Anda di halaman 1dari 3

UJI TUBERKULIN

(MANTOUX TEST)
No.Dok : SOP/C/VII/TB/200

No. Rev :
SOP

Tgl terbit : 10 Juli 2017

PUSKESMAS
dr.Oktoviana I.E.Sihombing
TANAH MIRING
NRPTT.01.1.64.133
KABUPATEN MERAUKE

1. Pengertian Suatu standar pemeriksaan untuk membuktikan adanya infeksi


kuman Mycobacterium Tuberculosis
2. Tujuan Sebagai pemeriksaan penunjang utama untuk membantu
menegakkan diagnosis TB pada anak

3. Kebijakan 1. Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Tanah


Miring tentang penetapan Penanggung jawab UKM.
2. Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Tanah
Miring tentang pengelolaan dan pelaksanaan UKM Puskesmas.
3. Surat Keputusan Kepala UPTD Kesehatan Puskesmas Tanah
Miring tentang monitoring pengelolaan dan pelaksanaan UKM
Puskesmas.
4. Referensi 1. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
296/Menkes/SK/III/2008 tentang Pedoman Pengbatan Dasar di
Puskesmas
2. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor:
HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik Klinis Bagi
Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Alat dan Bahan 1. Bahan antigen : Purified Protein Derivate atau PDD
2. Spuit 1 cc dengan jarum 26-27 yang panjangnya 1 cm
3. Kapas alcohol
6. Prosedur A. Cara mengambil tuberculin PPD dari viral
1. Petugas menusukkan jarum secara vertical ke dalam vial
2. Petugas mengambil tuberculin PPD sebanyak 0,1 ml
dengan cara membalik vial kemudian cabut jarum dari
vial
3. Petugas mengganti jarum dengan yang baru (ukuran
no.26/37g)
B. Pemilihan Lokasi Penyuntikan
1. Petugas memilih lokasi pada volar lengan bawah 5 10
cm dari bawah lipatan siku atau daerah 1/3 tengah dari
lengan bawah
2. Petugas memilih area yang bersih dari luka, lesi kulit atau
jaringan parut
3. Petugas melakukan asepsis dan antisepsis dengan kapas
alkohol
C. Penyuntikan secara intrakutan / intradermal
1. Petugas memasukkan jarum secara perlahan, lubang
ujung jarum nenghadap keatas, membentuk sudut 5-15
dengan permukaan lengan.
2. Lubang ujung jarum harus masuk tepat di dalam
permukaan kulit (sampai sebatas lubang ujung jarum)
D. Pengecekan suntikan
1. Setelah petugas melakukan injeksi yang benar, akan
terlihat intradermal wheal (penonjolan ditempat suntikan
berwarna pucat dengan gambaran pori-pori seperti kulit
jeruk) dengan diameter 5-6 cm.
2. Setelah petugas mencabut jarum suntik, daerah
penyuntikan jangan di usap atau ditekan dengan kapas
atau alat lain.
3. Jika tidak berhasil (tidak terlihat intradermal wheal),
maka petugas melakukan penyuntikan ulangan pada
lokasi paling sedikit berjarak 5 cm dari tempat
sebelumnya
4. Jangan dilingkari dengan pulpen/spidol, karena dapat
menghalangi pembacaan hasil. Data-data dicatat didalam
catatan medis.
E. Pencatatan data
Petugas mencatat data yang diperlukan pada catatan medis,
yaitu berupa tanggal dan jam dilakukannya penyuntikan,
lokasi penyuntikan dan nomer lot PPD.
F. Dokter membaca uji tuberculin pada 24 jam - 72 jam setelah
penyuntikan dengan langkah langkah :
- Menginspeksi lokasi penyuntikan
- Mempalpasi indurasi
- Menandai indurasi
- Mengukur diameter indurasi
- Mencatat diameter indurasi
G. Hasil uji tuberculin
- Negative : bila indurasi 0-4 mm dengan penafsiran tidak
ada infeksi / sedang dalam masa inkubasi / alergi
- Positif meragukan : bila indurasi 5-9 mm dengan
penafsiran infeksi M. Atipik / BCG / infeksi TB alamiah /
kesalahan teknis
- Positif : bila indurasi 10-14 mm dengan penafsiran TB
alamiah / BCG / infeksi M. Atipik. Bila indurasi 15 mm
sangat mungkin infeksi TB alamiah.

7. Unit terkait 1. Poli Umum


2. UGD

8. Dokumen terkait Rekam medis pasien

Anda mungkin juga menyukai