Anda di halaman 1dari 26

RESIKO TINGGI HIPERBILIRUBIN

Oleh :
Rubiyanto Mulya WP (P17220194049)
Desty Icha C.A (P17220194064)
Rimadani Magviroh (P17220194085)
Pengertian
• Hiperbilirubinemia merupakan suatu keadaan dimana kadar bilirubin
serum total yang lebih dari 10 mg% pada minggu pertama yang
ditandai dengan ikterus pada kulit, sclera dan organ lain. Keadaan ini
mempunyai potensi meningkatkan kern icterus yaitu keadaan
kerusakan pada otak akibat perlengketan kadar bilirubin pada otak.
(Ni Luh Gede, 1995)

• Hiperbilirubin adalah meningginya kadar bilirubin pada jaringan


ekstravaskuler sehingga kulit, konjungtiva, mukosa dan alat tubuh
lainnya berwarna kuning. (Ngastiyah, 1997)
ETIOLOGI
• Hemolisis akibat inkompatibilitas gol. Darah ABO atau defisiensi gangguan pembuluh darah
• Perdarahan tertutup misalnya trauma kelahiran
• Inkompatibilitas Rh
• Hipksia; O2 ke jaringan metabolism anaerob asam lemak bilirubin indirect
• Dehidrasi
• Asidosis
• Polisitemia
• Prematur
• ASI
• Kelebihan produksi bilirubin
• Gangguan kapasitas sekresi konjugasi bilirubin dalam hati
• Beberapa penyakit
• Genetic
• Kurangnya enzim glukoroni transferase sehingga kadar bilirubin meningkat
• Gangguan transportasi akibat penurunan kapasitas pengangkutan
• Hipoglikemia
Tanda dan Gejala
• Menurut SDKI pada ikterik neonatus terdapat gejala dan tanda mayor
minor dianataranya (Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2016) Diantaranya :
• Gejala dan tanda mayor
• Profil darah abnormal (hemolisis, bilirubin serum total >2 mg/dL,
biliribin serum total pada rentang risiko tinggi menurut usia pada
normogram spesifik waktu)
• Membran mukosa kering
• Kulit kuning d) Sklera kuning
Patofisiologi

Bilirubin diproduksi dalam sistem retikuloendotelial sebagai produk akhir dari


katabolisme heme dan terbentuk melalui reaksi oksidasi reduksi. Bilirubin yang
bersifat hidrofobik tidak mengalami konjugasi akan diangkut dalam darah dan
terikat erat pada albumin. Ketika mencapai hati, bilirubin diangkut ke dalam
hepatosit, terikat dengan ligandin. Bilirubin yang tak larut dalam air akan berubah
menjadi larut dalam air dalam proses konjugasi. Setelah diekskresi- kan kedalam
empedu dan masuk ke usus, bilirubin direduksi dan menjadi tetrapirol yang tak
berwarna oleh mikroba di usus besar. Bilirubin tak terkonjugasi ini dapat diabsorbsi
kembali dan masuk ke dalam sirkulasi sehingga meningkatkan bilirubin plasma total
(Mathindas et al., 2013).
Komplikasi

Komplikasi yang dapat ditimbulkan penyakit ini yaitu terjadi kern


ikterus yaitu kerusakan otak akibat perlangketan bilirubin indirek pada
otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak jelas antara
lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-putar, gerakan
tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus otot meninggi,
leher kaku, dan akhirnya opistotonus. Selain itu dapat juga terjadi
Infeksi/sepsis, peritonitis, pneumonia.
Prognosis
• Hiperbilirubinemia baru akan berpengaruh buruk apabila bilirubin indirek telah
melalui sawar darah otak. Pada keadaan ini penderita mungkin menderita kern
ikterus atau ensefalopati biliaris. Kern ikterus (ensefalopati biliaris) adalah
sindrom neurologis akibat pengendapan bilirubin tak terkonjugasi di dalam sel-
sel otak. Risiko pada bayi dengan eritoblastosisn foetalis secara langsung
berkaitan dengan kadar bilirubin serum : hubungan antara kadar bilirubin serum
dan kern ikterus pada bayi cukup bulan yang sehat masih belum pasti. Bilirubin
indirek yang larut dalam lemak dapat melewati sawar darah otak dan masuk ke
otak dengan cara difusi apabila kapasitas albumin untuk mengikat bilirubin dan
protein plasma lainnya terlampaui dan kadar kadar bilirubin bebas dalam plasma
bertambah (Nelson, dkk, 2012).
• Pada setiap bayi nilai persis kadar bilirubin yang bereaksi indirek atau kadar
bilirubin bebas dalam darah yang jika dilebihi akan bersifat toksin tidak dapat
diramalkan, tetapi kern ikterus jarang terjadi pada bayi cukup bulan yang sehat
(Nelson, dkk, 2012).
Pemeriksaan
Penunjang
1. Pemeriksaan bilirubin serum Pada bayi cukup bulan bilirubin
mencapai puncak kira-kira 6 mg/dl, antara 2 sampai 4 hari
kehidupan. Apabila nilainya diatas 10 mg/dl, tidak fisiologis. Pada
bayi dengan prematur kadar bilirubin mencapai puncaknnya 10-12
mg/dl, antara 5 dan 7 hari kehidupan. Kadar bilirubin yang lebih dari
14 mg/dl adalah tidak fisiologis
2. Ultrasound untuk mengevaluasi anatomi cabang kantong emped
3. Radioisotope scan dapat digunakan untuk membantu membedakan
hepatitis dari atresia biliary.
4. Bilirubin total Kadar direk (terkonjugasi) bermakna jika melebihi 1,0-1,5
mg/dl, yang mungkin dihubungkan dengan sepsis. Kadar indirek (tidak
terkonjugasi) tidak boleh melebihi peningkatan 5 mg/dl dalam 24 jam, atau
tidak boleh lebih dari 20 mg/dl pada bayi cukup bulan atau 15 mg/dl pada
bayi praterm (tergantung pada berat badan).

5. Hitung darah lengkap Hemoglobin (Hb) mungkin rendah (kurang dari 14


g/dl) karena hemolisis. Hematokrit (Ht) mungkin meningkat (lebih besar dari
65%) pada polisitemia, penurunan (kurang dari 45%) dengan hemolisis dan
anemia berlebihan (Marlynn, 2001)
Penatalaksanaan
Medis
1. Terapi sinar atau fototerapi dilakukan selama 24 jam atau
setidaknya sampai kadar bilirubin dalam darah kembali ke ambang
batas normal.
2. Transfuse tukar adalah cara yang paling tepat untuk mengobati
hiperbilirubinemia pada neonatus. Transfuse tukar dilakukan pada
keadaan hiperbilirubinemia yang tidak dapat diatasi dengan
tindakan lain misalnya telah diberikan terapi sinar tetapi kadar
bilirubin tetap tinggi
ASUHAN KEPERAWATAN
BIODATA
IDENTITAS ANAK   IDENTITAS BAPAK  

