Anda di halaman 1dari 3

KERANGKA ACUAN KERJA

PENGENDALIAN VEKTOR (PENGASAPAN/FOGGING,


PENYEMPROTAN DINDING RUMAH IRS,LARVASIDASI DBD/MALARIA DAN PSN)

A. Latar Belakang

Pengendalian vector merupakan kegiatan atau tindakan yang ditujukan untuk menurunkan
populasi vector serendah mungkin sehingga kenberadaannya todak lagi beresiko untuk
terjadinya penularan di suatu wilayah.Cara pengendalian vector antara lain pencegahan
(prevention), usaha penekanan suppression, dan usaha pembasmian eradication.

Fogging merupakan salah satu cara pengendalian vektor penyebab kasus DBD secara
kimiawi yang menggunakan bahan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa. Insektisida
adalah bahan kimia yang bersifat racun maka penggunaanya harus mempertimbangkan
dampaknya pada lingkungan dan organisme bukan sasaran termasuk mamalia. Penggunaan
insektisida tanpa memperhatikan konsentrasi yang tepat dan penggunaan yang berulang
dalam jangka waktu lama di satuan ekosistem akan menimbulkan kekebalan pada nyamuk.

PSN atau Pemberantasan Sarang Nyamuk sama seperti Fogging, sama-sama merupakan
salah satu cara pengendalian vektor penyebab kasus DBD, namun dilakukan secara fisik.
Kegiatannya dilaksanakan tidak membutuhkan bahan kimia/insektisida, cukup melakukan 3
M Plus (Menguras bak-bak penampungan air, Menutup tempat penampungan air, dan
mendaur ulang barang-barang bekas yang dapat menampung air). Sedangkan plus lainnya
dengan melakukan pemantauan jentik dengan mengganti rutin air pada pas bunga/tempat
minum burung atau binatang peliharaan lainnya/menutup lubang-lubang pda potongan
bamboo, dll. PSN 3 M plus akan memberikan hasil yang maksimal jika dilakukan serentak,
luas, terus menerus dan secara berkesinambungan. PSN Sebaiknya dilakukan minimal
seminggu sekali, untuk memutus rantai pertumbuhan nyamuk pra dewasa menjadi nyamuk
dewasa.

Jika membandingkan sisi efektif dan efisien dalam pengendalian vektor nyamuk penyebab
DBD antara Fogging dan PSN, tentunya akan merujuk pada PSN, karena PSN tidak
membutuhkan persyaratan harus ada DBD dalam pelaksanaannya. Justru melaksanakan
PSN secara rutin, merata dan berkesinambungan, akan menyebabkan lingkungan aman dari
vektor penyebab DBD. Sedangkan Fogging dalam pelaksanaannya butuh persyaratan harus
ada 3 kasus DBD dalam radius 100 m2 dan proporsi jentik nyamuk hasil PE (Pemeriksaan
Epidemiologi) adalah 20%. Fogging butuh biaya besar dalam pengadaan baik alat maupun
bahan insetisidanya, sedangkan PSN hanya membutuhkan menggerakkan masyarakat
dalam pelaksanaannya. Disamping efek samping dari bahan kimia insektisida, dalam
pemakaian fogging harus dilakukan oleh tenaga teknis yang sudah terlatih, sedangkan
kegiatan PSN bisa dilaksankan oleh siapapun tanpa membutuhkan keahlian tertentu

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Untuk mencegah atau membatasi terjadinya penularan penyakit tular vector disuatu
wilayah,sehingga penyakit tersebut dapat dicegah dan dikendalikan
2. Tujuan Khusus

Menurunkan populasi vector serendah mungkin sehingga keberadaannya tidak lagi beresiko
untuk terjadinya penularan penyakit di suatu wilayah agar semua tempat perindukan nyamuk
malaria dan dbd dapat di deteksi dan bisa dilakukan tindakan secepatnya untuk mencegah
penularan penyakit tular vektor

C. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok

Melakukan antisipasi meluasnya penyakit tular vector, mengontrol dan mengendalikan


perkembangan jentik nyamuk.

2. Rincian Kegiatan

Melakukan pemberdayaan masayarakat dengan melibatkan kader kesehatan berkoordinasi


dengan lurah atau rw/rt setempat u melakukan pemberantasan sarang nyamuk diwilayahnya
seperti dengan membentuk kader jumantik.

Melakukan kunjungan rumah kasus dbd /malaria untuk melakukan pelacakan kasus, jika
ditemukan kasus tambahan dilakukan pemantauan dan melakukan survey kontak terhadap
keluaga serumah dan tetangganya. Jika ditemukan beberapa kasus dilakukan PSN dan
Foging disekitar rumah kasus

3. Evaluasi kegiatan.
a. Cara Pelaksanaan Kegiatan
b. Melakukan sosialisasi rencana kegiatan
c. Menyusun jadwal kegiatan
d. Melaksanakan kegiatan pokok beserta rincian kegiatannya
e. Melaporkan hasil kegiatan dan melakukan analisa capian program
f. Melaksanakan evaluasi dan monitoring terhadap hasil kegiatan.

4. Pembiayaan

Sumber biaya pelaksanaan pengendalian vector malaria dan dbd bersumber dari dana BOK
tahun 2024

5. Pencatatan,Pelaporan,dan Evaluasi Kegiatan

Hasil kegiatan dicatat dalam bentuk laporan tertulis, dibuat setiap bulan setelah pelaksanaan
kegiatan dan dilaporkan setiap bulan berjalan pada Kepala Puskesmas dan dinas kesehatan.

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Antang Perumnas Penanggung Jawab Program

drg.Hj.Sulpiah Hasnawati,SKM
Nip.19721029 200604 2 013 Nip.19820214 200701 2 007

Anda mungkin juga menyukai