belum tentu menjamin keberhasilan belajar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar
bisa dikarenakan metode mengajar yang tidak sesuai, penekanan kurikulum yangtidak cocok atau
bahkan pembelajaran yang kompleks. Karena itu dalam rangkamemberikan bimbingan yang
tepat kepada setiap anak didik, maka para pendidik perlumemahami masalah-masalah yang
berhubungan dengan kesulitan belajar.
Terdapat berbagai macam definisi mengenai kesulitan belajar yang dikemukakan oleh para
ahli. Berdasarkan pendapat-pendapat para ahli tersebut kami mencoba untukmenyimpulkan apa
sebenarnya definisi dari kesulitan belajar, dan juga melalui makalahini kami akan memaparkan
mengenai seperti apa jenis-jenis kesulitan belajar, bagaimanamanifestarinya, kemudian ada
beberapa faktor yang mungkin menjadi penyebab kesulitan belajar dan diagnosa menganai
kesulitan belajar.
B. Rumusan Masalah
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pembelajaran
Proses tindakan belajar pada dasarnya adalah bersifat internal, namun proses itu dipengaruhi
oleh faktor-faktor eksternal. Perhatian peserta didik dalam pembelajaran, misalnya, dipengaruhi
oleh susunan rangsangan yang berasal dari luar. Ketika seorang peserta didik membaca buku,
perhatiannya acapkali terpusat pada kata-kata tercetak tebal, gambar-gambar, dan informasi
menarik lainnya. Oleh karena itu di dalam pembelajaran, pendidik harus benar-benar mampu
menarik perhatian peserta didik agar mampu mencurahkan seluruh energinya sehingga dapat
melakukan aktivitas belajar secara optimal dan memperoleh hasil belajar seperti yang
diharapkan. Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa mempengaruhi peserta didik sedemikian
rupa sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan (Briggs, 1992). Seperangkat peristiwa
itu membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self
instruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain
dari pendidik. Jadi teaching itu hanya merupakan sebagian dari instruction, sebagai salah satu
bentuk pembelajaran.
Unsur utama dari pebelajaran adalah pengalaman anak sebagai seperangkat event sehingga
terjadi proses belajar. Dengan demikian pendidikan, pembelajaran dan pembelajaran mempunyai
hubungan konseptual yang tidak berbeda, kalau toh dicari perbedaannya. Gagne (1981)
menyatakan bahwa pembelajaran merupakan serangkaian peristiwa eksternal peserta didik yang
dirancang untuk mendukung proses internal belajar. Peristiwa belajar ini dirancang agar
memungkinkan peserta didik memproses informasi nyata dalam rangka mencapai tujuan yang
telah ditetapkan Perolehan tujuan belajar sebetulnya juga dapat dilakukan secara alamiah dimana
peserta didik membaca buku-buku, majalah, surat kabar atau mengamati peristiwa di
lingkungannya Namun dalam aktivitas belajar yang dirancang disebut dengan pembelajaran,
maka perolehan tujuan belajar itu akan dapat dicapai secara efektif dan efisien jika aktivitas
belajar itu dirancang secara baik. Tujuan belajar tersebut memberikan arah terhadap proses
belajar. Setiap komponen pembelajaran hendaknya saling berhubungan dan berkaitan dengan
proses internal belajar peserta didik agar terjadi peristiwa belajar. Untuk mencapai tujuan belajar,
pendidik hendaknya benar-benar menguasai cara-cara merancang belajar agar peserta didik
mampu belajar optimal. Seperti telah dikemukakan bahwa pembelajaran terjemahan dari kata
instructio yang berarti self instruction (dari internal) dan external instruction (dari eksternal).
Pembelajaran yang bersifat eksternal antara lain datang dari pendidik yang disebut teaching atau
pembelajaran. Dalam pembelajaran yang bersifat eksternal prinsip-prinsip belajar dengan
sendirinya akan menjadi prinsip-prinsip pembelajaran. Sesuatu yang dikatakan prinsip biasanya
berupa aturan atau ketentuan dasar yang bila dilakukan secara konsisten, sesuatu yang ditentukan
itu akan efektif atau sebaliknya. Prinsip pembelajaran merupakan aturan/ketentuan dasar dengan
sasaran utama adalah perilaku pendidik.
Pembelajaran yang berorientasi bagaimana perilaku pendidik yang efektif, beberapa teori
belajar mendeskripsikan pembelajaran sebagai berikut :
2. Cara pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berfikir agar
memahami apa yang dipelajari.
