Anda di halaman 1dari 2

SOP PENETAPAN DAN KLASIFIKASI BALITA

GIZI BURUK DI PUSKESMAS


No. Dokumen : /SOP/UKP/ /2021
No. Revisi : 00
SOP Tanggal Terbit :
Halaman : 1/2

UPT Puskesmas
Xx
Kegiatan penetapan status gizi balita dan kondisi klinis untuk dapat menentukan
1. Pengertian klasifikasi kasus maslah gizi balita yang ditemukan dan dirujuk oleh kader atau anggota
masyarakat terlatih, sehingga dapat ditata laksanakan dengan cepat dan tepat.
Sebagai acuan bagi tenaga kesehatan dalam melakukan tindak lanjut bagi balita gizi
2. Tujuan
buruk atau yang berisiko mengalami gizi buruk yang dirujuk ke puskesmas.
1. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2019 tentang
Penanggulangan Masalah Gizi bagi Anak Akibat Penyakit.
2. Peraturan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2020 tentang
Standar Antropometri Anak.
3. Referensi
3. Peraturan Walikota Tangerang Nomor 87 Tahun 2019 tentang Penanggulangan
Masalah Gizi.
4. Pedoman Pencegahan dan Tatalaksana Gizi Buruk pada Balita, Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia, 2019.
4. Prosedur / 1. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menyiapkan logistik berupa alat-alat
Langkah-langkah antropometri seperti alat timbang berat badan (baby scale atau dacin, timbangan injak),
alat ukur panjang badan dan tinggi badan (infantometer, microtoise), pita Lingkar
Lengan Atas (LiLA), table z-score, Kartu Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS),
Formula 100 WHO (F100) atau Ready to Use Therapeutic Food (RUTF), obat-obatan
(antibiotic, mineral mix, ReSoMal, Obat Cacing, Zat Besi, dan Vitamin), gelas,
sendok, software formulir pasien (e-puskesmas).
2. Tenaga Kesehatan (dokter) segera melakukan pemeriksaan kondisi umum dan ada
tidaknya kegawatdaruratan atau komplikasi medis pada balita rujukan gizi buruk.
3. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menangani kegawatdaruratan atau komplikasi
medis pada balita rujukan gizi buruk.
4. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan konfirmasi ulang status gizi balita
setelah keadaan balita stabil dengan melakukan penimbangan berat badan,
pengukurang panjang/tinggi badan, pemeriksaan LiLA (balita usia 6-59 bulan) dan
pemeriksaan pitting edema bilateral.
5. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) menentukan status gizi balita berdasarkan z-
score Berat Badan berdasakan Panjang/Tinggi Badan (BB/PB), skor LiLA, dan pitting
edema bilateral.
6. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan klasfikasi kondisi balita untuk
menentukan tatalaksana yang sesuai dengan hasil pemeriksaan medis dan konfirmasi
status gizi (Balita gizi buruk usia 6-59 bulan dengan komplikasi medis atau berat
badan < 4 kg dan bayi gizi buruk usia <6 bulan dirujuk ke Rumah Sakit. Balita gizi
buruk usia 6-59 bulan tanpa komplikasi medis diberikan tatalaksana gizi buruk rawat
jalan di puskesmas.
7. Tenaga Kesehatan (Tim Asuhan Gizi) melakukan oencatatan dan pelaporan.
1. Posyandu
5. Unit Terkait
2. Rumah Sakit
Tanggal mulai
6. Rekaman Historis No Yang diubah Isi perubahan
diberlakukan
perubahan

Anda mungkin juga menyukai