Disusun Oleh
Dewi Nur Fauziyyah
215040307111017
Kehutanan-B
DAFTAR ISI..................................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................1
2.1 Transpirasi.......................................................................................................................3
BAB 3 PEMBAHASAN.................................................................................................................4
3.3 Laju Transpirasi Pada Pohon Berdaun Lebar (Hardwood) Dan Berdaun Jarum
(Softwood)....................................................................................................................................6
BAB 4 KESIMPULAN..................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................................8
ii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah pada penulisan ini adalah:
1. Faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi laju transpirasi pada pohon daun jarum dan
daun lebar?
2. Bagaiman mekanisme laju transpirasi pada pohon daun lebar dan jarum?
2
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Transpirasi
Transpirasi adalah proses hilangnya air dalam bentuk uap air dari jaringan hidup
tanaman yang terletak di atas permukaan tanah melewati stomata, lubang kutikula, dan
lentisel. Transpirasi merupakan pengeluaran berupa uap H2O dan CO2 yang terjadi pada
siang hari saat panas melalui stomata (mulut daun) dan lentisel (celah batang).
Transpirasi berlangsung melalui bagian tumbuhan yang berhubungan dengan udara luar,
yaitu melalui pori – pori daun seperti stomata, lubang kutikula, dan lentisel oleh proses
fisiologi tanaman.
Menurut Prijono dan Laksamana (2016), proses transpirasi dimulai dari absorbs air
tanah oleh akar tanaman yang kemudian ditransport melalui batang menuju daun dan
dilepaskan sebagai uap air ke atmosfer. Menurut Ratnawati (2012), pergerakan air
dimulai dengan air diserap ke dalam akar secara osmosis melalui rambut akar, sebagian
besar bergerak menurut gradien potensial air melalui xilem. Air dalam pembuluh xilem
mengalami tekanan besar karena molekul air polar menyatu dalam kolom berlanjut akibat
dari penguapan yang berkelanjutan, akibat dari penguapan yang berlangsung di bagian
atas. Sebagian besar ion bergerak melalui simplas dari epidermis akar ke xilem dan
kemudian ke atas melalui arus transportasi.
3
c. Transpirasi Lentikuler : Lentisel adalah daerah pada kulit kayu yang berisi sel-sel
yang tersusun lepas yang dikenal sebagai alat komplementer, uap air yang hilang
melalui jaringan ini sebesar 0.1 % dari total transpirasi.
BAB 3
PEMBAHASAN
4
3.2 Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi Tumbuhan
Kegiatan transpirasi dipengaruhi oleh banyak faktor baik faktor dalam ataupun faktor
luar, antara lain :
1. Faktor Dalam (Internal)
a. Stomata : jumlah per satuan luas, letak/ lokasi stomata (permukaan bawah atau
atas daun, timbul/tenggelam), waktu bukaan stomata, banyak sedikitnya stomata,
bentuk stomata.
b. Daun : warna daun (kandungan klorifil daun), posisinya menghadap matahari atau
tidak, besar kecilnya daun, tebal tipisnya daun, berlapiskan lilin atau tidaknya
permukaan daun, banyak sedikitnya bulu di permukaan daun
5
daripada dalam udara tenang. Tetapi efek angin secara keseluruhan adalah selalu
meningkatkan transpirasi.
e. Keadaan air di dalam tanah : air di dalam tanah ialah satu-satunya sumber yang
pokok, dari mana akar-akar tanaman mendapatkan air yang dibutuhkannya. Laju
transpirasi dapat dipengaruhi oleh kandungan air tanah dan laju absorbsi air dari
akar. Pada siang hari, biasanya air ditranspirasikan dengan laju yang lebih cepat
daripada penyerapannya dari tanah. Hal tersebut menimbulkan defisit air dalam
daun. Pada malam hari akan terjadi kondisi yang sebaliknya, karena suhu udara
dan suhu daun lebih rendah. Jika kandungan air tanah menurun, sebagai akibat
penyerapan oleh akar, gerakan air melalui tanah ke dalam akar menjadi lebih
lambat.
3.3 Laju Transpirasi Pada Pohon Berdaun Lebar (Hardwood) Dan Berdaun Jarum
(Softwood)
Pohon berdaun lebar merupakan sebuah pohon yang tergolong memiliki kayu keras. Pada
dasarnya, kayu yang keras merupakan kayu yang berasal dari tumbuhan angiospremae.