3. Memberikan kebebasan kepada peserta didik untuk memilih bahan pelajaran dan cara
mempelarinya sesuai dengan minat dan kemampuannya.
B. Komponen-komponen Pembelajaran
Seperti telah dikemukakan di atas bahwa pembelajaran pada taraf organisasi mikro
mencakup pembelajaran bidang studi tertentu dalam satuan pendidikan, tahunan, semesteran atau
pembelajaran tersebut, ditinjau dari pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan
berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah: tujuan, peserta didik, materi
pelajaran, strategi, media, evaluasi dan penunjang.
3. Materi pembelajaran
4. Strategi pembelajaran
a. memperbesar benda yang sangat kecil dan tidak tampak oleh mata menjadi dapat
dilihat dengan jelas,
c. menyajikan peristiwa yang komplek, rumit, dan berlangsung cepat menjadi sistematik
dan sederhana, sehingga mudah diikuti (Suparman, 1995).
Untuk meningkatkan fungsi media dalam pembelajaran pendidik perlu memilih media
yang sesuai. Mengenai bagaimana memilih media dan penggunaannya akan dikaji secara
khusus pada mata kuliah proses belajar mengajar.
6. Penunjang
Komponen penunjang yang dimaksud dalam sistem pembelajaran adalah fasilitas belajar,
buku sumber, alat pembelajaran, materi pembeelajaran dan semacamnya. Komponen
penunjang berfungsi memperlancar, melengkapi dan mempermudah terjadinya proses
pembelajaran. Sebagai salah satu komponen pembelajaran, pendidik harus
memperhatikan, memilih dan memanfaatkannya.
C. Prinsip-Prinsip Pembelajaran
Apabila pembelajaran itu ditinjau dari segi internal dan eksternal maka teori pembelajaran
adalah penerapan prinsip-prinsip teori belajar, teori tingkah laku, dan prinsip pembelajaran
dalam usaha mencapai tujuan belajar dengan penekanan pada prosedur yang telah terbukti
berhasil secara konsisten (Reigelut dan Carr-Chellman, 2009). Dengan demikian prinsip belajar
menurut teori belajar tertentu, teori tingkah laku dan prinsip-prinsip pembelajaran dalam
implementasinya akan berintegrasi menjadi prinsip-prinsip pembelajaran.
Hartley & Davies (1978) menyatakan bahwa pembelajaran yang dapat menimbulkan
proses belajar dengan baik apabila:
b. materi disusun dalam bentuk unit-unit kecil dan diorganisir secara sistematis dan
logis, dan tiap respon peserta didik diberi balikan dan disertai penguatan
c. Perubahan. Peserta didik akan mubah mempelajari pengetahuan yang sesuai atau
dapat memperluas pengetahuan yang telah dimiliki.
e. Belajar sosial. Peserta didik akan belajar secara efektif apabila mereka
melaksanakannya dengan cara interaksi sosial.
3. Prinsip pembelajaran dari teori humanisme
c. Evaluasi diri (Self-Evaluation). Evaluasi diri sangat diharapkan oleh peserta didik,
dan menjadi prasyarat bagi perkembangan kemandirian. Melalui evaluasi diri, peserta
didik akan mengambil tanggung jawab untuk memutuskan kriteria yang penting bagi
dirinya sendiri, tujuan belajar yang akan dicapai, menilai seberapa jauh mereka telah
mencapai tujuan belajar yang ditetapkan sendiri.
e. Bebas dari ancaman (freedom of threat). Belajar akan lebih mudah, Jebik bermakna,
dan lebih diperkuat apabila belajar itu terjadi dalam suasana yang nyaman.
Pembelajaran yang mampu membebaskan peserrta didik dari ancaman adalah
pembelajaran yang diwarnai oleh demokratis secara bertanggung jawab.
Ranah tujuan pembelajaran dapat dibedakan atas ranah kognitif, afektif dan
psikomotorik. Dalam upaya mencapai tujuan pembelajaran ranah tertentu, diperlukan
prinsip pembelajaran yang tidak sama, terutama prinsip yang mengatur prosedur dan
pendekatan pembelajaran itu sendiri.
1. Prinsip pengaturan kegiatan kognitif
Bertolak dari pengertian bahwa keberhasilan mengajar perlu diukur dari bagaimana
partisipasi peserta didik dalam proses belajar-mengajar dan seberapa hasil yang dicapai.
