Anda di halaman 1dari 8

A.

Pemadaman Berdasarkan Besar Kecilnya Api Kebakaran

Cara pemadaman kebakaran hutan dalam penggunaannya dipengaruhi oleh: keadaan api,
topografi, keadaan angin, kesiapan regu pemadaman kebakaran dan sarana dan prasarana yang
tersedia.

Berdasarkan besar kecilnya api kebakaran, dapat dibedakan atas pemadaman api kecil,
sedang dan besar (Dep. Kehutanan 1992).

1) Pemadaman api kebakaran kecil


a. Pertama-tama padamkan bagian kepala api
b. Setelah bagian kepala api padam, lanjutkan ke bagian sisi dan bagian punggung.
c. Pastikan bahwa seluruh keliling kebakaran telah padam apinya.
d. Lakukan pemadaman ulang pada bekas kebakaran untuk mencegah adanya bara api yang
dapat menimbulkan kebakaran baru (mop up).
e. Lakukan pemeriksaan di luar bekas kebakaran untuk mengetahui dan sekaligus
memadamkan adanya api loncat.
2) Api kebakaran sedang
a. Pertama-tama padamkan dulu kepala api.
b. Buatlah ilaran api di sekeliling kepala api untuk menghambat lajunya penjalaran api.
c. Buatlah ilaran api mulai dekat punggung api menuju ke arah kiri kanan sisi api yang akhirnya
menyambung dengan ilaran api di keliling api.
d. Lakukan pemadaman ulang pada bekas kebakaran untuk mencegah adanya bara api yang
bisa menimbulkan kebakaran baru (mop up).
e. Lakukan pemeriksaan diluar bekas kebakaran untuk mengetahui dan sekaligus
memadamkan adanya api loncat.

Keterangan :

a. Padamkan kepala api


b. Ilaran api untuk menutup/menghambat laju penjalaran
c. Ilaran api dari punggung menuju ilaran di kepala api
d. Mop up dan pemadaman api loncat.
3) Api kebakaran besar
Salah satu teknik pemadaman yang digunakan adalah teknik garis terputus yaitu :

a. Pertama-tama buatlah ilaran secara terputus di kepala api utama dan kepala jari-jari api.
b. Padamkan kepala api dan jari-jari api.
c. Hubungkan ilaran api yang terputus hingga mengelilingi api.
d. Apabila diperlukan dilakukan pembakaran balik untuk segera menghabiskan bahan bakar.
Pembakaran balik dilakukan apabila ilaran api betul-betul berfungsi dengan baik dan segera
pemadaman kebakaran siap menyelamatkan diri apabila terjadi bahaya.
e. Lakukan pemadaman ulang pada bekas kebakaran untuk mencegah adanya bara api yang
dapat menimbulkan kebakaran baru (mop up).
f. Lakukan pemeriksaan di luar bekas kebakaran untuk mengetahui dan sekaligus
memadamkan adanya loncat.

Keterangan :

1. Buat ilaran terputus


2. Pemadaman kepala api pada setiap jari

B. Memadamkan Api Bahan Bakar Semak dan Belukar

Bahan bakar semak belukar terdapat di areal tebangan HPH yang kanopinya terbuka karena
terlalu banyak pohon yang ditebang.
Bahan bakar tersebut terdiri dari : semak, liana, pakis, belukar, pohon mati berdiri dan batang
tergeletak. Karena bahan bakarnya tinggi maka apinya tinggi dan panas. Pada saat angin kencang api
dapat menjalar cepat.

Peralatan yang digunakan :

- Mesin pompa tekanan tinggi


- Tangki angkutan air
- Mobil pemadam api
- Buldoser untuk membuat sekat bakar dan jalan yang baik.
Namun sampai saat ini belum ada yang berhasil dalam pemadaman api besar.

Pada pembakaran pertama areal tebangan HPH, masih ada 1-2 pohon yang selamat dan yang dapat
berfungsi sebagai pohon induk. Tetapi bila kebakaran datang lagi (ke2), pohon itupun akan
mati/terbakar. Untuk itu maka disekeliling areal yang ada pohon induknya dibuat sekat bakar yang
lebar dan dijaga ketat.

Memadamkan Api Bahan Bakar Alang-Alang

Bahan bakar alang-alang masih dibedakan atas :

- Alang-alang murni
- Alang-alang tumbuhan bawah tegakan hutan tanaman
- Alang-alang tumbuhan bawah areal tebangan
- Alang-alang tumbuhan bawah belukar
Berdasarkan umur :

Alang-alang tua, agak tua dan remaja. Alang-alang tua sudah bisa terbakar bila : 1-2 hari tidak hujan,
alang-alang agak tua bisa terbakar bila 1 minggu tidak hujan.

Sifat api alang-alang :

- Tinggi api 1-1,5x tinggi alang-alang


- Cepat menjalar dan cepat tersebar
- Tidak relatif panas dan areal terbakar bersih dari bara sehingga pemadaman api dari tempat
terbakar dapat mudah dilakukan.
Api alang-alang dipadamkan dengan kombinasi peralatan : pacitan dan kepyok.
Satu regu terdiri dari 6 orang.

1 orang pemegang pacitan

1 orang pemegang jerigen

2 orang pemegang kepyok

2 orang pemasok air ke jerigen

Dengan alat ini api yang sangat cepat menjalar akan dapat dikejar dan dijangkau.

Air jerigen disuplai sebagai berikut :

C. Memadamkan Api Bahan Bakar Gambut

Bahan bakar gambut terdiri dari : serasah, serat, cabang, akar dan batang. Sepintas cabang
nampak utuh karena kulitnya utuh, padahal dibagian dalam sudah seperti kapas.

Api gambut dimulai dari api semak yang menjalar diatas permukaan gambuat, melalui
ranting yang muncul, api baru masuk ke dalam gambut dan terjadilah api gambut. Bila di lahan
gambut dibangun saluran pembuangan air maka lahan akan kering dan terbakar.

Penyebab kebakaran tanah gambut adalah karena keringnya pembuangan air. Bila hutan
rawa gambut ditebang lahan gambut akan menjadi habitat bagi jenis pakis dan terjadi api semak dan
bila kering pada musim kemarau akan terjadi api tanah gambut.

Sifat api tanah gambut sebagai berikut :

1. Api berupa bara, bukan nyala seperti api biasa dan karena ada di dalam gambut maka tidak
nampak, yang keluar adalah asap tebal yang letaknya belum tentu diatas api.
2. Jumlah titik api sangat banyak
3. Api mengeluarkan asap tebal dan bau menyengat hidung sehingga daerah yang terbakar sulit
dimasuki.
Karena sifat-sifat tersebut maka api lahan gambut sulit dipadamkan.

Dari pengalaman memadamkan api gambut di Maliku (Kalteng) diperoleh informasi sebagai berikut :

1. Bila disiram asap semakin tebal


2. Bila api dibongkar, lalu disemprot dengan air, asap dan bau menyengat akan keluar dan regu
pemadam api tidak akan mampu bertahan.
3. Dicoba dengan tidak mematikan/membunuh api langsung dengan membuat selokan
penghambat, tetapi selokanpun bisa dilewatinya.
Di Finlandia. Bila lahan tebang gambut terbakar, saluran pembuangan air segera ditutup sehingga
lahan tersebut kembali tergenang air. Jadi sistem irigasi untuk pemadaman api sudah didesain
terlebih dahulu. Namun regu pemadam tidak berani masuk ke dalam areal, paling-paling sepanjang
sungai/jalan.

