3. Kelompok homogen
3. Kelompok heterogen
4. Hanya bergantung pada
4. Terjadi saling transfer sikap satu orang pemimpin
kepemimpinan
5. Tanggung jawab hanya
5. Sama-sama bertanggung untuk diri sendiri
jawab terhadap tiap anggota
kelompok yang lain
1) Teori Motivasi
Motovasi belajar merupakan motor penggerak yang mengaktifkan siswa-siswa
untuk melibatkan diri dalam belajar. Sebagai motor penggerak, motivasi memegang
peranan penting dalam memberikan gairah dan semangat dalam belajar. Siswa yang
bermotivasi kuat memiliki energi yang banyak untuk melakukan kegiatan belajar. Ini
sesuai dengan apa yang dikemukakan oleh Ngalim Purwanto mengenai definisi
motivasi, yaitu “pendorong” suatu usaha yang disadari untuk mempengaruhi tingkah
laku seseorang agar ia tergerak hatinya untuk bertindak melakukan sesuatu sehingga
mencapai hasil atau tujuan tertentu.
Dalam cooperative learning, ikatan kerjasama dalam suatu kelompok
mengandung daya motivasional yang kuat, masing-masing anggota kelompok saling
melibatkan diri untuk mencapai sasaran, karena mereka yakin bahwa tujuan belajar
hanya dapat dicapai berkat kerjasama. Keyakinan ini berbeda dengan keyakinan
bahwa tujuan yang dikejar hanya dapat dicapai bila orang lain tidak dapat
mencapainya atau keyakinan bahwa sasaran yang dituju sendiri tidak ada
hubungannya dengan sasaran orang lain. Bekerjasama berarti bahwa seorang siswa
memperoleh atau meningkatkan motivasinya karena interaksi cooperative dengan
teman sekelasnya sekaligus kebutuhan untuk menerima dan dapat diterima orang
lain. Pada gilirannya, kadar motivasi yang lebih tinggi menghasilkan taraf prestasi
yang lebih tinggi pula.
2) Teori Kognitif
Teori kognitif lebih menekankan pada efek dari kerjasama tersebut pada diri
masing-masing siswa. Ada dua kategori utama yang merupakan bagian dari teori
kognitif, yaitu:
(a) Teori Perkembangan
Damon dan Murray berpendapat mengenai asumsi dasar teori
perkembangan, yaitu bahwa “interaksi antar siswa terhadap tugas-tugas yang tepat
atau sesuai dengan tingkat pengetahuan siswa dapat meningkatkan penguasaan
konsep-konsep penting (Robert E. Slavin:2008). Sedangkan Vygotsky
mendefinisikan suatu teori tentang perkembangan yang dikenal dengan Zone of
Proximal Development (ZPD) memberikan pandangan bahwa “aktivitas”
kolaborasi dapat meningkatkan suatu pertumbuhan. Maksudnya, apabila siswa
dalam tingkat usia yang sama melakukan kolaborasi yaitu menyelesaikan
permasalahan yang taraf kesulitannya masih berada dalam ZPD mereka, hasilnya
akan lebih baik dan menguntungkan dibandingkan dengan mereka yang bekerja
sendiri-sendiri.