KAJIAN TEORI
A. Konsep Teoretis
1. Metode Kolaboratif
a. Pengertian Kolaboratif
Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia metode ialah “cara yang telah
teratur dan terpikir baik untuk mencapai suatu maksud ( dalam ilmu
metode kolaboratif adalah belajar bersama atau pelatihan silang. 1 Dari hasil
diikuti dengan diskusi, sharing, debat dengan pendapat yang kondusif dan
1
Adi w. Gunawan, Genius Learning Strategi, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama,
2006), h. 173
14
2
menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur tangan guru.
pembahasan. Metode ini juga akan membuat seluruh siswa akan memiliki
15
melalui interaksi sosial. 3 Jadi perbedaan tersebut sudah nampak secara fakta
tugasnya kepada para siswa. Hal terakhir ini perlu ditekankan karena
tertentu secara lebih cepat, lebih baik, setiap orang mengerjakan bagian
3 3
Suyatno, Menjelajah Pembelajaran Inovatif, (Surabaya: Masmedia Buana Pustaka,
2009), h. 46
16
utama pembelajaran kolaboratif maupun kooperatif adalah “belajar
bersama”.
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Adi W. Gunawan bahwa proses
didalam kelas. 5 berarti secara keseluruhan kolaboratif ini adalah kerja sama.
kolaboratif ini melibatkan hampir semua aktifitas siswa dalam proses belajar
4
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/08/09/pembelajaran-kolaboratif/#comment-802
5
Adi W. Gunawan, op.cit, h.198
17
pembelajaran tersebut tidak berdiri sendiri tetapi harus saling mendukung
sebagai berikut:
tugas sendiri-sendiri
ditemukan sendiri.
dikumpulkan.
18
8. Laporan siswa dikoreksi, dikomentari, dinilai, dikembalikan pada
selanjutnya.
paling efektif adalah bila satu kelompok berisi 3,4 dan maksimal 5
orang murid.
selesai.
6
Suyatno, op.cit, h. 50-51
7
Adi W. Gunawan, Loc.cit
19
Metode kolaboratif adalah proses belajar kelompok dimana setiap
bagian pembahasan, tidak seperti kelompok belajar yang kita kenal, yang
adanya perubahan hubungan antara guru dan siswa, adanya pendekatan baru
tidak dominan. Dalam hal ini, peran guru adalah memediasi pembelajaran
8
Moh. Sholeh Hamid, Metode EDU Tainment, (Yokyakarta: Diva Press Anggota IKAPI,,
2011), h. 179-183
20
kolaboratif dan mempunyai tujuan-tujuan spesifik dalam konteks
kolaboratif.
21
berbagai proses dan aktifitas perilaku mereka sebelum, selama, dan sesudah
tersebut.
1. Membentuk tujuan
mereka.
22
maka dalam pembelajaran kolaboratif, para siswa memikul tanggung
mereka.
3. Penilaian Diri
penilaian yang jauh lebih luas lagi, yaitu memandu siswa dari tahun-
Jadi, tanggung jawab baru siswa adalah penilaian diri sendiri, yakni
kelompok.
hal ini, guru tidak hanya ceramah dan siswa mendengarkan, tetapi
antara guru dan siswa mendengarkan, tetapi antara guru dan siswa
23
perjuangan yang tidak ringan. Rasa ego dan paradigma tradisional
kerja sama dan dialog antara guru dan dengan siswa. Dalam kelas,
anak didik dan pendidik mempunyai posisi yang sama, tidak ada yang
diatas dan tidak pula ada yang dibawah. Mereka harus bekerja sama
memahami anak didik dan anak didik pun mampu mengikuti meteri
9
Ibid, h. 185-206
24
12. Manajemen konflik
ialah:
2. Murid ini juga akan merasa keberatan karena nilai yang ia peroleh
3. Bila kerja sama tidak dapat berjalan dengan baik, maka yang akan
10
bekerja hanyalah beberapa murid yang pintar dan aktif saja. ini juga
berdampak negatif bagi siswa lain, karena merasa dirinya lebih pintar.
