NOMOR :013/Skep-Dir/RS-PH/II/2016
TENTANG
Menimbang a. bahwa komunikasi efektif yang tepat waktu, akurat, lengkap, jelas dan yang
dipahami oleh penerima, akan mengurangi kesalahan dan menghasilkan
peningkatan keselamatan pasien.
b. Bahwa komunikasi yang mudah mengalami kesalahan adalah perintah yang diberikan
secara lisan dan yang diberikan melalui telephone juga pelaporan kembali hasil kritis.
c. Bahwa berdasarkan pertimbangan pada huruf a dan b diatas maka perlu ditetapkan
Peningkatan komunikasi yang Efektif di RS Permata Hati dengan Keputusan Direktur
RS Permata Hati
Mengingat 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran.
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan.
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1691/Menkes/Per/VIII/2011
tentang: Keselamatan Pasien Rumah Sakit.
5. Keputusan Direktur RS Permata Hati Tujuan dan Motto RS PermataHati
Peraturan Direktur RS Permata Hati Nomor...........Tentang Kebijakan Pelayanan di RS
Permata Hati
MEMUTUSKAN
Menetapkan
Pertama Kebijakan Peningkatan Komunikasi Efektif di RS Permata Hati sebagai mana tercantum
dalam lampiran keputusan ini.
Kedua MEMBERLAKUKAN BUKU PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF DI RUMAH
SAKIT PERMATA HATI
Ketiga Agar seluruh pemberi pelayanan kepada pasien untuk mengetahui dan melaksanankan
sistem komunikasi efektif ini
Keempat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan akan dievaluasi dalam tiga (3) tahun
atau terdapat kekeliruan dalam penetapan keputusan ini.
Ditetapkan di : RS PermataHati
Tanggal : 01 Februari 2016
2
KEBIJAKAN DAN PANDUAN KOMUNIKASI EFEKTIF
DI RUMAH SAKIT PERMATA HATI
3
10. Setiap pelaksanaan teknik TBaK harus diberi stempel (stempel
Read back) oleh penerima instruksi dan harus diverifikasi oleh
pemberi instruksi dalam waktu 1 X 24 jam
11. SBAR dan TBaK ini akan diatur dalam Standar Prosedur Operasional
tersendiri.
12. Tidak diperkenankan untuk berkomunikasi/memberikan instruksi
dengan cara meninggalkan pesan di kotak suara (voice mail).
Pemberian instruksi verbal/per telepon tidak diperkenankan pada:
a. Pemberian obat-obatan epidural.
b. Pemberian produk darah, kecuali pada kondisi emergency di OK
atau ruang gawat darurat.
c. Pemberian obat kemoterapi.
d. Pemberian obat pada gagal ginjal berat.
e. Pemberian obat pada anak/bayi.
13. Pada keadaan gawat darurat termasuk tindakan life saving,
penerima instruksi cukup dilakukan repeat back (pengulangan
instruksi) dan selanjutnya pencatatan dilakukan setelah tindakan.
14. Cara melakukan TBaK:
a.T: Tulis: Orang yang menerima pesan menuliskan pesan/instruksi
yang diterima.
b.Ba: Baca: Orang yang menerima pesan membacakan kembali apa yang
ditulis tersebut.
c.K: Konfirmasi: Cara konfirmasi yang dialkukan saat melakukan
teknik TBaK adalah menanyakan kembali benar/tidaknya instruksi
yang diberikan dan kemudian pemberi pesan membubuhkan tanda
tangan di cap konfirmasi di lembar integrasi tempat hasil TbaK
dituliskan dalam waktu 24 jam.
15. Metode SBAR dan teknik TBaK ini akan diatur dalam Standar
Prosedur Operasional tersendiri.