Pengalaman yang dilakukan oleh JICA (1999)

1. Menyiapkan regu pemadam setelah adanya informasi terjadinya kebakaran pada daerah
gambut.
2. Regu pemadam segera datang dan bersama masyarakat berusaha memadamkan api dengan
menggunakan pompa air dan peralatan lainnya seperti pompa punggung untuk mematikan api
permukaan.
3. Masyarakat membantu dengan peralatan sederhana seperti kepyok yang terbuat dari bahan
karet, kawat kasa atau kepyok tradisional dari ranting-ranting kayu.
4. Api bawah permukaan dipadamkan dengan membuat lobang sejauh 3 m di sekeliling tempat api
muncul, yang kemudian api kebak gambut tersebut diawasi. Api dapat dideteksi dengan mudah
melalui asap yang keluar ke atas permukaan. Dengan hipotesa bahwa ada asap pasti ada api.
5. Selanjutnya ke dalam lobang yang telah digali dimasukkan alat yang dikenal dengan “Nozzle
Protection Sleeves”, yang berfungsi untuk menyemprotkan air ke dalam tanah gambut.
6. Cara lain yang dapat dipergunakan adalah membuat parit untuk mencegah perembetan atau
melokalisir gambut yang telah terbakar. Kedalaman parit disesuaikan dengan kedalaman air
tanah gambut. Kebakaran dibawah permukaan tidak akan merembet lebih dalam lagi apabila
tanah gambut tersebut mengandung air yang cukup banyak. Umumnya ukuran lebar parit 50 cm
dan kedalaman 50 cm sudah dianggap cukup untuk melokalisir gambut yang terbakar.

D. Pemadaman pada Kebakaran Daerah Tambang


Di daerah tambang khususnya batu bara, dengan kedalaman dangkal (batu bara permukaan)
merupakan kawasan yang potensial terjadi kebakaran hutan. Hal ini disebabkan karena adanya
deposit batubara bisa menimbulkan bara api di lokasi tersebut. Bara api sulit dipadamkan, karena
seringkali berada di bawah permukaan. Contoh : Kebakaran dari tambang batubara permukaan di
Kawasan Hutan Bukit Soeharto Kal-Tim.

Cara Pemadaman yang dilakukan :

1) Melokalisir areal kebakaran. Cara yang bisa dilakukan adalah dengan menghilangkan bahan
bakar yang potensial di sekitar bara api. Jarak yang disarankan + 200 m di sekeliling bara api. Hal
ini dengan pertimbangan bahwa pada jarak 200 m inilah pengaruh bara api masih terlihat.
Dengan hilangnya bahan bakar akan membuat api tidak merembet ke sekitarnya. Selanjutnya
juga diikuti dengan pemadaman api permukaan dengan peralatan seperti kepyok, pacitan
pompa punggung atau tangki air bila memungkinkan.
2) Bara api batubara pada daerah yang sulit dijangkau akan sulit pula dipadamkan. Pada daerah
yang bilamana diatasnya berupa hutan, maka sekitar areal batubara api akan cepat mengering
dan mudah terbakar pada radius + 200 m. Sekali terjadi kebakaran di areal tersebut, maka
sekitar areal batubara api akan cepat meluas karena api sulit dipadamkan. Dibutuhkan regu
pemadam yang handal guna mencapai lokasi tersebut. Pada kondisi seperti ini peralatan yang
efektif dapat digunakan adalah helikopter dilengkapi bombi bucket atau pesawat dilengkapi
dengan “fire fighting kit

VI. SARANA DAN PRASARANA

Peralatan :

1) Alat Pembuatan Sekat Bakar Darurat


Alternatif penghentian menjalarnya api pada suatu kebakaran yang cukup besar adalah
dengan membuat sekat bakar darurat. Peralatan berat seperti : Buldozer dan Wheel Tractor, ini
seharusnya seharusnya sepenuhnya dilengkapi bagi unit HTI yang melaksanakan pengolahan
tanah secara mekanis.

Dengan memperhatikan prestasi kerja maka untuk 1 unit HTI seluas + 30.000 ha harus
tersedia minimal 2 – 3 unit buldozer sedangkan prestasi kerja wheel tractor dengan discplow
untuk bajak tanah berkisar antara 0,21 – 0,26 ha per jkm, dengan demikian, kebutuhan
peralatan wheel tractor untuk 1 unit HTI seluas + 30.000 ha minimal 2 unit.

2) Alat transportasi
Untuk kegiatan pemadaman yang besar maka diperlukan minimal 2 unit truck yang
sudah dimodifikasi untuk mengangkut petugas sebanyak 40 orang. Dengan asumsi bahwa
mereka dapat bergerak leluasa dan mudah untuk langsung naik turun. Disamping itu perlu 1
unit mobil yang khusus untuk membawa peralatan seperti kantong air, chain saw, jet pump,
cangkul, alat pemukul api, pompa penyemprot, pisau pemotong, dll.

3) Patroli
Untuk satu medan yang kondisi topografinya tidak terlalu berat dapat menggunakan 2
unit mobil patroli dan enam kendaraan bermotor. Mobil patroli berfungsi sebagai pusat
pengendali dari patroli sepeda motor yang menyebar diseputar kawasan satu mobil patroli dan
enam sepeda motor dapat mengawasi 10.000 – 15.000 ha.

4) Alat komunikasi
Untuk komunikasi antar mobil patroli dan antar menara pengawas api dan pusat
pengendali dapat digunakan CB (Citizen Band). Sedangkan antar petugas patroli kendaraan
bermotor dapat digunakan HT (Handy Talky).

5) Alat penunjang
a. Alat pemotong
Untuk pemotongan tumbuhan bawah dapat digunakan alat yang merupakan perpaduan
tongkat dan arit. Untuk pohon-pohon besar dapat digunakan chain saw, gergaji dari
berbagai tipe.

b. Alat pemukul api


Alat pemukul api dapat berupa alat dengan modifikasi tongkat dan kawat (kepyok) atau

Ram. Disamping itu juga dapat digunakan penggaruk, sekop dan cangkul.

c. Alat penyemprot api


Untuk penerangan dapat digunakan alat penyemprot punggung dengan nozzle
(knapsack) jet shooter yang berkapasitas 20 liter serta kalau ingin menggunakan yang lebih
besar dapat digunakan jet pump.

d. Alat-alat lain yang diperlukan mendadak.


6) Petugas pemadam kebakaran
a. Khusus untuk team penyemprot dapat dikerahkan 8 – 10 orang. Rute yang mereka lalui
adalah disisi api, ekor api dan kalau dapat langsung kepala apinya.
b. Petugas pemukul api dan pemotong tumbuhan bawah dapat dikerahkan 8 – 10 orang.
c. Untuk membebaskan jalan bagi tractor / bulldozer diperlukan 1 regu yang berkekuatan 8 –
10 orang, untuk menebang pohon kecil dengan menggunakan alat chain saw, parang, dll.
d. Tehnisi radio 2 – 3 orang, mereka ini yang akan memantau keadaan lapangan dan
melaporkan pada petugas operasi lapangan.

Mata Kuliah : Pengendalian Kebakaran Hutan dan Lahan


Oleh : Hj. Normela Rachmawati

Soal Ujian :
1.Jelaskan apa yang saudara ketahui tentang pencegahan kebakaran dan sebutkan beberapa upaya-upaya
pencegahan tersebut.
2.Apa yang saudara ketahui tentang Pembakaran balik atau balas dan bila di gunakan.
3.Jelaskan cara pemadaman api beserta peralatan yang di gunakan :
a. Besar b. Kecil c. Sedang
4. Sebutkan dan jelaskan sarana dan prasaran yang diperlukan dalam upaya pegendalian kebakaran hutan
dan lahan

Anda mungkin juga menyukai