DIMAS F WIJAYA
FEBRIANTO I PASASSUNG
SINCE I RUMBIAK
Pembimbing :
dr. Ignatius I Letsoin,Sp.S, MSi. Med, FINS, FINA
ABSTRAK
Status epileptikus :
Status epileptikus konfulsif
Status epileptikus non konfulsif
Kejang parsial berulang
Tujuan terapi :
Terminasi aktifitas kejang secara elektrik dan
klinis agar menurunkan angka morbiditas dan
mortalitas
Prognosis :
Etiologi
Durasi status Epileptikus
usia pasien
PENDAHULUAN
Metode :
Uji coba terkontrol secara acak (RCT)
Studi kohort
Studi kasus kontrol
Studi observasional
Studi kasus
Meta analisis
Tinjauan sistematis
5 PERTANYAAN PENTING !!
• Kelas 1 kedua
205 pasien di beri secara acak : Lorazepam (n =
66) : Diazepam (n = 68) : Plasebo (n = 71)
Lorazepam dan Diazepam > plasebo
Lorazepam (59,1%) > plasebo (21,1%) dan
Diazepam (42,6%) > plasebo (21,1%)
Q1
• Kelas 1 ketiga
893 subyek (n = 748; berusia 21 tahun atau lebih)
secara acak baik Midazolam IV (n = 448) atau
Lorazepam IV (n = 445).
Midazolam > Lorazepam
Q1
• Kelas II
70 pasien secara acak baik Lorazepam (n = 37)
atau Diazepam (n = 33).
Lorazepam berhasil untuk satu dosis (78%) dan
dua dosis (89%), Diazepam berhasil untuk satu
dosis (58%) dua dosis (76%).
Tidak ada perbedaan yg signifikan antara
Lorazepam dan Diazepam.
Q1
• Kelas III
9 hingga 41 pasien secara acak.
Asam valproat IV (n = 2), Fenitoin IV (n =
2), Fenobarbital IV (n = 1), Diazepam IV +
Phenytoin (n = 1), Levetiracetam IV (n = 1),
Diazepam rektal (n = 1), dan Lorazepam
rektal (n = 1)
Asam valproat > Fenitoin
Simpulan Q1 Dewasa
• Kelas I
120 anak secara diacak
Midazolam IM (n = 60) atau Lorazepam IV (n =
60).
Tidak ada perbedaan statistik dalam
kemanjuran yang ditemukan antara Midazolam
IM (68,3%) dan Lorazepam IV (71,7%),
Q1
• Kelas III
Lorazepam (0,05-0,1 mg/kg) : Diazepam (0,3–0,4
mg / kg) diberikan IV atau rektal
Lorazepam > Diazepam
Q1
• Kelas III
Pada 178 anak
Lorazepam IV (0,1 mg/kg) dengan kombinasi
Diazepam IV (0,2 mg/kg) dan Fenitoin IV (18
mg/kg)
Tidak ada perbedaan yang signifikan
Q1
• Kelas III
Pada anak-anak usia 6 -14 tahun
Lorazepam IV : Lorazepam intranasal (0,1 mg /
kg / dosis, dosis maksimum 4 mg).
Tidak ada perbedaan yang terdeteksi antara
lorazepam IV (80%) dan lorazepam intranasal
(83,1%).
Q1
• Kelas III
Pada 160 pasien anak.
Lorazepam intranasal (0,1 mg / kg) :
Paraldehyde IM (0,2 mL / kg)
Tidak ada perbedaan yang signifikan pada
Lorazepam intranasal dan Paraldehid IM (butuh
2 atau lebih dosis antikonvulsan tambahan)
Q1
• Kelas III
Pada 436 anak-anak usia 5 bulan - 10 tahun
Lorazepam sublingual (0,1 mg / kg) : Diazepam
rektal (0,5 mg / kg)
Efikasi lorazepam sublingual (56%) signifikan
lebih rendah daripada diazepam rektal
Q1
Status Epileptikus
• Kelas I (RCT)
10,6% pasien Lorazepam IV : 10,3 % pasien
Diazepam IV : Plasebo IV 22,5 %
ES : Hipotensi, disritmia jantung, gangguan
pernapasan
ES yg ditimbulkan Lorazepam IV dan Diazepam
IV lebih rendah (p = 0,08) drpd Plasebo IV.
Q2
Status Epileptikus
• Kelas II (RCT)
Pada 70 pasien.
Lorazepam 4 mg (n = 37) : Diazepam 10 mg (n =
33)
ES : Depresi napas, henti napas, hipotensi dan
sedasi
Q2
Simpulan Q2 Dewasa
• Gejala pernafasan dan jantung adalah yang
paling umum dijumpai sebagai efek samping yang
muncul akibat pengobatan dengan pemberian
anestesi IV pada orang dewasa dengan status
epileptikus (level A).
Q2
• 1 Kelas III
Diazepam IV : Lorazepam IV
ES : Depresi napas
Q2
Status epileptikus
• 5 Kelas III
Lorazepam rektal : Diazepam rektal
ES : depresi napas dan mengantuk
Q2
• 2 Kelas III
Midazolam IM bukal dan intranasal
ES : Depresi napas – gagal napas
Q2
• 2 Kelas III
Pada 80 anak dgn Lorazepam intranasal
ES : Hipotensi dan penurunan SPO2 dibawah
92%
Q2
Simpulan Anak
Depresi pernafasan adalah efek samping yang
paling sering terjadi secara klinis yang signifikan
yang terkait dengan pengobatan anti-konvulsan
pada status epileptikus pada anak-anak (level A).
Q2
• Kelas II
Lorazepam IM: Diazepam IM
Tidak ada perbedaan yg signifikan/ median
Q3
• Kelas I
73% Midazolam IM : 63% Lorazepam IV
Midazolam IM > Lorazepam IV
Q3
Simpulan Q3 Dewasa
• Pada orang dewasa dengan status epileptikus
tanpa akses IV yang ditetapkan, Midazolam IM >
Lorazepam IV (level A).
• Tidak ada perbedaan signifikan dalam keefektifan
yang telah ditunjukkan antara Lorazepam dan
Diazepam pada orang dewasa dengan status
epilepticus (level A).
Q3
Kejang awal
• Kelas I)
Lorazepam : Diazepam
Lorazepam = diazepam bahkan butuh
antikonvulsan tambahan untuk hentikan kejang
Q3
Simpulan Q3 Anak
• Tidak ada perbedaan signifikan dalam efektivitas
yang telah ditetapkan antara Lorazepam IV dan
Diazepam IV (level A).
• Studi RCT
Uji toleransi Fospfenitoin IV : Fenitoin IV
Fospfenitoin IV (n= 39, 12,7 mg/kg, 82 mg) :
Fenitoin IV (n = 13, 11,3 mg/kg, 42,4 mg)
Fosfenitoin IV > Fenitoin IV
Q4
Simpulan Q4
• Data yang ada tidak mencukupi tentang
keampuhan komparatif Fenitoin dan Fosfonitoin
(level U).
• Fosphenytoin lebih ditoleransi dibandingkan
dengan Fenitoin (level B).
• Fosfemetoin lebih disukai berdasarkan tolerabilitas,
tetapi phenytoin adalah alternatif yang dapat
diterima (level B).
Q5
• Kelas I RTC)
• Tingkat kesuksesan keseluruhan dari terapi yang
diberikan pertama adalah 55,5%.
• Jika obat studi pertama tidak berhasil,
• obat studi kedua mampu menghentikan status
epileptikus untuk tambahan 7,0% dari total populasi;
obat ketiga hanya membantu 2,3% dari pasien
• jika pasien tidak menanggapi lorazepam atau fenitoin,
tingkat respons terhadap fenobarbital adalah 2,1%
• Untuk terapi kedua, keberhasilan berkisar antara 77
persen hingga 90 persen, sedangkan dua RCT kelas III
melaporkan keberhasilan mulai dari 50 persen hingga 88
persen
Q5
Simpulan Q5
• Pemberian antikonvulsan kedua kurang efektif
dibandingkan dengan antikonvulsan pertama
"standar", sedangkan antikonvulsi ketiga yang
diberikan secara substansial kurang efektif
dibandingkan anticonvulsant "standar" pertama
(level A).
• Pada anak-anak, antikonvulsan kedua tampak
kurang efektif, dan tidak ada data tentang
keampuhan antikonvulsan ketiga (level C).
TERIMA KASIH