Dalam menjawab dua permasalahan tersebut ahli-ahli didaktik mengarahkan perhatian
kepada tingkah laku pendidik sebagai organisator proses belajar-mengajar. Maka
timbullah azas-azas mengajar, yaitu suatu kaidah bagi pendidik-pendidik dalam
bertingkah laku mengajar agar lebih berhasil. Azas-azas mengajar itu bermacam-macam,
tetapi dalam uraian ini hanya akan dikemukakan dari Mandigers dan Mursell. Kedua ahli
pendidikan tersebut berasal dari Belanda dan Amerika Serikat. sehingga mempunyai
sudut pandangan yang berbeda.
a. Mandigers
Azas-azas mengajar dari Mandigers sudah dikenal lama dan sudah menjadi
bagian dari didaktik di Indonesia. Prinsip-prinsip mengajar ini lebih dikenal
dengan nama azas-azas didaktik. Menurut Mandigers agar anak mudah dan
berhasil dalam belajar, dalam mengajar pendidik perlu memperhatikan: (a) prinsip
aktivitas mental, (b) prinsip menarik perhatian, (c) prinsip penyesuaian
perkembangan murid, (d) prinsip appersepsi, (e) prinsip peragaan, dan (f) prinsip
aktivitas motorik. Selain hal tersebut di atas ahli pendidikan lain menambahkan
prinsip korelasi dan lingkungan.
1) Prinsip aktivitas mental
Bila dalam belajar mengajar para peserta didik penuh perhatian kepada
bahan yang dipelajari, maka hasil belajar akan lebih nmeningkat sebab
dengan perhatian, ada konsentrasi, pada gilirannya hasil belajar itu akan
lebih berhasil dan tidak lekas lupa.
4) Prinsip Appersepsi
7) Prinsip motivasi
Motivasi ialah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk melakukan
sesuatu dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Motivasi memegang
peranan penting dalam belajar. Makin kuat motivasi seseorang dalam
belajar makin optimal dalam melakukan aktivitas belajar. Dengan kata lain
intensitas proses pembelajaran sangat ditentukan oleh motivasi. Dalam
mengaplikasikan prinsip ini pendidik dapat melakukan: (a)
menghubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak, (b) menghubungkan
pelajaran dengan pengalaman anak, da (c) memilih berbagai metode
mengajar yang tepat.
b. Marsell
1) Prinsip Konteks
2) Prinsip Fokus
3) Prinsip Sekuens
4) Prinsip Evaluasi
5) Prinsip Individualisasi
6) Prinsip Sosialisasi
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pembelajaran adalah seperangkat peristiwa mempengaruhi peserta didik sedemikian rupa
sehingga peserta didik itu memperoleh kemudahan (Briggs, 1992). Seperangkat peristiwa itu
membangun suatu pembelajaran yang bersifat internal jika peserta didik melakukan self
instruction dan di sisi lain kemungkinan juga bersifat eksternal, yaitu jika bersumber antara lain
dari pendidik.
Pembelajaran pada taraf organisasi mikro mencakup pembelajaran bidang studi tertentu
dalam satuan pendidikan, tahunan, semesteran atau pembelajaran tersebut, ditinjau dari
pendekatan sistem, maka dalam prosesnya akan melibatkan berbagai komponen. Komponen-
komponen tersebut adalah: tujuan, peserta didik, materi pelajaran, strategi, media, evaluasi dan
penunjang.
Pembelajaran bertujuan membantu siswa agar memperoleh berbagai pengalaman dan dengan
pengalaman itu tingkah laku siswa yang meliputi pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau
norma yang berfungsi sebagai pengendali sikap dan perilaku.Pembelajaran sebagai suatu system,
maka di dalam prosesnya melibatkan berbagai komponen. Komponen-komponen tersebut adalah
tujuan, subyek belajar, materi pelajaran, strategi pembelajaran, media pembelajaran, evaluasi dan
penunjang.Prinsip belajar yang mendasari pembelajaran orang dewasa diantaranya yaitu:
a. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori behavioristik.
b. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori kognitif.
c. Prinsip pembelajaran yang bersumber dari teori humanisme.
d. Prinsip pembelajaran dalam rangka pencpaian ranah tujuan.
e. Prinsip pembelajaran konstruktivisme.
f. Prinsip pembelajaran bersumber dari azas mengajar..
B. Saran
Diharapkan setiap pendidik dalam mengajar dan mendidik peserta didik mampu menciptakan
suasana belajar yang kondusif, optimal dan menyenangkan agar proses pembelajaran dapat
berjalan secara efektif sehingga tujuan pembelajaran prestasi dapat dicapai dengan maksimal.
DAFTAR PUSTAKA