Anda di halaman 1dari 9

PANDUAN

KOMUNIKASI EFEKTIF

KLINIK UTAMA KELUARGA MULIA


Jl. Kramat Jaya No.1B, RT.009/RW.014, Kelurahan Lagoa,
Kecamatan Koja
Jakarta Utara, 14270
Email : kp.keluargamulia@gmail.com

1
BAB I

DEFINISI

A. Latar Belakang
Kegiatan komunikasi sudah menjadi bagian penting dalam kegiatan kita sehari-hari,
mulai antar teman/individu, kelompok maupun organisasi.
Komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran atau informasi dari seseorang
kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang lain tersebut mengerti
betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-pikiran atau informasi”.
(Komaruddin,1994;Schermerhorn, Hunt & Osborn, 1994; Koontz & Weihrich, 1988).
Dalam pelayanan Kesehatan seorang petugas Kesehatan selain memiliki kemampuan
akademis mereka juga wajib mempunyai ketrampilan berkomunikasi dengan baik,
efektif dan tepat sasaran. Dengan adanya komunikasi yang baik petugas Kesehatan
dapat mengumpulkan data, mengidentifikasi, mengkaji, mengolah dan menarik
kesimpulan serta dapat memberikan edukasi kesahatan yang berdampak terhadap
Kesehatan dan kesembuhan pasien.
Untuk itu panduan komunikasi efektif ini dibuat untuk petugas, perawat dan dokter di
Klinik Utama Keluarga Mulia guna memudahkan berkomunikasi dengan pasien dan
keluarganya.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memberi pengetahuan dan pedoman bagi pekerja kesehatan mengenai cara be
rkomunikasi yang baik dengan pasien dan keluarganya.
2. Tujuan Khusus
a. Sebagai acuan bagi seluruh perawai KUKM dalam melakukan komuni
kasi efektif dalam pelayanan di klinik.
b. Sebagai acuan bagi seluruh pegawai dalam meningkatkan keselamatan
pasien.
c. Menghindarkan kesalahpahman yang bisa menjadi dugaan malpraktek.
C. Pengertian
1. komunikasi adalah sebuah proses penyampaian pikiran-pikiran atau informasi
dari seseorang kepada orang lain melalui suatu cara tertentu sehingga orang
lain tersebut mengerti betul apa yang dimaksud oleh penyampai pikiran-
pikiran atau informasi

2
2. Komunikasi efektif adalah komunikasi yang tepat waktu, akurat, lengkap,
jelas, dan dipahami oleh penerima pesan akan mengurangi potensi terjadinya
kesalahan serta meninggkatkan keselamatan pasien.
3. Komunikasi SBAR adalah suatu teknik komunikasi yang dipergunakan dalam
melakukan identifikasi pasien sehingga mampu meningkatkan kemampuan ko
munikasi antara perawat dengan dokter.
4. Komunikasi TBaK (Tulis baca kembali) adalah metode komunikasi lisan
dokter dan perawat yang dilakukan secara sistematik.

BAB II

RUANG LINGKUP

Seluruh petugas Klinik Utama Keluarga Mulia yang melakukan pelayanan kepada
pasien, keluarga pasien maupun pengunjung

3
BAB III

TATA LAKSANA

A. Jenis Komunikasi
Komunikasi sangat penting karena dapat meningkatkan mutu pelayanan dan keselamt
an . Kita dapat melalukan komunikasi dengan cara :
1. Komunikasi tertulis
Komunikasi tertulis adalah komynikasi yan g menyampaikan pesan secara tert
ulis baik manual maupun media seperti email,surat,media cetak lainnya. Prins
ip komunikasi secara tertulis yaitu
a. Lengkap
b. Ringkas
c. Pertimbangan
d. Konkrit
e. Jelas
f. Sopan
g. Benar
Didalam klinik,komunikasi tertulis dapat berupa catatan medis pasien,laporan
keperawatan dan catatan lainnya yang memiliki fungsi sebagaiberikut :
a. Sebagai tanda bukti tertulis oetentik misalnya persetujuan tindakan ope
rasi
b. Alat pegingat/berfikir bilamana diperlukan misalnya surat yang telah di
arsipkan
c. Dokumen historis misalnya rekam medik pasien
d. Pedoman/dasar tindakan misalnya surat keputusn,surat perintah
Keuntungan komunikasi tertulis
a. Adanya dokumen tertulis
b. Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
c. Dapat menympaian ide yang rumit
d. Memberi analisa,evaluasi dan ringkasan
e. Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
f. Dapat menengaskan,menafsirkan,menjelaskan komunikasi lisan
g. Membentuk dasar konrak/prjanjian
h. Untuk dipenelitian dan bukti di pengadilan

4
2. Komunikasi verbal
Komunikasi verbal merupakan komunikasi yang dismpaikan secara lisan. Ko
munikasi ini dapat dilakukan secara langsung / melalui sarana komunikasi lai
n seperti telpon. Didalam klinik atau pelayanan kesehatan komunikasi verbal
harus dilakukan secara efektif sehingga yang menerima pesan dapat memaha
mi dan mapu menghasilkan perubahan sikap. Komunikasi efektif secara verb
al :
a. Harus jelas,ringkas
Pemberi informasi dapat mengulang bagian yang penting dengan kata-
kata atau istilah yang mudah dimengerti sehingga informasi yang dibe
rikan dapat dipahami
b. Perbedaan kata
Menyampaikan pesan,informasi serta istilah-istilah yang mudah dimen
gerti pasien semua tingkat pendidiakan dan budaya
c. Intonasi dan kecepatan bicara
Intosasi dan kecepatan bicara juga harus sesuai dengan pndidikan dan
budaya masyarakat sehingga yang disampaikan menjadi jelas dan mer
ubah pikiran penerima pesan.
d. Apabila dalam komunikasi menyebukan kata-kata yang sulit maka pe
mberi pesan harus mengeja hurufnya dengan menggunakan kode alph
abet internasional yaitu ;

5
Kelebihan dari komunikasi ini terletak pada keberlangsungannya, y
aitu dilakukan secara tatap muka, sehingga umpan balik dapat diperole
h secara langsung dalam bentuk respon dari pihak komunikan.
3. Komunikasi Nonverbal
Komunikasi ini merupakan proses komunikasi dimana pesan disampaikan tid
ak menggunakan kata-kata tapi dapat berupa ;
a. Penampilan fisik
b. Sikap tubuh dan cara berjalan
c. Ekspresi wajah dan kontak mata
d. Sentuhan
Tenaga medis perlu menyadari pesan verbal maupun non verbal yang disamp
aikan oleh pasien mulai dan saat pengkajian smpai evaluasi status keperawata
n. Karena pesan nonverbal dapat memperkuat pesan yang disampaikan secara
verbal misalnya ekspresi wajah,cara bicara (intonasi, kualitas suara,gaya emos
i dan gaya bicara).
B. Komunikasi SBAR
Dengan komunikasi SBAR ini maka perawat dapat memberikan laporan kondisi pasie
n lebih informatif dan terstruktur. Terdapat 4 (empat) unsur SBAR yaitu :
1. Sitution
Menjelaskan kondisi terkini dan keluhan yang terjadi pada paien . misalnya ;
penurunan tekanan darah , gangguan irama jantung , sesak napas.
2. Background
Menggali informasi mengenai latar belakang klinik yang menyebabkan
timbunya keluhan klinis. Misalnya riwayat alergi obat , hasil pemeriksaan
laboratorium yang sudah diberikan , hasil pemeriksaan penunjang.
3. Assesment
Penilaian/pemeriksaan terhadap kondisi pasien terkini sehingga perlu diantisi
pasi agar kondisi pasien tidak memburuk.
4. Recomendation
Merupakan usulan sebagai tindak lanjut, apa yang perlu dilakukan untuk men
gatasi masalah pasien saat ini. Misalnya : menghubungi dokter, mengarahkan
pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang.
C. Komunikasi TBaK
Terdapat 3 unsur pada TBaK yaitu ;

6
1. T (Tulis)
Tulis dengan lengkap pesan yang disampaikan oleh dokter dalam rekam
medis pasien di lembar Catatan Perkembangan Pasien Terintegrasi (CPPT)
2. Ba (Baca)
Bacakan kembali secara lengkap isi pesan/perintah yang dicatat, bila
menyangkut nama obat NORUM atau hasil Laboratorium kritis, dibaca
kembali dengan mengeja huruf, bila memungkinkan gunakan kode fonetik
Internasional
3. K (Konfirmasi)
Konfirmasi kebenaran/kesesuaian isi pesan/perintah yang telah dibacakan
Kembali.
D. Tahapan komunikasi
Tahapan komunikasi dalam keperawatan meliputi
1. Tahap Pengkajian
Pengkajian merupakan tahap awal proses pelayanan di Klinik yang dilakukan
untuk mengumpulkan data pasien. Data tersebut diperlukan sebagai dasar pela
ksanaan proses keperawatan pada tahap selanjutnya. Data pasien diperoleh da
ri :
a. Wawancara, terdiri dari :
- Wawancara admisi
Wawancara ini dilakukan pada saat pertama kali pasien dating ke
Klinik dengan tujuan untuk mendapatkan data umum atau identitas
pasien.
- Wawancara riwayat hidup
Wawancara ini dilakukan oleh perawat untuk mendapatkan inform
asi mengenai keluhan pasien, riwayat kesehatan, perjalanan penya
kit dengan tujuan untuk mengetahui alasan pasien datang ke Klinik
dan menjadi acuan rencana tindakan keperawatan.
- Wawancara terapeutik
Wawancara ini ditekankan pada fakta, ide dan isi dalam rangka pe
ngembangan hubungan sehat yang bertujuan untuk membantu pasi
en mengidentifikasi masalahnya.
b. Pemeriksaan fisik
c. Pemeriksaan diagnostic (laboratorium, radiologi, dsb)

7
d. Informasi/catatan dari tenaga medis lain dan dari keluarga pasien
2. Tahap perumusan diagnosa
Diagnosa dirumuskan berdasarkan data yang diperoleh dari tahap pengkajian.
Perumusan diagnosa keperawatan merupakan hasil penilaian perawat dengan
melibatkan pasien dan keluarganya, tenaga kesehatan lain yang berkenaan de
ngan masalah yang dialami pasien. Diagnosa keperawatan yang tepat memerl
ukan sikap komunikatif perawat dan sikap kooperatif pasien.
3. Tahap perencanaan
Pengembangan rencana tindakan keperawatan kepada pasien diperlukan inter
aksi dan komunikasi dengan pasien. Rencana tindakan yang dibuat oleh pera
wat merupakan media komunikasi antar tenaga kesehatan yang berkesinambu
ngan sehingga pelayanan dapat dilaksanakan secara teratur dan efektif.
4. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan merupakan realisasi dari perencanaan yang telah ditetapka
n terlebih dahulu. Aktifitas ini memerlukan ketrampilan dalam berkomunikasi
dengan pasien.Terdapat dua kategori umum aktivitas perawat dalam berkomu
nikasi, yaitu saat mendekati pasien untuk memenuhi kebutuhan dan saat pasie
n mengalami masalah psikologis. Pada saat menghadapi pasien, perawat perlu
;
a. Perawat mampu menjadi pembimbing dan konseling terhadap pasien
b. Bersikap terbuka untuk menumbuhkan keberanian pasien dalam
mengikuti Tindakan keperawatan yang dilakukan.
c. Kontak pandang yang menunjukkan perhatian dan kesungguhan
perawat
d. Mendengarkan keluhan pasien dan memahami perasaan
e. Perawat mampu menjelaskan keadaan pasien
f. Menunjukkan raut wajah yang mencerminkan ketulusan agar tercipta
suasana saling percaya saat berkomunikasi

8
BAB IV

DOKUMENTASI

Setiap bentuk komunikasi lisan maupun tertulis antar pelayanan kesehatan, didokume
ntasikan di status rekam medis pasien.

Anda mungkin juga menyukai