Anda di halaman 1dari 5

Nama : Titik Handayani

NIM : 1401418171

Romel : D

A. PENGERTIAN PENILAIAN

Penilaian dalam Bahasa Inggris dikenal dengan istilah Assessment yang berarti menilai sesuatu. Menilai
itu sendiri bararti mengambil keputusan terhadap sesuatu dengan mengacu pada ukuran tertentu
seperti menilai baik atau buruk, sehat atau sakit, pandai atau bodoh, tinggi atau rendah, dan sebagainya
(Djaali & Pudji Muljono, 2007).

Penilaian (assessment) adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan beragam alat penilaian untuk
memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik atau ketercapaian kompetensi
(rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan tentang sebaik apa hasil atau
prestasi belajar seorang peserta didik.Hasil penilaian dapat berupa nilai kualitatif (pernyataan naratif
dalam kata-kata) dan nilai kuantitatif (berupa angka). Pengukuran berhubungan dengan proses
pencarian atau penentuan nilai kuantitatif tersebut.

Penilaian hasil belajar pada dasarnya adalah mempermasalahkan bagaimana pengajar (guru) dapat
mengetahui hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Pengajar harus mengetahui sejauh mana pebelajar
(learner) telah mengerti bahan yang telah diajarkan atau sejauh mana tujuan/kompetensi dari kegiatan
pembelajaran yang dikelola dapat dicapai. Tingkat pencapaian kompetensi atau tujuan instruksional dari
kegiatan pembelajaran yang telah dilaksanakan itu dapat dinyatakan dengan nilai.

Penilaian adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk, efektif-tidak efektif,
berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang telah ditetapkan
sebelumnya.

Istilah asesmen (assessment) diartikan oleh Stiggins (1994) sebagai penilaian proses, kemajuan, dan hasil
belajar siswa (outcomes). Sementara itu asesmen diartikan oleh Kumano (2001) sebagai “ The process of
Collecting data which shows the development of learning”.

Pengertian penilaian menurut beberapa ahli:

a. Endang Purwanti (2008: 3) Secara umum, asesment dapat diartikan sebagai proses untuk
mendapatkan informasi dalam bentuk apapun yang dapat digunakan untuk dasar pengambilan
keputusan tentang siswa baik yang menyangkut kurikulumnya, program pembelajarannya, iklim sekolah
maupun kebijakan-kebijakan sekolah.

b. Akhmad sudrajat (2008) Penilaian atau asesment adalah penerapan berbagai cara dan penggunaan
beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar peserta didik
atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik. Penilaian menjawab pertanyaan
tentang sebaik apa hasil atau prestasi belajar seorang peserta didik.

c. Ign. Masidjo (1995: 18) penilaian sifat suatu objek adalah suatu kegiatan membandingkan hasil
pengukuran sifat suatu objek dengan suatu acuan yang relevan sedemikian rupa sehingga diperoleh
kuantitas suatu objek yang bersifat kualitatif.

d. Sudiono, Anas (2005) mengemukakan bahwa secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa
Inggris evaluation, dalam bahasa Indonesia berarti penilaian. Akar katanya adalah value yang artinya
nilai. Jadi istilah evaluasi menunjuk pada suatu tindakan atau suatu proses untuk menentukan nilai dari
sesuatu.

e. Frey, Barbara A., and Susan W. Alman. (2003): Evaluation The systematic process of collecting,
analyzing, and interpreting information to determine the extent to which pupils are achieving
instructional objectives. (Artinya: Evaluasi adalah proses sistematis pengumpulan, analisis, dan
interpretasi informasi untuk menentukan sejauh mana siswa yang mencapai tujuan instruksional).

f. Mardapi, Djemari (2003), penilaian adalah kegiatan menafsirkan atau mendeskripsikan hasil
pengukuran.

g. Zainul, Asmawi dan Noehi Nasution (2001), mengartikan penilaian adalah suatu proses untuk
mengambil keputusan dengan menggunakan informasi yang diperoleh melalui pengukuran hasil belajar
baik yang menggunakan tes maupun nontes.

h. Buana mengemukakan bahwa: assessment adalah alih-bahasa dari istilah penilaian. Penilaian
digunakan dalam konteks yang lebih sempit daripada evaluasi dan biasanya dilaksanakan secara
internal. Penilaian atau assessment adalah kegiatan menentukan nilai suatu objek, seperti baik-buruk,
efektif-tidak efektif, berhasil-tidak berhasil, dan semacamnya sesuai dengan kriteria atau tolak ukur yang
telah ditetapkan sebelumnya.

