Anda di halaman 1dari 3

STANDAR OPERASIONAL

PROSEDUR (SOP)
PENETAPAN DAN KLASIFIKASI
BALITA GIZI BURUK DI FASILITAS
PELAYANAN KESEHTAN
No. Dokumen :
UKP/002/SOP/PKM-BTT/2020
S
No. Revisi : 00
O
Tanggal Terbit :
P
11 Desember 2020

Halaman : 3 Halaman

PUSKESMAS
BIRAYANG

1. Pengertian Kegiatan penetapan status gizi balita dan kondisi klinis untuk
dapat menentukan klasifikasi kasus masalah gizi balita yang
ditemukan dan dirujuk oleh kader atau anggota masyarakat
terlatih, sehingga dapat ditata laksana dengan cepat dan tepat
2. Tujuan Sebagai acuan bagi tenaga Kesehatan untuk melakukan tindak
lanjut balita gizi buruk atau yang beresiko mengalami gizi buruk
dan gizi kurang yang dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas Birayang Nomor :


445/SK/013/PKM-BTT/2020 Tentang TIM Tatalaksana
Gizi Buruk Puskesmas Birayang.

4. Referensi 1. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 2 Tahun 2020 Tentang


Standar Antropometri Anak.
2. Buku saku Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk Pada
Balita di Layanan Rawat Jalan Bagi Tenaga Kesehatan
Tahun 2020.
5. Prosedur 1. Petugas memakai Alat Pelindung Diri (APD) lengkap
2. Menyiapkan Formulir Tatalaksana Gizi Buruk
3. Melakukan Identifikasi Pasien
4. Melaksanakan Anamnesa Pasien (Riwayat Kelahiran,
imunisasi, menyusui dan makan, Riwayat penyakit
Anak dan Keluarga)
5. Petugas menentukan ada atau tidaknya
kegawatdaruratan atau komplikasi medis pada balita.
Bila menemukan kegawatdaruratan petugas melakukan
penanganan sesuai kondisi dan melakukan persiapan
rujukan ke fasilitas rawat inap.
6. Melakukan Pemeriksaan Antropometri
A. Menimbang berat badan balita
B. Mengukur lingkar lengan atas (LiLA) balita usia 6–
59 bulan dengan menggunakan pita LiLA berwarna
C. Mengidentifikasi kemungkinan adanya pitting
edema bilateral
7. Petugas menentukan status gizi balita berdasarkan
tabel Z-skor, LILA dan pitting edem bilateral.
8. Menentukan klasifikasi kondisi balita untuk
menentukan tata laksana. Sesuai dengan hasil
pemeriksaan kondisi umum, kegawatdaruratan medis
atau komplikasi medis dan konfirmasi status gizi,
berikut langkah yang perlu dilakukan:
a. Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan komplikasi
medis dirujuk ke rawat inap
b. Bayi gizi buruk usia < 6 bulan dan balita gizi buruk
usia ≥ 6 bulan dengan BB < 4 kg dirujuk ke rumah
sakit.
c. Balita gizi buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi
medis diberikan tata laksana gizi buruk di layanan
rawat jalan.
9. Petugas melakukan pencatatan dan pelaporan
Hal-hal berikut penting untuk didokumentasikan,
termasuk diantaranya:
 Jumlah balita yang dirujuk berdasarkan jenis
rujukan (misalnya LiLA hijau, LiLA kuning, LiLA
hijau tapi tampak sangat kurus, atau dengan
hambatan pertumbuhan) oleh kader atau anggota
masyarakat terlatih lain.
 Jumlah kasus gizi buruk dengan komplikasi medis.
 Jumlah kasus gizi buruk tanpa komplikasi medis.
 Jumlah kasus gizi buruk dengan penyakit penyerta.
 Jumlah kasus gizi buruk berdasarkan usia (bayi < 6
bulan, balita 6-59 bulan)
10. Petugas Bersama kepala puskesmas melakukan
pemantauan dan supervise
Hal-hal yang perlu dipantau, termasuk diantaranya:
 Efektivitas alur pelayanan/ pemeriksaan balita di
fasilitas pelayanan kesehatan.
 Akurasi alat antropometri yang digunakan dengan
melakukan kalibrasi rutin.
 Kualitas pemeriksaan antropometri, pemeriksaan
pitting edema bilateral dan tes nafsu makan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Status balita yang dirujuk oleh kader atau anggota
masyarakat terlatih dengan hasil konfirmasi oleh tenaga
kesehatan untuk menilai seberapa besar adanya kasus
positif palsu atau negatif palsu. Hal ini penting sebagai
bahan evaluasi untuk penguatan kapasitas masyarakat
dalan penemuan kasus.

6. Diagram Alir

7. Unit terkait - Kepala Puskesmas


- Ruang MTBS
- Ruang Pemeriksaan umum

8. Rekaman Historis Perubahan

No Yang dirubah Isi Perubahan Tanggal diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai