Anda di halaman 1dari 28

Pengukuran Faktor

Risiko PTM
FASILITATOR:
Ni Nyoman Kristina, SKM, MPH

WIDYAISWARA AHLI MADYA


Bapelkesmas Provinsi Bali

WA: 081246301700
Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan
ini, peserta mampu melakukan
pengukuran factor risiko PTM
Indikator Hasil Belajar
Setelah mengikuti mata pelatihan ini,
peserta dapat:
a. Melakukan Deteksi dini obesitas:
Pengukuran TB, BB &LP
b. Melakukan deteksi dini gangguan
Indra (Penglihatan & Pendengaran):
Tes hitung jari dan Tes berbisik
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM

1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan,


Berat Badan dan Lingkar Perut
2. Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan
Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
1. DETEKSI DINI OBESITAS

PENGUKURAN BERAT BADAN


Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan timbangan injak atau digital,
yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata,
posisikan angka sampai menunjukkan
angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus
dengan skala
Langkah-Langkah Pengukuran BB:
1. Persiapan: 2. Prosedur penimbangan:
a. Ambil timbangan dari kotak karton a. Peserta diminta naik ke alat timbang
dan keluarkan dari bungkus dg posisi kaki tepat di tengah alat
plastiknya timbang ttp tidak menutupi jendela
b. Letakkan alat timbang pd lantai yg baca.
keras dan datar. b. Perhatikan posisi kaki peserta tepat
c. Peserta posbindu yg akan ditimbang di tengah alat timbang, sikap tenang
diminta membuka alas kaki dan jaket dan kepala tidak menunduk
serta mengeluarkan isi kantong yg c. Jarum di kaca jendela alat timbang
berat spt kunci. akan bergerak dan tunggu sampai
d. Pastikan timbangan pd nilai diam/tidak berubah
pengukuran pd angka 0 d. Catat angka yg ditunjuk oleh jarum
berhenti dan isikan pada buku
monev FR PTM
e. Ulangi untuk peserta berikutnya
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat
ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah dikalibrasi/ditera
terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding
yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas sampai
menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan
mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan
ketelitian 0,1 cm.
Langkah-langkah Pengukuran Tinggi Badan (TB)
Pengukuran TB (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data TB semua kelompok umur:
1. Pasang alat pengukur TB (menggunakan meteran, microtoise, dll)
2. Prosedur Pengukuran:
a. Minta peserta melepaskan alas kaki (sandal/sepatu), topi (penutup kepala)
b. Pastikan alat geser berada diposisi atas
c. Peserta diminta berdiri tegak, persis di bawah alat geser
d. Posisi kepala dan bahu bagian belakang, lengan, pantat dan tumit menempel pada dinding tempat
pita meteran terpasang.
e. Pandangan lurus ke depan, dan tangan dalam posisi tergantung bebas.
f. Gerakan alat geser sampai menyentuh bagian atas kepala peserta pastikan
g. Alat geser berada tepat di tengah kepala. bagian belakang alat geser harus tetap menempel pd
dinding.
h. Baca angka TB tepat pada bagian atas kepala, pembacaan dilakukan tepat di depan angka (skala)
pada garis merah, sejajar dengan mata petugas.
i. Apabila pengukur lebih rendah dari alat yang diukur, pengukur harus berdiri di atas bangku agar
hasil pembacaannya benar.
j. Catat hasil pengukuran ke dalam buku monitoring FR PTM.
Pengukuran Lingkar Perut:
Pengukuran lingkar perut dilakukan 2. Cara Pengukuran Lingkar Perut:
untuk mengetahui ada tidaknya obesitas a. Menempel pita pengukur diatas kulit
eksternal sentral. Jenis obesitas ini langsung. Pengukuran diatas
sangat berpengaruh thd kejadian peyakit pakaian sangat tidak dibenarkan.
kardiovaskuler dan DM. b. Bila peserta tidak bersedia
1. Alat yang dibutuhkan: membuka pakaian bagian atas
a. Ruangan yg tertutup dari pandangan pengukuran dg menggunakan
umum. Jika tidak ada gunakan tirai pakaian atasan yg sangat tipis
pembatas. diperbolehkan tp beri catatan pada
b. Pita Pengukur kuesioner.
c. Spidol atau pulpen c. Bila peserta tetap menolak maka
pengukuran tidak boleh dipaksakan
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
No. Lingkar Jenis Risiko
Perut Kelamin Penyebab
1 ≥ 90 cm Laki-laki Meningkat
2 ≥ 102 cm Laki-laki Sangat
meningkat
3 ≥ 80 cm Perempuan Meningkat
4 ≥ 88 cm Perempuan Sangat
meningkat
2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA

Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran

1 2
• Pemeriksaan tajam pendengaran
• Pemeriksaan tajam penglihatan dengan menggunakan metode berbisik
menggunakan metode hitung jari Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK
LULUS dan disarankan untuk
melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan
audiometri.
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1
 Mengambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal
orang dewasa dari orang yang akan diperiksa.

• Yang perlu diperhatikan:


 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa
berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari
atau melompat saat melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap
(tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh
berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam
melihat)
LANGKAH 2
•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan
telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada
mata kiri.
 Yang diperhatikan:
 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus
sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan
menutup salah satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar
tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak
boleh menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan
pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan
LANGKAH 3

Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari
3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.

LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK

Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak Gambar 1
terlalu bising. Ruangan sunyi, jarak Posisi Pemeriksaan
pemeriksaan kurang dari 1 meter di
belakang pasien.

Pemeriksaan :
1.Posisi pemeriksa berada setengah
meter di belakang orang yang akan Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
diperiksa.
2.Pada telinga yang tidak diperiksa,
dilakukan masking yaitu menekan
bagian tragus (bagian menonjol dari
telinga bagian depan yang dekat
dengan pipi) kemudian menggesek-
gesek sehingga timbul bunyi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan pemeriksaan telinga kanan
terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa
menjauh dari telinga yang diperiksa.

4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang


terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki,
muka, susu, kaca dan meminta orang yang
diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata
Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
tersebut.

5. Kata-kata yang dibisikkan harus


mengandung huruf lunak yang terdiri dari
frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri
dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata
yang digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi.
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan
pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.

PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari
80%, maka dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.

• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari


80%, maka dinyatakan tidak lulus dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera
bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kembali pendengarannya lebih
lanjut.
PENUGASAN (SM): WAKTU 90 MENIT/2 JP

1.Peserta dibagi menjadi 3 Break Out Room (BOR)


2.Tiap BOR ada ketua dan sekretaris klp
3.Masing2 klp melakukan latihan selama 45 menit dl
kelompoknya
4.Kemudian peserta kembali ke room besar/main room
untuk presentasi
5.Presentasi dilakukan selama 5 menit
6.Tanggapan/klarifikasi dan kesimpulan terhadap jalannya
diskusi oleh fasilitator
PENUGASAN
SIMULASI PENGUKURAN FAKTOR RISIKO
Hasil diskusi: video simulasi pengukuran factor risiko PTM yang
terdiri dari:
– Simulasi deteksi dini obesitas dengan:pengukuran Tinggi
Badan; penimbangan BB; pengukuran Lingkar Perut.
– Simulasi deteksi dini gangguan idndra (penglihatan &
pendengaran): Tes hitung jari(Ketajaman Penglihatan); Tes
berbisik (Ketajaman pendengaran)
Buat video simulasi deteksi dini yang benar dan menarik dengan
durasi antara 5 – 7 menit
Vidio diupload di google drive
https://bit.ly/pelatihanfasilitatorkaderposyanduangk1
PENUGASAN
dipandu oleh 3 orang fasilitator
Kristina Sridana Ayu Wati
Kesimpulan

Pengukuran FR PTM oleh kader posyandu prima:

a. Melakukan Deteksi dini obesitas: Pengukuran


TB, BB &LP

b. Melakukan deteksi dini gangguan Indra


(Penglihatan & Pendengaran): Tes hitung jari
dan Tes berbisik

Anda mungkin juga menyukai