Anda di halaman 1dari 46

DETEKSI DINI

FAKTOR RISIKO
PENYAKIT TDIAK
MENULAR
ORIENTASI AGENT OF CHANGE
25 FEBRUARI 2021

JUNI ASTUTI , SKM


BIODATA

JUNI ASTUTI, SKM


10 JUNI 1978
DINAS KESEHATAN KOTA BATAM

HP / WA : 085380303190
TUJUAN
PEMBELAJARAN UMUM:
peserta mampu memahami
deteksi dini faktor risiko
Penyakit Tidak Menular

TUJUAN PEMBELAJARAN KHUSUS:

1. Peserta mengetahui
pelaksanaan deteksi dini
faktor risiko PTM
2. Peserta mengetahui persiapan
penyelenggaraan deteksi dini
Deteksi Dini
PTM
PENDAHULUAN
• Kasus PTM yang

• PTM silent killer


• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2016 Tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan (SPM skrining usia
produktif 15 – 59 tahun 100 %
PELAKSANAAN DETEKSI DINI FR PTM

1. Di Posbindu
2. Di tempat Kerja
3. Di Fasilitas Pelayanan Kesehatan/
Fasyankes

CERDIK DI SEKOLAH

4. Di Sekolah
5. Dilakukan sendiri di rumah ( masa pandemi )
PERSIAPAN PETUGAS / PENYELENGGARA

1. Informasikan terlebih
dahulu waktu
pelaksanaan ( jadwal,
persiapan )
PERSIAPAN PETUGAS / PENYELENGGARA
2. Saat Penyelenggaraan

SEBELUM SETELAH SELESAI


PENGUKURAN, KLIEN KLIEN SEGERA
PETUGAS CUCI TANGAN DISURUH PULANG
PERSIAPAN PETUGAS / PENYELENGGARA

3. Setelah Penyelenggaraan Deteksi


Dini :
a. Petugas membersihkan ruangan
( tempat kegiatan )
b. Melepas APD
c. Membersihkan diri dan segera mandi
sesampai di rumah
PROSEDUR KLIEN

1. Sebelum berangkat SEHAT, TIDAK ADA


RIWAYAT DEMAM,
BEPERGIAN/ KONTAK
PASIEN COVID 14 HARI
TERAKHIR

MEMAKAI MASKER

DATANG SESUAI JADWAL


PROSEDUR KLIEN

2. Saat penyelenggaraan/ di lokasi


- MEMATUHI PROTOKOL KESEHATAN

- BERDIRI DAN DUDUK DITEMPAT YANG SUDAH DITENTUKAN

- LAKUKAN PEMERIKSAAN SESUAI ARAHAN PETUGAS


PROSEDUR KLIEN

3. Setelah melakukan deteksi dini


- SEGERA MENINGGALKAN LOKASI, HINDARI
BERBINCANG-BINCANG

- SEGERA MEMBERSIHKAN DIRI SESAMPAI DI


RUMAH
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM
I. WAWANCARA FAKTOR RISIKO PTM
1. Wawancara Penyakit Tidak Menular Pada keluarga dan diri
sendiri ( HT, DM, Jantung, Kanker dll…..)
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

2. Faktor Risiko PTM


a. Merokok atau tidak
( ada tidak anggota keluarga
yang merokok di dalam b. Pola konsumsi sayur
rumah ) dan buah

c. Pola Aktifitas fisik

d. Konsumsi alkohol

e. Stress…….
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

3. Pengukuran Faktor Risiko PTM

a. Berat badan
b. Tinggi badan
c. Lingkar perut
d. Penglihatan
e. Pendengaran
f. Tekanan darah
g. Gula darah
h. Kolesterol Total
i. Kanker Payudara melalui SADARI dan
SADANIS
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

a. Berat Badan
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan
keluarkan dari bungkus plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras
dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang
diminta membuka alas kaki dan jaket serta
mengeluarkan isi kantong yang berat seperti
kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada
angka 0.

Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.


PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

b. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan
untuk mendapatkan data tinggi badan semua
kelompok umur.

Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2
meter dan ketelitian 0,1 cm.

Prosedur : Sesuai tatalaksana


PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

• Pengukuran berat badan dan tinggi badan dilakukan untuk


mendapatkan nilai IMT Obesitas.

• Penilaian IMT menggunakan rumus : Contoh :


IMT = Berat Badan (Kg) BB : 53 kg
Tinggi Badan (m)² Tinggi Badan : 157 cm ( 1,57 m )

IMT = 53 kg = 53 = 21,54
1,57 X 1,57 2,46

• Cut off ≥ 23 penentu kategori obesitas (dewasa asia)


Klasifikasi obesitas pada orang dewasa berdasarkan
IMT menurut WHO
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

c. Lingkar Perut

Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya


obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak
ada gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.

2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan apa


saja yang akan dilakukan dalam pengukuran.
Cara Pengukuran Lingkar Perut :
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta
dengan cara yang santun untuk membuka pakaian
bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas
dan raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu PTM
untuk menetapkan titik pengukuran

2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah

3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal


paha/ panggul
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang
rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/
panggul dan tandai titiktengah tersebut dengan alat tulis

5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan


bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari
titik tengah kemudian secara sejajar horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik
tengah diawal pengukuran.

6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang


gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang
paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi.
Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar
pinggang mendekati angka 0,1 cm.
Lingkar Perut dan Risiko Penyakit
Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
•paha/ panggul
PELAKSANAAN DETEKSI DINI
FAKTOR RISIKO PTM

d. Tajam Penglihatan

Alat yang diperlukan :


• Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
• Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
• Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible
• Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya dan penanda
pada 1 meter & 3 meter
Metode Pengukuran Tajam Penglihatan :

- Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan


- Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda,
terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di
ujung pita lainnya.
- Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan.
- Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.
- Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka
dilanjutkan pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
- Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu
sampai dengan 5 kali.
- Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 6 meter.
• Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila semua jawaban
benar di jarak 3 meter.
• Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu diperiksa
menggunakan pinhole.
• Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian lakukan
pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf terakhir yang dapat
dilihat responden.
• Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
• Apabila ditemukan hasil pemeriksaan ≤ 3/60, disarankan agar responden dirujuk ke
fasilitas pelayanan kesehatan.
e. Pemeriksaan Sederhana Telinga
Pemeriksaan pendengaran dilakukan untuk mengetahui fungsi telinga.
1. Cara pemeriksaan pendengaran dengan bisikan :
a. Atur posisi pasien berdiri membelakangi anda
pada jarak sekitar 4,5-6 meter
b. Anjurkan peserta untuk menutup
salah satu telinga yang diperiksa.
c. Bisikkan satu bilangan ( mis, tujuh enam ).
Pemeriksaan pendengaran
d. Beri tahu peserta posbindu untuk
mengulangi bilangan yang
didengarkan.
e. Periksa telinga sebelahnya dengan
cara yang sama.
f. Bandingkan kemampuan
mendengar pada telinga kanan dan
kiri peserta posbindu.
Pemeriksaan pendengaran
2. Cara pemeriksaan pendengaran dengan
menggunakan arloji
arloji :
a. Pegang sebuah arloji disamping telinga peserta
posbindu
b. Minta peserta menyatakan apakah mendengar
detak arloji.
c. Pidah posisi arloji perlahan - lahan menjauhi
telinga dan minta peserta posbindu
menyatakannya bila tidak dapat mendengar lagi
detak arloji normalnya detak arloji masih dapat di
dengar sampai jarak 30 cm dari telinga.
d. Bandingkan telinga kanan dan kiri
f. Pemeriksaan Tekanan Darah
Pemeriksaan tekanan darah dilakukan setiap bulan bagi yang sehat
maupun yang sudah menyandang hipertensi. (petugas pelaksana
posbindu PTM yang terlatih dan tenaga kesehatan).
Pengukuran ini untuk mendapatkan data tekanan darah
padaindividu.

Alat dan Bahan:


a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA
Prosedur Pengukuran :
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki
datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di
atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan
jantung.
e. Singsingkan lengan baju pada lengan
bagian kiri klien dan memintanya untuk
tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet. Ikuti
posisi tubuh, lihat gambar dibawah
Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran
akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis.
Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat,
maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit.
Interpretasi Hasil Pengukuran
Tekanan Darah

No. Tekanan Darah Klasifikasi*)

1. < 120/<80 mm/Hg Normal

2. 120-139/80-90 mm/Hg Prehipertensi

3. 140-150/90-99 mm/Hg Hipertensi derajat 1

4. >160/>100 mm/Hg Hipertensi derajat 2


g. Pemeriksaan Kadar Gula Darah

Alat dan bahan :


• Alat pemeriksaan kadar gula darah lipid (Analyzer)
• Test strip gula darah dan kolesterol
• Auto lancet (Autoclix)
• Lancet
• Pipet ukuran 40uL untuk panel test strip dan 15 uL untuk single test strip
• Alkohol 70%
• Kapas
• Tissue kering
Pemeriksaan dengan Glukometer
(disesuaikan dengan jenis gluko-meter) :

• Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul


• Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas
yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
• Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat
dan tidak terlalu dalam.
• Usap dengan kapas steril kering setelah darah keluar. Sentuhkan
satu/dua tetes darah
• Baca hasil glukosa darah.
Cara pemeriksaan :
h. Pemeriksaan Kolesterol Total:

• Persiapan alat Analyzer


• Pengambilan darah
• Cara Meneteskan Darah
• Tunggu hasil
i. Pemeriksaan Payudara ( SADARI dan SADANIS )

1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri (apakah ada


perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan kerutan)
2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali kedua payudara,
kemudian kedua tangan menekan pinggang agar otot dada berkontraksi.
Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung
seimbang.
3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan jari telunjuk
untuk melihat apakah ada cairan keluar.
4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat lengan kiri
keatas kepala. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan.
Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari
tengah.Pastikan memeriksa diantara payudara, dibawah lengan dan
dibawah tulang selangka.
5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah kanan.
j. Deteksi Dini Kanker Rahim dengan IVA :

Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil


Tenaga Deteksi dini kelainan mulut Mengamati serviks Positif (+) :
Kesehatan rahim (servisitis, cervical wart, (mata telanjang) Jika ditemukan
Terlatih keputihan abnormal, polip, setelah diberikan bercak putih seperti
(Dokter/Bida serviks oedema, hipertropi, asam asetat/asam cuka sariawan setelah 1
n) pertumbuhan at adanya tukak. 3-5% (satu) menit
dioleskan asam
cuka.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai