Anda di halaman 1dari 4

Aktivitas dalam 

mengeksplori alternatif solusi tentu diawali dengan mengidentifikasi


masalah dan akar masalahnya pada aktivitas-aktivitas pembelajaran yang biasa
dilakukan, diamati, dibaca dan lainnya.
- Menetapkan masalah utama yang akan diselesaikan beserta akar masalahnya.
Dari aktivitas dalam pembelajaran, dapat di lakukan identifikasi masalah-
masalah apa yang sering ditemui.
- Melakukan kajian literatur untuk mengeksplorasi alternatif solusi yang tepat
dilakukan.
- Melakukan wawancara terkait alternatif solusi masalah yang teridentifikasi
bersama dengan guru, kepala sekolah, pengawas sekolah, rekan sejawat di
sekolah, pakar yang di tentukan secara mandiri.

9 MODEL- MODEL PEMBELAJARAN DI ABAD 21


Berkenaan dengan model-model pembelajaran abad 21 yang dipandang potensial
untuk mengintegrasikan teknologi dan luwes diterapkan pada berbagai tingkatan usia,
jenjang pendidikan dan bidang studi, guru dapat menyesuaikan dengan kondisi
sekolah. Model-model pembelajaran dimaksud antara lain;

1. Model Discovery Learning


Metode belajar yang akan melalui penelusuran, sebuah riset, penemuan dan
juga pembuktian. biasanya para guru akan memberikan tugas ke siswa dalam
menelusuri faktor penyebab terjadinya banjir. Setelah itu, para peserta didik pun
bekerja secara berkelompok untuk bisa mendapatkan informasi. Dengan cara
melalui wawancara penduduk dan pelacakan data di internet. Tentunya akan
diberi bimbingan sesuai karena tingkatan usia. Lalu meminta menulis kesimpulan
dan dipresentasikan.
2. Pembelajaran dengan Basis Proyek
Proyek itu pasti akan punya target tertentu dalam bentuk produk. Para siswa
akan merencanakan cara agar bisa mencapai tujuan dengan dipandu oleh
beberapa pertanyaan yang cukup menentang. Misalnya saja bagi para peserta
didik dari SMK kewirausahaan. Biasanya diberikan pertanyaan tentang produk
kreatif dengan bahan lokal seperti apa yang punya nilai tambah secara
ekonomis. Tentunya mereka pun akan ikut seluruh tahapan pembelajaran.
Seperti halnya eksplorasi ide, pengembangan gagasan, realisasi gagasan, uji
produk dan pemasarannya.
3. Belajar Dengan Dasar Pengalaman Sendiri atau Self Directing Learning
Self directed learning adalah proses di mana inisiatif dari belajar dengan ataupun
tanpa adanya bantuan pihak lain. Dimulai dari melakukan diagnosis kebutuhan
belajar, perumusan dari tujuan. Kemudian melaksanakan identifikasi sumber dan
pemilihan atau menjalankan strategi belajar. Baru setelah itu melawan evaluasi
dengan sendiri. Misalnya jika guru memberikan penjelasan tentang melukis
menggunakan Corel draw. Para pendidik akan merumuskan tujuan-tujuan
penting dalam
4. Pembelajaran Kontekstual
Guru akan mengaitkan materi dimana tengah dipelajari dengan situasi di dunia
nyata. Alhasil dapat memungkinkan para siswa menangkap makna yang tengah
dipelajari. Lalu otomatis mengaitkan pengetahuan baru dengan pengalaman
mereka. Misalnya untuk sekolah dasar dan guru punya tugas untuk
mengeksplorasi bentuk tulang daun secara berkelompok. Karena mereka cukup
sulit membedakan kelenturan ataupun kekuatan dari tulang daun. Jadi sangat
membutuhkan pengalaman langsung agar mudah diingat.
5. Memainkan Peran dan Simulasi
Para peserta didik itu bisa diajak bermain peran ataupun menirukan adegan.
Contohnya ketika para guru menggunakan tayangan video dari YouTube. Ketika
para siswa mencermati alur cerita ataupun peran dari tokoh-tokohnya. Kemudian
mereka pun berlatih sesuai dengan tokoh yang diperankan. Biasanya pada
tataran akan jauh lebih kompleks membuat cerita sendiri. Baru setelah itu
melakukan peragaan dengan bermain peran tersebut.
6. Pembelajaran Sistem Kooperatif
Pembelajaran kooperatif adalah bentuk proses belajar berdasarkan paham
konstruktivistik. Para siswa harus berkelompok kecil dengan tugas sama lalu
saling bekerja sama untuk membantu dalam mencapai tujuan. Sebetulnya ada
beberapa teknik kooperatif learning. Robert slavin telah mengembangkan sekitar
4 metode. Dimulai dari STAD, TGT, TAI dan juga strategi CIRC.

7. Pembelajaran Sistem Kolaboratif


Sistem kolaboratif merupakan belajar dalam tim dengan tugas berbeda. Metode
seperti ini jauh lebih cocok bagi peserta didik yang sudah menjelang dewasa.
Biasanya akan membutuhkan bantuan teknologi melalui dialog elektronik,
monitor interaksi dan lain sebagainya. Bahkan macam-macam pihak ini juga
punya peranan penting agar tujuan bisa tercapai karena adanya kerja sama yang
cukup mumpuni. Biasanya fasilitas seperti ini bisa diperoleh dari para guru, dan
juga mentor murid.
8. Diskusi Kelompok Kecil
Tiga teknik ini diorientasikan untuk berbagai macam pengetahuan ataupun
pengalaman guna melatih komunikasi kelompok kecil. Dengan tujuan agar
memudahkan peserta didik punya keterampilan dalam memecahkan masalah.
Dengan terkait materi pokok ataupun persoalan. Diskusi kelompok kecil punya
tujuan dalam meningkatkan partisipasi para siswa. Metode seperti ini akan
dipakai dalam melatih kecakapan berpikir, lancarkan komunikasi. Kemudian juga
melatih leadership, punya rasa percaya diri dalam debat ataupun kompromi.

Prinsip Pembelajaran Abad 21


Prinsip pembelajaran abad 21 ini wajib jadi acuan ataupun dasar untuk
mengembangkan serta pelaksanaan belajar di kelas. Jika sebelumnya masih
belum mengetahui apa saja prinsipnya. Maka di bawah ini merupakan
penjelasan singkatnya:
1. Pendekatan Dalam Pembelajaran Fokus ke Siswa Sebetulnya pembelajaran
seperti ini wajib mengubah proses belajar yang pendekatannya hanya
berpusat pada guru. Jadi bisa lebih fokus ke siswa, dan diberikan
kesempatan jauh lebih besar dalam mengembangkan potensinya. Aktivitas
pembelajaran pun harus banyak menghadirkan kegiatan hands on dan juga
minds on. Konteks seperti ini memang jauh lebih luas. Sumber informasi saat
pembelajaran juga tidak akan berpusat lagi pada guru namun bisa dari mana
saja.

2. Proses Belajar Wajib Bersifat Kolaborasi Pembelajaran pada abad 21 ini


akan melatih keterampilan kolaborasi siswa ketika menyelesaikan proyek.
Murid juga sangat wajib diajarkan tentang aneka ragam cara dalam
melakukan kolaborasi dengan orang lain. Kolaborasi ini dimulai dari
perbedaan sosial, latar budayanya dan lain sebagainya. Ketika menggali
sebuah informasi, siswa itu perlu sekali didorong agar mau bekerja sama
dengan teman lainnya. Dengan hal ini, para individu pun mampu tahu tentang
cara menghargai kelebihan dan kekurangan orang lain. Lalu belajar untuk
menyesuaikan diri dalam dinamika grup. Demikian sekilas informasi tentang
model sebuah pembelajaran abad 21. Dimana bagi para pendidik wajib di
pahami agar tak ketinggalan zaman. Lalu dijamin pula jadi sistem belajar
paling disukai oleh peserta didik.

Anda mungkin juga menyukai