Anda di halaman 1dari 61

LAPORAN JAGA

UROLITHIASIS
dr. Rashellya Rasyida Rahma

Pembimbing:
dr. Aga Prarardya, SpU

Pendamping Internship IGD


dr. Bondhan Prajati

Pendamping Internship IRNA


dr. Iik Rachmawati
PENDAHULUAN

Batu saluran kemih (urolitiasis) dapat menyerang penduduk


di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia

Di negara- negara berkembang banyak dijumpai pasien batu


buli-buli sedangkan di negara maju lebih banyak dijumpai
penyakit batu saluran kemih bagian atas

USA  5-10 %
Dunia 1-12 %
Penyakit terbanyak di bidang urologi di samping ISK dan
BPH
IDENTITAS PASIEN
• Nama : Ny. Y
• Alamat : Kp. Kalapa
• Tgl Lahir : 18/08/1965
• Suku : Jawa
• Usia : 54 tahun
• Tanggal Masuk : 06/12/2019
• Agama : Islam
• Ruang : IGD
• Tgl pemeriksaan : 06/12/2019
ANAMNESA

Keluhan kencing
Utama batu (+)

Keluhan nyeri nyeri


Tambahan kencing (+) pinggang (+)
RPS

terdapat
nyeri pada pernah Riwayat
pinggang terhenti demam,
keluar batu kanan yang tiba-tiba mual,
dari saluran menjalar saat kencing Riwayat muntah Riw. Jarang
Perempuan, Nyeri saat
kencing hingga ke dan lancar kencing disangkal minum air
54 tahun kencing (+)
kurang lebih kemaluan kembali berpasir (+). oleh pasien. putih (+)
6 jam smrs yang hilang setelah BAB dalam
timbul sejak perubahan batas
kurang lebih posisi normal
3 bulan smrs
RPD & RKP

• Keluhan seperti ini pernah dialami


pasien kurang lebih 3 bulan smrs.
RKP
• Riwayat Asma dan Alergi udara, • Riwayat angota keluarga
makanan maupun obat-obatan mengalami keluhan tdk diketahui
disangkal.
• Riwayat alergi dalam keluarga
• Riw DM dan HT disangkal disangkal.
• Riw asam urat tidak diketahui

RPD
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
• Kesadaran : Composmentis
• Glasgow Coma Scale : E4M6V5
• Tekanan Darah : 131/86 mmHg
• Nadi : 90 x/menit
• Pernafasan : 20 x / menit
• Suhu : 36,0C
• BB : 52kg
• Kulit : Warna sawo matang
• Turgor : Baik
• KGB : Tidak ada pembesaran
• Kuku : Tidak ada sianosis
STATUS GENERALIS
• Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis, turgor kulit cukup, capilary refill
kurang dari 2 detik dan teraba hangat.
Kulit

• Normosefali
• Mata, Hidung, Telinga, Mulut, temggorok : DBN
Kepala

• Inspeksi : Tidak terdapat tanda trauma maupun massa


• Palpasi : Tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar
Leher • JVP : 5-2 cm H2O

• J/P DBN
Toraks
• Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)
• Auskultasi : Bising usus (+)
• Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen, nyeri ketok (-), nyeri
ketok CVA (-/-)
Abdomen • Palpasi: Supel, nyeri tekan (-), hepar & lien tdk teraba, ballotemen (-)

• Tidak terdapat jejas, bekas trauma, massa, dan sianosis (-/-)


• Akral hangat (+/+), edema (-/-) ekstremitas atas dan ekstremitas bawah
Ekstremitas

• Vulva dalam batas normal


• Urethral discharge (-)
Genitalia • batu (+) pada ujung oue
Eksterna
RESUME
Pasien seorang perempuan usia 54 tahun, datang ke IGD RSUD Balaraja
dengan keluhan keluar batu dari saluran kencing kurang lebih 6 jam
smrs. Nyeri saat kencing sejak 6 jam smrs. Os juga mengeluhkan
terdapat nyeri pada pinggang kanan yang menjalar hingga ke kemaluan
yang hilang timbul sejak kurang lebih 3 bulan smrs. Os mengatakan
pernah terhenti tiba-tiba saat kencing dan lancar kembali setelah
perubahan posisi. Riwayat kencing berpasir (+). Demam mual dan
muntah disangkal oleh pasien. Keluhan seperti ini sebelumnya sudah
pernah dialami pasien 3 bulan smrs. Riw HT dan DM disangkal pasien.
Jarang minum air putih (+)
Pada pemeriksaan fisik, keadaan umu pasien tampak sakit sedang
dengan kesadaran composmentis (GCS: E4M6V5), TD 131/86 mmHg,
nadi 90 x/menit, pernafasan 20 x / menit, suhu 360C, dan BB 50kg.
Pada pemeriksaan abdomen dalam batas normal, nyeri tekan
suprapubic (-), nyeri ketuk cva (-/-) ballotemen (-), pada pemeriksaan
genitalia eksterna ditemukan batu pada ujung osteum uretra eksterna.
Pemeriksaan Lab (Tanggal 06/12/2019 )
Pemeriksaan EKG (Tanggal 06/12/2019)
TERAPI IGD
Urolithiasis IVFD Rl 500cc/8jam

PROGNOSIS
Ad Vitam : Ad Bonam
DIAGNOSA KLINIS

Inj. Omeprazole 40 Ad Sanationum : Ad


mg Bonam
Inj. Ketorolac 30 mg Ad Fungsionum : Ad
Inj Ceftriaxone 1x2 gr Bonam
FOLLOW UP IRNA
HASIL PEMERIKSAAN BNO
HASIL USG ABDOMEN
TINJAUAN PUSTAKA
ANATOMI FISIOLOGI
GINJAL
TAHAP PEMBENTUKAN URIN

• filtrasi plasma pada


Reabsorpsi • transport aktif molekul-
glomerulus  Sekitar 1/5 molekul dari aliran darah
plasma atau sekitar 125 • reabsorpsi selektif melalui tubulus kedalam
ml/menit dialirkan kembali zat-zat yang filtrat
melalui glomerulus ke sudah difiltrasi
kapsul Bowman

Filtrasi
Sekresi tubular
glomerular
URETER
• saluran kecil yang menghubungkan antara ginjal dengan kandung
kemih, panjang ± 25 -30 cm
• Saluran ini menyempit di tiga tempat yaitu di titik asal ureter pada
pelvis ginjal (ureteropelvic junction), di titik saat ureter menyilang
dengan A. illiaka, dan di titik pertemuannya dengan kendung kemih
(ureterovesicular junction).

VESIKA URINARIA
• sebagai tempat menampung air kemih yang dibuang dari ginjal
melalui ureter
• kapasitas maksimal yaitu untuk volume orang dewasa lebih kurang
adalah 300-450 ml
URETRA
• Uretra merupakan saluran yang membawa urin keluar
dari vesica urinaria menuju lingkungan luar.
• PRIA  panjang sekitar 20 cm dan juga berfungsi
sebagai organ seksual, memiliki dua otot sphincter
yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan dari
m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter
externa (di uretra pars membranosa, bersifat volunter)
• WANITA  panjangnya sekitar 3.5 cm, hanya memiliki
m.sphincter externa (distal inferior dari kandung kemih
dan bersifat volunter).
DEFINISI
Batu saluran kemih ( urolithiasis) adalah adanya
batu didalam saluran kemih, mulai dari ginjal
hingga uretra, dimana komposisi batu yang
terbentuk dapat terdiri atas salah satu atau
campuran dari asam urat ,kalsium oksalat,
kalsium fosfat, sistin, struvit, atau xantin.
EPIDEMIOLOGI

• Penyakit ketiga terbanyak di bidang urologi.


(setelah ISK dan BPH)
• Di seluruh dunia rata-rata 1-12% penduduk.
• Di negara berkembang  >> batu buli – buli
• Di negara maju  >> batu saluran kemih
bagian atas
• Laki-laki lebih sering dibandingkan wanita (3:1)
dengan puncak insidensi antara usia 30-50thn
ETIOLOGI

• Gangguan aliran urin (urin stasis)


• Gangguan metabolik
• Infeksi saluran kemih
• Dehidrasi
• Idiopatik
FAKTOR RISIKO

FAKTOR INTRINSIK FAKTOR EKSTRINSIK

• Herediter • Geografi  stone Belt (sabuk batu)


• Umur  paling sering usia 30-50 tahun Asupan air  kurangnya asupan air dan
• Jenis kelamin  laki-laki : perempuan tingginya kadar mineral kalsium pada air
(3:1) yang dikonsumsi
• Diet  banyak purin, oksalat dan kalsium
• Pekerjaan  banyak duduk / kurang
aktifitas / sedentary life
TEORI PROSES PEMBENTUKAN
BATU SALURAN KEMIH
TEORI NUKLEASI

Terdiri atas kristal presipitasi


–kristal
Dipengaruhi oleh :
• Suhu
• PH larutan
• Konsentrasi solut dalam urin
• Laju aliran urin
• Korpus alienum

Agregasi nukleasi

Menempel pada epitel saluran kemih


(membentuk retensi kristal)
KOMPOSISI BATU
KOMPOSISI BATU
• Paling banyak dijumpai  70-80%
• Terdiri dari  kalsium oksalat, kalsium fosfat, campuran
BATU KALSIUM
• Bentuk bergerigi

Faktor terjadinya batu kalsium

hiperkalsiuria Kadar kalsium urin >250-300 mg/hari Penyebab :


Adanya gangguan pada
1. peningkatan absorbs kalsium dari usus
2. gangguan reabsorbsi kalsium di
tubulus ginjal
3. peningkatan resorpsi tulang
(hipertiroid)
hiperoksaluria Ekskresi oksalat urine > 45 gr/hari • Gangguan usus
• Konsumsi oksalat >>
hiperurikosuria Kadar asam urat dalam urine > 850 Konsumi purin >>
mg/24 jam, as urat menjadi inti batu.
hipositraturia • Sitrat dapat mengikat kalsium
• Penyakit RTA (renal tubular asidosis)
• Pemakaian diuretik golongan thiazide jangka lama
hipomagnesuria • Magnesium dapat mengikat kalsium
• Penyakit inflamasi usus (inflamatory bowel disease)
KOMPOSISI BATU

BATU ASAM URAT

• 5-10% dari seluruh batu saluran kemih


• 75-80% asam urat murni, sisanya campuran kalsium oksalat
Faktor predisposisi
- Penyakit gout,
- Terapi antikanker, obat urikosurik (sulfinpirazone, thiazide, dan salisilat)
- kegemukan, peminum alkohol, dan diet tinggi protein
METABOLISME ASAM URAT

• Diet purin Asam inosinat hipoxantin


• Metabolisme endogen
Xantin oxidase

xantin
Xantin oxidase
Pada manusia
Ekskresikan ke dalam urin :
- Asam urat bebas  batu asam urat Asam urat
- Garam urat  + natrium  natrium urat
(> larut dalam air) Urikase  tidak ada
pada manusia

Allantoin
(larut dalam air)
FAKTOR PENYEBAB
• Urin yang bersifat asam (pH <6)
• Volume urin sedikit (<2L/hari), dehidrasi
• Hiperurikosuria  Kadar asam urat dalam urine > 850 mg/24 jam

SIFAT BATU
• Ukuran batu  bervariasi  besar : staghorn (mengisi seluruh pelvikalises ginjal)
• Bentuk batu  Batu bulat, halus  seringkali keluar spontan

PENCEGAHAN
• minum banyak (usahakan produksi urin 1500-2000
mL/hari)
• Pemeriksaan pH urin setiap hari dengan kertas
nitrazin (alkalinisasi urin  pertahankan PH diantara
6,5-7
• Pemeriksaan kadar asam urat darah secara berkala
(bila hiperurisemia, konsumsi obat inhibitor xanthin
oksidase allupurinol
KOMPOSISI BATU

BATU STRUVIT = BATU INFEKSI


Kuman golongan pemecah urea
(urea splitter) = enzim urease

Proteus Spp, Klebsiella, Serratia,


Enterobakter, Pseudomonas, dan CO(NH2)2 + H20  2NH3 + CO2
Stafilokokus

Urine menjadi basa


Garam Magnesium,amonium fosfat, karbonat  Batu triple-phospat (Ca, Mg, NH4)
• Batu magnesium amonium fosfat (MAP)
[MgNH₄PO₄.H₂O]
• karbonat apatit [Ca₁₀[PO₄]₆CO₃]
BATU JENIS LAIN

• Batu sistin  kelainan absorpsi sistin di mukosa usus


• Batu xanthin  defisiensi enzim xanthin oxidase
• Batu silikat  penggunaan antasida berlebihan atau jangka panjang
KLASIFIKASI BATU
(BERDASARKAN POSISI)

BATU GINJAL
(nefrolithiasis)

BATU URETER
(ureterolithiasis)

BATU BULI
(vesikolithiasis)

BATU URETRA
(uretrolithiasis)
BATU GINJAL
(NEFROLITHIASIS)

MANIFESTASI KLINIS
Batu staghorn
- Nyeri  pinggang (paling sering)
• Nyeri kolik  aktivitas peristaltik otot polos sistem kalises yang meningkat  tekanan
intraluminal meningkat  peregangan dari terminal saraf  sensasi nyeri
• Nyeri non-kolik  Peregangan kapsul ginjal (Hidronefrosis, infeksi ginjal)
- Hematuria  trauma mukosa oleh batu
- Demam  curiga urosepsis

Pemeriksaan fisik :
Nyeri ketok CVA
Teraba ginjal  hidronefrosis
BATU URETER pada umumnya adalah batu yang terbentuk di dalam sistim kaliks ginjal,
(URETEROLITHIASIS)
yang turun ke ureter

Terdapat tiga penyempitan sepanjang ureter


yang biasanya menjadi tempat berhentinya
batu yang turun dari kalik yaitu :
1. ureteropelvic junction (UPJ)
2. persilangan ureter dengan vasa iliaka
3. muara ureter di dinding buli. (UVJ)

Komposisi batu ureter :


• sebagian besar  garam kalsium, seperti
kalsium oksalat monohidrat dan kalsium
oksalat dihidrat

• sebagian kecil  batu asam urat, batu


struvit dan batu sistin.
MANIFESTASI KLINIS
• nyeri kolik, akibat peristaltik yang sifatnya hilang timbul
• mual
• nyeri alih
Batu ukuran kecil (<5mm) pada umumnya dapat keluar secara spontan, sedangkan batu yang lebih besar
seringkali tetap berada pada ureter dan menyebabkan radang (periureteritis) serta obstruksi kronis

• Batu pada daerah ureter hidroureter


• Batu pada pielum hidronefrosis
• batu pada kaliks mayor kaliektasis

• Pionefrosis
• Urosepsis
Infesi sekunder • Abses ginjal,
paranefrik,
perinefrik
• Pielonefritis
Kerusakan ginjal

Gagal ginjal permanen


Sering pada pasien :
BATU BULI • gangguan miksi  BPH, striktur uretra, divertikel buli, buli neurogenik
(VESIKOLITHIASIS) • Benda asing di buli  kateter jangka lama
Asal  batu ginjal atau ureter  buli

MANIFESTASI KLINIS
• Khas  gejala iritasi
• Nyeri suprapubik
• Sifat nyeri  refered pain (ujung penis,
skrotum, perineum, pinggang, sampai kaki)
• Jika batu berada di pangkal uretra  aliran
miksi dapat berhenti tiba- tiba  lencar
kembali setelah perubahan posisi

PEMERIKSAAN FISIK
• Nyeri tekan suprapubik
• Buli teraba penuh
• Asal  biasanya dari batu ginjal / ureter  buli  uretra
BATU URETRA
(URETROLITHIASIS) Angka kejadian  1% dari seluruh batu saluran kemih

MANIFESTASI KLINIS

 Paling sering (Miksi tiba- tiba terhenti)


 retensi urin , sebelumnya didahului
nyeri pinggang

 Urin menetes

 Batu uretra anterior  dapat diraba


oleh pasien berupa benjolan keras di
uretra pars bulbosa ataupun pendularis,
kadang tampak di meatus uretra
eksternum

 Batu uretra posterior  nyeri perineum


atau rektum
PEMERIKSAAN PENUNJANG
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Pemeriksaan Urin:
• Leukosituria, hematuria, kristal pembentuk batu
• Bakteriuri (nitrit), Ph urin
• Kultur urin
Pemeriksaan Darah :
• Hemoglobin
• Leukosit
• Ureum & Kreatinin
• Asam urat
• Foto polos abdomen (BNO)  melihat batu radioopak

Jenis batu Radioopasitas


Kalsium Opak
MAP Semiopak
Urat/sistin Non-opak

BNO POLOS NORMAL NEFROLITHIASIS SINISTRA


• Pielografi intravena (IVP)  menilai anatomi dan
fungsi ginjal, deteksi batu semi opak / non opak
• Batu lucent
pada pelvis
ginjal kanan

• USG
- Bila IVP tidak memungkinkan
- Dapat melihat semua jenis batu
TATALAKSANA

Tujuan tatalaksana : Terapi konservatif / ESWL(Extracorporeal


1. Mengurangi nyeri terapi ekspulsif Shockwave
medikamentosa Lithotripsy)
2. Menghilangkan batu yang sudah ada
3. Mencegah pembentukan batu
berulang
endoneurologi Pembedahan
Terapi konservatif / • Ukuran batu < 5 mm  batu keluar spontan
terapi ekspulsif • Tujuan  mengurangi nyeri, memperlancar aliran urin
medikamentosa
(+ diuretikum), minum banyak

Terapi konservatif
1. Peningkatan asupan minum dan pemberian diuretik  target diuresis 2liter/hari
2. α-blocker  nifedipin, tamsulosin
3. NSAID

syarat lain untuk observasi adalah :


1. berat ringannya keluhan pasien
2. ada tidaknya infeksi dan obstruksi
3. Ada tidaknya kolik berulang atau ISK

Pemantauan berkala setiap 1-14 hari


sekali selama maksimal 6 minggu
INDIKASI PENGELUARAN BATU SALURAN KEMIH (EAU
2014)
• KEMUNGKINAN KECIL UNTUK BATU KELUAR SPONTAN
• OBSTRUKSI SALURAN KEMIH PERSISTEN
• UKURAN BATU > 15 MM
• INFEKSI
• NYERI MENETAP ATAU BERULANG
• DISERTAI INFEKSI
• BATU METABOLIK YANG CEPAT TERBENTUK
• ADANYA GANGGUAN FUNGSI GINJAL
INDIKASI SOSIAL

Didasarkan pada : Tujuan tatalaksana :


• ukuran, 1. Mengurangi nyeri
• lokasi, 2. Menghilangkan batu yang sudah ada
• ada tidaknya infeksi, 3. Mencegah pembentukan batu
• fungsi ginjal berulang
Menggunakan gelombang kejut yang dialirkan melalui
ESWL(Extracorporeal
Shockwave air dan dipusatkan pada batu  batu diharapkan pecah
Lithotripsy)
menjadi ukuran < 2mm  keluar bersama urin

• Diperkenalkan pertama kali oleh Caussy (1980)


• Non invasif
• Dapat menimbulkan nyeri kolik dan hematuria
• Kontraindikasi  hamil, perdarahan diastesis, ISK tidak terkontrol, obesitas berat, aneurisma arteri
sekitar batu, obstruksi anastomosis distal dari batu
endoneurologi

• Invasif minimal  memecah dan


mengeluarkan batu, melalui alat yang
dimasukan langsung ke dalam saluran
kemih
• Macam tindakan:
1. Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)
2. Litotripsi
3. Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)
Percutaneous Nephro Litholapaxy (PNL)

Pengeluaran batu saluran ginjal

Litotripsi

Memecah batu buli-buli atau uretra


Ureteroskopi/URS (uretero-renoskopi)

Melihat keadaan ureter dan sistem


pelvikalises
Pembedahan

Indikasi Pembedahan :
• Batu kaliks  adanya hidrokaliks, kasus nefrolithiasus kompleks, tidak berhasil dengan ESWL
• Batu Pelvis  Jika terjadi hidronefrosis, infeksi, atau nyeri hebat, batu staghorn
• Batu ureter  telah terjadi gangguan fungsi ginjal, nyeri hebat, terdapat impaksi ureter
• Batu buli  ukuran > 3 cm

Berupa :
- Pielolitotomi atau nefrolitotomi (mengambil batu saluran ginjal)
- Ureterolitotomi (batu ureter)
 ginjal sudah tidak berfungsi
- Vesikolitotomi (batu vesika urinaria)
 Berisi nanah (Pionefrosis)
- Nefrektomi atau pengambilan ginjal  jika :
 Korteks sudah sangat tipis
 Mengalami pengkerutan
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF PENGELUARAN BATU
SALURAN KEMIH (IAUI 2018)
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF
PENGELUARAN BATU SALURAN KEMIH (IAUI 2018)
REKOMENDASI PILIHAN METODE AKTIF PENGELUARAN BATU
SALURAN KEMIH (IAUI 2018)
PENCEGAHAN

• pengaturan diet rendah purin, pemberian allopurinol


Batu asam urat sebagai pengontrol kadar asam urat dalam darah

Batu kalsium • pemeriksaan ekskresi kalsium dalam urin dan nilai


kalsium darah
fosfat
Batu kalsium • Hindari makanan yang banyak mengandung oksalat
spt bayam, teh, kopi dan coklat.
oksalat
• asupan cairan yang mencukupi (produksi urin 2-
POLA HIDUP 3L/hari), aktivitas yang cukup
KESIMPULAN
Urolithiasis  keadaan dimana adanya batu pada saluran kemih dimulai dari
ginjal, ureter, vesika urinaria hingga uretra

Pasien wanita usia 54 tahun, dimana pada teori dikatakan usia 50-an untuk
perempuan merupakan salah satu factor risiko internsik pada BSK

Gejala klinis pasien  nyeri saat kencing, terdapat batu dan pasir pada kencing,
dan nyeri pinggang yang menjalar ke kemaluan, kencing terhenti secara tiba-
tiba , membaik dengan perubahan posisi yang merupakan gejala khas pada BSK

Pada pemeriksaan USG abdomen  batu ginjal kanan sebesar 0,87cm, 


dibandingkan dengan teori  dapat dilakukan tindakan non medikamentosa
seperti PNL sebagai pilihan utama.

Pasien dapat mencegah terjadinya batu dengan cara mengatasi infeksi saluran
kemih yang dialaminya, mengontrol kadar zat dalam darahnya dan hidrasi yang
cukup.
DAFTAR PUSTAKA
• Corwin, S, Pradipta E. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius, 2014. Hal:
277-279.
• Purnomo B. Dasar-dasar Urologi. Edisi Ketiga. Jakarta : Sagung Satu, 2014. Hal : 87- 101.
• Drake R, Vogl A, Mitchell A. Gray’s Anatomy for Students. Third Edition. Philadelphia : Churchill
Livingstone Elsevier; 2015. P. 373-378.
• Scanlon VC, Sanders T. Essential of anatomy and physiology. 5th ed. US: FA Davis Company; 2007
• Guyton.A.C. et all .Textbook of Medical Physiology. 11th ed. Philadelpia: Elsevier saunders; 1996
• Ganong. W.F., editor Widjajakusumah D.H.M. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran., edisi Bahasa
Indonesia. Jakarta: EGC. 2001
• Hansen J. Netter’s Clinical Anatomy. 2nd edition. Philadelphia: Saunders Elsevier; 2010. P.165.
• Van de Graaf KM. Human anatomy. 6th ed. US: The McGraw-Hill Companies; 2001
• Turk C, Knoll T, Petrik A, Sarica K, Seitz C, Straub M. Guidelines on Urolithiasis. European Association
of Urology; 2011. P.289-293.
• Sorensen, C. M., & Chandhoke, P. S. (2002). Hyperuricosuric calcium nephrolithiasis. Endocrinology
and metabolism clinics of North America, 31(4), 915-925.
• Takahashi, Naoki, Akira Kawashima, Randy D. Ernst, Illya C. Boridy, Stanford M. Goldman, George S.
Benson, and Carl M. Sandler. "Ureterolithiasis: can clinical outcome be predicted with unenhanced
helical CT?." Radiology 208, no. 1 (1998): 97-102.
• Wein, Kavoussi, Novick, Partin, Peters. Campbell-Walsh Urology. Tenth Edition. Philadelphia; 2012.
P.
• Knoll T. Epidemioloy, Pathogenesis and Pathophysiology of Urolithiasis. European Urology
Supplements 9 (2010). Department of Urology, Sindelfingen-Boeblingen Medical Center, Germany.
P.802-806.
• Tanagho E, McAninch J. Smith’s General Urology. 17th edition. The McGraw-Hill companies; 2008.
P.246

Anda mungkin juga menyukai