KONSEP DASAR
A. Pengertian
1998 adalah penginderaan tanpa sumber rangsang eksternal. Hal ini dibedakan
dari distorsi atau ilusi yang merupakan tanggapan salah dari rangsang yang nyata
ada. Pada halusinasi penglihatan objek satu atau banyak dapat berupa yang
dimengerti sebagai proses yang diadopsi seseorang karena cemas atau panik.
Soewardi. 1999, yang menyatakan bahwa halusinasi adalah persepsi dari stimulus
eksternal tanpa sumber / obyek dari luar terhadap indera tidak nyata tetapi
a. Karakteristik
Mendengar sumber, paling sering suara orang, suara dapat berkisar dari
suara yang sederhana sampai pada suara orang yang berbicara mengenai
orang berhalusinasi.
b. Perilaku klien yang teramati
1) Melirikkan mata ke kiri dan ke kanan seperti mencari siapa atau apa
tampak.
menjawab suara.
a. Karakteristik
gambar kartun dan atau panorama yang luas dan kompleks. Penglihatan
a. Karakteristik
Bau busuk (amis dan bau menjijikkan seperti darah, urine atau feces)
1) Hidung yang dikerutkan seperti menghidu bau yang sangat tidak enak.
4) Berespon terhadap bau dengan panik, seperti menghidu bau api atau
darah.
a. Karakteristik
Merasakan sesuatu yang busuk, amis dan menjijikkan seperti darah, urin
atau feces.
a. Karakteristik
Mengalami rasa sakit atau tidak enak tanpa stimulus yang terlihat, metas
akan sensasi listrik datang dari tanah, benda mati atau orang lain.
a. Karakteristik
Merasakan fungsi tubuh, seperti darah mengalir melalui vena dan arteri,
1. Halusinasi penglihatan (visual, optik) : tak berbentuk (sinar, kilapan atau pola
cahaya) atau berbentuk (orang, binatang atau barang lain yang dikenalnya),
B. Etiologi
1. Gangguanmental organik
4. Manarik diri
5. Keracunan obat
6. Gangguan efektif
7. Gangguan tidur.
C. Faktor Predisposisi
1. Biologis
gejala yang mungkint mbul adalah hambatan belajar, berbicara, daya ingat
kanak-kanak.
2. Psikologis
3. Sosial Budaya
4. Faktor genetik
D. Psikopatologi
Menurut Habes, dkk (Keliat, 1991) proses terjadinya halusinasi ada empat
fase yaitu :
1. Fase pertama
Pada fase ini klien mengalami kecemasan, stress, perasaan yang terpisah,
kesepian, klien mungkin melamun atau memfokuskan pikiran pada hal yang
2. Fase kedua
3. Fase ketiga
tidak berdaya pada halusinasinya. Halusinasi ini memberi rasa aman dan
4. Fase keempat
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol
1. Nyaman
individu masih sadar, dan hal ini dapat dikontrol jika cemas teratasi.
2. Menyalahkan
3. Kontrol
Isi dari halusinasi datang dan memberi seruan atau ajakan, pada tahap ini
4. Penaklukkan
Perasaan individu menjadi suatu ancaman jika tidak dijadikan perintah dan
akan jadi parah jika tidak segera ditangani (Struart – Sundeen, 1995).
Relapse (kekambuhan)
1. Tahap pertama
perasaan terbebani. Gejala dari cemas intensif dan energi yang besar
terbeban, tidak dapat konsentrasi pada tugas yang harus diselesaikan dan
kecenderungan untuk melupakan kata ditengah kalimat. Gejala lain dari tahap
2. Tahap dua
terjadi. Pasien tampak menarik diri dari kejadian sehari-hari dan membatasi
3. Tahap tiga
Penampikan pertama tampak pada tahap ini biasanya muncul halusinasi dan
4. Tahap keempat
rumah sakit sangat diperlukan di sini. Jika ini terjadi maka ini sangat
5. Tahap lima
E. Manifestasi Klinis
1. Menarik diri
3. Gelisah
Perubahan sensori-perseptual :
Halusinasi penglihatan
G. Diagnosa Keperawatan
penglihatan.