NIM :18620022
Rumput laut atau seaweed merupakan salah satu tumbuhan laut yang
termasuk dalam kelompok makro alga benthic atau benthic algae yang habitat
hidupnya di dasar perairan dengan cara melekat. Tanaman ini tidak bisa diperbedakan
bagian antara akar, batang dan daun, sehingga bagian tumbuhan tersebut disebut
thallus, oleh karena itu tergolong tumbuhan tingkat rendah. Rumput laut
dikelompokkan menjadi 3 kelas berdasarkan pigmen yang dikandungnya yaitu
rumput laut merah (Rhodophyceae), rumput laut coklat (Phaeophyceae), dan rumput
laut hijau (Chlorophyceae). Ketiga golongan tersebut mempunyai nilai ekonomi yang
cukup tinggi karena dapat menghasilkan metabolit primer senyawa hidrokoloid
seperti agar, karagenan, dan alginat (Anggadiredja et al., 2008).
Rumput laut merupakan salah satu komoditas hasil laut yang berpotensi untuk
dikembangkan. Potensi rumput laut cukup besar dan tersebar hampir diseluruh
perairan nusantara. Rumput laut yang banyak dimanfaatkan adalah dari jenis
ganggang merah (Rhodophyceae) karena mengandung agar-agar, karaginan, porpiran,
furcelaran maupun pigmen fikobilin (terdiri dari fikoeretrin dan fikosianin) yang
merupakan cadangan makanan yang mengandung banyak karbohidrat (Wahyu dkk,
2016). Salah satu ganggang merah (Rhodophyceae) yang sering dibudidayakan
adalah Rumput laut dari spesies Eucheuma cottoni
Deskripsi Rumput laut jenis Eucheuma cottonii adalah salah satu
carragaenophtytes yaitu rumput laut penghasil karaginan, yang berupa senyawa
polisakarida. Karaginan dalam rumput laut mengandung serat (dietary fiber) yang
sangat tinggi. Serat yang terdapat pada karaginan merupakan bagian dari serat gum
yaitu jenis serat yang larut dalam air. Karaginan dapat terekstraksi dengan air panas
yang mempunyai kemampuan untuk membentuk gel. Sifat pembentukan gel pada
rumput laut ini dibutuhkan untuk menghasilkan pasta yang baik, karena termasuk ke
dalam golongan Rhodophyta yang menghasilkan florin starch (Anggadiredja, 2008).
Kingdom : Plantae
Divisio : Rhodophyta
Kelas : Rhodophyceae
Ordo : Gigartinales
Famili : Solieriaceae
Genus : Eucheuma
Karakteristik gel kappa-karaginan dicirikan oleh tipe gel yang lebih kuat dan
rapuh dengan sineresis dan memiliki efek sinergis yang tinggi dengan locust been
gum. Pada umumnya rumput laut jenis Eucheuma cottonii (karaginan) dapat
melakukan interaksi dengan makromolekul yang bermuatan misalnya protein
sehingga mempengaruhi peningkatan viskositas, pembentukan gel dan pengendapan
(Anggadiredja, 2006). Rumput laut Eucheuma cottonii dapat dilihat pada Gambar
berikut:
Gambar 1.
Rumput Laut (
Eucheuma cottoni
)( Sumber:
Wahyu dkk, 2016 dan Anggadiredja, 2006 ).
Keberhasilan budidaya rumput laut dengan pemilihan lokasi sangat tepat dan
merupakan salah satu faktor penentu. Gambaran tentang biofisik air laut yang
diperlukan untuk usaha budidaya rumput laut penting diketahui agar tidak timbul
masalah yang dapat menghambat usaha itu sendiri dan mempengaruhi mutu hasil
yang dikehendaki. Lokasi dan lahan budidadaya Eucheuma sp. sangat ditentukan
oleh kondisi ekologis yang meliputi parameter lingkungan fisika, Kimia dan biologi
(Sulistijo, 1978).
DAFTAR PUSTAKA
Agustang., Sri Mulyani, Erni Indrawati. 2021. Budidaya Rumput Laut Potensi
Perairan Kabupaten Sinjai Sulawesi Selatan. Sulawesi Selatan: CV Berkah
Utami
Anggadiredja et al, 2006. Rumput Laut. Pembudidayaan, Pengolahan, dan
Pemasaran Komoditas Perikanan Potensial Seri Agribisnis. Penerbit Penebar
Swadaya. Jakarta.
Kordi, G. H. 2019. Kiat sukses budidaya rumput laut di laut dan tambak. Jogjakarta:
Penerbit Andi
Sulistijo, 1978. Rumput Laut (Algae). Lembaga Oseanologi Nasional- LIPI Jakarta
Wahyu, Farhanah., Andi Adri Arief , Djumran Yusu. 2016. Adaptasi Sosio-Ekologi
Budidaya Rumput Laut (Eucheuma Cottonii) Pada Masyarakat Pesisir Di
Kelurahan Lamalaka, Kecamatan Bantaeng, Kabupaten Bantaeng. Jurnal
Octopus. 5(1)