Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

MALARIA TROPIKA DAN VOMITING PROFUSE

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna mengikuti ujian akhir
Kepaniteraan Klinik Madya di SMF Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Umum
Daerah Dok II Jayapura

Oleh :
Yehuda Simbiak
Since Ivana Rumbiak
Ririn S Bandera

Supervisor:
dr. Th. Ratna Sarungallo, Sp.A

SMF ILMU KESEHATAN ANAK


RUMAH SAKIT UMUM ABEPURA JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS CENDERAWASIH
JAYAPURA- PAPUA
2019
LAPORAN KUNJUNGAN RUMAH

I. Identitas Pasien
Nama : An. MD
No. DM : 253720
Umur : 8 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Kristen Protestan
Suku Bangsa : Papua
Alamat : Kompleks RSUD Abepura
Pekerjaan Ayah : Swasta
Pekerjaan Ibu : IRT
Pendidikan :-
Tanggal MRS : 24 Maret 2019

II . Anamnesis
Anamnesis dilakukan secara heteroanamnesis (ibu pasien).

Keluhan Utama
Demam

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang diantar oleh keluarganya ke IGD RSUD Abepura dengan keluhan
demam sejak 2 hari SMRS, demam dirasakan hilang timbul. Demam disertai
menggigil dan terus berkeringat. Pasien juga muntah dan mual sehingga nafsu makan
menurun. Muntah sejak 1 hari SMRS >10 kali berisi ampas makanan, darah (-), lendir
(+) dan jumlah agak banyak. Pasien muntah setiap kali makan. Keluhan lain batuk pilek
(+) sejak 5 hari lalu, batuk berlendir (+) warna putih, darah (-). BAB dan BAK dalam
batas normal.

2
Riwayat Penyakit Dahulu
- Malaria (+)
- Riwayat alergi (-)
- Demam Thypoid (-)
- Pengobatan TB saat usia 5 tahun (pengobatan tuntas)

Riwayat Imunisasi
Riwayat imunisasi dasar lengkap namun orang tua pasien lupa tanggalnya

Riwayat Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mengalami sakit seperti yang dialami pasien

Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama kedua orang tua dan pasien belum sekolah.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum : Tampak Lemas
Kesadaran : Compos mentis
Tanda Vital : TD 100/70 mmHg, Nadi: 98 x/menit, reguler, tegangan cukup,
kuat angkat; Respirasi 28 x/menit; Suhu badan 38oC, SpO2
98%.
Berat Badan : 19 kg
Panjang Badan : 102 cm
Status Generalis
1. Kepala
 Normocefal, ubun – ubun normal
 Mata cowong (-), Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikerik (-/-), edema palpebra (-
/-)
 Pernapasan cuping hidung (-/-)
 Mulut:

3
o Mukosa bibir lembab (+)
o Oral candidiasis (-/-)
o Lidah kotor (-)
o Stomatitis daerah ujung lidah (-)
o Perdarahan gusi (-)
o Faring hiperemis (+/+)
o Tonsil T1/T1, hiperemis (-/-)
 Telinga:
o Sekret (-/-), lesi (-/-)
2. Leher :
 Pembesaran KGB regio colli (-), peningkatan JVP (-), pembesaran kelenjar tiroid
(-)
3. Pulmo :
 Inspeksi :Simetris bilateral, ikut gerak napas, retraksi (-), jejas (-)
 Palpasi : vofal fremitus D=S
 Perkusi : sonor,
 Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+); Rhonki (-/-); Wheezing (-/-)
4. Cor
 Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
 Auskultasi : Bunyi jantung I-II regular, murmur (-), gallop (-)
5. Abdomen
 Inspeksi: meteorismus (-)
 Auskultasi: bising usus (+)
 Palpasi: supel, nyeri tekan (-) regio epigastrium, hepar - lien (tidak teraba besar),
turgor kembali cepat (+) normal
 Perkusi: timpani
6. Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2”, petekie (-), edema (-), anemis (-), sianosis (-
), Ikterus (-), nodul (-)
7. Status Neurologis:

4
 Refleks Fisiologi : biseps, triseps refleks (negatif)
 Refleks Patologis : Babinsky (negatif)
 Rangsang Meningeal : Kaku Kuduk (Negatif) ; Brudzinsky 1 (negatif)
9. Status Gizi berdasarkan indeks BB/Usia
BB = 19 kg
PB = 102 cm
Usia = 8 tahun
Kategori status gizi pasien = Gizi Baik

Pemeriksaan Laboratorium tanggal 24/03/2019 :


- WBC: 6,3 uL
- Hb: 10,7 g/dL
- PLT: 169 uL
- HCT: 34,0 %
- Eritrosit : 4,73
- Sel Basofil : 0,0
- Sel Eosinofil : 0,0
- Sel Neutrofil : 58,3
- Sel Limfosit : 31,0
- Sel Monosit : 10,4
- DDR : PF (+++)
- GDS 102 mg/dl

III. Diagnosis Kerja


Dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang dilakukan,
pasien didiagnosis dengan Malaria tropika dan vomiting profuse.
IV. Penatalaksanaan
A.Farmakologis :
1. Perencanaan Terapi
 IVFD D5 ½ NS 46 tpm mikro

5
 Inj. Paracetamol drip 3 x 200 mg
 Inj. Ondansetron 3 x 1,9 mg
 Inj ranitidine 2 x 19 mg
 Inj Artesunate 57 mg jam (0, 12, 24)
 Primakuin 4,75 mg (PO) SD
2. Rawat Inap untuk observasi demam dan muntah

B. Non Farmakologis :
Edukasi khusus masalah gizi tentang :
 Pentingnya gizi untuk pertumbuhan dan kecerdasan anak kepada orang tua
 Pengenalan gejala-gejala dan faktor-faktor yang menyebabkan gizi buruk
 Komplikasi gizi buruk pada anak
 Pencegahan terhadap penyakit yang dapat memperberat/menyebabkan anak
menderita gizi buruk
 Segera periksa ke puskesmas bila ada keluhan sakit
 Rutin ke posyandu/puskesmas untuk memantau berat badan dan tumbuh
kembang anak.
Edukasi tentang malaria:
 Tidur menggunakan kelambu
 Nyamuk malaria mengigit jam 18.00 – 06.00
 Bila perlu menggunakan lengan panjang dan celana panjang guna
menghidari gigitan nyamuk.
 Menjaga kebersihan lingkungan agar tidak menjadi sarang nyamuk

V. Prognosis
Quo ad vitam : Bonam
Quo ad functionam : Bonam
Quo ad sanationam : Bonam

6
PENGAMATAN RUMAH

Gambar 1. Rumah Halaman Depan Rumah

Gambar 2. Ruang Tamu Pasien

7
Gambar 3. Sudut rumah yang sering digunakan untuk jemuran pakaian

Gambar 4. Kamar tidur pasien

8
Gambar 5. Kamar mandi pasien

Gambar 6. Dapur

9
Gambar 7.Halaman Belakang Rumah

Gambar 8. Foto bersama pasien

10
PENGAMATAN RUMAH

Terletak di daerah padat penduduk, luas rumah 3x5 m, rumah beratapkan seng
dan bagian ruang tamu, kamar, dapur, kamar mandi beralaskan keramik dan dinding
batu tela . Di dalam rumah, keadaan rumah tidak rapi. Rumah ini memiliki 1 ruang
tamu, 3 kamar tidur, dan 1 dapur yang terdapat kompor dan peralatan untuk makan
dan minum, terdapat kamar mandi dengan jamban didalam rumah. Ventilasi dan
pencahayaan bersumber dari 1 buah pintu bagian depan dan jendela pada dapur.
Ventilasi tidak tertutup sehingga menjadi jalan bebas keluar masuk nyamuk. Sirkulasi
udara dan pencahayaan baik untuk ruang tamu, begitupun ruangan lainnya, sirkulasi
udara dan pencahayaan kurang, masih terkesan gelap dan lembab serta sempit. Sumber
air bersih keluarga diperoleh dari air PAM. Di rumah ini keluarga tidak memiliki
tempat untuk membakar sampah-sampah dibelakang rumah.

1. PENGAMATAN LINGKUNGAN
Untuk limbah rumah tangga dibuang di Jalan Bawah,. Untuk tempat
pembuangan sampah diluar rumah tidak ada, jalan didepan rumah memiliki
lebar 1 m. Di lingkungan sekitar rumah terdapat hewan piaraan yang bebas
berkeliaran seperti ayam, anjing,dan kucing keluar masuk rumah tapi tidak ada
kotoran hewan di depan rumah, dan terdapat juga beberapa kandang hewan
peliharaan seperti babi disekitaran rumah keluarga. Kesan kebersihan
lingkungan disekitar rumah kurang baik.

