Anda di halaman 1dari 4

Nomor

Revisi Ke
Berlaku Tgl

KERANGKA ACUAN
PELAKSANAAN FOGGING

Ditetapkan Kepala UPT


Puskesmas Ngroto

DINAS KESEHATAN KABUPATEN BLORA


Teguh Prasetyandaru SKM
NIP: 196504181988121001
UPT puskesmas ngroto
Jl. Giyanti No.25, Ngroto, Cepu .. (0296) 4270423

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BLORA


DINAS KESEHATAN
UPT PUSKESMAS NGROTO
Jl. Giyanti no.25, Ngroto Telp. (0296) 4270423,
E-mail: ngrotopuskesmas@yahoo.co.id Cepu, Kode Pos 58314

KERANGKA ACUAN
PELAKSANAAN FOGGING

A. PENDAHULUAN
Pada tahun 2012 di UPT Puskesmas Ngroto terjadi kasus DBD sebanyak 9 kasus.
Pada tahun 2013 terjadi kasus DBD sebanyak 16kasus . Pada tahun 2014 terjadi kasus
DBD sebanyak 30 kasus. Pada tahun 2015 terjadi kasus DBD sebanyak 31kasus dengan
kematian sebanyak 1orang. Pada Tahun 2016 terjadi kasus DBD sebanyak 26 Kasus
dengan kematian sebanyak 1 orang.
Salah satu cara pencegahan penyakit DBD adalah Pemberantasan Sarang Nyamuk
(PSN). Keberhasilan kegiatan PSN DBD dapat diukur dengan Angka Bebas Jentik (ABJ),
apabila ABJ lebih atau sama dengan 95% diharapkan penularan DBD dapat dicegah atau
dikurangi. Berdasarkan data ABJ UPTD Puskesmas Ngroto menunjukkan bahwa ABJ
UPT Puskesmas Ngrotopada tahun 2016 sebesar 96,93% dari 1.300rumah yang diperiksa
ditemukan jentik sebanyak 40rumah.

B. LATAR BELAKANG
Berbagai metode dan usaha pemberantasan telah banyak dilakukan pemerintah dan
masyarakat. Pemberantasan penyakit DBD pada dasarnya secara umum dilakukan dengan
pendekatan dan metode  pemberantasan penyakit menular lainnya. Hanya yang menjadi
catatan kita, sampai saat ini belum ditemukan vaksin untuk mencegah dan obat untuk
membasmi virus ini. Pemberantasan penyakit DBD pada akhirnya dilaksanakan terutama
dengan memberantas nyamuk penularnya. Penanggulangan fokus merupakan kegiatan
pemberantasan nyamuk penular DBD yang dilaksanakan dengan melakukan
pemberantasan sarang nyamuk DBD.
Tujuan penanggulangan fokus dilaksanakan untuk membatasi penularan DBD dan
mencegah KLB di lokasi tempat tinggal penderita DBD dan rumah/bangunan sekitarnya
serta tempat-tempat umum yang berpotensi menjadi sumber penularan. Pada umumnya
program pemberantasan penyakit DBD belum berhasil, terutama karena masih tergantung
pada penyemprotan dengan insektisida untuk membunuh nyamuk dewasa. Penyemprotan
membutuhkan pengoperasian khusus, membutuhkan biaya cukup tinggi, dan detail teknis
yang harus dikuasai pelaksana program.
C. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Tujuan pelaksanaan fogging adalahuntuk membunuh sebagian besar vektor yang
infektif dengan cepat
2. TUJUAN KHUSUS
a. memutus rantai penularan penyakit DBD
b. menekan kepadatan vektor sampai pembawa virus tumbuh sendiri sehingga tidak
merupakan reservoir yang aktif lagi.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


Kegiatan pengendalian vektor dengan pengasapan atau fogging fokus dilakukan di
rumah penderita/tersangka DBD dan lokasi sekitarnya yang diperkirakan menjadi sumber
penularan. Fogging (pengabutan dengan insektisida) dilakukan bila hasil PE positif, yaitu
ditemukan penderita/tersangka DBD lainnya atau ditemukan tiga atau lebih penderita
panas tanpa sebab dan ditemukan jentik > 5 %. Fogging dilaksanakan dalam radius 200
meter dan dilakukan dua siklus dengan interval + 1 minggu.

