Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi efektif adalah : tepat waktu, akurat, jelas, dan mudah dipahami oleh penerima,
sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan (kesalahpahaman).
Prosesnya adalah:
1. Pemberi pesan secara lisan memberikan pesan, setelah itu dituliskan secara lengkap isi
pesan tersebut oleh si penerima pesan.
2. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh penerima pesan.
3. Penerima pesan mengkonfirmasi isi pesan kepada pemberi pesan.
Khusus untuk pelaporan kondisi pasien oleh petugas kesehatan kepada dokter melalui telepon,
rumah sakit mengadop sistem komunikasi SBAR (singkatan dari Situation, Background,
Assessment, Recommendation).

1.2 Tujuan
1. Untuk meningkatkan komunikasi antar pemberi pelayanan yaitu perawat kepada DPJP
2. Mengurangi terjadinya kesalahan pemberian perintah melalui telepon
BAB II

METODOLOGI PENELITIAN

A. RANCANGAN MONITORING
Monitoring identifikasi pasien dilakukan pada pasien rawat inap yang dilakukan
pelaporan melalui telefon/whatsaap

B. WAKTU PELAKSANAAN
Pelaksanaan monitoring bulanan ini dilakukan mulai Januari sampai dengan April
2019

C. TEMPAT PELAKSANAAN
Monitoring bulanan ini dilakukan di RS Asysyifaa di unit pelayanan medis dan
perawatan pasien yaitu Instalasi Rawat Inap Umum, Rawat Inap Intensif dan Rawat Inap
Bersalin.

D. POPULASI
Monitoring identifikasi pasien dilakukan pada pasien rawat inap yang dilakukan pelaporan /
perintah lisan melalui telepon atau whatsaap

E. DEFINISI OPERASIONAL
Komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan dimengerti sebagaimana dimaksud oleh
pengirim pesan, pesan ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan dan
tidak ada hambatan untuk hal itu (Hardjana, 2003)
Numerator : jumlah berkas rekam medis yang sesuai menggunakan teknik SBAR
Denumerator : semua berkas rekam medis yang dilakukan konsul per telfon melalui
perintah lisan

F. PENGUMPULAN DATA
Data dikumpulkan dari jumlah pasien yang di lakukan pemberian informasi melalui
perintah lisan melalui telefon dengan metode SBAR dan TBAK.
G. PENYAJIAN DATA
Data disajikan dalam bentuk grafik dan tabel rekapitulasi prosentase terhadap
peningkatan komunikasi efektif perintah lisan melalui telepon sesuai SPO

H. UJI STATISTIK
Data hasil monitoring perintah lisan melalui telepon atau whatsaap sesuai SPO
dihitung dari 40 % dari total populasi (jumlah pasien rawat inap). Sample diambil secara
acak dengan rata-rata jumlah sampling 1 - 2 pasien perhari dan dalam 1 bulan 40 – 60 pasien
BAB IV

HASIL DAN ANALISIS

MONITORING PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

Monitoring peningkatan komunikasi melalui telepon sesuai SPO dilakukan melalui


telaah berkas Rekam medis pada pasien yang dikonsulkan melalui telfon kepada DPJP.

4.1.HASIL MONITORING PENINGKATAN KOMUNIKASI EFEKTIF Januari –


April 2019
Table 1. Table data peningkatan komunikasi yang efektif
NO KEGIATAN Jan’ 19 Feb’19 Mar’19
1 Jumlah berkas 59 55 59
pasien yang
dilakukan
konsul per
telfon
2 Jumlah berkas 30 27 33
RM sesuai
SPO
Grafik 1. Peningkatan Komunikasi yang Efektif

MONEV TRIWULAN I

100%

100%

100%
56%
53%
51%

hasil
target

JANUARI FEBRUARI MARET

Dari Data tersebut di dapatkan bahwa untuk kepatuhan komunikasi efektif melalui perintah
lisan sesuai dengan SPO rata-rata 53.7 %, hal ini belum mencapai nilai standar 100 %. Ada
beberapa hal yang menyebabkan hal ini yaitu pelaksanaan SPO belum berjalan optimal,
untuk pelaksanaan di lapangan kepatuhan penulisan di berkas rekam medis sudah
terlaksana namun untuk verifikasi tanda-tangan dokter DPJP belum berjalan sesuai SPO 1
x 24 jam.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
kepatuhan komunikasi efektif melalui perintah lisan sesuai dengan SPO rata-rata 53.7 %,
hal ini belum mencapai nilai standar 100 %.

5.2 Rekomendasi dan Tindak lanjut:

1. Sosialisasi ulang SPO Komunikasi Efektif


2. Melakukan sosialisasi kepada perawat dan pelaksana
3. Melanjutkan monitoring komunikasi efektif

Anda mungkin juga menyukai