Anda di halaman 1dari 14

Hama dan Penyakit Hutan

HJ. NORMELA RACHMAWATI


NIP. 19641114 198903 2008
 
MACAM-MACAM HAMA HUTAN
HAMA HUTAN

Para ahli hama hutan membagi hama hutan atas dasar pembagian yang berbeda-beda. Dasar pembagian
yang sering digunakan adalah :
 
 Berdasarkan bagian pohon yang rusak
 Berdasarkan jenis tanamannya.
 
Berdasarkan bagian pohon yang rusak pada hama :
a. Serangga perusak daun (defoliating insects)
 Serangan serangga mengakibatkan sebagian atau seluruh bagian dari daun rusak karena dimakan.
 Serangga ini biasanya termasuk di dalam ordo-ordo : Lepidoptera, Hymenoptera dan Diptera hanya
stadium larvanya yang merusak daun, sedangkan dari ordo Coleoptera dan Orthoptera stadium larva
dan stadium imagonya yang dapat merusak daun.

b. Serangga penggerak kulit pohon


 Bagian yang dirusak adalah kulit pohon bagian dalam sampai ke kambium. Lubang gesekan
serangga dapat merusak atau menutup jalan pengiriman bahan makanan pohon yang dikirim dari
daun ke akarnya. Apabila kerusakan yang ditimbulkan sampai melingkari pohon, maka akan dapat
membentuk suatu terusan yang mengakibatkan terhalangnya pengiriman makanan dari daun ke akar,
sehingga bila akar pohon sampai mati, pohonnya pun akan mati.
 Serangga pengebor kulit pohon ini biasanya termasuk di dalam ordo Coleoptera.
c. Serangga pengebor batang pohon dan kayu (wood boring insects)
 Kerusakan berbentuk lubang-lubang yang mempunyai bermacam-macam ukuran dan bentuk. Lubang
dapat dijumpai, baik pada batang dan cabang yang masih hidup ataupun pada balok-balok dan kayu-kayu
kering.
 Tiap-tiap serangga pengebor kayu mempunyai spesifikasi tersendiri. Ada yang tinggal di dalam kayu
sebagai tempat tinggalnya saja tetapi kebanyakan hidup dan makan batang kayu.
 Beberapa serangga ada yang hanya merusak pohon yang sehat, ada yang merusak pohon yang sedang
merana.
 Serangga pengebor batang atau kayu termasuk ke dalam ordo Coleoptera.

d. Serangga pengisap cairan pohon (Sapsucking insects)


 Serangan/kerusakan yang ditimbulkan berbentuk noda perubahan warna (discoloration), bentuk yang
membesar (malformation), atau terhentinya pertumbuhan bagian-bagian tertentu, misalnya : daun-daun
atau cabang-cabang.
 Serangga pengisap cairan pohon hampir semuanya termasuk ordo Heminoptera, hanya Menoptera,
Diptera dan Hiteroptera.

e. Serangga perusak pucuk dan cabang (bud and twig insects)


