KESELAMATA
N PASIEN
3. Teknik komunikasi antar pemberi layanan pada saat serah terima pasien, pindah ruangan atau
melakukan laporan lisan dan yang melalui telepon menggunakan teknik komunikasi SBAR
(Situation, Background, Assessment, Recommendation).
4. Dokumentasi laporan lisan atau via telepon dilakukan di lembar Catatatan Perkembangan Pasien
(CPPT) pada rekam medik pasien.
5. Perintah lisan dan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan kritis dikomunikasikan kepada
staf medis ditulis secara lengkap di lembar Catatatan Perkembangan Pasien (CPPT) oleh penerima
perintah atau penerima hasil laporan kritis di lembar pemberian perintah lisan atau penerima laporan
nilai kritis pada rekam medik pasien.
6. Perintah lisan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan kritis dikomunikasikan kepada staf
medis harus dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima perintah atau penerima laporan nilai
kritis.
7. Perintah lisan yang melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan kritis dikomunikasikan kepada staf
medis harus dikonfirmasi oleh individu pemberi perintah atau hasil pemeriksaan tersebut.
8. Proses verifikasi atau penandatanganan perintah lisan melalui telepon ataupun hasil pemeriksaan
kritis di lembar Catatatan Perkembangan Pasien (CPPT) menggunakan stemple verifikasi dilakukan
oleh pemberi perintah atau nilai kritis tersebut paling lambat 1 x 24 jam pada hari kerja. Apabila hari
berikutnya setelah pemberian perintah lisan atau via telepon hari libur, maka penandatanganan
perintah lisan dilakukan pada hari pertama hari kerja setelah hari libur.
TATA LAKSANA KOMUNIKASI LISAN ANTAR PEMBERI LAYANAN
4 (Empat) Unsur SBAR :
1. Situation Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada
pasien. Misalnya : penurunan tekanan darah, gangguan irama jantung,
sesak nafas, dll.
2. Background Menggali informasi mengenai latar belakang klinis yang
menyebabkan timbulnya keluhan klinis. Misalnya : Riwayat alergi obat-
obatan, hasil pemeriksaan laboratorium yang sudah diberikan, hasil
pemeriksaan penunjang, dll.
3. Assessment Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini
sehingga perlu diantisipasi agar kondisi pasien tidak memburuk.
4. Recommendation Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu
dilakukan untuk mengatasi masalah pasien saat ini. Misalnya :
menghubungi dokter, mengarahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan
penunjang, dll.
Situation (S)
- Sebutkan nama Anda dan unit
- Sebutkan identitas pasien dan nomor rekam medik pasien.
- Sebutkan masalah pasien tersebut (misalnya sesak nafas, nyeri dada, gelisah
dsb.
Background (B)
- Sebutkan diagnosis dan data klinis pasien sesuai kebutuhan :
- Status kardiovaskular (nyeri dada, tekanan darah, EKG, dsb.)
- Status respirasi (frekuensi pernafasan, Sp02, analisis gas darah, dsb.)
- Status gastro-intestinal (nyeri perut, muntah, perdarahan, dsb.)
- Neurologis (GCS, pupil, kesadaran, dsb.)
- Hasil laboratorium/pemeriksaan penunjang lainnya.
- Pengobatan yang didapatkan pasien
Assessment (A)
- Sebutkan problem pasien tersebut :
- Problem kardiologi (syok kardiogenik, aritmia maligna, dsb.)
- Problem gastro-intestinal (perdarahan massif dan syok)
- Problem psikiatri ( gelisah, tentamen suicide, perilaku kekerasan, dsb.)
Recommendation (R)
Rekomendasi (pilih sesuai kebutuhan) : Saya meminta dokter untuk :
- Memindahkan pasien ke RJI
- Segera datang melihat pasien
- Mewakilkan dokter lain untuk datang
- Konsultasi ke dokter lain
- Pemeriksaan atau terapi apa yang diperlukan
- Foto rontgen
- Pemeriksaan analisi gas darah
- Pemeriksaan EKG
- Pemberian oksigenasi
- Beta 2 agonis nebulizer, dsb
TATA LAKSANA PEMBERIAN PERINTAH LISAN ATAU VIA TELEPON
Dalam berkomunikasi secara verbal atau via telepon di rumah sakit, petugas dan tenaga medis harus
melakukan proses verifikasi terhadap akurasi dari komunikasi lisan dengan Tulis, baca kembali dan
konfirmasi ulang (TUBAK), yaitu
1. Pemberi perintah memberikan perintah atau pesan secara lisan.
Komunikasi dapat dilakukan secara langsung atau melalui sarana komunikasi seperti telepon. Pemberi pesan
harus memperhatikan kosa kata yang digunakan, intonasi, kekuatan suara (tidak besar dan tidak kecil), jelas,
singkat dan padat.
2. Penerima pesan mencatat isi pesan tersebut. (TULIS / write down)
Untuk menghindari adanya pesan yang terlewat maka penerima pesan harus mencatat pesan yang diberikan
secara jelas pada formulir perintah lisan di rekam medik pasien.
3. Isi pesan dibacakan kembali secara lengkap oleh penerima pesan. (BACA / read back)
Setelah pesan dicatat, penerima pesan harus membacakan kembali pesan tersebut kepada pemberi pesan
agar tidak terjadi kesalahan dan pesan dapat diterima dengan baik. Pemberi pesan harus mendengarkan
pesan yang dibacakan oleh penerima pesan dan memberikan perbaikan bila pesan tersebut masih ada yang
kurang atau salah. Untuk perintah lisan atau via telepon pemberian obat high alert, NORUM / LASA maka
harus di eja menggunakan kode alfabeth internasional.
4. Penerima pesan mengkonfirmasi kembali isi pesan kepada pemberi pesan. (KONFIRMASI /
confirmation)
5. Dalam menuliskan kalimat yang sulit atau pemberian obat, maka komunikan
harus menjabarkan hurufnya satu persatu dengan menggunakan alphabet
internasional. Perintah lisan untuk satuan obat tidak boleh menggunakan
singkatan untuk menghindari terjadinya salah pembacaan.
6. Dokumentasikan semua perintah lisan atau via telepon di lembar pemberian
perintah lisan atau via telepon, di lembar CPPT dan distempel verifikasi
7. Dokumentasi di lengkapi dengan tanggal dan jam, nama lengkap dan tanda
tangan penerima dan pemberi perintah.
8. Penandatanganan perintah lisan atau via telepon dilakukan oleh pemberi
perintah paling lambat 1 x 24 jam selama hari kerja. Apabila hari berikutnya
setelah pemberian perintah lisan atau via telepon hari libur, maka
penandatanganan perintah lisan dilakukan pada hari pertama hari kerja.
TIMBANG TERIMA/HAND OVER ANTAR SHIFT (OPERAN DINAS) TIMBANG TERIMA/HAND OVER ANTAR SHIFT (OPERAN DINAS)
KOMUNIKASI LISAN ATAU VIA TELEPON
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman No. Dokumen : No. Revisi : Halaman
PEMERINTAH
No. Dokumen : No. Revisi : Halaman PEMERINTAH 001/SPO/BidPer/RSJ/IV/2018 2 1/2 PEMERINTAH 001/SPO/BidPer/RSJ/IV/2018 2 1/2
PROVINSI JABAR 009/SPO/KMKP/RSJ/IV/2018 1 1/2 PROVINSI JABAR PROVINSI JABAR
RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT JIWA RUMAH SAKIT JIWA
Plt. Direktur Utama Plt. Direktur Utama
Plt. Direktur Utama RS Jiwa Provinsi Jawa Barat RS Jiwa Provinsi Jawa Barat
RS Jiwa Provinsi Jawa Barat Tanggal terbit : Tanggal terbit :
Tanggal terbit : SPO SPO
10/04/2018 10/04/2018
SPO Dr. H. Riza Putra, Sp.Kj Dr. H. Riza Putra, Sp.Kj
10/04/2018
Dr. H. Riza Putra, Sp.Kj Pembina Tingkat I Pembina Tingkat I
Pembina Tingkat I NIP. 19620808 199001 1 001 NIP. 19620808 199001 1 001
NIP. 19620808 199001 1 001 PENGERTIAN Hand over/timbang terima antar shif adalah suatu cara dalam menyampaikan dan PENGERTIAN Hand over/timbang terima antar shif adalah suatu cara dalam menyampaikan dan
PENGERTIAN Kegiatan bertukar pikiran antara para pelaksana layanan kesehatan di lapangan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan Pasien yang harus dilakukan menerima laporan yang berkaitan dengan keadaan Pasien yang harus dilakukan
dengan ahlinya, dalam mendiskusikan kasus yang dihadapi serta penatalaksanaan sebelum pergantian dinas. sebelum pergantian dinas.
terapi yang akan dilakukan melalui lisan atau telepon TUJUAN a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan pasien (data fokus) TUJUAN a. Menyampaikan masalah, kondisi dan keadaan pasien (data fokus)
TUJUAN 1. Sebagai acuan dalam melaksanakan kaidah konsultasi antar pemberi pelayanan b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan kepada b. Menyampaikan hal-hal yang sudah atau belum dilakukan dalam asuhan kepada
2. Terciptanya peningkatan mutu penatalaksanaan terapi melalui komunikasi pasien pasien
lisan atau telepon yang efektif dan efisien c. Menyampaikan hal-hal yang penting dan perlu segera ditindak lanjuti c. Menyampaikan hal-hal yang penting dan perlu segera ditindak lanjuti
KEBIJAKAN Kebijakan Direktur RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat No. 821.27/Kep.4356/RSJ/2018 d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya d. Menyusun rencana kerja untuk dinas berikutnya
tentang Sasaran Keselamatan Pasien RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat KEBIJAKAN Kebijakan Plt Direktur Utama RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat nomor : 4356/445- KEBIJAKAN Kebijakan Plt Direktur Utama RS. Jiwa Provinsi Jawa Barat nomor : 4356/445-
PROSEDUR Persiapan 2/RSJ/III/2018 tentang Sasaran Keselamatan Pasien RS. Jiwa Provinsi Jawa 2/RSJ/III/2018 tentang Sasaran Keselamatan Pasien RS. Jiwa Provinsi Jawa
1. Petugas yang akan melapor sebelumnya melakukan asesmen pada pasien, Barat. Barat.
meninjau ulang laporan di lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi PROSEDUR 1. Persiapan PROSEDUR 1. Persiapan
(CPPT), dan meninjau hasil penunjang pasien a. Persiapan alat (alat tulis, buku laporan shif, rekam medik pasien) a. Persiapan alat (alat tulis, buku laporan shif, rekam medik pasien)
2. Petugas yang melapor menulis informasi pasien dengan teknik SBAR di lembar b. Persiapan Perawat b. Persiapan Perawat
Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) - Kelompok dalam keadaan siap - Kelompok dalam keadaan siap
- Kelompok yang akan bertuga, menyiapkan buku catatan - Kelompok yang akan bertuga, menyiapkan buku catatan
Pelaksanaan c. Persiapan pasien c. Persiapan pasien
1. Petugas yang melapor menelepon petugas yang akan di beri laporan 2. Pelaksanaan 2. Pelaksanaan
2. Petugas yang ditelepon mengucapkan salam, menyebutkan nama dan unit kerja a. Sesi 1 di Nurse Stations a. Sesi 1 di Nurse Stations
dan menanyakan apa yang dapat dibantu 1) Perawat shif jaga sebelumnya (shif malam) menyiapkan status pasien 1) Perawat shif jaga sebelumnya (shif malam) menyiapkan status pasien
“selamat pagi/siang/malam, ruangan …….. dengan …….. ada yang bisa saya yang menjadi tanggung jawabnya. yang menjadi tanggung jawabnya.
bantu” 2) Perawat Shif malam melaporkan pasien tanggung jawabnya ke Ketua 2) Perawat Shif malam melaporkan pasien tanggung jawabnya ke Ketua
3. Petugas yang menelepon menjawab salam, menyebutkan nama, ruangan dan Tim (Katim) Tim (Katim)
tujuan menelepon 3) Kepala ruangan (Karu) membuka operan jaga dengan doa’ 3) Kepala ruangan (Karu) membuka operan jaga dengan doa’
“saya …. dari ruangan …. mau melaporkan/mengkonsulkan pasien atas nama 4) Katim melaporkan pasien kepada karu hasil laporan dari shif malam: 4) Katim melaporkan pasien kepada karu hasil laporan dari shif malam:
…. no. cm … “ “ Baik terima kasih untuk kesempatan yang diberikan, adapun “ Baik terima kasih untuk kesempatan yang diberikan, adapun
4. Petugas yang menelepon menyampaikan kondisi pasien dengan tata cara laporan perawatan pasien pada shif malam dengan jumlah pasien laporan perawatan pasien pada shif malam dengan jumlah pasien
SBAR sebanyak ‘(sebutkan jumlah pasien)’ sebanyak ‘(sebutkan jumlah pasien)’
TIMBANG TERIMA (HAND OVER) KE UNIT/INSTALASI LAIN
LAPORAN NILAI KRITIS SECARA LISAN ATAU VIA TELEPON
atas nama pasien……….. no. cm ……….” tindakan yang sudah dilakukan dan intervensi yang belum dilakukan.
“Hasil nilai kritisnya adalah …………. “ “Selamat pagi Bapak/Ibu, Dokter, saya serahkan pasien atas nama Tn. A.
4. Petugas penerima informasi menuliskan isi informasi secara lengkap di di Dengan Diagnasa medis Skizoprenia Paranoid dan masalah keperawatan
lembar Catatatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT) (write back) halusinasi. Kondisi pasien saat ini baik, kesadaran kompos mentis TD,N,
5. Petugas penerima informasi membacakan kembali (read back) apa saja yang RR, T (sebutkan), pasien sudah dilakukan persiapan (puasa untuk pasien
telah dituliskan kepada pemberi informasi dan mendengarkan ulang (hear akan ECT). Akan dilakukan pemeriksaan/ prosedur ECT/Rehabilitasi
back) apa saja yang telah disampaikan ulang oleh pemberi perintah mental. Pasien sudah siap untuk pelaksanaan prosedur
6. Petugas saling mengkonfirmasi apakah yang sudah dituliskan dan dibacakan b. Selanjutnya PPA yang akan mengoverkan pasien menandatangani formulir
ulang sudah benar serah terima pasien dan menyerahkan kepada PPA penerima pasien.
7. Setelah selesai petugas yang menelepon mengucapkan salam c. PPA yang menerima Serah terima pasien menanndatangani formulir serah
8. Petugas yang menerima informasi menandatangani laporan dengan terima pasien antar unit “baik, saya akan lanjutkan tindakan sesuai
TERIMA KASIH