Anda di halaman 1dari 16

KOMUNIKASI EFEKTIF

TIM SKP 2
RSUD BALI MANDARA
TUJUAN PEMBELAJARAN
 Peserta IHT memahami tentang bagaimana
komunikasi antar PPA yang efektif
berdasarkan pada standar SKP 2
 Materi SKP2 :

1. SKP 2 standar akreditasi


2. Komunikasi antar PPA yang efektif
3. Metode Komunikasi melaporkan kondisi
pasien, nilai kritis dan handover
4. Dokumentasi
5. Indikator mutu pada SKP 2
Komunikasi Efektif

Handover

Menerima
instruksi
melalui
telepon &
melaporkan
Pelaporan
kondisi
nilai kritis
pasien

RS meningkatkan
Keselamatan Pasien
efektifitas komunikasi
antar PPA
DPJP memimpin Tim asuhan

Setiap anggota tim memiliki tugas,


peran, dan tanggung jawab khusus,
dan mengikuti perubahan kebutuhan
pasien.

Insiden keselamatan pasien dapat


dicegah dengan komunikasi yang
efektif dan efisien antar anggota tim.
 70-80% medical eror berhubungan dengan
komunikasi interpersonal (AHRQ 2014)
 Hand-off yang tidak adekuat menjadi

penyebab kejadian tidak diharapkan


termasuk salah sisi operasi, terlambat
penanganan, pasien jatuh dan medical eror
(JCI, 2017)
• Kurangnya orientasi anggota baru ke tim
• Asumsi bahwa anggota tim tahu bagaimana bekerja sebagai tim dan berkomunikasi
• Kelelahan
• Kebisingan dan gangguan visual
• Ambiguitas tentang peran dan tanggung jawab
• Gaya komunikasi
• Hierarki sosial yang dapat menghambat berbicara
• Sering interupsi
• Metode yang tidak terstandardisasi
Miskomunikasi..
Faktor resiko terjadinya
METODE KOMUNIKASI
A. LISAN
Metode komunikasi yang digunakan saat melaporkan
kondisi pasien kepada DPJP adalah metode SBAR.

 SBAR adalah metode terstruktur untuk


mengkomunikasikan informasi penting yang membutuhkan
perhatian segera dan tindakan berkontribusi terhadap
eskalasi yang efektif dan meningkatkan keselamatan pasien.
 SBAR juga dapat digunakan secara efektif untuk
meningkatkan serah terima antara shift atau antara staf
di daerah klinis yang sama atau berbeda.
Situation (S) :
bagaimana kondisi pasien saat ini ?
1) Identitas pasien (nama, tanggal lahir, alamat, nomor rekam medis
pasien, ruang perawatan pasien, lama perawatan)
2) Diagnosa medis dan diagnosa keperawatan
3) Keluhan utama yang saat ini dirasakan data keadaan umum dan
vital sign terakhir.
4) Dengan kata-kata, ”Selamat pagi/siang/malam, saya …. Jenifer
yang bertugas pagi tadi
hendak melakukan hand over perawatan pasien Tn/Ny/An …. Saat
ini kondisi pasien ….. dengan tanda-tanda vital ….”

*Situation :
Hand over @shift Diagnosa medis, diagnosa keperawatan

Antar unit / RS Alasan pindah/ rujuk, laporkan situasi pasien yang


belum selesai tertangani di shift tadi, apa yang terjadi dengan pasien
saat ini
Pelaporan nilai kritis : ditekankan pada nilai kritis, klinis, dan

keluhan pasien.
Background (B) : Menyampaikan data
pendukung dan riwayat pendukung berkaitan
dengan kondisi pasien saat ini

1) Riwayat alergi, riwayat pengobatan, riwayat keluhan saat


ini, alasan pasien dirawat inap (bila rawat inap baru),
2) Hasil pemeriksaan penunjang : Lab, USG,
Rontgen, atau Scan
3) Tindakan atau pengobatan yang sudah diberikan
4) Obat yang sudah diberikan

“Riwayat mrs... Riwayat alergi....Riwayat keluhan saat


ini...Sudah dilakukan tindakan …. Pemeriksaan
penunjang….Terapi yang sudah diberikan …..”
Assessment (A) : Menyampaikan kemungkinan
masalah yang sedang terjadi pada pasien.

” Jadi masalah utama pasien saat ini adalah…


dan menurut saya kondisi pasien mengarah
ke ….”

* Profesional pemberi asuhan menyampaikan pendapat mengenai analisa


permasalahan (kesimpulan dari Situation dan Background) yang terjadi pada
pasien saat ini
Berbagai hasil penilaian klinis perawat, seberapa parah masalah pasien,
apakah mengancam kehidupan?
Recommendation (R) :
Mengusulkan alternatif tindakan yang mungkin
dilakukan (contoh: menghubungi dokter agar
segera datang untuk memeriksa kondisi
pasien, usul agar diberikan terapi medikasi
tertentu, dll)

“ Apakah dokter bisa datang untuk melihat kondisi pasien?”


“Pasien rencana cek DL @6 jam terhitung mulai dari
pengambilan sample terakhir”

*Profesional pemberi asuhan menyampaikan usulan pengobatan atau


tindakan yang harus dilakukan ke pasien
Petugas yang menerima informasi wajib TBAK :
B
A
C
A
B
a
c
a

k
e
m
b
a
li
in
s
tr
u
k
s
i
/
p
e
s
a
n

y
a
n
g

d
i
b
e
ri
k
a
n

K
o
n
f
i
r
m
a
s
i
A
p
a
k
a
h

y
a
n
g

d
i
b
a
c
a

u
l
a
n
g

t
a
d
i

s
u
d
a
h

s
e
s
u
a
i

d
e
n
g
a
n

m
a
k
s
u
d

p
e
m
b
e
r
i

p
e
s
a
n
?

TTD 1X 24 JAM
Norum

Eja
Hal-hal yang harus diperhatikan
dalam komunikasi lisan:
 Hindari permintaan atau pemesanan obat
secara verbal
 Lakukan komunikasi lisan sesuai standar

yang sudah ditetapkan


 Penggunaan daftar singkatan yang

seragam=> kebijakan RS terbaru


 Pengejaan menggunakan ejaan internasional
 Petugas ruangan memiliki daftar NORUM
 WA bukanlah media komunikasi tidak

langsung yang utama.


B. Tulisan
Penulisan SOAP pada form CPPT.
S dan O = keluhan pasien, klinis, riwayat, dan hasil
pemeriksaan penunjang (data subyektif & obyektif)
A = Diagnosa keperawatan/diagnosa medis
P = Serta rencana asuhan selanjutnya
SOAP adalah ringkasan laporan kondisi dan asuhan pasien
secara tertulis, sedangkan SBAR adalah metode komunikasi
untuk menyampaikan secara lisan laporan SOAP kepada PPA
lainnya baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak
langsung (telepon).
SOAP dapat ditulis lebih dari1 kali dalam 1 shift jaga.

Tulisan tangan pada rekam medik pasien bisa dibaca oleh 2 orang berbeda
Jika menerima telepon (dokter menambahkan instruksi):
- Tulis di uraian Planning terakhir dokter atau perawat,
tergantung dari urutan SOAP terakhir di CPPT.
- Baca kembali instruksi/pesan yang diberikan
- Dikonfirmasi oleh dokter pemberi pesan/instruksi
- Berikan cap “SUDAH DILAKUKAN TBAK DENGAN
BENAR”, dittd oleh dokter pemberi pesan/instruksi 1 x 24 jam.

Anda mungkin juga menyukai