 Kerusakan yang timbul adalah pucuk dan cabang berlubang dan di teras oleh serangga. Karena pucuk
merupakan tempat pertumbuhan dari pohon, maka serangga perusak pucuk dan cabang sangat
merugikan. Penderitaan paling berat ialah bila serangganya mengebor ke dalam pucuk pohon.
 Serangga yang merusak pucuk biasanya termasuk ke dalam ordo Lepidoptera, Coleoptera, Hemiptera dan
Hymenoptera.
f. Serangga perusak anakan (seedling insects)
 Pada umumnya seluruh bagian dari anakan merupakan makanan digemari oleh bermacam-macam
serangga, karena bagian tersebut masih muda dan lunak.
 Serangga/binatang perusak anakan umumnya merusak pada malam hari, sehingga siang harinya
anakan telah putus-putus batang, akar atau daunnya dan kalau dicari serangga-serangga perusak
sudah tidak ada lagi.
g. Serangga perusak akar (root insects)
 Bagian akar yang dirusak umumnya adalah ujung akar tanaman muda yang merupakan bagian
yang sangat lunak. Berada di persemaian (anakan-anakan).
 Disamping serangga, binatang perusak akar yang sering dijumpai adalah cacing bulat (nematoda)
 Banyak/biasanya serangga masuk dalam ordo Caleoptera.
Hama-Hama Hutan yang Terdapat di Indonesia antara lain :
a. Hama pohon Pinus merkusii
 Hama yang menyerang Milionia basalis ordo Lepidoptera
 Merusak daun pohon pinus yang muda maupun yang tua
 Serangan berlangsung sepanjang tahun sehingga pohon-pohon itu menjadi gundul.
 Selain itu hama yang menyerang pinus Dyorictia masuk ordo Lepidoptera.
 Pohon yang digemari oleh serangga dan paling menderita adalah yang berumur 2-8 tahun.
 Bagian yang digemari adalah pangkal cabang, walaupun bagian lain diserang juga.
 Ditempat hama penggerek masuk, terlihat getah pinus yang membeku, mula-mula putih kemudian coklat. Getah pinus sering
tercampur dengan serbuk gerekan dan kotoran hama.
 Telurnya diletakkan satu persatu pada kulit pohon bagian luar, setelah menetas larva menggerek kulit dan masuk ke bagian dalam
dari kulit.
 Hidupnya adalah makan bagian dalam kulit dan kambium pohon. Apabila telah sampai di tengah-tengah batang, penggerek
membelah kebawahan sampai dapat mencapai 15-20 cm dengan diameter lubang penggerek
+ 0,3 cm. Penggerek itu dapat pula masuk ke dalam batang pohon, juga ke dalam cabang dan pucuk.

b. Hama Paraserienthes falcataria


 Hama yang menyerang adalah uter-uter, engkes, kumbang serendang (Xystrocera festiva) dari famili Cerambycidae ordo Coleoptera.
 Hama ini menyerang beberapa spesies dari famili Leguminocecae, yaitu : Paraserienthes falcataria, A. sumatrana, A. stipula, A.
lebbeok dan Pithecellobium lobatum.
 Larva yang keluar mulai menggerek kulit bagian dalam dan kayu muda secara bergerombol ke arah bawah. Bagian pohon yang
digerek akan mengeluarkan cairan sehingga terlihat berwarna hitam atau coklat. Bubuk-bubuk gesekan akan mengeluarkan cairan
sehingga terlihat berwarna hitam atau coklat. Bubuk-bubuk gerekan tertinggal dalam lubang gerek dan sebagian keluar dari lubang-
lubang kulit atau kulit-kulit yang pecah. Larva yang hendak masuk stadium pupa mengebor ke dalam batang pohon dan membelok
ke arah atas. Panjang lubang gerek dapat mencapai 20 cm. Larva akan berkepompong di ujung lubang gerek dengan kepala ke
bawah. Apabila banyak sekali larva yang mengebor ke dalam batang pohon maka bila ada angin sedikit saja bertiup pohon yang
diserang hama itu akan patah.
 Pohon yang dapat diserang hanya berumur 3 tahun ke atas.
 Dulu, sebelum adanya penanaman besar-besaran tegakan Paraserienthes falcataria yang murni,
hama penggerek batang Xystrocera festiva tidak menjadi masalah serius. Akan tetapi, setelah
tegakan murni secara luas dibuat, populasi hama penggerek itu menjadi eksplosif. Hal ini disebabkan
oleh adanya persediaan makanan yang tidak terbatas jumlahnya sehingga persyaratan hidup bagi
penggerek tercukupi dengan baik.
Pemberantasan yang disarankan antara lain :
 Sarang-sarang infeksi didekat pertanaman dihilangkan
 Pada penjarangan pertama pada waktu tegakan telah berumur 3 tahun hendaknya diperhatikan
adanya pohon-pohon yang sudah diserang.
 Sebaiknya diserang hama ditebang dan dimusnahkan agar hama tidak menular.
 Tiap-tiap tahun setelah pohon berumur 3 tahun hendaknya diadakan pemeriksaan pohon-pohon yang
terserang segera ditebang dan dimusnahkan.
 Tanaman yang sudah diserang berat di tebang habis dan diganti dengan tanaman baru.

c. Hama pohon Mahoni (Switenia mahogani dan Switenia macrophyla)


 Hamanya adalah penggerek pucuk (Hypsipyla robusta moore) dari famili Pyralidae ordo Lepidoptera.
Cara pemberantasannya/usaha yang pernah dilakukan antara lain :
○ Membuat tanaman campuran
○ Melakukan pemangkasan pucuk yang diserang
○ Mengganti tanaman dengan jenis tanaman yang kebal/tahan terhadap serangan Hypsipyla
robusta.
d. Hama pohon jati (Tectona grandis)
 Hamanya adalah bubuk kayu basah (Xylebcrus destruens BDLF) dari famili Scolytidae dan ordo
coleoptera.
 Hama ini kebanyakan tidak menimbulkan kerugian yang berarti, hanya beberapa saja yang
kadang-kadang dapat menghebat serangannya.
 Di Jawa selain Jati, juga pernah dilaporkan hama menyerang kemlandingan (Leucaena glauca)
dan kesambi (Schleichera oleosa). Umumnya hama menyerang tanaman jati yang berumur 5
tahun ke atas.

Pemberantasan dan pencegahan yang pernah dilakukan adalah dengan cara :


○ Tidak menanam jati di daerah yang mempunyai curah hujan lebih dari 2000 mm per
tahun.
○ Menebang dan memusnahkan pohon-pohon yang diserang, terutama pada waktu
penjarangan.
○ Mengurangi tanaman bawah untuk mengurangi kelembaban udara.
○ Melaksanakan penjarangan dengan baik.
JENIS-JENIS HAMA HUTAN TANAMAN INDUSTRI
Tectonae grandis (JATI)
a. Hama Akar
○ Lepidiota stigma F. (Ampal, Lege)  Uret
(Coleoptera, Melolonthidae) Larva serangga menyerang : Jati, pinus, jabon, albazia, dll.
 Kerusakan/kematian akibat uret terjadi pada anakan di persemaian/ tanaman muda yang berumur
antara 1-2 tahun.
 Ciri serangan : Kerusakan pada perakaran s/d leher akar habis dimakan.
 Gejala luar yang tampak : dimulai dengan layunya tanaman untuk akhirnya mati kering dan mudah
sekali dicabut karena akarnya sudah habis.
 Serangan biasanya pada musim hujan
 Kumbang berwarna coklat keabuan, bersisik renik berwarna kuning/putih kekuningan.

○ Phasus damar moore (uter-uter)


(Lepidoptera, Hepialidae)
 Serangan terjadi pada pangkal batang dekat permukaan tanah yang dicirikan pada adanya lubang
gerek yang cukup besar.
 Di daerah yang berkelembaban tinggi serangan ditemukan setiap tahun.
 Kupu-kupu (imago) berwarna kecoklatan berukuran besar + panjang 3-5 cm.
 Hama dapat menyerang tegakan jati muda yang berumur 2-5 tahun.
b. Hama Akar
○ Neotermes tectonae Damm (Inger-inger)
Tanaman inang yang lain : Albizia procera, cassia fistula, acacia lencophloea, dan lain-lain.
Hama ini menyebabkan :
Batang pohon jati membengkak (gembol) dan di dalamnya growong (berlubang) sehingga dapat menurunkan kwalitas batang
pohon tersebut.
Ciri-ciri pohon yang terserang :
 Tinggi serangan inger-inger lebih dari 5 m.
 Pembengkakan batang dikeliling batang.
Hama ini menyerang batang pohon sejak pohon masih muda dan masuk melalui luka pada batang pohon. Waktu serangan
dimulai pada musim hujan dan saat hama menyerang sampai terlihat gejala serangan memerlukan waktu 3-4 tahun bahkan
sampai 7 tahun.
Imago berwarna coklat mengkilat, panjang tubuh 13-14,5 mm.
 
Usaha pengendalian
Dengan memberi pengasapan di dalam batang pohon yang diserang inger-inger tersebut.

○ Xyleborus destruens Bldt (Coleoptera, scolytidae)


 Gejala luar yang mudah dilihat yaitu : Kulit batang tempat terjadi serangan berwarna coklat kehitaman. Warna tersebut
disebabkan adanya lendir yang bercampur dengan serbuk gerek dan kotorannya. Di dalam bagian kayu yang terserang
terdapat liang-liang gerek yang bercabang-cabang. Sehingga kayu menjadi bernoda hitam.
 Kumbang berwarna coklat kemerahan mengkilat panjang 4,5-5 mm.

○ Duomitus ceramicus wlk (oleng-oleng) (Lepidoptera, cossidae)


 Gejala : batang jati yang berlubang disertai kulit batang yang mengeluarkan gum (lendir) serta kotoran-kotoran dan
serbuk gerek yang dikeluarkan serangga tersebut sehingga batang menjadi coklat kehitaman.
 Serangan pada tanaman jati muda menyebabkan batang menjadi rapuh dan mudah patah.
 Serangan hama ini sepanjang tahun pada tempat-tempat yang kelembaban udara yang cukup.
 Kupu-kupu berwarna coklat kekuningan dan sedikit hitam, panjang
40-80 mm.
c. Hama Daun
○ Pyrausta machaeralis wlk / teak leaf skeletonizer (Lepidoptera, Pyralidae)
 Gejala : bagian daun yang diserang berwarna hijau dan lunak diantara tulang-tulang daun, urat-urat
dan tulang daun tetap utuh.
 Akibatnya : daun tinggal kerangka daun yang berwarna kuning sehingga pertumbuhan pohon akan
terganggu.
 Serangan pada musim hujan yaitu pada saat terdapat daun-daun muda dalam jumlah banyak.

○ Hyblaea puera crm (Lepidoptera, Hybaeidae)


 Gejala : Ulat muda makan bagian daun yang lunak dengan meninggalkan urat-urat dan tulang-tulang
daun, ulat dewasa makan keseluruhan jaringan daun kecuali tulang-tulang daun yang besar.
Akibatnya : sama dengan Pyrausta machaeralis
 
○ Valanga nigricornis Krauss (walang kayu)
- Tanaman inang : jati, kelapa, jagung, pisang, Ficus, dadap, albizia, Acacia, cemara, lamtoro,dll.
- Gejala serangan sedikit banyak sama dengan Pyrausta dan H. puera.
- Belalang-belalang berwarna hijau kekuning-kuningan atau merah sauh Keabu-abuan bercak-
bercak hitam
II. Pinus merkusii
A.Hama daun
Milionia basalis Wlk (Lepidopthera, Geomtridae)
 Gejala : daun pinus sebagian / seluruhnya dimakan oleh larva ini. Serangan yang hebat
menyebabkan tanaman gundul. Akibat serangan terus menerus pada tanaman muda dapat
menyebabkan sedangkan pada tanaman tua menyebabkan produksi getah Pinus turun.
 Kupu-kupu berwarna biru tua sampai hitam dengan kilauan biru hijau.

Cryptothelea variegate Snell (Lepidoptera, Psychidae


Tanaman inang lainnya : Albizia, coklat, randu, jeruk, dll. 
 Gejala : daun pinus yang diserang sebagian dimakan dan sebagian dibuang Jatuh ketanah.
 Serangan yang hebat menyebabkan tanaman jadi gundul dan yang tinggal hanyalah kantong-
kantong yang ditinggal oleh serangga.
 Ulat bersembunyi didalam kantong-kantong yang dibuat dari keping-keping . kulit, daun
dsbnya.
 Ulat ini biasa disebut Ulat kantong besar, siklus hidup serangga berlangsung selama 3 – 3,5
bulan.

Cryptothelea psedo Snell 


 Gejala : daun dimakan hanya sebagian , sebagian ditinggalkan menjadi layu dan berwarna
kemerah-merahan.
 
 4.Nesodiprion biremes Konow 
 -Larva memakan daun muda dan tua dari ujung kepangkal daun

B.Hama Pucuk/ Batang Dioryctria rubella Hamps


 Gejala pada bagian pucuk yang terserang larva serangga terdapat penimbun an serbuk gerek
pada pangkal karangan daun. Daun berwarna kuning lama ke
III. Paraserianthes falcataria
A.Hama Batang
# Xystrocera festiva Pascoe
 Kumbang warna kuning kemerah-merahan dan warna hijau kebiruan pada pinggir luar sayap.
 Gejala : ditandai oleh tanda merah kecoklatan pada kulit batang dan bila serangan sudah lanjut
batang mengering dan pecah

B.Hama Daun
# Eurrema spp
 
 Gejala : Ulat menyerang daun pada tanaman muda dipersemaian hingga tanaman banyak
kehilangan daun. Akibatnya : tanaman terganggu pertumbuhan sampai pada kematian bila
berulang=ulang. Kupu-kupu berwarna kuning dengan garis hitam dipinggirnya
  
PENANGGULANGAN HAMA HUTAN
 Penanggulangan Hama Hutan
 Tindakan penanggulangan yang dilakukan dengan memberantas hama hutan (serangga) pada dasarnya merupakan tindakan untuk mengatur populasi
serangga agar tidak menimbulkan kerusakan ekonomis yang berarti dan ditujukan untuk menekan populasi serangga.
 
 Cara pemberantasan serangga ada 2 :

a). Pemberantasan secara alami


Bila penekanan populasi serangga dilakukan oleh salah satu atau beberapa factor ekologi dan campur tangan manusia.
 
b). Pemberantasan secara buatan
 * Secara silvikultur

yaitu dengan mengatur komposisi tegakan (hutan campuran), kerapatan tegakan, kesehatan pohon, umur tegakan dan memilih jenis pohon yang
resisten terhadap hama; 

 * Secara fisik mekanik :


- Mengubah temperature
- Mengubah kadar air
- Merusak habitat hama
- Perangkap hama

 * Secara hayati (biologi)


yaitu pelepasan musuh –musuh alami yaitu parasit dan predatornya (serangga, jamur, bakteri, virus, burung dsb)
 
 *Secara Undang-undang

Yaitu membuat peraturan-peraturan dan undang-undang, seperti peraturan perkarantinaan di pelabuhan/ bandara atau adanya embargo (melarang sama
sekali masuknya sesuatu benda atau barang tertentu dari suatu daerah ).
 
 *Penggunaan bahan-bahan kimia (insektisida)
Yaitu pemberantasan ini cepat, tetapi akibat buruknya berbahaya baik bagi tanaman, ternak atau manusia.
 
 *Sterilisasi
Yaitu penekanan suatu hama dengan cara melepaskan hamanya dari laboratorium setelah disterilisasi. Umumnya yang disterilkan yang jantan sebelum
dilepas.

 *Integrated Control Pengawas Terpadu


Dimana cara ini merupakan kombinasi yang tepat atau berbentuk keterpaduan dari semua cara pemberantasan yang dikenal. 
Fungisida berdasarkan penggunaannya dapat dibagi :
 
 Fungisida Pelindung
digunakan untuk melindungi tanaman atau biji-biji dipersemaian agar tidak terserang cendawan
 Fungisida Pemberantas
digunakan untuk memberantas atau membunuh pathogen
 Fungisida Pengobatan
Digunakan untuk menyembuhkan tanaman Yang sedang sakit.
Untuk pemakaian dilapangan biasanya dengan jalan penyemprotan, penghembusan.
 
 

Anda mungkin juga menyukai