KOMUNIKASI EFEKTIF
KATA PENGANTAR
SAMBUTAN KETUA
DAFTAR ISI
BAB I : PENDAHULUAN
BAB II : PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF
BAB III : FORMAT KOMUNIKASI EFEKTIF
BAB IV: STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
BAB V : EVALUASI
BAB VI: PENUTUP
KATA PENGANTAR
Segala Puji bagi Allah Yang telah memberikan
RakhmatNya sehingga Buku Pedoman Komunikasi Efektif
ini dapat tersusun. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada para pihak yang telah membantu tersusunnya
Buku ini, semoga Buku Pedoman ini bermanfaat.
Komunikasi Efektif merupakan salah satu unsur
penting dalam Program Keselamatan Pasien. Komunikasi
ini merupakan penyampaian informasi antar para petugas
rumah sakit dan juga penyampaian informasi dari petugas
ke pada pasien atau keluarganya, dan sebaliknya. Proses
Komunikasi ternyata tidak mudah, dan bila dalam proses
penyampaian tidak benar dapat menimbulkan salah
persepsi, yang dapat berakibat tidak baik.
Berbagai
saran
dari
pembaca
kami
harapkan
untuk
BAB I
PENDAHULUAN
Standar akreditasi Rumah Sakit tahun 2011, salah
satu saran dari enam sasaran keselamatan pasien adalah
peningkatan komunikasi yang efektif dan sebagai SKP II.
Poin dalam SKP II adalah Rumah Sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi
antar para pemberi layanan. Hal ini sesuai dengan Joint
commission
International
goals
The
organization
11%.
Hal
ini
menunjukkan
dalam
proses
akar
masalahpada
kejadian
sentinel,
BAB II
PENGERTIAN KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi merupakan proses bicara dalam
bahasa inggris diakronimkan sebaga TALK. TALK
merupakan akronim dari T (talk to each other) yakni
berbicara satu orang dengan orang lainnya, A (act
together to care for our residents, patients and
families) secara bersama memberikan pelayanan
antar petugas, residen, pasien dan keluarganya L
(listen to each other) yakni satu dengan lainnya saling
dengarkan dan K (know and understand each other)
yakni tahu dan mengerti satu dengan lainnya.
Komunikasi melibatkan pembicara (orang yang
memberi informasi), proses penyampaian informasi,
isi informasi dan pendengar (orang yang menerima
informasi) (Zumbrum, 2006)
Sebagai seorang pembicara, harus memperhatikan
beberapa faktor untuk memberi kesempatan kepada
pendengar untuk mendengar dan memahami isi
komunikasi.
Tibodeau (2003) menyampaikan enam hal
untuk meningkatkatkan komunikasi efektif yakni
1. Pesan disampaikan tepat waktu, pesan berubah
secara konstan dan bila terjadi keterlambatan
dalam
menyampaikan
pesan
menyebabkan
hingga
pembicara
menyelesaikan
balik
atau
pendapatnya.Pendengar
menyampaikan
pada
umum
kurang
dengan
langsung
seakan-akan
tahu
mengambil
apa
yang
bicara,
kecepatan
penyampaian,
benar.
Catat informasi yang menarik bagi pendengar.
Hal ini membantu konsentrasi dan ketertarikan
sebagai pendengar.
5.
Ajukan pertanyaan dengan kata yang baik, hal
ini
untuk
memperjelas
atau
menilai
tindakan
sebagai
contoh
pemberian
KCl
penerima
berita.
Hal
ini
dapat
BAB III
IMPLEMENTASI KOMUNIKASI EFEKTIF
Komunikasi efektif dapat terjadi dengan mengunakan
suatu
format baku
agar komunikasi
terstandar dan
Apakah SBAR?
Komunikasi verbal atau komunikasi tulis yang kurang
pelayanan
kesehatan.
Analisis
akar
masalah
merupakan
kerangka
komunikasi
yang
Meningkatkan
keamanan
keselamatan
pasien
(patient safety)
2. Memberikan standar untuk penyebaran atau berbagi
informasi.
3. Meningkatkan kekuatan atau kejelasan dari para
pemebri pelayanan kesehatan dalam mengajukan
permintaan peribahan perawatan pasien atau untuk
menyelesaikan informasi dalama keadaan kritis
dengan benar dan akurat
4. Meningkatkan efektivitas kerja tim
5. Dapatdipergunakan pada daerah spesifik COPD.
2.
Penggunaan SBAR
SBAR dipergunakan sebagai landasan menyusun
3.1
Situation (Situasi)
Mengawali suatu komunikasi diperlukan pengenalan
(penerima)
informasi
yang
petugas
ajak
berkomunikasi.
Dalam
situasi
ini
perlu
petugas
menjelaskan
informasi
riwayat
medis
pasien,
atau
3.3
Assessment (Assesment)
10
Recomendation (Rekomendasi)
Jelaskan
kepada
petugas
rekomendasi
yang
serta
tentukan
waktu
pelaksanaannya
serta
tindaklanjutnya.
Terakhir, rekomendasi yang diberikan, apakah sudah sesuai
dengan harapan pada akhir pembicaraan dengan klinisi
atau petugas tersebut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Baca Ulang (Readback)
Setiap pesan yang dilaksanakan melalui telfon, perlu
dibaca ulang
untuk
meyakinkan
bahwa
penerima
Contoh SBAR
12
Saya nama: ..
Saya menelpon tentang < nama pasien, lokasi>
Yang dituju:
Masalah pasien tentang:..
13
14
15
BAB IV
STRATEGI PELAKSANAAN KOMUNIKASI EFEKTIF
1. Mewujudkan pengetahuan Komunikasi menurut format
SBAR
Pedoman komunikasi efektif ini merupakan pedoman
dasar dengan konsep SBAR. Selanjutnya masingmasing unit pelayanan medis melakukan penyesuaian
dengan lingkungan kerjanya dan profesi nya. Perlu
dilakukan penyamaan persepsi lintas unit pelayanan
dalam melakukan komunikasi efektif. Sehingga perlu
dibuatkan suatu petunjuk teknisnya.
2. Menata infrastruktur Komunikasi efektif
Infra struktur yang diperlukan dalam pelaksanaan
komunikasi efektif adalah media komunikasi, alat untuk
mendokumentasi hasil komunikasi serta petunjuk praktis
dalam berkomunikasi efektif.
dengan
kegiatan
internalisasi
sedangkan
Membudayakan
pelaksanaan
komunikasi
efektif
17
BAB VI
PENUTUP
Pada
prinsipnya,
komunikasi
efektif
merupakan
Sehingga,
sebelum
komunikasi
dihentikan,
merupakan
pasien
keharusan
dengan
dalam
harapan
program
meminimalkan
diterbitkan
diharapkan
semua
pedoman
petugas
komunikasi
yang
efektif
menangani
ini,
pasien
melaksanakan melaksanakannya.
18
DAFTAR PUSTAKA
Byres D, Cohen M, Cook H, Dickie J, Eastman N, Neden
S, and Pipe L. 2009. Lets talk, A Guide For Collaborative
Structured Communication for Care Aides, Licensed
Practical Nurses. Registered Nurses and All Members of
the Health Care Team November 25: 1-24
Zumbrum, DC. July 2006. Effective communication skills
for security Personnel. IFPO.
Bentley-Cruz, M., 2007. Effective Communication. Life
and Learning Workshop, September 24, Center for
Student Leadership and Community Engagemen.
Woods, M.S., 2006. How Communication Complicates
the Patient Safety Movement, Patient Safety & Quality
Healthcare, May/June 2006; Joint Commission on
Accreditation of Healthcare Organizations, H&HN
research.
19