LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT
KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
NOMOR : 160/08/VIII/RSKG-SK-DIR/SKP/2022
TENTANG
PANDUAN MENINGKATKAN KOMUNIKASI
YANG EFEKTIF
BAB I
DEFINISI
1. Komunikasi Efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas, dan
dipahami oleh resipien/penerima pesan akan mengurangi potensi terjadinya kesalahan
serta meningkatkan keselamatan pasien. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan, tertulis
dan elektronik.
2. Berkomunikasi Efektif berarti bahwa komunikator dan komunikan sama-sama memiliki
pengertian yang sama tentang suatu pesan yang disampaikan.
3. Proses Komunikasi berarti komunikasi dapat efektif apabila pesan diterima dan
dimengerti sebagaimana yang dimaksud oleh pengirim pesan/ komunikator, pesan
ditindaklanjuti dengan sebuah perbuatan oleh penerima pesan/ komunikan dan tidak ada
hambatan dalam proses komunikasi ini.
4. Komunikasi SBAR (Situation–Background–Assessment–Recommendation) merupakan
kerangka teknik komunikasi efektif yang disediakan untuk petugas kesehatan dalam
menyampaikan kondisi pasien dan pada saat serah terima antar shift atau antara staf di
daerah klinis yang sama atau berbeda. Teknik Tulbakon adalah salah satu teknik yang
dalam menerapkan metode SBAR sehingga tidak terjadi kesalahan informasi.Komunikasi
dapat dilakukan secara lisan, tertulis dan elektronik. Komunikasi yang paling banyak
memiliki potensi terjadinya kesalahan adalah pemberian instruksi secara lisan atau
melalui telpon, pelaporan hasil kritis dan saat serah terima.. Latar belakang suara,
gangguan, nama obat yang mirip dan istilah yang tidak umum sering kali menjadi
masalah. Metode, formulir dan alat bantu ditetapkan sesuai dengan jenis komunikasi agar
dapat dilakukan secara konsisten dan lengkap. Metode komunikasi dilakukan pada saat:
a. Metode komunikasi saat menerima instruksi melalui telpon.
b. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis pemeriksaan diagnostik melalui
telpon
c. Metode komunikasi saat serah terima.
|1
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
Jenis serah terima (hand over) di dalam rumah sakit dapat mencakup:
a. Antara PPA misalnya: antar dokter, dari dokter ke perawat, antar perawat, dan
seterusnya
b. Antara unit perawatan yang berbeda di dalam rumah sakit misalnya: saat pasien
dipindahkan dari ruang rawat inap ke ruang hemodialisis atau dari instalasi gawat
darurat ke instalasi rawat inap dan dari rawat inap keruang bedah.
c. Dari ruang perawatan pasien ke unit layanan diagnostik seperti radiologi atau
fisioterapi.
PPA mencatat dengan lengkap dan menyampaikan dengan jelas kondisi pasien dan tindak
lajut pelayanan pasien kepada siapa tanggung jawab pelayanan diserahterimakan, kemudian
dapat dibubuhkan nama dan tanda tangan yang menyerahkan dan yang menerima, tanggal dan
waktu pencatatan.
|2
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
BAB II
RUANG LINGKUP
Proses komunikasi efektif bertujuan untuk meningkatkan keselamatan pasien dan untuk
membantu para Profesional Pemberi Asuhan (PPA) di Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R. A.
Habibie dalam melaksanakan komunikasi yang bermanfaat dan mengurangi terjadinya
kesalahan tindakan dan informasi di setiap unit-unit pelayanan. Proses komunikasi efektif ini
berlaku untuk semua profesional pemberi asuhan di Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R. A.
Habibie yang terkait dalam memberikan pelayanan kepada pasien. Komunikasi efektif ini
dilakukan pada saat melaporkan kondisi pasien dari perawat ke dokter jaga dari dokter jaga ke
Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) melalui telepon, serah terima pasien antar shift,
serah terima pasien antar unit pelayanan, dan pelaporan nilai kritis pemeriksaan laboratorium
kepada dokter yang berlaku di unit pelayanan. PPA mencatat serah terima telah dilakukan dan
kepada siapa tanggung jawab pelayanan diserah terimakan, kemudian dapat dibubuhkan tanda
tangan, tanggal dan waktu pencatatan.
|3
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
BAB III
KEBIJAKAN
Pelaksanaan Komunikasi Efektif di Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R.A Habibie antar
PPA untuk menghindari terjadinya kesalahan serta meningkatkan keselamatan pasien
menggunakan metode komunikasi:
1. Metode komunikasi saat melaporkan kondisi pasien kepada dokter dan komunikasi pada
saat serah terima antar PPA menggunakan teknik SBAR didokumentasikan di dalam
CPPT dengan SOAP.
a. S: Situation
Yakni situasi terkini yang terjadi pada pasien
B: Background
Yakni informasi penting yang berhubungan dengan kondisi pasien saat ini
A: Assessment
Yakni hasil pengkajian kondisi pasien terkini
R: Recommendation
Yakni apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah pada pasien
b. S: Subjective (Subjektif),
O: Objective (Objektif),
A: Assesment (Penilaian),
P: lan (Perencanaan).