Dari beberapa pengertian menurut para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa penilaian adalah suatu
kegiatan membandingkan atau menerapkan hasil pengukuran untuk memberikan nilai terhadap objek
penilaian.

Dalam pengertian pendidikan terdapat dua arti untuk penilaian, yaitu penilaian dalam arti evaluasi
(evaluation) dan penilaian dalam arti asesmen (assessment). Penilaian pendidikan dalam arti evaluasi
merupakan penilaian program pendidikan secara menyeluruh. Dalam pengertian ini, evaluasi pendidikan
menelaah komponen-komponen dan saling keterkaitannya dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pemantauan.Sedangkan asesmen merupakan bagian dari evaluasi karena merupakan penilaian sebagian
komponen yang menyangkut penilaian hasil belajar yang berhubungan dengan komponen kompetensi
lulusan dan penguasaan substansi serta penggunaannya.

Penilaian Pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang dilakukan untuk mengetahui sejauh mana
kemampuan siswa dalam memahami pelajaran yang telah disampaikan guru. penerapan berbagai cara
dan penggunaan beragam alat penilaian untuk memperoleh informasi tentang sejauh mana hasil belajar
peserta didik atau ketercapaian kompetensi (rangkaian kemampuan) peserta didik dengan memiliki
bebrapa tujuan.

B. PENGERTIAN PENGUKURAN

Sebelum seorang evaluator menilai tentang proses sebuah pendidikan, maka langkah awal yang
dilakukan adalah melakukan sebuah pengukuran. Dalam penilaian pendidikan, evaluator harus
mengatahui standar penilaian yang telah telah ditetapkan oleh pemerintah sebagai acuan dasar,
sehingga dari situ evaluator mampu melakukan pengukuran sesuai dengan apa yang seharusnya diukur
dalam bidang pendidikan. Umumnya sebuah pengukuran, akan dapat dilakukan dengan baik apabila
evaluator mengetahui dengan pasti objek apa yang akan diukur, dengan begitu evaluator dapat
menentukan instrument yang digunakan dalam pengukuran.

Pengukuran adalah penentuan besaran, dimensi, atau kapasitas, biasanya terhadap suatu standar atau
satuan pengukuran. Pengukuran tidak hanya terbatas pada kuantitas fisik, tetapi juga dapat diperluas
untuk mengukur hampir semua benda yang bisa dibayangkan, seperti tingkat ketidakpastian, atau
kepercayaan konsumen.

Pengukuran adalah proses pemberian angka-angka atau label kepada unit analisis untuk
merepresentasikan atribut-atribut konsep. Proses ini seharusnya cukup dimengerti orang walau
misalnya definisinya tidak dimengerti. Hal ini karena antara lain kita sering kali melakukan pengukuran

Pengertian pengukuran menurut beberapa ahli:

a. Ign. Masidjo (1995: 14) pengukuran sifat suatu objek adalah suatu kegiatan menentukan kuantitas
suatu objek melalui aturan-aturan tertentu sehingga kuantitas yang diperoleh benar-benar mewakili
sifat dari suatu objek yang dimaksud.

b. Cangelosi (1991) pengukuran adalah proses pengumpulan data melalui pengamatan empiris yang
digunakan untuk mengumpulkan informasi yang relevan dengan tujuan yang telah ditentukan.

c. Wiersma & Jurs (1990) bahwa pengukuran adalah penilaian numeric pada fakta-fakta dari objek
yang hendak diukur menurut criteria atau satuan-satuan tertentu. Jadi pengukuran bisa diartikan
sebagai proses memasangkan fakta-fakta suatu objek dengan fakta-fakta satuan tertentu (Djaali & Pudji
Muljono, 2007).

d. Endang Purwanti (2008: 4) pengukuran dapat diartikan sebagai kegiatan atau upaya yang dilakukan
untuk memberikan angka-angka pada suatu gejala atau peristiwa, atau benda, sehingga hasil
pengukuran akan selalu berupa angka.

e. Alwasilah et al.(1996), measurement (pengukuran) merupakan proses yang mendeskripsikan


performa siswa dengan menggunakan suatu skala kuantitatif (sistem angka) sedemikian rupa sehingga
sifat kualitatif dari performa siswa tersebut dinyatakan dengan angka-angka.
f. Arikunto dan Jabar (2004) menyatakan pengertian pengukuran (measurement) sebagai kegiatan
membandingkan suatu hal dengan satuan ukuran tertentu sehingga sifatnya menjadi kuantitatif.

g. Sridadi (2007) pengukuran adalah suatu prose yang dilakukan secara sistematis untuk memperoleh
besaran kuantitatif dari suatu obyek tertentu dengan menggunakan alat ukur yang baku.

h. Georgia S. Adams (1964) merumuskan pengukuran sebagai “nothing more than careful
observations of actual performance under staandar conditions”.

i. Akmad Sudrajat pengukuran (measurement) adalah proses pemberian angka atau usaha
memperoleh deskripsi numerik dari suatu tingkatan di mana seorang peserta didik telah mencapai
karakteristik tertentu.

Dari pendapat beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa pengukuran adalah suatu kegiatan yang
dilakukan untuk menentukan fakta kuantitatif yang disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu sesuai
dengan objek yang akan diukur.

Simpulan tentang pengertian pengukuran dari beberapa pendapat tersebut adalah:

·Kegiatan pengukuran dilakukan dengan membandingkan hasil belajar dengan suatu ukuran tertentu.

·Dilakukan dengan proses sistematis.

·Hasil pengukuran berupa besaran kuantitatif (sistem angka).

·Pengukuran menggunakan alat ukur yang baku.

C. PENGERTIAN EVALUASI

Evaluasi kurikulum merupakan salah satu langkah dalam siklus pengembangan kurikulum. Oleh karena
itu, pemahaman suatu model yang diperkanalkan oleh para ahli tentang evaluasi kurikulum tersebut
merupakan suatu keharusan bagi para pengembang kurikulum. Melalui sekian banyak jenis model yang
diperkenalkan oleh para ahli, para pengembang kurikulum dapat memilih model yang paling sesuai
dengan situasi dan kondisi, karakter, dan sebagainya dengan kurikulum yang akan dievaluasi. CIPP
(Context, input, process, product) dari Stufflebveam merupakan salah satu model evaluasi kurikulum
yang sesuai dengan evaluasi kurikulum muatan lokal sebab kurikulum muatan lokal merupakan
kurikulum baru yang lengkap. Dalam arti dimulai dari need assessment sesuai kebutuhan masyarakat.
Penyusunan perangkat kurikulum, uji coba pelaksanaan dan pelaksanan itu sendiri, evaluasi kurikulum,
dan kembali ke penyempurnaan perangkat kurikulum sesuai masukan hasil evaluasi. Apabila dilihat dari
masalah yang akan dicari jawabannya dalam pelajaran dengan hasil belajar siswa. Dalam ciri
pengembang kurikulum dan masalah seperti itulah kiranya model CIPP memberikan msukan yang
optimal dalam pengambilan keputusan. Terjadinya kesenjangan antara tujuan dengan hasil belajar
siswa, disebabkan guru kurang memahami apa dan bagaimana pembelajaran serta evaluasi untuk mata
pelajaran yang berkarakteristik afektif (penanaman nilai-nilai) seperti halnya kurikulum muatan lokal
mata pelajaran PLKJ

Anda mungkin juga menyukai