2. Pembelajaran Al-Qur’an
kemampuan baru. Ketika kita berpikir informasi dan kemampuan apa yang
harus dimiliki oleh siswa, maka pada saat itu juga kita semestinya berpikir
strategi apa yang harus dilakukan agar semua itu dapat tercapai secara
10
Adi W. Gunawan, loc.cit
25
efektif dan efesien.11 Sesuai dengan firman Allah SWT yang terdapat dalam
mengutus kepada bangsa arab yang masih buta huruf, yang belum tahu
membaca dan menulis pada waktu itu, maka datanglah seorang Rasul
11
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,
2010). h. 296
26
menyesatkan mereka dan tidak percaya lagi kepada
bacaan Jibril a.s. kalimat demi kalimat, sebelum Jibril a.s. selesai
akan tercapai bila prosesnya sesuai dengan indikator metode ini sendiri.
12
http://users6.nofeehost.com/alquranonline/Alquran_Tafsir.asp?SuratKe=62
13
Tohirin, Psikologi Pembelajaran Pendidikana Agama Islam, Ed.1-cet.4- (Jakarta:
Rajawali Press, 2011), h. 8-9
27
Al-Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) islam pertama dan
(Wahyu) Allah SWT, sama benar dengan yang disampaikan oleh malaikat
Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit
ber angsur-angsur.
berarti tidak bisa luput dari metode hapalan, karena menghapal merupakan
salah satu ciri has pengajaran di MTs terutama pada mata pelajaran al-
Qur’an.
bertujuan agar peserta didik mampu mengingat pelajaran serta melatih daya
15
kognisi, ingatan, dan fantasi. Pembelajaran al-Qur’an secara kolaboratif
14
Muhammad Daud Ali, Pendidikan Agama Islam, Ed.1-7-(Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2006), h. 93
15
Abdul Mujib & Jusuf Mudzakkir, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Kencana Ilmu,
2006), h.154
28
akan dapat menambah daya ingat siswa terutama dalam hapalan ayat-ayat
kepada Rasulullah SAW melalui malaikat Jibril secara hapalan, begitu pula
kalau tidak ada guru yang membimbingnya maka tidak ada yang
pembimbing itu diutamakan juga hapalan dengan mantap, lancar, dan fasih
ayat tersebut serta guru tersebut mesti cermat mendengar hapalan siswanya.
sesuatu agar sesuatu tersebut tegak kokoh berdiri. Dasar suatu bangunan
yaitu fondamen yang menjadi landasan bangunan tersebut agar bangunan itu
tegak dan kokoh berdiri. demikian juga dasar pendidikan Islam yaitu
fondamen yang menjadi landasan atau asas agar pendidikan Islam dapat
29
tegak berdiri tidak mudah roboh karena tiupan angin kencang berupa
ideologi yang muncul baik sekarang maupun yang akan datang. dengan
adanya dasar ini maka pendidikan islam akan tegak berdiri dan tidak mudah
apapun.
dilakukan oleh setiap insan dan juga sebagai alat untuk mendewasakan
dari:
e. Dasar Agamis
30
corak kehidupan ini memberikan dampak yang besar terhadap
islam.
dan al-Hadits, seperti masalah pakaian yang islami dalam olah raga.
nilai al-Qur’an dan hadits dan dilaksanakan selama tidak keluar dari
18
kridor al-Qur’an dan hadits. Karena kalau keluar dari kridor
18
Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: Kalam Mulia. 2002), h.185
31
fungsi dan peranan yang tidak ternilai dalam kehidupan manusia.
Mereka akan merasa tenang dan tentram hatinya kalau mereka dapat
Pondok Pesantren Darul Wasi’ah Simalinyang kec. Kampar kiri tengah Kab.
diharapkan .
Kedua, Ria Maulana juga pernah meneliti pada tahun 2010 dengan
Hadts di MTs Islamiyah Desa Baru Kec. Siak Hulu. Berdasarkan hasil
Baru Kec. Siak Hulu sudah sesuai dengan yang diharapkan, hal tersebut
32
didudkung kompetensi guru yang baik dan sarana atau falisitas yang
memadai.
ruang lingkupnya yaitu pada penelitian saudari Alfina, untuk itu saya akan
C. Konsep Operasional
dari konsep teoretis agar mudah dipahami dan sebagai acuan dilapangan
agar lebih mudah untuk dipahami dan dapat diukur, hal ini perlu untuk
dilapangan.
33
4. Guru memberikan materi kepada masing-masing kelompok
baik.
34