DEFENISI
A. Latar Belakang
Komunikasi begitu sangat penting dalam kehidupan manusia, karena harus diakui bahwa
manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang
saling membutuhkan satu sama lain, dengan berkomunikasi secara efektif kegitan-
kegitan yang sering dilakukan manusia bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya
komunikasi dengan baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Komunikasi merupakan proses belajar seumur hidup bagi perawat. Perawat terus
berhubungan dengan klien dan keluarganya sejak kelahiran sampai kematian. Oleh
karena itu, dibutuhkan pembentukan komunikasi terapeutik. Proses interaksi manusia
terjadi melalui komunikasi: verbal dan nonverbal, tertulis dan tidak tertulis, terencana dan
tidak terencana. Mereka harus memiliki keterampilan komunikasi yang baik agar efektif
dalam berinteraksi. Mereka harus menyadari kata-kata dan bahasa tubuh yang mereka
sampaikan pada orang lain. Ketika perawat mengemban peran kepemimpinan, mereka
harus menjadi efektif, baik dalam ketrampilan komunikasi verbal maupun komunikasi
tertulis.
Di rumah sakit perlu adanya koordinasi yang baik antar petugas. Mengantisipasi kesalah
pahaman atau konflik dengan pasien, tenaga kesehatan di rumah sakit seperti Dokter,
Perawat, Bidan, Ahli Gizi, Apoteker, Radiografer, Fisiotherafi yang dikenal dengan
Profesional Pemberi Asuhan (PPA) harus bisa mempraktikkan komunikasi yang efektif
dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit agar lebih pintar
berkomunikasi.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 1/14
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan proses meningkatkan efektivitas komunikasi
verbal dan komunikasi melalui telepon antar professional pemberi asuhan (PPA).
2. Tujuan Khusus
a. Mengembangkan pendekatan untuk meningkatkan efektivitas komunikasi antar
pemberi layanan kepada pasien
b. Memberikan informasi secara jelas, benar dan aman
c. Mengurangi adanya kesalahan komunikasi dan persepsi antar pemberi layanan
d. Meminimalkan insiden terjadinya kesalahan dalam melakukan pelayanan kesehatan
e. Melakukan komunikasi efektif antar PPA dengan tehnik SBAR dengan baik.
f. Untuk menjembatani kesenjangan dalam komunikasi, termasuk serah terima pasien,
transfer pasien, percakapan kritis.
C. Defenisi
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti betul
apa yang dimaksud oleh pemberi informasi.
Komunikasi adalah suatu proses penyampaian pikiran atau informasi (pesan) dari satu
pihak ke pihak lain dengan menggunakan suatu media untuk mencapai kebersamaan atau
pemahaman yang sama.
Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap jelas dan yang
dapat dipahami oleh penerima, meminimalkan terjadinya kesalahan informasi, dan dapat
meningkatkan keselamatan pasien.
Pemberi layanan seperti dokter, perawat, bidan, apoteker, radiographer, ahli gizi, dan
fisiotherapi yang memberikan pelayanan kepada pasien yang biasa disebut dengan PPA
(Profesional Pemberi Asuhan).
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 2/14
BAB II
RUANG LINGKUP
A. Lingkup Manajerial
1. Direktur RS
2. Wakil Direktur RS
6. Kabid Keperawatan
B. Lingkup Area
C. Lingkup Pelayanan
Pelaporan kondisi pasien maupun pelaporan hasil nilai kritis (laboratorium) atau hasil
kritis (radiologi) oleh dokter jaga kepada DPJP secara lisan via phone menggunakan
proses SBAR dan TulBaKon kemudian diberi cap konfirmasi dan didokumentasikan
di rekam medis.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 3/14
2. Instalasi Laboratorium dan Radiologi
Pelaporan nilai kritis pada pasien rawat jalan oleh petugas laboratorium/radiologi
kepada dokter penanggung jawab didokumetasikan di buku konsulan dan dibuku nilai
kritis.
Pelaporan perburukan kondisi pasien, pelaporan nilai kritis dan pelaporan hasil kritis
verifikasi dengan cap konfirmasi dengan menuliskan tanggal. Jam, nama jelas dan
tanda tangan penerima dan pemberi informasi dilakukan dalam waktu 1x24 jam,
waktu pelaporan nilai kritis atau hasil kritis harus sampai dokter jaga dalam waktu
Transfer pasien baik didalam rumah sakit ataupun luar rumah sakit menggunakan
form transfer pasien dan harus melaksanakan serah terima kondisi terkini pasien
dengan menggunakan form transfer pasien dengan format SBAR.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 4/14
2. Baground (Latar Belakang)
a. Sebutkan riwayat alergi, obat-obatan dan cairan infuse yang digunakan.
b. Jelaskan nilai kritis laboratorium dan hasil kritis radiologi.
c. Jelaskan informasi klinik yang mendukung.
d. Tanda vital pasien.
e. Secara umum menjelaskan informasi yang melatarbelakangi pasien sejarah yang
bersangkutan, resiko kemungkinan terjadi, hal yang mengakibatkan terjadinya
situasi saat ini.
f. Contohnya : Kesadaran pasien samnolen, GCS 9, Tekanan darah 100/50mmHg,
HR: 110 x/menit, RR : 44 x/mt, SpO2 65 %, terpasang simple mask 6 liter/mt.
3. Asesment (Penilaian)
a. Jelaskan secara lengkap hasil pengkajian pasien terkini seperti status mental, status
emosional, kondisi kulit, saturasi oksigen, dll.
b. Nyatakan kemungkinan masalah, seperti gangguan pernafasan, gangguan neurologi,
gangguan perfusi dll.
c. Secara umum memberikan penilaian terhadap situasi saat ini.
d. Contohnya : Menurut saya pasien mengalami penurunan suplay O2 dikhawatirkan
terjadi hipoksia.
4. Recommendation (Usulan)
a. Meminta dokter untuk melihat pasien.
b. Pastikan jam kedatangan dokter.
c. Tanyakan pada dokter langkah selanjutnya yang akan dilakukan
d. Secara umum memberikan usulan untuk mengatasi situasi saat ini.
e. Contohnya : Apakah perlu menaikkan pemberian therapy O2 dg NRM dan konsul
dokter anasthesi untuk rencana intubasi? Advice dokter selanjutnya bagaimana?
Tks.
TulBaKon ( Tulis-Baca-Konfirmasi ) secara lengkap perintah lisan dan dieja bila ada
advice obat yang diperintahkan termasuk golongan obat High Alert, NORUM/LASA
terhadap advis tersebut sebelum dilakukan.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 5/14
E. Tehnik SBAR saat Hand Over
Contoh Tehnik Komunikasi SBAR :
I ( Introduce )
Perawat Maya : Assalamu’alaikum wr. wb, selamat pagi
Perawat Linda: Wa’alaikum salam wr. wb, selamat pagi
Perawat Maya: saya Perawat maya yang bertugas jaga malam, Apakah bisa kita mulai
operan pasien?
Perawat Linda : Iya bisa kita mulai
Perawat Maya : Pasien yang berada di ruang Cempaka No. 22 Bed 2 adalah Ny. Zainab
umur 32 tahun, masuk pada tanggal 21 Mei 2014, dia sudah mengalami perawatan selama
4 hari, DPJP dr. Hedi SpPD, Diagnosa medis: Gagal ginjal kronik
S ( Situation )
B ( Background )
A ( Assesment )
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 6/14
R ( Recommendation )
Perawat Linda: Baiklah, lalu apa saja tindakan yang harus saya lakukan selanjutnya?
Perawat Maya: Tindakan selanjutnya adalah
1. Awasi balance cairan Batasi asupan cairan
2. Konsul ke dokter untuk pemasangan dower kateter
3. Pertahankan pemberian diuretic ( injeksi furosemid 3 x 1 amp)
4. Bantu pasien memenuhi kebutuhan dasar pasien
5. Jaga aseptic dan antiseptic setiap melakukan prosedur
Perawat Linda : Iya baiklah, (sambil mencatat)
Perawat Maya : Ada yang kurang di mengerti, dengan penjelasan saya tadi?
Tulis dan Tanyakan kembali yang belum jelas dan pembacaan ulang secara lengkap
perintah lisan dan dieja bila ada advice obat yang diperintahkan termasuk golongan obat
NORUM/LASA.
Perawat Linda : OK, saya akan baca ulang rekomendasi yang telah diberikan
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 7/14
BAB III
TATA LAKSANA
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 8/14
5. Untuk pesanan tentang terapi (obat High Alert, LASA, NORUM), yang kurang jelas,
lakukan komfirmasi ulang dengan pengejaan sesuai International Code Of Signal
(Interco) atau International Phonetic Alphabet (IPA).
6. Lakukan dokumentasi sesuai ketentuan di rekam medis.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 9/14
2. Antar berbagai tingkat layanan di dalam rumah sakit
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 10/14
3. Prinsip dalam penerapan timbang terima (hand over)
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 11/14
BAB IV
DOKUMENTASI
Dokumen Implementasi
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 12/14
BAB V
PENUTUP
Demikian Panduan Komunikasi Efektif dibuat dengan harapan dapat dijadikan acuan dalam
pelaksanaan memberikan pelayanan di Rumah Sakit Yukum Medical Centre, baik untuk
perencanaan, program kerja, kebijakan, standar pelayanan dan standar praktek pelayanan
dalam penyusunan ini masih banyak kekurangan diharapkan adanya saran dan kritik untuk
perbaikan selanjutnya.
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 13/14
REFERENSI
Undang-Undang Republik Indonesia No. 29 Tahun 2014 tentang Praktek Kedokteran
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 34 Tahun 2017 Tentang Akreditasi RS
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia No. 11 Tahun 2017 Tentang Keselamatan
Pasien Rumah Sakit
Peraturan Mentri Kesehatan Republik Imdonesia Edisi III Tahun 2015 Tentang Pedoman
Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit
Lampiran SK . Nomor: 67-c/SK/A/YMC/VI/2019 Tentang Pedoman Komunikasi Efektif Antar Layanan 14/14