Mempertahankan Homeostasis
Lingkungan Internal dan Eksternal Tubuh Manusia
Cairan yg terdapat di dalam sel disebut cairan intrasel (CIS) sedangkan yang berada di luar sel
disebut cairan ekstrasel (CES).
CES merupakan lingkungan internal tubuh. Sebaliknya, CIS terletak di dalam sel dan lingkungan
eksternal terletak di luar tubuh.
Meskipun sel jauh dari lingkungan eksternal, sel bisa bertahan hidup dengan melakukan
pertukaran-pertukaran dengan lingkungan internal yg mengelilinginya.
Mempertahankan Homeostasis
Sel-sel tubuh dapat hidup dan berfungsi hanya jika CES memungkinkan kelangsungan hidup
mereka; karena itu komposisi kimiawi, keadaan fisik lingkungan internal, kadar O2, zat-zat sisa
serta suhu harus diatur sedemikian rupa untuk mempertahankan homeostasis (Sherwood,
2007).
2. Konsentrasi O2 dan CO2, O2 dibutuhkan untuk reaksi kimia sementara CO2 harus
dikeluarkan
3. Konsentrasi zat-zat sisa, sebagian reaksi kimia menghasilkan zat-zat toksik sehingga
harus dikeluarkan
4. pH, perubahan pH berpengaruh buruk pada sistem syaraf dan kerja enzim.
5. Konsentrasi air, garam dan elektrolit lain, karena konsentrasi garam (NaCl) dan air di
CES mempengaruhi kadar air yg keluar-masuk sel.
6. Volume dan tekanan, pada plasma, harus dipertahankan volume dan tekanan darah yg
adekuat agar distribusi penghubung antara lingkungan dan sel yg penting ini ke seluruh
tubuh.
7. Suhu, sel-sel tubuh berfungsi optimal dalam kisaran suhu tertentu saja. (Sherwood,
2007)
Ada pula kemampuan homeostasis suatu organisme dipengaruhi beberapa hal yg berkaitan
dengan suhu diantaranya adalah :
1. Variasi diurnal
Suhu tubuh akan bervariasi pada siang dan malam hari. Suhu terendah manusia yang
tidur pada malam hari dan bangun sepanjang siang terjadi pada awal pagi dan tertinggi pada
awal malam. Pada hasil pengamatan, hal ini dibuktikan dengan tingginya temperatur tubuh
sebelum tidur malam (sekitar pukul 23.30 wib) yaitu 36,6C. Temperatur tubuh pada kegiatan
yang lain rata rata berada dibawah temperatur tersebut
3. Jenis kelamin
Sesuai dengan kegiatan metabolisme, suhu tubuh pria lebih tinggi daripada wanita. Suhu
tubuh wanita dipengaruhi daur haid. Pada saat ovulasi, suhu tubuh wanita pada pagi hari saat
bangun meningkat 0,3 0,5 C.
4. Lingkungan
Suhu lingkungan yang tinggi akan meningkatkan suhu tubuh. Udara lingkungan yang lembab
juga akan meningkatkan suhu tubuh karena menyebabkan hambatan penguapan keringat,
sehingga panas tertahan di dalam tubuh. Pada hasil pengamatan didapatkan bahwa suhu
tubuh setelah aktivitas di malam hari lebih tinggi daripada aktivitas yang dilakukan malam hari.
1. PH
Untuk mencapai homeostasis, harus ada keseimbangan antara asupan atau produksi ion
hidrogen dan pembuangan ion hidrogen dari tubuh. Konsentrasi ion hidrogen dinyatakan
dengan satuan pH. Di dalam tubuh, pH normal dapat bervariasi besarnya tergantung letak dan
fungsinya (Guyton, 1996 ).
2. Suhu
Dalam mengatur suhu tubuh, sistem termoregulasi bekerja untuk menyeimbangkan perolehan
panas dengan pelepasan panas.
3. Urea
Melalui ginjal dengan mengeluarkan urin. Bila lebih banyak ion hydrogen yang disekresikan dari
pada ion bikarbonat yang disaring akan terdapat kehilangan asam dari cairan ekstraseluler.
Sebaliknya, bila lebih banyak ion bikarbonat yang disaring daripada hydrogen akan terdapat
kehilangan basa (Guyton, 1996).
Faktor Lainnya
1. Usia, dengan bertambahnya usia organisme, maka organ yang mengatur keseimbangan
akan menurun fungsinya, dengan begitu hasil untuk kesimbangan pun akan menurun.
2. Temperatur lingkungan, dengan sesuatu organisme banyak terdapat di lingkungan yang
panas, maka akan terjadi proses evaporasi, sehingga dimungkinkan cairan banyak yang
keluar.
3. Makanan
4. Obat-obatan
5. Stres dapat mempengaruhi beberapa hal diantaranya adalah, Mempengaruhi
metabolisme sel, meningkatkan gula darah, meningkatkan osmotik dan ADH akan
meningkatkan sehingga urine menurun.
6. Sakit, Misalnya gagal ginjal, maka organisme akan mengeluarkan cairan yang banyak
sehingga dapat menggau keseimbangan di dalam tubuh organism tersebut. (Irawan,
2008).