Angiospermae merupakan tumbuhan yang memiliki biji tertutup. Kebanyakan pohon kayu
keras juga menggugurkan daunnya. Pohon gugur adalah pohon yang kehilangan daunnya
setiap tahun. Contoh pohon berdaun lebar yaitu jati. Tanaman jati diketahui sensitive
terhadap kekurangan air karena termasuk dalam golongan tanaman meranggas
(menggugurkan daun) pada musim kemarau (Biantary & Agang, 2015). Jati akan
menggugurkan daunnya untuk mengurangi penguapan yang berlebihan atau yang biasa
disebut dengan meranggas. Meranggas merupakan salah satu cara ilmiah pohon untuk
mengurangi laju transpirasi di musim kemarau agar pohon tidak mengalami kekeringan dan
mati.
Tumbuhan berdaun jarum merupakan pohon yang akan tumbuh di iklim sub tropis atau
beriklim sedang. Pohon berdaun jarum atau (Softwood) merupakan pohon yang memiliki
kayu lunak. Pada dasarnya kayu lunak berasal dari tumbuhan konifer dan monokotil. Kayu
lunak tidak memiliki pori – pori tetapi memiliki tabung linear yang disebut tracheids yang
menyediakan nutrisi untuk pertumbuhan. Trakeid ini melakukan hal yang sama seperti pori –
pori kayu keras mengangkut air dan menghasilkan getah yang melindungi dariserangan hama
6
dan menyediakan unsur-unsur penting untuk pertumbuhan pohon. Salah satu contoh
tumbuhan berdaun jarum yaitu pinus.
Pada dua hal diatas sangat berhubungan dengan faktor internal dari laju transpirasi yaitu
luas permukaan daun dan banyaknya jumlah stomata. Transpirasi dikontrol oleh perilaku
membuka dan menutupnya stomata, dimana perilaku stomata bervariasi menurut jenis
tanaman.
BAB 4
KESIMPULAN
Transpirasi adalah mekanisme hilangnya air dari tumbuhan, bisa melalui stomata atau
melalui kutikula. Tetapi lebih banyak yang hilang dari stomata. Ada tiga tipe transpirasi yaitu
transpirasi kutikula, transpirasi stomata, dan transpirasi lentikuler. Pada transpirasi terjadi pada
siang hari, air yang hilang berbentuk uap air, yang dilepaskan uap air murni, terjadi melewati
stomata, lubang kutikula, dan lenti sel, terkendali oleh bukaan stomata, menurunkan suhu pada
permukaan tanaman.
Laju mekanisme transpirasi pada tumbuhan, hal yang penting adalah difusi uap air dari
udara yang lembab di dalam daun ke udara kering di luar daun. Kehilangan air dari daun
umumnya melibatkan kekuatan untuk menarik air ke dalam daun dari berkas pembuluh yaitu
pergerakan air dari sistem pembuluh dari akar ke pucuk, dan bahkan dari tanah ke akar.
Dan faktor yang mempengaruhi transpirasi terbagi atas dua faktor internal yaitu :
stomata dan daun, dan pada faktor luar atau external ialah : sinar matahari, temperatur,
kelembaban udara, angin, dan keadaan air di dalam tanah.
7
DAFTAR PUSTAKA
Biantary M.P., dan M.W. Agang. (2015). Karakteristik kesuburan tanah dan produktifitas
tanaman jati (Tectona grandis L.f). Studi Kasus Pada Tanaman Jati yang ditanam secara
Agroforestry di Bukit Biru Tenggarong Kabupaten Kutai Kartanegara Kalimantan Timur.
Laporan Akhir Penelitian Dosen Pemula. Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda.
Prijono, S dan Laksamana, M.T.S. (2016). Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan
Gliricidia sepium pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar serta Pengaruhnya terhadap
Konduktivtas Hidrolik Tidak Jenuh. J-Pal. 7(1): 15-24.
Prijono, S., & Laksmana, M. T. S. (2016). Studi Laju Transpirasi Peltophorum dassyrachis dan
Gliricidia sepium Pada Sistem Budidaya Tanaman Pagar Serta Pengaruhnya Terhadap
Konduktivitas Hidrolik Tidak Jenuh. Indonesian Journal of Environment and Sustainable
Development, 7(1).
8
9