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Sebagai langkah awal pengasapan/fogging dalam suatu area tertentu, dengan
membuat gambaran atau memetakan area yang disemprot. Area yang tercakup sedikitnya
berjarak 200 meter di dalam radius rumah yang terindikasi sebagai lokasi dengue.
Kemudian dilakukan peringatan kepada warga terlebih dahulu untuk keluar rumah dengan
terlebih dahulu menutup makanan atau mengeluarkan piaraan.
Berbagai bahan insektisida yang dipergunakan dalam pelaksanaan operasional
fogging fokus adalah golongan sintentik piretroit dengan dosis penggunaan 100 ml/Ha.
Sementara perbandingan campuran 100 ml : 10 liter solar.
Sasaran fogging adalah semua ruangan baik dalam bangunan rumah maupun di luar
bangunan (halaman/pekarangan), karena obyek sasaran adalah nyamuk yang terbang. Sifat
kerja dari fogging adalah knock down effect yang artinya setelah nyamuk kontak dengan
partikel (droplet) isektisida diharapkan mati setelah 24 jam.
Terdapat dua macam peralatan yang digunakan untuk pengasapan atau fogging
antara lain mesin fog dan ULV (Ultra Low Volume). Mesin fog dipergunakan untuk
keperluan operasional fogging dari rumah ke rumah (door to door operation). Untuk
keperluan ini dipergunakan swing fog machine SN 11, KeRF fog machine, pulls fog dan
dina fog. Beberapa jenis peralatan ini mempunyai prinsip kerja yang sama yakni
menghasilkan fog (kabut) racun serangga sebagai hasil kerja semburan gas pembakaran
yang memecah larutan racun serangga (bahan kimia yang digunakan), menjadi droplet
yang sangat halus dan berwujud sebagai fog. Rata-rata alokasi waktu yang diperlukan
dengan penggunaan peralatan ini adalah 2-3 menit untuk setiap rumah dan halamannya.
Sementara Ultra Low Volume (ULV) menghasilkan cold fog. hasil ini didaptkan dengan
mekanisme terjadinya  tekanan mekanik biasa terhadap racun serangga melewati system
nozzle. Dengan alat ini droplet racun serangga yang dihasilkan jauh lebih halus daripada
fog biasa. ULV sangat cocok dipergunakan pada area out door atau luar ruangan. 
Untuk membatasi penularan virus dengue dilakukan dua siklus pengasapan atau
penyemprotan, dengan interval satu minggu. Penentuan siklus ini dengan asumsi, bahwa
pada penyemprotan siklus pertama semua nyamuk yang mengandung virus dengue atau
nyamuk infektif, dan nyamuk-nyamuk lainnya akan mati. Kemudian akan segera diikuti
dengan munculnya nyamuk baru yang akan mengisap darah penderita viremia yang masih
ada yang berpotensi menimbulkan terjadinya penularan kembali, sehingga perlu dilakukan
penyemprotan siklus kedua. Penyemprotan yang kedua dilakukan satu minggu sesudah
penyemprotan yang pertama, agar nyamuk baru yang infektif tersebut akan terbasmi
sebelum sempat menularkan pada orang lain.

F. SASARAN
1. Penderita DBD
2. Perangkat Desa.
3. Tokoh Masyarakat
4. Masyarakat

G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN


Kegiatan fogging/penyemprotan sarang nyamuk dilakukan setiap ada kasus DBD
yang memenuhi kriteria fogging/pengasapan.

H. PEMBIAYAAN
Kegiatan ini akan dibiaya oleh APBD Tahun Anggaran 2017

I. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Evaluasi merupakan salah satu fungsi manajemen untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan program. Pemantauan dilaksanakan secara berkala dan terus menerus, untuk
dapat segera mendeteksi bila ada masalah dalam melaksanakan kegiatan yang telah
direncanakan supaya dapat dilakukan tindakan perbaikan. Hasil evaluasi sangat berguna
untuk kepentingan perencanaan program, pemantauan dengan mengolah laporan,
pengamatan dan wawancara dengan petugas pelaksana maupun dengan masyarakat .

J. PENCATATAN, PELAPORAN DAN EVALUASI


Pencatatan hasil kegiatan fogging/pengasapan dilakukan secara manual oleh Petugas
Puskesmas. Hasil pencatatan ini dianalisis untuk digunakan dalam pembinaan, sekaligus
melaporkan ke instansi terkait secara berjenjang. Pelaporan hasil pelaksanaan
fogging/pengasapan dijadikan sebagai dokumen, sehingga dapat dijadikan sebagai bahan
informasi dan pembelajaran bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Pelaporan disusun
pada setiap selesai melaksanakan kegiatan.

Cepu,

Kepala UPT Puskesmas Ngroto

TeguhPrasetyandaru SKM

Anda mungkin juga menyukai