2. Metode komunikasi saat menerima instruksi dari dokter melalui telepon menggunakan
teknik TULBAKON:
a. Tulis lengkap (write back)
b. Baca ulang (read back)
c. Konfirmasi (re-confirm)
3. Metode komunikasi saat melaporkan nilai kritis diagnostik kepada dokter melalui
telepon menggunakan teknik SBAR dan menerapkan teknik TULBAKON pada perintah
atau instruksi lisan:
a. Tulis lengkap (write back)
b. Baca ulang (read back)
c. Konfirmasi (re-confirm)
Rentang waktu pelaporan hasil kritis di tentukan kurang dari 30 menit sejak hasil
diverifikasi oleh PPA yang berwenang di unit penunjang diagnostik.
4. Instruksi pemberian obat yang tergolong ‘Sound Alike’ yang diterima lisan atau melalui
telepon digunakan ejaan dengan menggunakan NATO Alfabet Internasional
|4
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
5. Metode komunikasi verbal saat melaporkan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium
yang dilakukan ditempat tidur pasien Point of Care Testing (POCT) dengan cara
mengulang kembali (repeat back) hasil kritis yang disampaikan dan kemudian
didokumentasikan.
6. Metode komunikasi saat serah terima (hand over) antar PPA dengan menggunakan
metode SBAR didokumentasikan pada buku serah terima dengan SOAP dan di tanda
tangani oleh petugas yang menyerahkan dan yang menerima laporan.
7. Metode serah terima antar unit perawatan menggunakan Formulir Transfer Internal dan
didokumentasikan dengan SOAP yang ditanda tangani oleh petugas yang menyerahkan
dan yang menerima laporan.
8. Metode serah terima ke unit layanan radiologi menggunakan Formulir Serah Terima.
9. Metode komunikasi saat menerima instruksi tulisan via elektronik
Instruksi tulisan yang diterima melalui media elektronik seperti SMS, Whatsapp, dan
email harus dituliskan oleh perawat/dokter yang menerima instruksi pada rekam medis
pasien di lembaran CPPT dan tidak boleh dihapuskan (delete) sampai instruksi yang
sudah dituliskan divalidasi oleh dokter yang memberikan instruksi.
10. Metode komunikasi menerima instruksi verbal langsung oleh dokter.
Instruksi lisan yang diberikan oleh dokter harus dilakukan pengulangan kembali
(repeat back) sebelum instruksi tersebut dilaksanakan.
|5
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
BAB IV
TATA LAKSANA
1. Metode komunikasi saat melaporkan kondisi pasien melalui telepon dan/atau lisan di
Rumah Sakit Khusus Ginjal Ny. R. A. Habibie adalah dengan menggunakan teknik
SBAR yang terdiri dari :
S : Situation yaitu situasi terkini yang terjadi pada pasien:
a. Sebut nama pasien, tanggal lahir, tanggal masuk dan hari perawatan, serta dokter
yang merawat.
b. Sebut masalah keperawatan yang belum atau sudah teratasi/keluhan utama
B : Background yaitu informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini :
a. Jelaskan intervensi yang telah dilakukan dan respon pasien dari setiap diagnosis
keperawatan (SDKI)
b. Sebutkan Riwayat alergi, Riwayat pembedahan, pemasangan alat invasive, dan
obat-obatan termasuk cairan infus yang digunakan.
c. Jelakan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap diagnosa medis
A : Assessment yaitu hasil pengkajian kondisi pasien terkini:
Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti TTV, skor nyeri, tingkat
kesadaran, risiko jatuh, status nutrisi, kemampuan eliminasi
R : Recommendation yaitu apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah:
Rekomendasikan intervensi keperawatan yang telah dan perlu dilanjutkan termasuk
discharge planning dan edukasi pasien serta keluarga.
Tata laksana komunikasi perawat dengan dokter saat melaporkan kondisi pasien dan
menerima instruksi melalui telepon:
a. Melaporkan kondisi pasien kepada dokter melalui telepon dengan teknik SBAR.
b. Instruksi yang diberikan oleh dokter kepada perawat menerapkan komunikasi
dengan formula Tulbakon, menulis instruksi dengan lengkap, membacakan ulang
instruksi, kemudian konfirmasi kembali apakah instruksi yang diberikan oleh dokter
sudah sesuai dengan instruksi yang disampaikan.
c. Pada obat high alert dan obat LASA/NORUM (Look alike sound alike/Nama obat
rupa ucapan mirip) maka perawat harus mengeja dengan menggunakan kode alfabet
internasional.
d. Setelah prosedur TULBAKON dilakukan, perawat menuliskan instruksi tersebut
pada rekam medis pasien.
e. Penerima instruksi memberikan stampel TULBAKON di form rekam medis dan
membubuhi nama, tanda tangan dan jam/tgl pada kolom penerima pesan
|6
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
|7
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
a. Petugas Laboratorium/Radiologi
1) Petugas laboratorium segera menghubungi unit terkait apabila ada hasil
pemeriksaan yang mempunyai nilai kritis dengan cara TULBAKON
2) Perawat/dokter akan menulis (write back) hasil nilai kritis pada rekam medis
pasien di unit terkait dan membacakan kembali (read back) dan konfirmasi ulang
(re-confirm)
3) Perawat/dokter membuat stempel tulbakon pada lembar rekam medis pasien
kemudian mencantumkan nama dan tanda tangan.
4) Petugas laboratorium melakukan verifikasi dengan mencantumkan nama dan tanda
tangan.
5) Petugas laboratorium mengetik pada formulir hasil dengan keterangan “Nilai
Kritis” kemudian di print dan diserahkan ke unit terkait.
b. Perawat/dokter
1) Pada saat perawat menerima laporan melalui telepon nilai hasil pemeriksaan
kritis maka perawat akan melakukan metode read back/TULBAKON.
2) Perawat menuliskan nilai hasil pemeriksaan kritis pada formulir rekam medis
yang tersedia di unit terkait
3) Perawat/dokter akan melaporkan nilai hasil pemeriksaan kritis kepada DPJP
dalam kurun waktu kurang dari 30 menit dari hasil nilai kritis disampaikan
kepada petugas dirungan.
4. Metode komunikasi saat serah terima antar PPA dengan teknik SBAR di dokumentasikan
dengan SOAP :
a. Serah terima pasien antar shif (hand over)
1) Informasi kondisi pasien antar PPA berdasar atas proses yang sedang berjalan
dalam rekam medis.
2) Ada buku serah terima yang menuliskan kondisi pasien dalam metode SBAR
3) Seluruh PPA terkait harus hadir selama hand over
4) Serah terima ini langsung dibacakan dari buku serah terima pasien setiap shif.
5) PPA sebelumnya melakukan serah terima pasien dengan PPA berikutnya
dengan memberikan penjelasan/informasi sesuai data yang ada pada form
CPPT.
6) PPA berikutnya harus mendengarkan dan memahami dengan baik informasi
yang disampaikan.
7) PPA yang melaksanaan serah terima pasien menanda tangani bukti serah terima
8) Serah terima dilakukan dua kali pertama di nurse station secara lengkap dan
kemudian di ruangan pasien
|8
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
|9
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
BAB V
DOKUMENTASI
1. Bukti dokumentasi menerima instruksi dari dokter melalui telepon ditulis dengan
menggunakan teknik TULBAKON
| 10
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
| 11
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
3. Bukti pelaporan nilai kritis dari bagian laboratorium ke ruang pelayanan melalui telepon
| 12
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
| 13
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
| 14
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
| 15
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
c. Bukti Serah Terima Dari Ruang Perawatan Pasien Ke Unit Layanan Diagnostik
Radiologi
| 16
RUMAH SAKIT KHUSUS GINJAL NY. R. A. HABIBIE
6. Stempel
TULBAKON
RSKG NY. R. A. HABIBIE
Penerima Instruksi Pemberi Instruksi
Tgl : Jam : Tgl : Jam :
Paraf Paraf
(Nama : ) (Nama : )
Stempel Verifikasi Tulbakon
SERAH TERIMA
Yang Menyerahkan Yang Menerima
Tgl : Jam : Tgl : Jam :
Paraf Paraf
(Nama : ) (Nama : )
Stempel Serah Terima Antar PPA
| 17