Anda di halaman 1dari 4

Nama : Chinta Ananda

NIM : 22312244028
Kelas : C

KAJIAN PUSTAKA
PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM 1

A. Judul
Regulasi Suhu Tubuh dan Kadar CO² dan O² Dalam Darah

B. Tujuan:
Setelah melakukan kegiatan ini diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memberikan contoh regulasi dalam tubuh manusia
2. Menjelaskan mekanisme thermoregulasi manusia

C. Kajian Pustaka
Sistem regulasi (koordinasi). Regulasi merupakan cara semua organ dan
sistem tubuh bekerja sama secara efisien. Sistem ini terbagi atas tiga bagian, yaitu
melalui sistem saraf, hormon dan alat indera. Pengaturan sistem saraf diatur oleh
urat saraf sedangkan pengaturan sistem hormon melalui darah (Safitri, 2004).

Regulasi cairan Tubuh (Osmoregulasi) adalah suatu proses untuk


mempertahankan keseimbangan cairan, air, dan elektrolit dalam tubuh kita. Spesifik,
osmoregulasi adalah pengaturan konsentrasi cairan di pembuluh darah dan secara
efektif juga mengatur jumlah air yang tersedia untuk diserap sel tubuh. Pengaturan
homeostasis cairan tubuh dilakukan dengan mekanisme sebagai berikut:
1) Perubahan konsentrasi cairan dideteksi oleh osmoreseptor sistem sirkulasi ke
hypothalamus untuk mengaktifkan umpan balik negatif.
2) Hypothalamus kemudian mengirimkan sinyal kimiawi ke kelenjar hipofisis
untuk mensekresi hormon ADH (Antidiuretic Hormone) yang akan bekerja pada
organ target ginjal dimana ginjal bertanggung jawab untuk menstabilkan
konsentrasi cairan tubuh.
3) Ketika hormon ADH mencapai organ target, terjadi perubahan pada ginjal yaitu
menjadi kurang atau lebih bersifat permeabel terhadap air. (Safitri: 2004)

Homeostasis is the body's automatic tendency to maintain a relatively constant


internal environment in terms of temperature, cardiac output, ion concentration,
concentration of wastes, etc. (Caon, 2018)
Homeostasis adalah kecenderungan otomatis tubuh untuk mempertahankan
lingkungan internal yang relatif konstan dalam hal suhu, curah jantung, konsentrasi
ion, konsentrasi limbah, dll. (Caon, 2018)

Suhu tubuh adalah perbedaan antara jumlah panas yang diproduksi oleh proses
tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan keluar. Suhu permukaan
berfluktuasi bergantung pada aliran darah ke kulit dan jumlah panas yang hilang ke
lingkungan luar. Karena fluktuasi suhu permukaan ini suhu yang dapat diterima
berkisar dari 36°C sampai 38°C. suhu normal rata-rata bervariasi tergantung lokasi
pengukuran. Keseimbangan suhu tubuh diregulasi oleh mekanisme fisiologis dan
perilaku. Agar suhu tubuh tetap konstan dan berada pada batasan normal, hubungan
antara produksi panas dan pengeluaran panas harus dipertahankan (Agus,2018:1).

Gambar 1. Suhu tubuh manusia


(Sumber : Diyfacolab)

Denyut nadi adalah suatu gelombang yang teraba pada arteri bila darah
dipompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat dimana ada arteri
melintas. Darah yang didorong ke arah aorta sistol tidak hanya bergerak maju dalam
pembuluh darah, tapi juga menimbulkan gelombang bertekanan yang berjalan
sepanjang arteri. Gelombang yang bertekanan meregang di dinding arteri sepanjang
perjalanannya dan regangan itu dapat diraba sebagai denyut nadi. Denyut yang
teraba bukan darah yang dipompa oleh jantung masuk ke aorta melainkan
gelombang tekanan yang dialihkan dari aorta yang merambat lebih cepat daripada
darah itu sendiri (Kasenda dkk, 2014:1).

Frekuensi Pernafasan, perbedaan frekuensi atau irama dapat dipengaruhi oleh


usia, jenis kelamin, dan berat tubuh. Irama atau frekuensi dasar respirasi ditentukan
oleh sistem saraf. Ukuran rongga dada dipengaruhi oleh kegiatan otot pernafasan.
Otot-otot ini berkontraksi dan relaksasi sebagai respon impuls saraf yang di
transmisi kepadanya dari pusat otak (Soewolo,2003).

Banyak hal yang mempengaruhi frekuensi denyut nadi di antaranya adalah


jenis kelamin, umur, posisi tubuh, dan aktivitas fisik. Frekuensi denyut nadi istirahat
anak laki-laki lebih rendah daripada anak perempuan seusianya. Pada umur 2-7
tahun anak laki-laki memiliki rata-rata denyut nadi istirahat sebesar 97 denyut per
menit, sedangkan anak perempuan memiliki rata-rata 98 denyut per menit (McArdle
et al., dalam Sandi, I.N., 2016:2).

Termoregulasi berasal dari kata "thermos" yang berarti panas dan "regulation"
yang berarti pengaturan. Termoregulasi merupakan usaha untuk mempertahankan
keseimbangan antara produksi panas dan pengeluaran panas sehingga suhu tubuh
tetap konstan dan dalam batas normal (Yunanto, 2008 dan Vander, 2011 dalam
Anita S., 2019:27)
Manusia merupakan makhluk homoiothermal yang berarti dapat mengatur
suhu tubuh sendiri untuk mencapai suatu ekuilibrium (keseimbangan) sehingga suhu
tubuh cenderung konstan yang tidak banyak terpengaruh oleh suhu lingkungan.
Enzim manusia bekerja efektif pada suhu 37 "C. Pusat pengaturan suhu ada di otak
bagian hipotalamus. Terdapat beberapa efektor yang terlibat dimana antar mamalia
bervariasi. Temperatur diatur dengan beberapa mekanisme. Fluktuasi temperatur
dideteksi oleh reseptor yang disebut termoreseptor, contohnya adalah kulit. Jika kita
terlalu panas atau dingin baik karena pengaruh dari lingkungan luar atau dalam
tubuh kita, maka termoreseptor akan mengirimkan impuls saraf ke hipotalamus.
Selanjutnya Hypothalamus akan mengirimkan pesan respon ke efektor seperti kulit
untuk meningkatkan atau mengurangi hilangnya panas dari permukaan dengan:
1) Peningkatan suhu tubuh direspon dengan berdirinya bulu rambut (piloereksi)
karena kontraksi otot-otot kulit sedangkan menurunnya suhu tubuh direspon
dengan penahanan panas tubuh dengan mendatamya bulu rambut karena
relaksasi otot-otot kulit.
2) Kelenjar-kelenjar di bawah kulit akan mensekresi keringat ke permukaan kulit
untuk meningkatkan hilangnya panas dengan evaporasi jika suhu tubuh
meningkat. Sekresi keringat akan berhenti jika suhu tubuh sudah kembali
normal.
3) Pembuluh darah yang mengaliri kulit akan melebar untuk membawa lebih
banyak panas keluar tubuh (vasodilatasi) jika suhu tubuh meningkat, dan
pembuluh darah akan mengkerut (vasokonstriksi) untuk meminimalkan
hilangnya panas lewat kulit jika suhu tubuh sudah normal kembali.

D. Daftar Pustaka
Amalia, Safitri. 2004. Biologi Kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga

Kasenda, Ivanny. Sylviah Marunduh dan Herlina Wungouw. 2014. Perbandingan


Denyut Nadi Antara Penduduk Yang Tinggal di Dataran Tinggi dan Dataran
Rendah. Jurnal e-Biomedik (eBM), Volume 2, Nomor 2, Juli 2014. Manado :
Fakultas Kedokteran. Universitas Sam Ratulangi.

McArdle, WD., Katch, FL., Katch, VL. 2010. Exercise Physiology: Nutrition,
Energy, and Human Performance. Philadelphia: Lippincot Williams & Wilkins.

Pearce, EC. 2012. Anatomi dan Fisiologi Untuk Paramedik. Jakarta: PT Gramedia.

Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negri Malang Press

Anda mungkin juga menyukai