PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dari enam sasaran keselamatan pasien, unsur yang utama dari layanan
(dokter dengan dokter/ perawat dengan perawat) dan antar profesi (perawat
dengan dokter).
teknologi jasa kesehatan sudah tentu tergantung juga pada kualitas pelayanan
B. DEFINISI
1
Secara etimologis, kata efektif (effective) sering diartikan dengan mencapai hasil
yang diinginkan (producing desired result), dan menyenangkan (having a pleasing
effect).
Komunikasi efektif, yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan yang dipahami
oleh resipien/penerima akan mengurangi kesalahan, dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien. Komunikasi dapat secara elektronik, lisan, atau
tertulis.Komunikasi yang paling mudah mengalami kesalahan adalah perintah
diberikan secara lisan dan yang diberikan melalui telpon.Komunikasi lain yang
mudah terjadi kesalahan adalah pelaporan kembali hasil pemeriksaan klinis,
seperti laboratorium klinis menelpon unit pelayanan untuk melaporkan hasil
pemeriksaan segera /cito.
C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengurangi kesalahan yang terkait dengan disalah artikan komunikasi
lisan atau telepon pesanan obat atau hasil tes.
2. Tujuan Khusus
2
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Ruang Lingkup
1. Panduan komunikasi efektif ini diterapkan kepada:
a. Antar pemberi pelayanan saat memberikan perintah lisan atau melalui
telepon.
b. Petugas laboratorium saat membacakan hasil laboratoruim secara lisan
atau melalui telepon.
c. Semua petugas saat berkomunikasi melalui telepon dan lisan.
d. Petugas informasi saat memberikan informasi pelayanan rumah sakit
kepada pelanggan
e. Petugas PKRS (Promosi Kesehatan Rumah Sakit) saat memberikan
edukasi kepada pasien.
f. Pelaksana panduan ini adalah seluruh pemberi pelayanan, petugas
laboratorium, petugas informasi, pelaksana PKRS dan semua
karyawan.
2. Pelaksanaan panduan ini adalah para tenaga kesehatan (medis, perawat,
farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya), petugas di ruang rawat
jalan, rawat inap,petugas penunjang dan tenaga kesehatan lainnya yang
bekerja di rumah sakit.
B. Prinsip
Untuk mendapatkan komunikasi efektif, dilakukan melaui prinsip terima,
catat,verifikasi dan klarifikasi:
1. Laporkan identitas dan kondisi pasien saat ini dengan menggunakan teknik
SBAR.
2. Pemberi pesan/informasi secara lisan memberikan pesan.
3. Penerima pesan/informasi menuliskan secara lengkap isi pesan tersebut.
4. Isi pesan dibacakan kembali (Read Back) secara lengkap oleh
penerima pesan/informasi.
5. Pemberi pesan memverifikas isi pesan kepada pemberi penerima pesan.
6. Penerima pesan melakukan verifikasi
ulang bila ada perbedaan pesan dengan hasil verifikasi.
7. Baca ulang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di ICU dan
UGD.
3
8. Penggunaan code alfabet internasional digunakan saat melakukan
klarifikasi hal-hal penting, misal nama obat LASA (look alike sound alike) /
NORUM (Nama Obat Rupa dan Ucapan Mirip) dan obat High Alert, hasil
laboratorium dengan mengeja huruf-huruf tersebut saat membaca
ulang (reed back) dan verifikasi.
9. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah
diberikan dengan bertandatangan pada Stempel Konfirmasi pada hari
berikutnya atau maksimal 1 x 24 jam.
10.Tujuan utama panduan komunikasi efektif ini adalah untuk memperkecil
terjadinya kesalahan penerima pesan yang diberikan secara lisan.
C. Tanggung Jawab
1. Direktur Utama dari RS AN-NISA bertanggung jawab untuk memastikan
bahwa mekanisme, implementasi, monitoring dan perbaikan secara
keseluruhan dari kebijakan ini telah berjalan sesuai dan kebijaksanaan ini
yang dijalankan dengan menghormati hak pasien, dapat diakses dan
dimengerti oleh seluruh staf terkait.
3. Manajer dan Kepala Unit yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini
bertanggung jawab untuk implementasi dari kebijakan ini dalam ruang
lingkup pengelolaan mereka dan harus memastikan bahwa:
a. Semua staf baru dan lama mempunyai akses dan diinformasikan
mengenai kebijakan ini dan kebijakan lainnya yang terkait, SPO-SPO
dan formulir-formulir yang berhubungan dengan kebijakan ini.
b. Adanya SPO-SPO tertulis yang mendukung dan memenuhi kebijakan
ini serta dimonitor untuk kepatuhan.
4
c. Tersedianya semua formulir yang berkaitan dengan kebijakan ini di
bagian yang mereka kelola.
4. Semua staf yang terlibat dalam ruang lingkup kebijakan ini bertanggung
jawab untuk mengimplementasikan kebijakan ini dan harus memastikan:
a. Mereka memahami dan mematuhi kebijakan ini
b. Tidak mematuhi kebijakan ini dapat mengakibatkan tindakan
indisipliner.
c. Setiap anggota staf dapat mengisi incident report bila ditemukan
adanya ketidak patuhan.
Panduan ini berlaku untuk semua petugas klinis dan semua bagian.
Semua instruksi klinis (termasuk tapi tidak terbatas pada instruksi pemberian
obat, diet, terapi fisik/bicara) yang diberikan secara lisan atau per telepon,
pemeriksaan cito, nilai kritikal dan pemeriksaan diagnostik lain termasuk
pencitraan, elektrokardiogram, tes laboratorium yang membutuhkan respon
segera. Hal ini mencakup semua tes yang dilaporkan secara verbal atau via
telepon. Kebijakan ini harus dibaca bersamaan dengan:
a. Kebijakan test kritikal dan hasil yang kritikal.
b. Panduan instruksi lisan / per telepon dari seorang dokter.
5
BAB III
TATA LAKSANA
g. Baca ulang dan verifikasi dikecualikan untuk kondisi darurat di ICU dan
UGD.
6
2. Proses komunikasi efektif dengan prinsip, terima, catat, verifikasi dan
klarifikasi dapat digambarkan sebagai berikut:
B.
Isi pesan dibaca kembali Dikonfirmsikan Ya.benar
A ALFA (AL-FAH)
B BRAVO (BRAH-VOH)
C CHARLIE (CHAR-LEE)
D DELTA (DELL-TAH)
E ECHO (ECK-OH)
F FOXTROD (FOKS-TROT)
G GOLF (GOLF)
H HOTEL (HOH-TEL)
I INDIA (IN-DEE-AH)
J JULIETT (JEW-LEE-ETT)
K KILO (KEY-LOH)
L LIMA (LEE-MAH)
M MIKE (MIKE)
N NOVEMBER (NO-VEM-BER)
O OSCAR (OSS-CAH)
P PAPA (PAH-PAH)
Q QUEBEC (KEH-BECK)
7
R ROMEO (ROW-ME-OH)
S SIERRA (SEE-AIR-RAH)
T TANGO (TANG-GO)
U UNIFORM (YOU-NEE-FROM) or
(OO-NEE FORM)
V VICTOR (VEK-TAH)
W WHISKEY (WISS-KEY)
X X-RAY (ECKS-RAY)
Y YANKEE (YANG-KEY)
Z ZULU (ZOO-LOO)
4. Sifat Komunikasi
a. Komunikasi itu bisa bersifat informasi (asuhan) dan edukasi (Pelayanan
promosi).Komunikasi yang bersifat infomasi asuhan didalam rumah sakit
adalah:
o Jam pelayanan
o Pelayanan yang tersedia
o Cara mendapatkan pelayanan
o Sumber alternative mengenai asuhan dan pelayanan yang
diberikan ketika kebutuhan asuhan pasien melebihi kemampuan
rumah sakit.
o Akses informasi dapat di peroleh dengan melalui Customer Service,
Admission,dan Website.
b. Sedang komunikasi yang bersifat Edukasi (Pelayanan Promosi)
adalah :
o Edukasi tentang obat. (Lihat pedoman pelayanan farmasi)
o Edukasi tentang penyakit. (Lihat Pedoman Pasien)
o Edukasi pasien tentang apa yang harus di hindari. (Lihat
Pedoman Pelayanan Fisioterapi)
o Edukasi tentang apa yang harus dilakukan pasien untuk
meningkatkan qualitas hidupnya pasca dari rumah sakit. (Lihat
Pedoman Pelayanan Gizi, Pedoman Fisioterapi, Pedoman
Farmasi).
o Edukasi tentang Gizi. (Lihat Pedoman Gizi).
c. Akses untuk mendapatkan edukasi ini bisa melalui medical
information dan nantinya akan menjadi sebuah unit PKRS
(Penyuluhan Kesehatan Rumah Sakit).
5. Syarat komunikasi efektif.
a. Syarat dalam komunikasi efektif adalah:
o Tepat waktu
8
o Akurat.
o Lengkap
o Jelas.
o Mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi
tingkat kesalahan (kesalah pahaman).
C. Kebijakan
1. SBAR
Komunikasi Efektif dengan SBAR adalah komunkasi lisan yang
diakukan saat serah terima dan pelaporan hasil kritis. SBAR meliputi :
a. Situation : Laporan situasi pasien
b. Background : sampaikan latar belakang pasien/masalah pasien
sebelumnya.
c. Assesment : sampaikan penilaian kondisi pasien
d. Rekomendation : sampaikan rekomendasi kepada pemberi informasi
sesuai kondisi pasien.
9
g. Pemberi informasi/dokter harus mengkonfirmasi instruksi yang telah
diberikan dengan bertandatangan pada Stempel Konfirmasi pada hari
berikutnya atau maksimal 1 x 24 jam.
10
melakukan klarifikasi dalam hal ini proses pembacaan ulang harus
diulang kembali.
f. Petugas laboratorium yang melaporkan hasil yang kritikal per telepon
juga akan mencatat kedalam buku untuk hasil test yang kritikal kepada
siapa dan kapan mereka melaporkan hasil tersebut, untuk itu pada
saat menelepon mereka harus menanyakan nama penerima telepon
dan mencatat tanggal dan jam saat menelepon.
g. Semua hasil test yang dilaporkan per telepon akan dinyatakan sebagai
hasil test yang kritikal ( termasuk hasil laporan nilai kritikal, dan hasil
pemeriksaan diagnostik lainnya yang memerlukan tanggapan segera)
h. Petugas yang menerima hasil test yang kritikal segera melaporkan
pada dokter/DPJP < 30 menit dari hasil yang dikeluarkan dari
penunjang.
11
dilaksanakan karena penundaan dapat membahayakan keselamatan
pasien, yaitu:
o Kegawatan darurat yang jelas, seperti cardiac arrest.
o Pada saat dokter sedang melakukan tindakan steril (yang tidak
memungkinkan dokter melakukan dokumentasi) sehingga
penyampaian instruksi tertulis dapat secara langsung
mempengaruhi perawatan pasien.
o Dalam keadaan demikian maka petugas yang melaporkan
melakukan pengulangan kembali (Repeat Back), dari
instruksi/informasi yang diberikan dokter/DPJP.
D. Implementasi
1. Karyawan baru akan dilatih pada saat program pengenalan & program
orientasi.
2. Sosialisasi dilakukan pada setiap Unit terkait secara berkala (minimal 1
tahun sekali)
12
BAB IV
DOKUMENTASI
13
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
B. SARAN
Komunikasi adalah hal yang sangat penting dan merupakan kunci utama
keberhasilan suatu Rumah Sakit. Sebaiknya dalam berkomunikasi dengan pasien,
petugas harus menjaga etika dan penampilannya dalam menghadapai pasien.
Menjaga hak-hak pribadi dan hak-hak orang lain. Menghormati dan menjaga perasaan
pasien dengan melihat kondisi ekonominya. Menjaga rahasia pasien.
14
REFERENSI
15