Disusun oleh :
1.1 TUJUAN
Untuk mengetahui pengaruh asap rokokterhadap struktur histologi manusia
Pada praktikum ini dengan judul ”Histologi darah Mencit Yang Terpapar Asap
Rokok” dengan tujuan untuk mngetahui pengaruh asap rokok terhadap struktur histologi
darah mencit adapun berikut hasil pengamatan yang kami peroleh :
4.1 Komponen Rokok Kretek dan Rokok Filter
Pada praktikum ini kami menggunakan dua bahan rokok yaitu rokok kretek dan rokok
filter. Setiap rokok memiliki kandungan yang berbeda-beda berikut komponen dari rokok
krtek dan rokok filter.
Rokok kretek dapat didefinisikan sebagai rokok dengan atau tanpa filter yang
menggunakan tembakau rajangan, dicampur dengan cengkeh rajangan, digulung
dengan kertas sigaret, boleh memakai bahan tambahan kecuali yang tidak
diizinkan. Rokok kretek dicirikan oleh bau dan rasanya yang khas serta bunyi
mengeretek yang timbul dari pembakaran cengkeh yang terkandung dalam rokok kretek
tersebut (Soetiarto,1995).
Rokok kretek lebih berbahaya daripada rokok putih, karena kandungan tar,
nikotin, dan karbon monoksida di dalamnya lebih tinggi daripada rokok biasa.
Selain itu rokok kretek dibuat dengan bahan baku cengkeh yang mengandung zat
anestetik. Adanya kandungan zat ini mampu menurunkan panas yang dirasakan
saat menghisap asap rokok, sehingga perokok bisa menghisap lebih lama dan lebih
dalam (Widodo, 2006) Rokok kretek mengandung campuran tembakau 30% dan
bunga cengkeh kering 40%. Kandungan tar, nikotin, dan karbon monoksida rokok
kretek lebih tinggi daripada rokok putih. Rokok kretek mempunyai kadar nikotin
dan tar 2-3 kali lebih besar dari rokok putih. Setiap batang rokok kretek menghasilkan
34-65 mg tar, 1,9-2,6 mg nikotin, dan 18-28 mg karonmonoksida (Hashim, 2005).
Cengkeh (bunga cengkeh) sebagai bahan campuran dalam rokok kretek ternyata
mengandung zat aktif eugenol berkadar tinggi, yaitu 82-87%. Kandungan ini setara
dengan 120-130 mg eugenol bagi setiap 1 gram bunga cengkeh kering. Rokok kretek
yang beredar di pasaran saat ini mengandung zat aktif eugenol hingga 12,92 mg
per batang, dan diperkirakan sebanyak 7 mg eugenol dihisap masuk ketika
merokok. Eugenol memberi efek toksik pada sistem saraf pusat/ memberi kesan
khayal dan menyebabkan karies yang spesifik pada gigi (Cattaneo, 2000). Rokok
kretek mengandung sejumlah bahan reaktif molekuler kimia termasuk reaktif
oksigen dan zat radikal. Rokok kretek terdapat lima zat kimia yang tidak terdapat
pada rokok putih non cengkeh. Bahan tersebut antara lain eugenol, acetyl
eugenol, B-caryophyllene, x-humulene serta caryophyllene epoksidaRokok kretek
merupakan rokok yang memiliki ciri khas adanya campuran cengkeh pada tembakau
rajangan yang menghasilkan bunyi kretek-kretek ketika dihisap (Anonymous, 2001),
berdasarkan cara pembuatannya rokok kretek dapat dibedakan menjadi sigaret kretek
tangan (SKT) yaitu rokok kretek yang dibuat menggunakan tangan (Susanto, 2001),
dan sigaret kretek mesin (SKM). Rokok kretek mengandung 5 komposisi tambahan
yaitu eugenol, acethyl eugenol, β-caryophillene, α-humulene, caryophillene epoxide.
Efek eugenol yang telah diteliti yaitu eugenol merupakan bahan anestetik yang
digunakan oleh dokter gigi sehingga dapat menimbulkan efek anestesi pada
pengguna rokok kretek. Rokok kretek tersusun atas tembakau,cengkeh yang memiliki
kandungan tar dan nikotin cukup tinggi. Berikut penjelasan kandungan yang terdapat
pada rokok kretek :
a. Nikotin yaitu zat atau bahan senyawa porillidin yang terdapat dalam nicotoana
tabacum, nicotiana rustic dan spesies lainnya yang sintesisnya bersifat adiktif
yang dapat mengakibatkan ketergantungan. Komponen ini paling banyak
dijumpai didalam rokok. Nikotin yang terkandung di dalam asap rokok antara 0.5- 3
ng, dan semuanya diserap, sehingga di dalam cairan darah atau plasma antara
40-50 ng/ml. Nikotin merupakan alkaloid yang bersifat stimulan dan pada
dosis tinggi bersifat racun. Zat ini hanya ada dalam tembakau, sangat aktif dan
mempengaruhi otak atau susunan saraf pusat (Sitepoe, 1997). Nikotin merupakan
parasimpatomimetik alkaloid yang terkandung dalam tembakau. Kandungan
nikotin berkisar 0.6% -3.0% dari berat tembakau kering. Nikotin yang masuk
kedalam aliran darah akan segera menembus blood-brain barrier dan menembus
otak dalam waktu 10 –20 detik . Waktu paruh nikotin dalam tubuh adalah 2 jam dan
dicerna oleh tubuh oleh enzim cytochrome P450
b. Tar merupakan bagian partikel rokok sesudah kandungan nikotindan uap air
diasingkan. Tar adalah senyawa polinuklin hidrokarbonaromatika yang bersifat
karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat
merusak sel paru karena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan
paru-paru sehingga mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk kedalam rongga mulut sebagai uap padat asap rokok. Setelah dingin
akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat pada
permukaan gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Pengendapan ini bervariasi
antara 3-40 mg per batang rokok, sementara kadar dalam rokok berkisar 24-45
mg. Tar adalah sebutan untuk residu dari pembakaran tembakau yangbersifat
racun dan merusak paru-paru melalui berbagai proses biokimiawi. Tar
membungkus silia pada epitel paru sehingga partikel-partikel beracun tidak dapat
lagi ditangkap oleh silia tersebut dan menyebabkan rusaknya mukosa rongga
mulut, merubah warna gigi, gusi, serta mengurangi kepekaan pengecap di mulut.
Komponen tar mengandung sebagian besar dari zat karsinogen yang terdapat
dalam asap rokok. Salah satu komponen tar yang diketahui bersifat genotoksik adalah
Polyciclic aromatic hydrocarbons(PAH). PAH terbentuk dari pembakaran tidak
sempurna senyawa hidrokarbon. PAH ditemukan pada makanan yang dimasak
menggunakan temperatur yang tinggi seperti barbeque dan daging asap PAH juga
ditemukan dalam rokok karena pembakaran dalam rokok dapat mencapai suhu 500-
700oC.
Sedangkan pada rokok filter juga dikenal dengan rokok putih adalah jenis
rokok yang diartikan sebagai rokok tanpa campuran cengkeh seperti pada rokok
kretek Klasifikasi ini didasarkan pada jenisnya, di mana rokok dapat dibedakan
menjadi rokok putih dan rokok kretek. Perbedaan di antara kedua jenis rokok tersebut
yakni didasarkan pada bahan campuran (blend) kandungannya dan juga keberadaan
filter di ujung batang rokok tersebut. Rokok putih atau seringkali disebut dengan
rokok mild merupakan salah satu dari produk olahan tembakau. Rokok ini memiliki
kandungan tar dan nikotin yang lebih rendah dibandingkan dengan rokok kretek dan
rokok pada umumnya. Menurut kamus bisnis dan bank, rokok putih adalah rokok
buatan pabrik yang tidak mengandung campuran tambahan cengkeh ataupun menyan.
Kandungan utamanya rokok putih ialah berisi cacahan atau potongan daun tembakau.
Namun terdapat pula rokok putih yang mengandung mint atau menthol untuk
menambah cita rasa dalam kandungan rokok putih ini serta tambahan saus-saus
seperti Acetanisole, asam asetat, asetoin, asetopenon, karamel, asam askorbat dan lain
sebagainya. Selain itu juga, tidak berbeda dengan kandungan rokok lainnya, rokok
putih juga mengangung zat kimia berupa tar dan nikotin. Tetapi dalam takaran atau
dosis yang berbeda, yakni sebesar 0.5-3 nanogram untuk nikotin dan tar antara 0.5–35
mg/ batang. Rokok putih merupakan rokok yang hanya berisikan daun tembakau
yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu, biasanya
berisikan filter penyaring pada bagian yang akan dihisap. Kadar nikotin dalam
asap rokok putih lebih besar daripada dalam asap rokok kretek berfilter ataupun
tanpa filter (Arta, 2014).
4.2 Hasil Pengamatan Paru-Paru Pada Mencit
Pada kegiatan praktikum ini kami melakukan percobaan pengamatan terhadap
histologi darah mencit yang terpapar asap rokok, kami melakukan tiga perlakun
percobaan yaitu percobaan hewan uji mencit control/normal (tanpa asapan
rokok),percobaan perlakuan asapan rokok kretek, perlakuan percobaan asapan rokok
filter. Sebelumnya pada praktikum ini kami dibagi menjadi lima kelompok, dimana
kelompok 1 dan 2 mengamati paru-paru mencit yang perlakuan percobaan menggunakan
asapan rokok kretek, untuk kelompok 3 mengamati paru-paru mencit yang tanpa asapan
rokok, untuk kelompok 4 dan 5 mengamati paru-paru mencit yand terpapar asaan rokok
filter selama seminggu. Adapun hasil pengamatan paru-paru dari setiap perlakuan pada
mencit.
Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh pada kelompok 1 dan 2 yaitu
mengamati paru-paru mencit yang terapapar asapan rokok kretek adalah untuk
kelompok 1 hasil yang diperoleh bahwa pada paru-paru mencit berwarna pink pucat dan
terdapat bintik-bintik hitam pada bagian belakang paru-paru. Sedangkan pada kelompok
2 hasil yang diperoleh bahwa paru-paru mencit yang terpapar asapan rokok kretek, paru-
paru berwarna lebih gelap di bagian belakang, terdapat bintk-bintik hitam dan ukuran
paru-oparu membengkak. Bagian belakang terdapat dua warna yang berbeda, bagian atas
lebih terang (orange kemerahan)dan tetapi hanya sedikit, ukuran paru-paru mencit yang
terpapar asapan rokok kretek membengkak.
Untuk hasil pengamatan pada paru-paru mencit tanpa paparan asapan rokok pada
kelompok 3 hasil yang diperoleh bahwa paru-paru mencit berwarna pink segar dan
ukurannya normal.
Sedangkan untuk hasil pengamatan pada kelompok 4 dan 5 paru-paru mencit yang
terpapar asapan rokok filter. Pada hasil pengamatan yang diperoleh pada kelompok 4
bahwa paru-paru mencit yang terlihat berwarna pink pucat dan ukurannya sedikit
membengkak. Adapun untuk kelompok 5 hasil pengamatan yang didapatkan pada paru-
paru mencit yang diberi asapan rokok filter terlihat bahawa paru-paru yang di dapat
berwarna lebih pucat dibandingkan dengan rorkok kretek yang lebih hitam dan maupun
dibandingkan paru-paru mencit tanpa asapan rokok. Pada paru-paru mencit ini tidak
terdapat bintik-bintik . adapun untuk ukuran paru-paru pada mencit ini ukurannya kecil.
4.3 Hasil Pengamatan Darah Pada Mencit
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan untuk darah mencit yang terpapar
asapan rokok kretek pada kelompok 1 terlihat Jaringan darah yang ditemukan yaitu
eritrosit dan leukosit. Eritrosit yang ditemukan rusak atau pecah. Leukosit ditandai
dengan warna ungu.
Adapun untuk kelompok 2 hasil yang didapatkan jaringan darah yang terlihat yaitu
eritrosit, eritrosit yang ditemukan sudah rusak dan leukosit pada sampel darah ini
berwarna ungu.
Sedangkan pada hasil pengamatan yang diperoleh kelompok 3 jaringan darah yang
tanpa asapan rokok terlihat eritrosit,neutrofil, monosit, leukosit, eousinofil dan makrofag.
Untuk hasil pengamatan darah pada kelompok 4 jaringan darah mencit yang terpapar
asapan rokok filter jaringan darah yang ditemukan hanya jaringan darah eritrosit.
Eritrosit yang diemukan tidak mengalami kerusakan atau pecah.
Adapun pada hasil pengamatan yang didapatkan kelompok 5 jaringan darah yang
ditemukan adalah eritrosit. Eritrosit yang di temukan terlihat pecah ataupun rusak.
4.4 Perbandingan Hasil Pegamatan Paru dan Darah dengan Literatur
Berdasarkan hasil pengamatan jaringan darah dan paru-paru yang sudah kami jelaskan
diatas berikut perbandingan literature yang kami dapatkan, dari literature praktikum
untuk mengetahui dan membuktikan pengaruh asap rokok terhadap struktur histologi
darah mencit proses dari perlakuan hampir sama dimana pada praktikum ini dilakukan
tiga perlakuan yaitu perlakuan normal, asapan rokok kretek dan asapan rokok filter.
Untuk perlakuan mencit dengan perlakuan normal antara lain pada mencit kontrol dapat
dihasilkan organ – organ pada mencit masih segar, eritrosit berbentuk bikonkraf, leukosit
berjumlah banyak dan teratur. Gambaran morfologi paru-paru antara kelompok kontrol
dan perlakuan tidak jauh berbeda.Warna paru-paru antara kelompok kontrol dan
kelompok perlakuan pemaparan asap rokok filter tidak jauh berbeda. Berat rata-
rata antara kedua kelompok yaitu 0,2 g dan paru berwarna putih kemerahan serta
memiliki struktur yang kenyal. Pada kelompok asap rokok kretek terdapat sedikit
perbedaan, yaitu berat rata-rata 0,21 g dan memiliki warna putih kemerahan serta
agak gelap. Ditemukan juga bercak-bercak hitam pada permukaan paru. Adapun pada
perlakuan mencit yang diasapi oleh rokok filter dapat dihasilkan organ – organ pada
mencit berwarna pucat, terutama paada paru – paru, eritrosit berbentuk tidak teratur,
leukosit berjumlah sedikit.
Adapun litertur yang kami dapatkan organ paru-paru akibat paparan asap rokok
akan mengalami perubahan warna, yaitu paru-paru akan tampak lebih merah,
pucat, dan kehitaman. parubahan ini terjadi disebabkan oleh reaksi peradangan
paru-paru. Reaksi peradangan akut dapat terjadi pada organ paru-paru mencit yang
terpapar asap rokok. Menurut Kardena (2011) bahwa reaksi peradangan akut
ini dapat mengakibatkan pembuluh darah yang berada di daerah septa alveoli
mengalami peningkatan permeabilitas dan bervasodilatasi untuk mengaktivasi
sel-sel pertahanan tubuh lalu bermigrasi keluar vaskuler yang selanjutnya
melakukan reaksi berupa fagositosis atau ke tingkat imunitas yang lebih spesifik.
Vaso-dilatasi vaskuler inilah menyebabkan volume darah yang ada di sekitar
jaringan yang mengalami peradangan bertambah, sehingga organ paru-paru
tampak kemerahan atau mengalami hyperemia. Paru-paru yang berwarna pucat terjadi
karena sel-sel atau jaringan pada paru-paru telah mengalami kematian sel atau
nekrosis. Nekrosis yang terjadi pada tingkat sel tanpa diikuti dengan hemoragi dapat
menyebabkan perubahan warna jaringan menjadi lebih pucat, selain itu diduga
akibat kekurangan suplai darah. Paru-paru akan berwarna lebih gelap kehitaman
apabila nekrosis pada sel atau
4.5 Medeskripsikan struktur jaringan darah pada berbagai perlakuan
Pada praktikum ini kami melakukan tiga perlakuan percobaann pada hewan mencit,
yaitu pada perlakuan aklimasi hewan uji dimana pada perlakuan ini mencit tidak di beri
asapan rokok selama seminggu. Dari perlakuan tersebut hasil yang didapatkan bahwa
jarigan darah organ jantung pada mencit yang ditemukan terlihat normal tanpa ada
bagian yang rusak maupun pecah. Berdasarkan hasil pengamatan yang diperoleh jaringan
darah yang ditemukan pada perlakuan aklimasi ini adalah eritrosit, ,neutrofil, monosit,
leukosit, eousinofil dan makrofag.
Sedangkan pada perlakuan kedua yaitu perlakuan paparan asap rokok kretek dan
rokok filter. Hasil yang didapatkan pada perlakuan asap rokok kretek darah mencit
terlihat eritrosit dan leukosit dimana eritrosit yang ditemukan sudah mengalami
kerusakan, untuk leukosit yang ditandai berwana ungu.
Untuk perlakuan pada mencit terhadap paparan rokok filter terdapat perbedaan
dengan paparan rokok kretek, adapun hasil percobaan pada kelompok 4 yaitu Jaringan
darah yang ditemukan adalah eritrosit. Eritrosit yang ditemukan tidak terlihat pecah
ataupun rusak, Sedangkan pada hasil pengamatan yang di peroleh dari kelompok 5 yaitu
Jaringan darah yang ditemukan adalah eritrosit. Eritrosit yang terlihat pecah ataupun
rusak. Dapat disimpulkan dari ketiga perlakuan tersebut terdapat perbedaan struktur
masing-masing pada jaringan darah mencit, dimana mencit yang tanpa asapan rokok
terlihat semua jaringan darah , sedangkan untuk perlakuan asapan rokok kretek dan
rokok filter struktur jaringan darah kurang begitu jelas namun ada beberapa bagian
jaringan darah yang terlihat.
4.6 Hubungan perlakuan yang dilakukan terhadap gambaran histologis jaringan
darah
Perlakuan yang diberikan pada mencit pada praktikum ini terdapat tiga perlakuan
dimana setiap perlakuan memiliki hubungan dengan hasil histologis yang di temukan
pada paru-paru dan darah jantung mencit.
Pada perlakuan mencit tanpa asapan rokok (normal) terlihat dengan jelas struktur
jaringan darah organ jantung serta bentuk, warna dan ukuran paru-paru pada mencit. Hal
ini terjadi karena perlakuan yang dilakukan selama 7 hari meencit diperlakukan atau
dirawat dengan baik tanpa ada polusi atau kandungan-kandungan bahaya yang terappat
pada rokok yang merusak organ-organ yang terdapat pada tubuh mencit khusunya pada
jaringan darah dan paru-paru.
Untuk perlakuan mencit dengan asapan rokok kretek hasil yang di dapatkan jaringan
darah hanyan terlihat eritrosit dan leukosit saja, dima eritrosit terlihat sudah rusak. Hal
ini terjadi karena perlakuan mencit sebelum diamati, mencit di asapi rokok selama 7 hari
dengan menggunakan rokok kretek, sehingga hal ini yang menyebabkan struktur jaringan
dan bentuk, ukuran serta warna paru-paru mengalami perubahan. Karna pada dasarnya
rokok kretek mengandung senyawa-senywa berbahaya seperti nikotin dan tar dimana
kadar kandungan tersebut sangat tinggi sehingga dapat merusak organ-organ pada tubuh
mencit khususnya organ darah jantung dan organ paru-paru.
Untuk perlakuan ketiga yaitu mencit yang terpapar rokok filter bagian struktur darah
dan bentuk, ukuran serta warna pada paru-paru mencit tidak begitu terlihat jelas dimana
yang terlihat pada jaringan darah hanya eritrosit, hal ini terjadi karena pada perlakuan
mencit selama 7 hari juga tidak dirawat dengan baik, karena selama 7 hari mencit di
papari dengan asap rokok filter sehingga merusak jaringan darah dan bentuk, ukuran,
serta warna paru-paru. Rokok filter memiliki kandungan berbahaya tetapi kadar yang
dimilikipada rokok filter lebih rendah dari pada rokok kretek. Sehingga jaringan darah
dan bentuk , ukuran serta warna paru-paru sedikit begitu terlihat.
4.7 Bagaimana dampak perlakuan yang diberikan terhadap fungsi jaringan darah
Adapun dampak setiap perlakuan yang didapatkan pada hasil pengamatan, untuk
dampak perlakuan pada jaringan darah mencit tanpa asapan rokok selama 7 hari hasil
yang didapatkan jaringan darah yang ditemukan terlihat sempurna terdapat beberapa
jaringan darah seperti eritrosit,neutrofil, monosit, leukosit, eousinofil dan makrofag,
sedangkan pada paru-paru mencit yang terlihat bentuk Paru-paru mencit control
berwarna pink segar, dan berukuran normal, tanpa ada bintik-bintik. Dapat disimpulkan
pada perlakuan ini dampak yang diperoleh pada organ mencit tidak mengalami
kerusakan ataupun jaringan darah yang pecah.
Untuk dampak perlakuan yang kedua itu pada asapan rokok kretek dimana hasil
yang diperoleh dari jaringan darah dan organ paru-paru terlihat jelas mengalami
kerusakan pada jaringan darah dimana jaringan darah yang ditemukan pada perlakuan ni
adalah eritrosit dan leukosit. Eritrosit yang ditemukan rusak atau pecah. Leukosit
ditandai dengan warna ungu, sehingga dapat disimpulkan dampak perlakuan tersebut
tidak baik pada tubuh mencit khususnya organ dalam mencit seperti jantung dan paru-
paru, karena merusak organ-organ dalam mencit.
Adapun untuk dampak perlakuan ketiga yaitu mencit yang di asapi rokok filter. Dari
hasil pengamatan yang di peroleh dampak yang kurang baik terlihat pada jaringan darah
mencit dimana jaringan yang ditemukan hanya eritrosit yang mengalami kerusakan
sedikit pada sel jaringan darahnya. Sel jaringan darah terlihat beberapa pecah. Sedangkan
untuk hasil paru-paru yang di dapatkan ukuran rata-rata mengalami pembengkakan
sedikit pada paru-paru serta warna yang sedikit pucat, namun tidak terdapat bintik-bintik
pada paru-paru. Dapat disimpulkan bahwa dampak perlakuan mencit terhadap paparan
asap rokok filter mempunyai dampak buruk bagi organ-organ tubuh dalam mencit karena
pada rokok mengandung senyawa-senyawa kimia yang berbahaya yang dapat merusak
tubuh hewan maupun manusia.
BAB V
PENUTUP
5.1 KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan yang didapatkan untuk mengetahui pengaruh asap
rokok terhadap struktur histologi darah mencit,kami melakukan tiga perlakuan pada
mencit. Untuk perlakuan pertama mencit tanpa asapan rokok dengan hasil pengamatan
jaringan darah tang ditemukan terdapat eritrosit,neutrofil, monosit, leukosit, eousinofil
dan makrofag, sedangkan pada paru-paru mencit yang terlihat bentuk paru-paru mencit
control berwarna pink segar, dan berukuran normal, tanpa ada bintik-bintik. Untuk
percobaan kedua yaitu mencit dengan paparan asap rokok kretek dengan hasil bahwa
jaringan darah yang ditemuka pada kelompok 1 ialah jaringan darah yang ditemukan
pada perlakuan ini adalah eritrosit dan leukosit. Eritrosit yang ditemukan rusak atau
pecah. Leukosit ditandai dengan warna ungu dan bahwa pada paru-paru mencit berwarna
pink pucat dan terdapat bintik-bintik hitam pada bagian belakang paru-paru. Untuk
kelompok 2 hasil yang diperoleh jaringan darah yang terlihat yaitu eritrosit, eritrosit yang
ditemukan sudah rusak dan leukosit pada sampel darah ini berwarna ungu serta paru-paru
yang didapatkan, paru-paru berwarna lebih gelap di bagian belakang, terdapat bintk-
bintik hitam dan ukuran paru-oparu membengkak. Bagian belakang terdapat dua warna
yang berbeda, bagian atas lebih terang (orange kemerahan)dan tetapi hanya sedikit,
ukuran paru-paru mencit yang terpapar asapan rokok kretek membengkak. Sedangkan
untuk pengamatan pada perlakuan mencit yang terpapar asap rokok filter dari kelompok
4 Jaringan darah yang ditemukan adalah eritrosit. Eritrosit yang ditemukan tidak terlihat
pecah ataupun rusak, Sedangkan pada hasil pengamatan yang di peroleh dari kelompok 5
yaitu Jaringan darah yang ditemukan adalah eritrosit. Eritrosit yang terlihat pecah
ataupun rusak.
DAFTAR PUSTAKA