Puskesmas Temon I
PELAYANAN PTM DI KELUARGA
HIPERTENSI
3
Penyebab Utama dari Beban Penyakit, 1990-2015
Trend ini kemungkinan akan berlanjut seiring dengan perubahan perilaku hidup
(pola makan dengan gizi tidak seimbang, kurang aktifitas fisik, merokok, dll).
Sumber : Double Burden of Diseases & WHO NCD Country Profiles
Upaya Promotif-Preventif yang efektif harus diutamakan agar dapat menurunkan
beban penyakit.
4
Faktor Risiko
Perilaku Penyebab
Terjadinya PTM
Yang Harus
Diperbaiki
SEPULUH PENYEBAB KEMATIAN UTAMA (SEMUA UMUR)
SAMPLE REGISTRATION SYSTEM (SRS)
INDONESIA, 2014
25
21,1
20
15 12,9
10
6,7
5,7 5,7
4,9
5 2,7 2,6 2,1 1,9
0
Mengapa PTM Menjadi Masalah
Sebagian besar
masyarakat
belum mengerti
Sumber : Riskesdas 2013 9
APAKAH HIPERTENSI ?
Pengertian
10
KLASIFIKASI TEKANAN DARAH
JNC 7 - 2003
Tekanan darah (mm Hg) Kategori
SISTOLIK DIASTOLIK
<120 dan <80 Normal
120-139 atau 80-89 Prehipertensi
140-159 atau 90-99 Hipertensi derajat 1
≥160 atau ≥100 Hipertensi derajat 2
11
GEJALA DAN TANDA
Seringkali hipertensi terjadi tanpa gejala, sehingga penderita
tidak merasa sakit. Gejala dan tanda muncul biasanya karena
sudah terjadi kelainan organ
12
FAKTOR RISIKO HIPERTENSI
2. Dapat Diubah
Merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih,
kurang aktifitas fisik, kegemukan, konsumsi alkohol,
dyslipidemi, stress
13
Pencegahan dan Pengendalian
(MODIFIKASI
GAYA HIDUP)
FARMAKOLOGI
(OBAT ANTI
HIPERTENSI)
15
MODIFIKASI GAYA HIDUP UNTUK
TATALAKSANA HIPERTENSI
Modifikasi Rekomendasi Penurunan tek darah sistolik
(kurang lebih)
Penurunan berat badan Pertahankan berat badan normal 5-20 mm Hg untuk setiap
(Indeks massa tubuh 18.5-24.9 penurunan berat badan 10 kg
kg/m2)
Adaptasi diet DASH Konsumsi buah, sayur sebanyak 5 8-14 mm Hg
(Dietary Approach to Stop porsi/hari, produk rendah lemak
Hypertension) dan rendah lemak jenuh
Diet rendah garam Konsumsi garam tidak lebih dari 2-8 mm Hg
2.0 g/hari atau 1 sendok teh peres
Peningkatan aktifitas fisik Lakukan aktifitas aerobik secara 4-9 mm Hg
teratur seperti jalan
(30 menit/hari setiap hari)
Tidak mengkonsumsi Tidak mengkonsumsi alkhohol 2-4 mm Hg
alkhohol
16
KESIMPULAN
1. Buku Pedoman Penemuan dan Tata Laksana Penyakit Hipertensi , Dit PPTM , 2015
Kementerian Kesehatan RI
2. Buku Petunjuk Teknis Upaya Berhenti Merokok Pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer , 2016 Kementerian Kesehatan RI
3. Buku Panduan Praktek Klinis Bagi Dokter di FKTP 2015, Kementerian Kesehatan RI
4. Buku Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa Indonesia ( PPDGJ ) III,
1993 Kementerian Kesehatan RI
5. Buku Penatalaksanaan Gangguan Jiwa di FKTP , 2014 Kementerian Kesehatan RI
6. Buku Pedoman Penanggulangan Pemasungan pada ODGJ 2016, Kementerian
Kesehatan RI
19
20
21
PANDUAN PRAKTEK
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
PANDUAN PENUGASAN
PENGUKURAN TEKANAN DARAH
I. Peserta dibagi menjadi 3 kelompok
II.Masing masing kelompok , dibagi lagi menjadi 2.
a) Duduk berhadapan mempraktekkan cara
mengukur tekanan darah yang baik dan benar
sampai mencatatkannya di formulir.
b) Dilakukan bergiliran, sehingga semua peserta
mempraktekkan sebagai pasien dan petugas.
22
Pengukuran Tekanan Darah
23
2) Cara pengukuran
24
Pemasangan Batu Baterai
25
2) Penggantian baterai
– Matikan alat sebelum mengganti baterai
– Keluarkan baterai jika alat tidak akan digunakan
selama lebih dari 3 bulan.
– Jika baterai dikeluarkan >30 detik, maka tanggal/waktu
perlu disetting kembali.
– Buang baterai yang sudah tidak terpakai pada tempat
yang sesuai
– Jika tanda baterai bersilang muncul, segera ganti
baterai dengan yang baru
– Walaupun tanda baterai bergaris muncul, saat masih
dapat digunakan untuk mengukur sebentar, akan
tetapi baterai harus segera diganti
26
3) Prosedur pengukuran
27
b) Sebelum melakukan pengukuran tekanan darah,
responden sebaiknya menghindar kegiatan
aktifitas fisik seperti olah raga, merokok, dan
makan, minimal 30 menit sebelum pengukuran.
Dan juga duduk beristirahat setidaknya 5-15 menit
sebelum pengukuran.
28
Petugas Yang Ramah dan Ruangan
Yang Nyaman
29
d) Pastikan responden duduk dengan posisi kaki tidak menyilang
tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan
lengan kiri responden di atas meja sehingga manset yang
sudah terpasang sejajar dengan jantung responden
e) Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri responden
dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan
tidak berbicara pada saat pengukuran. Apabila responden
menggunakan baju berlengan panjang, singsingkan lengan
baju ke atas tetapi pastikan lipatan baju tidak terlalu ketat
sehingga tidak menghambat aliran darah dilengan
f) Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak
tangan terbuka ke atas
30
Posisi pengukuran tekanan darah
Sambil
berbicara
Posisi Posisi
31
jongkok berdiri
g) Jika pengukuran selesai, manset akan
mengempis kembali dan hasil pengukuran
akan muncul. Alat akan kembali menyimpan
hasil pengukuran secara otomatis
32
4) Prosedur penggunaan manset
a. Masukkan ujung pipa manset pada bagian alat
b. Perhatikan arah masuknya perekat manset
c. Pakai manset, perhatikan arah selang
d. Perhatikan jarak manset dengan garis siku lengan ±1-2 cm.
e. Pastikan selang sejajar dengan jari tengah, dan posisi
lengan terbuka keatas
f. Jika manset sudah terpasang dengan benar, rekatkan
manset
g. Pastikan cara menggunakan manset dengan baik dan
benar, sehingga menghasilkan pengukuran yang akurat
h. Catat angka sistolik, diastolik dan denyut nadi hasil
pengukuran tersebut pada formulir hasil pengukuran dan
pemeriksaan.
33
Cara pemasangan manset
pada tensimeter digital
jarak antara
manset dan
lekukan siku
2jari
34
• Catatan :
a) Jika hasil pengukuran hasilnya ekstrim, pengukuran dilakukan
dua kali, jarak antara dua pengukuran sebaiknya antara 2 menit
dengan melepaskan manset pada lengan.
b) Apabila hasil pengukuran satu dan kedua terdapat selisih >
10mmHg, ulangi pengukuran ketiga setelah istirahat selama 10
menit dengan melepaskan manset pada lengan
c) Apabila responden tidak bisa duduk, pengukuran dapat
dilakukan dengan posisi berbaring, dan catat kondisi tersebut
dilembar catatan.
35