c.Riwayat keluarga
Ibu pasien mengatakan keluarganya tidak memiliki penyakit menurun
seperti diabetes, jantung hipertensi atau asma , serta tidak memiliki
penyakit menular
d.Riwayat persalinan
Ibu By ‘’A’’ mengatakan ini adalah kehamilan kedua
dan persalinan kedua selama hamil. Ibu bayi A
melakukan pemeriksaan kehamilan pada trimester
pertama sebanyak 3x dan mendapat vitamin dan Fe.
pada trimester kedua periksa sebanyak 3x dan juga
mendapatkan vitamin dan Fe. pada trimester ketiga
periksa sebanyak 4x dan mendapatkan vitamin dan Fe.
e.Riwayat internal
Bayi “A” lahir pada tanggal 22 November 2017 pada
pukul 12.05 WIB umur kehamilan 40 minggu, status
gestasi G2P1 dengan persalinan SC karena ibu
obesitas
Pola Aktivitas
• Pola Nutrisi
By ‘’A’’ minum asi dan susu formula 8 x 30 ml
•Pola istirahat tidur
By ‘’A’’ belum tidur selama masuk paviliun
Anggrek.
•Pola eliminasi
By ‘’A’’ BAK warna kuning , BAB konsistensi
lembek
Pemeriksaan Fisik
a.Keadaan umum : lemah, menangis
b.Tanda-tanda vital
nadi ` =143x/menit
suhu = 37,2°C
RR =42x/ menit
c.Pemeriksaan kepala
kepala terlihat rambut lurus, warna hitam
d.Pemeriksaan mata
pupil isokor, reflek cahaya positif,konjugtiva merah
muda, sclera agak kuning, palpebral tidak ada odema
e.Pemeriksaan hidung
hidung bersih , tidak tampak kotoran, tidak ada pernafasan
cuping hidung
f.Pemeriksaan mulut
mukosa bibir kering, reflek hisap baik.
g.Pemeriksaan telinga
Simetris kiri dan kanan, tidak terdapat serumen
h.Pemeriksaan leher
terlihat kuning, tidak ada pembesaran tiroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tonic neck leher positif
i.Pemeriksaan dada
Ispeksi = bentuk dada simetris tampak kuning
Palpasi = tidak ada nyeri tekan , tidak krepitasi
Perkusi = paru-paru sonor, jantung pekak
Auskultasi = paru-paru vesikuler, jantung s1-s2 tunggal
j.Pemeriksaan abdomen
Inspeksi = bersih, tampak kuning
Palpasi = tidak ada nyeri tekan
Perkusi= timpani
Auskultasi = bising usus 15
k.pemeriksaan genetalia
Alat kelamin bersih, ada lubang anus, labia mayor
sudah menutup
l.pemeriksaan integument
Akral hangat, warna kuning pada kepala, leher,
badan dan paha. Kulit terasa kering, CRT <2 detik
m.warna kulit reflek pada bayi
reflek moro = baik
reflek rooting = baik
reflek swallowing = baik
reflek berkedip = baik
reflek pupil = baik
reflek grawling = baik
reflek glabella = cukup
reflek tonik neck = cukup
reflek mata boneka = cukup
reflek sucking = cukup
reflek palmar gasping = baik
reflek plantar = baik
reflek Babinski = baik
n.Antropometri
LK = 34cm
LD =36cm
LA = 38cm
PB = 48 cm
BB lahir =2600 gr
BB masuk =2670 gr
o.Terapi(tgl)
1 X 24 foto terapi
ASI / sufor 8x30cc perhari
Analisa data Etiologi Problem
Berdasarkan Implementasi yang telah kami lakukan pada hari pertama yaitu
pada tanggal 27 november dan kami mengevaluasi pasien didapatkan bayi masih
berwarna kuning dan suhu masih 37,4 sehingga intervensi masih dilanjutkan sesuai
dengan intervensi awal selanjutnya pada hari kedua setelah dilakukan tindakan di
dapatkan ikterus sudah mulai berkurang tetapi sclera masih tampak kuning suhu
menjadi 37,3 masalah dengan resiko hipertermi teratasi sebagian selanjutnya
dilakukan intervensi dengan tetap melakukan fototerapi dan memantau suhu
tubuh pasien serta memberikan edukasi kepada ibu pasien untuk tetap
memberikan ASI secara eksklusif kepada pasien.
Penutup
Kesimpulan
Dari pembahasan tentang Asuhan Keperawatan diatas
dapat diambl kesimpulan bahwa :
1. Ikterus adalah kondisi di mana tubuh memiliki terlalu
banyak bilirubin sehingga kulit dan sclera mata
menjadi kuning.
2. Klasifikasi Ikterus Dibedakan menjadi 2 yaitu Ikterus
patologi dan Ikterus Fisiologis
3. Dari Hasil Pengkajian didapatkan bahwa pada pasien
ikterus biasanya kulit berwarna kuning biasanya pada
bagian sclera, mukosa dan bagian tubuh yang lain.
4. Dari hasil pengkajian didapatkan 2 diagnosa
keperawatan yaitu Ikterus Neonatorum dan Resiko
Hipertermi .
Saran
Penatalaksanaan yang benar mengenai penyakit
Ikterus pada anak harus difahami dengan benar
oleh seluruh pihak. Baik tenaga medis maupun
keluarga. Untuk tecapainya tujuan yang
diharapkan perlu terjalin hubungan kerja sama
yang baik antara pasien, keluarga, dokter,
perawat maupun tenaga medis lainnya dalam
mengantisipasi kemungkinan yang
terjadi.Diharapkan dengan hadirnya propposal
ini, mahasiswa maupun praktisi kesehatan dapat
lebih memahami asuhan keperawatan pada anak
dengan ikterus dan dapat mengimplementasikan
dengan benar.