2. HASIL WAWANCARA/PENGAMATAN KELUARGA/HUBUNGAN


KELUARGA
Pasien tinggal dirumah dengan jumlah anggota keluarga 6, yaitu kedua
orang tua (Kakek dan Nenek), mama dan bapa , dan kakak pasien. Di keluarga
tersebut tidak memiliki penyakit yang serius. Hanya saja berat badan pasien
tidak mengalami peningkatan yang berarti setelah saat usia 5 tahun selesai
pengobatan TB.

11
3. HASIL WAWANCARA/PENGAMATAN PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan dalam keluarga pasien, dapat dikatakan baik, Adapun
perilaku kesehatan (PHBS) dalam keluarga dapat diniliai melalui 10 kriteria
yaitu :
1. Persalinan
Dalam hal persalinan, ibu pasien melahirkan di Rumah Sakit Umum
Daerah Dok II Jayapura
2. Memberi ASI ekslusif
Ibu pasien mengaku memberikan ASI ekslusif kepada anaknya sampai
umur 1,5 tahun.
3. Menimbang balita setiap bulan
Ibu pasien menimbang pasien setiap bulan ke posyandu terdekat.
4. Menggunakan air bersih
Pasien dan keluarganya menggunakan sumber air PDAM.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Pasien mengerti tentang mencuci tangan menggunakan sabun dan air
sebelum makan
6. Menggunakan jamban sehat
Di keluarga ini menggunakan kamar mandi milik sendiri yang letaknya
didalam rumah
7. Memberantas jentik nyamuk sekali seminggu
Keluarga jarang memberantas jentik nyamuk.
8. Makan buah dan sayur setiap hari
Berhubung keadaan perekonomian keluarga ini tergolong rendah, untuk
makan buah dan sayur setiap hari jarang terlaksana.
9. Melakukan aktivitas fisik setiap hari
Aktivitas fisik setiap hari dilakukan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
rumah.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Di anggota keluarga kakek dan bapa Israel merokok.

12
4. ANALISIS PASIEN SECARA HOLISTIK
a. Hubungan anamnesis, diagnosis dengan keadaan rumah
Pada dasarnya rumah yang merupakan tempat tinggal adalah hal yang sangat
penting bagi kehidupan setiap orang. Rumah tidak sekedar hanya sebagai
tempat tinggal untuk beristirahat, untuk melepas lelah setelah bekerja seharian,
namun didalamnya terkandung arti yang penting sebagai tempat untuk
membangun kehidupan keluarga yang sehat dan sejahtera. Rumah yang sehat
dan layak untuk dijadikan tempat tinggal tidak harus rumah yang mewah dan
besar, namun rumah yang sederhana dapat juga menjadi rumah yang sehat dan
layak di tempati bagi kehidupan keluarga. Rumah sehat adalah kondisi fisik,
kimia, biologi didalam rumah dan perumahan sehingga memungkinkan
penghuni atau masyarakat memperoleh derajat kesehatan yang optimal dan
baik. Untuk menciptakan rumah sehat maka diperlukan perhatian terhadap
beberapa aspek yang sangat mempengaruhi terwujudnya rumah sehat, antara
lain :
 Tipe rumah
 Ventilasi
 Pencahayaan rumah
 Saluran pembuangan limbah
 Sumber air bersih
 Jamban memenuhi syarat
 Tempat sampah tertutup
 Rasio luas bangunan rumah dengan jumlah anggota keluarga 8m2/orang
Pada kasus ini, keadaan rumah pasien masih tergolong bukan rumah sehat,
karena pencahayaan dan pertukaran udaranya masih kurang mencukupi
untuk syarat rumah sehat. Dimana syarat rumah sehat yaitu :
- Memenuhi syarat kebutuhan fisik dasar penghuninya, seperti :
temperatur, penerangan, ventilasi dan kebisingan,
- Memenuhi syarat kebutuhan kejiwaan dasar penghuninya: health is
begun at home

13
- Memenuhi syarat melindungi penghuninya dari penularan penyakit: air
bersih, pembuangan sampah, terhindar dari pencemaran lingkungan dan
lain-lain
- Memenuhi syarat melindungi penghuni dari kemungkinan bahaya dan
kecelakaan: kokoh, tangga tak curam, bahaya kebakaran, listrik,
keracunan dan lain-lain
Selain itu ukuran luas rumah juga tidak memenuhi syarat rumah sehat,
keadaan dan kondisi rumah sangat mempengaruhi atau memperberat
penyakit yang diderita oleh pasien saat ini.

b. Hubungan diagnosis dengan lingkungan sekitar


Pada kasus ini, Diagnosis penyakit pada pasien ini dipengaruhi oleh
keadaan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, dikarenakan penyakit pada
pasien ini termasuk ke dalam penyakit berbasis lingkungan yang diakibatkan
oleh perilaku hidup bersih dan sehat. Pada kasus penyakit ini dapat
diperberat jika tidak diikuti dengan pola hidup atau perilaku hidup yang
sehat.
c. Hubungan diagnosis dengan perilaku kesehatan dalam keluarga dan
lingkungan sekitar
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau
aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada
hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu,
perilaku manusia itu mempunyai bentangan yang sangat luas, mencakup
berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan sebagainya. Bahkan kegiatan
internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan emosi juga
merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme
tersebut, baik dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung.
Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut
dipengaruhi baik oleh faktor genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara

14
umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini merupakan
penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia.Dari
pernyataan diatas, dapat disimpulkan bahwa perilaku hidup sehat sangat
diperlukan dalam pencegahan diagnosis penyakit ini.
d. Analisis untuk mengurangi paparan dengan faktor resiko atau etiologi
Menggunakan kelambu dan menghindari gigitan nyamuk pada jam-jam
dimana nyamuk sering menggigit.

5. EDUKASI PENDIDIKAN KESEHATAN KEPADA PASIEN DAN


KEPADA KELUARGA
- Memberikan penjelasan kepada ibu pasien mengenai cara pembuatan, dan cara
serta jadwal pemberian makanan.
- Memberikan penjelasan mengenai pentingnya kasih sayang ibu terhadap
anaknya, sehingga ibu mampu memberikan pola asuh dan stimulasi pada
pasien sehingga dapat memperbaiki tumbuh kembang pasien.
- Memberikan penjelasan kepada ibu tentang pentingnya perilaku hidup bersih
dan sehat.
- Memberikan penjelasan kepada Ibu pasien untuk rutin memeriksakan pasien ke
layanan kesehatan, dan segera melaporkan jika terdapat keluhan pada pasien.

6. RENCANA EDUKASI PENYAKIT KEPADA PASIEN DAN KEPADA


KELUARGA
- Menjelaskan tentang penyakit, tanda-tanda, dan bahayanya
- Menjelaskan tentang pentingnya memberikan makanan dengan teratur
- Menjelaskan tentang penting merujuk pasien bila terdapat tanda bahaya
umumPentingnya memenuhi asupan gizi pada anak.
- Menjelaskan tentang pola asuh anak yang baik

15
7. ANJURAN-ANJURAN PROMOSI KESEHATAN PENTING YANG
DAPAT MEMBERI SEMANGAT ATAU MEMPERCEPAT
PENYEMBUHAN PADA PASIEN
Cara untuk mencegah terjadinya malaria pada anak:
1. Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara kandungan
protein, lemak, vitamin dan mineralnya. Perbandingan komposisinya: untuk
lemak minimal 10% dari total kalori yang dibutuhkan, sementara protein
12% dan sisanya karbohidrat.
2. Kenali gejala-gejala malaria dan bersikap cepat untuk segera memeriksakan
diri.
3. Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa ditanyakan
kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus diberikan setelah pulang
dari rumah sakit.
4. Minum obat malaria secara teratur dan hindari gigitan nyamuk
5. Makan makanan bergizi untuk meningkatkan sistem imun

16
KESIMPULAN
Upaya pencegahan malaria adalah dengan meningkatkan kewaspadaan
terhadap risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, pengendalian vektor dan
kemoprofilaksis. Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan menggunakan
kelambu berinsektisida, repelen, kawat kasa nyamuk dan lain lain. Lingkungan adalah
lingkungan tempat tinggal manusia dan nyamuk. Faktor lingkungan berpengaruh besar
terhadap kejadian malaria di suatu daerah, karena bila kondisi lingkungan sesuai
dengan tempat perindukan, maka nyamuk akan berkembangbiak dengan cepat dan
menjadi perantara parasit malaria ke manusia.

17

Anda mungkin juga menyukai