Nama : An. B Nama : Rendi

No. Register : 012345 Umur :45 Tahun

Umur (bln, hr) : 4 hari Jenis kelamin :Laki-laki

Jenis kelamin : Laki-laki Alamat :Lawang

Alamat : Lawang Pendidikan :SMA

Suku bangsa : Jawa Pekerjaan :Wiraswasta

Tanggal lahir/Umur : 21 Oktober 2020 Suku bangsa :Jawa

Tgl MRS : 25 Oktober 2020 No. Tlp/HP  

Tanggal pengkajian : 26 Oktober 2020   :085367297619

Diagnosa medis : Hiperbilirubin IDENTITAS IBU  


Urutan anak : ke 2
RIWAYAT KESEHATAN KLIEN
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Ibu pasien mengatakan bayi rewel dan keadaan lemah, membrane mukosa kuning, kulit kuning dan sclera
berwarna kuning. Keluarga memutuskan untuk membawa bayi periksa ke RSUD Dr. Saiful Anwar. Dan
Dokter menyarankan untuk dirawat inap.
RIWAYAT KESEHATAN YANG LALU RIWAYAT KELUARGA : Tidak ada yang menderita hiperbilirubin
1) Penyakit-penyakit waktu kecil : - RIWAYAT SOSIAL
2) Pernah dirawat di rumah sakit : - a. Yang mengasuh :keluarga (Ibu, Ayah, Kakek dan
3) Obat-obatan : - Nenek)
4) Tindakan (misalnya : operasi) : - b. Hubungan dengan anggota keluarga : Baik
5) Allergi : Tidak mempunyai alergi c. Hubungan dengan teman sebaya : -
6) Kecelakaan : tidak mengalami kecelakaan d. Pembawaan secara umum :
7) Imunisasi : e. Lingkungan rumah : Bersih
PEMERIKSAAN FISIK (HEAD TO TOE)
A. Keadaan Umum
Postur: simetris
Kesadaran:
B. Kepala dan rambut
Kebersihan : bersih
Bentuk kepala : normal
Keadaan rambut : -
Keadaan kulit kepala : caput succedanum, cefalohematom: bersih tidak
ada ketombe
Fontanela anterior : lunak/menonjol/tegas/cekung/datar: datar
Sutura sagitalis : tepat/terpisah/menjauh: tepat
Distribusi rambut : merata/tidak merata: merata
C. Mata ETelinga
Kebersihan : Kebersihan : bersih
Pandangan : Sekresi : bersih
Sclera : kuning Struktur : normal
Conjungtiva : Fistulaaurikel: tidak ada
Pupil : Membran timpani: normal
Gerakan Bola Mata : F. Mulut dan Tengorokan

Sekret: Jamur (stomatitis, moniliasis): tidak ada

D. Hidung Kelaianan bibir dan rongga mulut (gnato/labio/palato

Pernafasan Cuping hidung : normal skizis): tidak ada

Struktur : simetris Problem menelan : tidak

Kelainan lain : polip/perdarahan/peradangan: tidak ada G. Leher

Sekresi: bersih Venajugularis : teraba Pembesaran tiroid dan limfe : tidak ada
Arteri karotis : teraba Torticoliis: tidak ada
H. Dada/Thorak (Jantung dan Paru) J. Perut
Bentuk dada: simetris Bentuk perut: simetris
Pergerakan kedua dinding dada: simetris. Bising usus:
Tarikan dinding dada ke atas/bawah: normal Ascites:
Suara pernafasan: vesikular Massa:
Frekwensi nafas: Turgor kulit: normal
Abnormalitas suara nafas: normal Vena: normal
Suara jantung: bj1 ,bj2 normal Hepar:
I. Ekstremitas Atas Lien:
Tonus otot: baik Distensi:
CRT: tidak ada K. Punggung
Trauma, deformitas: tidak ada Spina bifida: normal
Kelainan struktur: tidak ada Deformitas: tidak ada
Kelainan struktur: .tidak ada
L. Kelamin dan Anus N. Integumen
Keadaan kelamin luar (kebersihan, lesi, kelainan) : Warna kulit: kuning
kebersihan bersih ,lesi (-) , kelainan (-) Kelembaban:
Anus : normal Lesi:
Kelainan: tidak ada Warna kuku :
M. Ekstremitas Bawah Kelainan: .
Tonus otot: baik
Trauma, deformitas: tidak ada
Kelainan struktur: .tidak ada
PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR
A. NUTRISI C. ELIMINASI ALVI
Kebutuhan kalori: 1125 kkal Volume feses:
Bentuk/jenis nutrisi yang diberikan: cairan Warna feses:
Cara pemberian: oral Konsistensi: Frekwensi:
Frekwensi pemberian: 3x sehari Darah, lendir dalam feses: tidak ada
Alergi/Pantangan: tidak ada
Nafsu makan: menurun
B. ELIMINASI URINE
Volume urine:
Warna:
Frekwensi:
Cara BAK (spontan/kateter): spontan
Kelaianan pemenuhan BAK: tidak ada
D. TIDUR
Jumlah jam tidur dalam 24 jam: 12 jam
Kualitas tidur (sering terbangun, rewel, tidak bisa tidur):
rewel
E. PSIKOSOSIAL
Hubungan orangtua dengan anak: baik
Yang mengasuh: orang tua
ANALISIA DATA
HARI/TGL : 26 Oktober 2020

NO DATA MASALAH KEMUNGKINAN PENYEBAB

1. DS : Ikterik Neonatus Pola makan tidak ditetapkan


  - Ibu pasien mengatakan pasien lemas dan rewel dengan baik
 
  - Ibu pasien mengatakan sklera pasien kuning
  - Ibu pasien mengatakan kulit pasien kuning
  DO :
  - Profil darah abnormal
  - Membran mukosa kuning
 
  - Kulit kuning
  - Sklera kuning
 
DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO TANGGAL DIAGNOSA KEPERAWATAN NAMA & TANDA TANGAN

1. 26 Oktober 2020 Ikterik neonatus yang berhubungan dengan pola makan tidak  
ditetapkan dengan baik yang ditandai dengan Ibu pasien Perawat
mengatakan pasien lemas dan rewel, Ibu pasien mengatakan  
sklera pasien kuning, Ibu pasien mengatakan kulit pasien
kuning
 
 
 
 
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
NAMA &
NO DIAGNOSA KEPERAWATAN TUJUAN DAN KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIONAL TANDA
TANGAN
1. Ikterik neonatus yang Setelah dilakukan Observasi :    
berhubungan dengan pola tindakan keperawatan 1. Monitor ikterik pada sclera bayi  
 
makan tidak ditetapkan selam 2x24 jam dan kulit bayi Perawat
dengan baik yang ditandai diharapkan ikterik 2. Identifikasi kebutuhan cairan
dengan Ibu pasien neonates dapat sesuai dengan usia gestasi dan
mengatakan pasien lemas dan berkurang dengan berat badan
rewel, Ibu pasien mengatakan kriteria hasil : 3. Monitor efek samping fototerapi
sklera pasien kuning, Ibu 1. Pigmentasi Terapeutik :
pasien mengatakan kulit abnormal menurun 4. Siapkan lampu fototerapi dan
pasien kuning (5) incubator atau kotak bayi
  2. Berat badan 5. Lepaskan pakaian bayi kecuali
  meningkat (5) popok
 
  3. Membrane mukosa 6. Berikan tutup mata (eye
  kuning menurun(5) protector/biliband) pada bayi
  4. Kulit kuning 7. Ukur jarak antara lampu dan
  menurun (5) permukaan kulit bayi
  5. Sklera kuning 8. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar
 
  menurun (5) fototerapi secara berkelanjutan
  9. Gunakan linen berwarna putih
  agar memantulkan cahaya
  sebanyak mungkin
  Edukasi :
 
  10. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-
  30 menit
  11. Anjurkan ibu menyusui sesering
  mungkin
 
 
Kolaborasi :
  12. Kolaborasi pemeriksaan darah
vena bilirubin direk dan indirek
IMPLEMENTASI RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN

NAMA & TANDA


NO TANGGAL JAM TINDAKAN KEPERAWATAN
TANGAN
1. 26 oktober Pukul Pukul 07.00  
2020 07.00- 1. Monitor ikterik pada sclera bayi dan kulit bayi Perawat
  09.00 2. Identifikasi kebutuhan cairan sesuai dengan usia gestasi dan berat badan
  3. Monitor efek samping fototerapi.
  Pukul 08.00
  4. Siapkan lampu fototerapi dan incubator atau kotak bayi
  5. Lepaskan pakaian bayi kecuali popok
  6. Berikan tutup mata (eye protector/biliband) pada bayi
  7. Ukur jarak antara lampu dan permukaan kulit bayi
  8. Biarkan tubuh bayi terpapar sinar fototerapi secara berkelanjutan
  9. Gunakan linen berwarna putih agar memantulkan cahaya sebanyak mungkin.
  Pukul 09.00
  10. Anjurkan ibu menyusui sekitar 20-30 menit
  11. Anjurkan ibu menyusui sesering mungkin
  12. Kolaborasi pemeriksaan darah vena bilirubin direk dan indirek.
 
 
EVALUASI
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai