Anda di halaman 1dari 5

PENETAPAN DAN KLASIFIKASI BALITA GIZI

BURUK DI FASILITAS PELAYANAN


KESEHATAN
No. Dokumen : 024.Gizi/SOP/I/SKD .I/2021
No. Revisi :0
SOP
Tanggal terbit : 30 Januari 2021
Halaman :1/2

PUSKESMAS Drg.I Putu Novara Sona


SUKASADA I NIP. 106611212002191006

1. Pengertian Penetapan dan klasifikasi balita gizi buruk di fasilitas pelayanan kesehatan
adalah kegiatan menentukan klasifikasi kasus masalah gizi balita yang
ditemukan dan dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat terlatih yang
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan, sehingga dapat ditata laksana
dengan cepat dan tepat.
2. Tujuan Sebagai acuan dalam penerapan langkah-langkah untuk melakukan
penetapan dan klasifikasi balita gizi buruk di fasilitas pelayanan kesehatan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Buleleng II nomor 75/SK/I/BLL II/2016
tentang Pelayanan Klinis

4. Referensi 1. Pedoman Pelayanan Anak Gizi Buruk Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia 2012
2. Pedoman Pelayanan Gizi di Puskesmas Kementerian Kesehatan RI
Direktorat Jenderal Bina Gizi dan KIA 2014
3. Buku Saku Pencegahan dan Tata Laksana Gizi Buruk Pada Balita di
Layanan Rawat Jalan Bagi Tenaga Kesehatan Kementerian Kesehatan
RI 2020
4. SOP Penetapan Dan Klasifikasi Balita Gizi Buruk Di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2020

5. Alat dan Bahan 1. Alat :


a. Alat timbang berat badan (timbangan digital anak dan bayi),
b. Alat ukur panjang atau tinggi badan (length / height board)
c. Tabel Z-skor sederhana (Permenkes Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak) atau perangkat lunak (software)
penghitung Z-skor (WHO Anthro)
d. Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)
e. Home economic set (alat untuk mengolah dan menyajikan F100,
seperti gelas ukur, kompor, panic, sendok makan, piring, mangkok,
gelas dan penutup
f. Formulir pasien, formulir rujukan, formulir pencatatan dan pelaporan
g. Formulir konseling PMBA
h. Bagan alur pemeriksaan balita di fasyankes
i. Masker
j. Faceshield
2. Bahan :
a. Bahan untuk tes nafsu makan sesuai pedoman
b. Bahan F 100 atau formula untuk gizi buruk lainnya
c. Obat-obatan (antibiotika, obat cacing dan vitamin sesuai protocol
d. Handsanitizer

1
6. Langkah- 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih melakukan pemeriksaan
Langkah / antropometri, pemeriksaan pitting edema bilateral dan melakukan tes
Prosedur nafsu makan.
2. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menyiapkan logistic (alat dan
bahan) yang dibutuhkan
3. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan pemeriksaan kondisi
umum dan ada tidaknya kegawatdaruratan atau komplikasi
medis,dengan ketentuan :
 Bila ADA kegawatdaruratan atau komplikasi medis, maka segera
tangani sesuai kegawatdaruratan atau komplikasi medis yang
ditemui. Lakukan persiapan rujukan dari poli MTBS ke ruang
rawat inap (bila Puskesmas Perawatan) atau ke fasilitas
pelayanan kesehatan dengan perawatan (Puskesmas Perawatan
atau Rumah Sakit). Konfirmasi status gizi balita dilakukan setelah
kondisi stabil.
 Bila TIDAK ADA kegawatdaruratan atau komplikasi medis, maka
dapat dilakukan pemeriksaan lengkap sesuai protokol.
4. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan Konfirmasi status gizi
balita yang dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat terlatih ,dengan
cara :
 Melakukan penimbangan berat badan.
 Melakukan pemeriksaan panjang atau tinggi badan.
 Melakukan pemeriksaan LiLA (balita usia 6–59 bulan). Walaupun
balita dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat lain karena
LiLA merah atau kuning, tenaga kesehatan harus memeriksa
ulang LiLA balita.
 Melakukan pemeriksaan pitting edema bilateral.

5. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menentukan status gizi balita


berdasarkan:
 . Z-skor berat badan menurut panjang atau tinggi badan (Z-skor
BB/PB atau BB/TB).
 LiLA (balita usia 6–59 bulan)
 Pitting edema bilateral.
6. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melaksanakan klasifikasi kondisi
balita untuk penentuan tata laksana sesuai dengan hasil pemeriksaan
kondisi umum, kegawatdaruratan medis atau komplikasi medis dan
konfirmasi status gizi,sesuai dengan langkah-langkah:
 Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan komplikasi medis dirujuk
ke rawat inap.
 Bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita gizi buruk usia ≥ 6 bulan
dengan berat badan < 4 kg dirujuk ke rumah sakit.
 Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis
diberikan tata laksana gizi buruk di layanan rawat jalan.
7. Tenaga Pelaksana Gizi melakukan pencatatan dan pelaporan
 Jumlah balita yang dirujuk berdasarkan jenis rujukan (misalnya
LiLA hijau, LiLA kuning, LiLA hijau tapi tampak sangat kurus, atau
dengan hambatan pertumbuhan) oleh kader atau anggota
masyarakat terlatih lain.
 Jumlah kasus gizi buruk dengan komplikasi medis.
 Jumlah kasus gizi buruk tanpa komplikasi medis.
 Jumlah kasus gizi buruk dengan penyakit penyerta.
 Lama hari perawatan.
 Jumlah kasus gizi buruk berdasarkan usia (bayi < 6 bulan, balita
6-59 bulan)
2
 Jumlah kasus yang dirawat inap sesuai usia (bayi < 6 bulan,
balita ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg, balita 6-59 bulan): 1) Sembuh;
2) Masih dirawat; 3) Drop out; 4) Meninggal; 5) Pindah ke
layanan rawat jalan; 6) Pindah ke layanan rawat inap lain (RS,
Puskesmas/ TFC).
 Jumlah kasus balita usia 6-59 bulan di layanan rawat jalan: 1)
Sembuh; 2) Masih dirawat; 3) Drop out; 4) Meninggal; 5) Pindah
ke layanan rawat inap; 6) Pindah ke layanan rawat jalan lain.
 Jumlah kasus pasca rawat inap bayi < 6 bulan dan balita ≥ 6
bulan dengan BB < 4 kg di layanan rawat jalan: 1) Sembuh; 2)
Masih dirawat; 3) Drop out; 4) Meninggal; 5) Pindah ke layanan
rawat inap; 6) Pindah ke layanan rawat jalan lain.
 Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) terlatih Pencegahan dan
Tata Laksana Gizi Buruk pada Balita (pelatihan 47 JPL).

3
7. Diagram Alir
melakukan pemeriksaan menyiapkan logistic (alat
antropometri, pemeriksaan dan bahan) yang
pitting edema bilateral dan dibutuhkan
melakukan tes nafsu makan.

Ada
kegawatdaru melakukan pemeriksaan kondisi umum
Dirujuk ke ratan atau
fasyankes dan ada tidaknya kegawatdaruratan
komplikasi
lanjutan medis atau komplikasi medis

Tidak

melakukan Konfirmasi status


Pemeriksaan
lengkap sesuai gizi balita yang dirujuk oleh
protokol kader atau anggota masyarakat
terlatih

penimbangan berat
badan.
Menentukan status gizi pemeriksaan panjang
balita atau tinggi badan.
pemeriksaan LiLA (balita
usia 6–59 bulan).
pemeriksaan pitting
edema bilateral.

klasifikasi kondisi balita


untuk penentuan tata
laksana

pencatatan dan
pelaporan

8. Hal-hal yang Bahasa yang digunakan adalah bahasa yang mudah dimengerti pasien,
perlu bisa Bahasa Indonesia, Bahasa bali, atau Bahasa lainnya yang dimengerti
diperhatikan pasien dan petugas

9. Unit terkait 1. Semua Poliklinik di Puskesmas


2. Ruang Promkes Terpadu
3. Puskesmas Pembantu
4. Posyandu

4
10. Dokumen terkait Rekam Medis Pasien, Register Konsultasi Gizi

11. Rekaman
historis
perubahan

No. Yang Diubah Isi Perubahan Tanggal Mulai


Diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai