Anda di halaman 1dari 19

Pengukuran Faktor

Risiko PTM
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan,


Berat Badan dan Lingkar Perut

2. Deteksi Dini Gangguan Indera (Penglihatan dan


Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
I. DETEKSI DINI OBESITAS

1. PENGUKURAN BERAT BADAN

Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka
sampai menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala.
Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan menggunakan pakaian seminimal mungkin, tidak membawa
beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
2. PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoise atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi terlebih dahulu.
- Mikrotoise diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke
atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.

Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka
di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, betis, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada
dinding, posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoise diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
3. PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA
Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2

• Pemeriksaan tajam penglihatan • Pemeriksaan tajam pendengaran


menggunakan metode hitung jari dengan menggunakan metode berbisik
Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK
LULUS dan disarankan untuk
melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”

LANGKAH 1
 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa
dari orang yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau
melompat saat melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat
terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada
pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
LANGKAH 2
• Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak
tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.

 
Yang diperhatikan:

 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus


sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih
rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan
menutup salah satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan
(agar tidak mengintip dari sela jari tangan) dan
tidak boleh menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari
3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.

LANGKAH 4

Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Persiapan : Gambar 1
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak Posisi Pemeriksaan
terlalu bising. Ruangan sunyi, jarak
pemeriksaan 1 meter.

Pemeriksaan :
1.Posisi pemeriksa berada setengah meter
(0,5 m) di belakang orang yang akan
diperiksa.
2.Pada telinga yang tidak diperiksa, Gambar 2. Masking telinga yang tidak
dilakukan masking yaitu menekan bagian diperiksa
tragus (bagian menonjol dari telinga bagian
depan yang dekat dengan pipi) kemudian
menggesek-gesek sehingga timbul bunyi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada
3.Pemeriksaan dimulai pada telinga pemeriksaan telinga kanan
kanan terlebih dahulu. Posisi kepala
pemeriksa menjauh dari telinga yang
diperiksa.

4.Pemeriksa membisikkan kata-kata yang


terdiri dari dua suku kata seperti mata,
kaki, muka, susu, kaca dan meminta Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
orang yang diperiksa untuk mengulang
kembali kata-kata tersebut.

5.Kata-kata yang dibisikkan harus


mengandung huruf lunak yang terdiri
dari frekuensi rendah dan huruf desis
yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut
daftar kata-kata yang digunakan untuk
Tes Bisik Modifikasi.
6.Pemeriksaan diulang pada telinga kiri
dengan langkah-langkah yang sama.
Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri,
maka telinga kanan dilakukan masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih
dari 80%, maka dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang
kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak
lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan
audiometri. Segera bawa ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.

Anda mungkin juga menyukai