● Deteksi dini Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan cara untuk mengetahui
adanya faktor risiko PTM pada sasaran.
● Deteksi dini ini berguna untuk menemukan secara awal adanya kemungkinan
seseorang terkena PTM atau memiliki faktor risiko PTM secara dini pada
seseorang sehingga dapat dilakukan sedini mungkin Upaya pencegahan dan
penanggulangannya.
● Deteksi dini dapat dilakukan di Masyarakat melalui UKBM (Upaya Kesehatan
berbasis Masyarakat) dengan kegiatan Posbindu PTM/ Posyandu Lansia dan
kegiatan UKP (Upaya Kesehatan Perorangan) dengan kegiatan PANDU PTM
(Pelayanan Terpadu PTM)
POSBINDU PTM
4
5
6
7
8
POSBINDU KIT
KEGIATAN
DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO
PTM
9
10
WAWANCARA PTM
WAWANCARA FAKTOR RISIKO PTM
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar Perut
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah Sewaktu
6. Tajam Penglihatan
7. Tajam Pendengaran
13
1. BERAT BADAN
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan
ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana
1
5
3. LINGKAR PERUT
1
7
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik
tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah
tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak
dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/
diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar
horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju
titik tengah diawal pengukuran.
PROSEDUR PENGUKURAN
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu
PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar
dengan jantung. 1
9
e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
❖ Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan
hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil
pengukuran secara otomatis
❖ Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
2
0
5. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Alat dan bahan :
❖ Alat pemeriksaan kadar gula darah
❖ Test strip gula darah
❖ Lancet
❖ Alkohol 70%
❖ Tissue kering
Prosedur :
1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
2. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi
alkohol 70%, keringkan.
3. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu
dalam.
4. Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar. Sentuhkan satu/dua tetes darah
5. Baca hasil glukosa darah.
2
1
6. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Alat yang diperlukan :
○ Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
■ Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
■ Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible
■ Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya dan penanda pada 1
meter & 3 meter
2
2
PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Metode “Hitung Jari”
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang 2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri
dewasa dari orang yang akan diperiksa. ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut- 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata
turut pada masing-masing mata. jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
Yang diperhatikan:
• Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan
• Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar
kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat
dalam hitung jari 3 kali berturut-turut
• Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah gangguan penglihatan atau tidak.
maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan.
2
4
7. PEMERIKSAAN TAJAM
PENDENGARAN
2
5
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
5) Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah
dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan
untuk Tes Bisik Modifikasi.
6) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan2
8
pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan masking.
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri.
• Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
2
9
Tindak Lanjut Deteksi Dini Faktor
Risiko PTM
3
2
Setiap peserta harus berpartisipasi dalam kegiatan posbindu. Peran
dari masing-masing peserta bisa disesuikan dengan jumlah orang
dalam 1 kelompok. Berikut contoh pembagian peran tetapi bisa
Klien : 1 kembali disesuikan dengan jumlah peserta dalam kelompok
Orang