Anda di halaman 1dari 35

CASE BASE DISCUSSION (CBD)

Kelompok D1

Gusti Agung Putu Yogi Veda Ananta, S.Ked


Karin Indah Kurniati, S. Ked
Muhammad Caesario Liazmi, S.Ked
Riska Putri Soraya, S.Ked

Perceptor:
dr. Ody Wijaya, Sp.OG

Kepaniteraan Klinik Obstetri Dan Ginekologi


Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
RSUD Dr. H Abdul Moeloek Propinsi Lampung
2021
STATUS PASIEN
Identitas Pasien
Nama : Ny. NW Nama Suami : Tn. S
Umur : 43 tahun Umur : 45 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Suku : Jawa Suku : Lampung
Alamat : Jl. Pulau Morotai Alamat : Jl. Pulau Morotai,
Sukabumi Sukabumi
Tanggal Masuk : 01 Mei 2021
ANAMNESIS
Keluhan Utama :
Hamil kurang bulan dengan keluar air-air dari kemaluan

Riwayat Penyakit Sekarang :


Pasien G3P2A0 hamil 32 minggu datang ditemani oleh keluarga dengan
rujukan dari Bidan Dasa pukul 21.58 WIB dengan keluhan air-air dari
kemaluan sejak jam 18.00 sebanyak + 2 L, bewarna putih keruh, dan
tidak berbau. Tanda inpartu disangkal. Sejak 3 hari yang lalu pasien
mengaku sakit kepala tanpa mual muntah dan gangguan penglihatan.
Nyeri ulu hati disangkal. Kejang selama kehamilan disangkal. Riwayat
darah tinggi sebelum dan selama kehamilan sebelumnya disangkal.
Riwayat panas, batuk, pilek disangkal. BAK dan BAB normal.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Diabetes mellitus semenjak 4 tahun yang lalu, selama setahun belakangan ibu tidak
kontrol ke dokter

Riwayat Penyakit Keluarga & Lingkungan :


Tidak ada

Riwayat Haid
Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari, teratur, lama: 7 hari
HPHT : 18 September 2020
HPL : 25 Juni 2021
Riwayat Pernikahan Riwayat antenatal
Menikah : 1 kali Selama hamil diperiksa oleh : bidan
Usia menikah : 26 tahun Keluhan dan kelainan : sakit kepala
Pernikahan dengan suami : 18 thn Imunisasi : tidak ada

Riwayat Obstetri

Riwayat Kontrasepsi :
Pil selama 11 tahun hingga Februari 2020, tidak
ada keluhan
PEMERIKSAAN FISIK

1. Pemeriksaan Fisik • Kulit : dalam batas normal


• Keadaan umum: sakit sedang • Muka : simetris, normocephal
• Kesadaran : kompos mentis
• Mata : anemis
• Tekanan darah : 162/112 mmhg
• Nadi : 82x/menit • Hidung : tidak ada deformitas,
• Respiratory rate : 20x/menit sekret (-/-), nafas cuping hidung (-)
• Suhu : 36,8 oc • Leher : dalam batas normal
• Keadaan gizi : (28,3) overweight • Jantung : dalam batas normal
• Tinggi badan 165 cm • Ektremitas : akral hangat (+/+),
• BB : 77 kg edeme (+/+), CRT <2 detik (+/+)
2. Pemeriksaan Obstetri • Pemeriksaan Dalam :
Inspekulo :
a. Pemeriksaan Umum Portio : licin
• Inspeksi : terdapat pembesaran OUE : tertutup
abdomen, terdapat linea gravidarum,
Fluksus : -
terdapat striae gravidarum, tidak ada
sikatrik Flour : -
Erosi/ Polip/ Laserasi : -
• Pemeriksaan Luar Lakmus : +
 Leopold I : Bulat lunak kesan bokong
 Leopold II : Panjang datar sisi kiri
 Leopold III : Bulat melenting dan keras kesan Vaginal Toucher :
kepala  Portio : tidak dilakukan
 Leopold IV : Belum masuk PAP
 His : 1 x dalam 10 menit selama 20 detik  Pendataran : tidak dilakukan
 DJJ : 138x/ menit  Pembukaan : tidak dilakukan
 TFU : di antara pusat dan prosesus xyphoideus  Ketuban : tidak dilakukan
 Bagian terendah : tidak dilakukan
 Penurunan : tidak dilakukan
 Penunjuk : tidak dilakukan
• Pemeriksaan Panggul :
• Pemeriksaan Penunjang
 Arkus pubis : 90o
Rapid Ig dan antigen :NR
 Dinding samping : sejajar
Hemoglobin : 11,8 g/dL
 Spina ischiadika : tidak
menonjol Leukosit : 16,930/ ul
 Linea innominate : < 1/3 Eritrosit : 4,2 juta/ ul
lingkaran Hematokrit : 33%
 Promontorium : tidak teraba Trombosit : 353.000/ ul
 Conjugate diagonalis : > 9 cm MCV : 87 fL
 Conjugate vera : tidak teraba MCH : 29 pg
 Ujung sacrum : mobile MCHC : 33 g/ dL
 Kesan panggul : ginekoid Proteinuria : 500 mg/ dL
GDS : 199 mg/ dL
DIAGNOSIS

A/ G3P2A0 hamil 32 minggu belum inpartu dengan


PPROM + PEB + DM tidak terkontrol JTH presentasi
kepala
RENCANA
Medicinalis :
• Nifedipine 10 mg/ 6jam PO
• Dexamethasone 12 mg/ 24jam PO
• Ceftriaxone 1 gr/ 12jam IV
• MgSO4 40% :
• Initial dose : 4gr 10 cc IV
• Rumatan : 6gr 15 cc + RL drip 28 tpm/ 6 jam

Manajemen Ekspektatif : Observasi TTV, DJJ, tanda inpartu


Apa yang terjadi pada
pasien?

Preeklamsia DM pada Ketuban Pecah


Berat Kehamilan Dini
PREEKLAMP
SIA
Bagaimana etio-patofisiologi?

Problem Apa saja pemeriksaan penunjang


yang dibutuhkan?

Apa tatalaksana yang diberikan?


ETIO-PATOFISIOLOGI

a) Terjadinya plasentasi yang tidak sempurna, sehingga plasenta


tertanam dangkal dan arteri spiralis tidak semua mengalami dilatasi.
b) Aliran darah ke plasenta berkurang, sehingga terjadi infark plasenta
Kelainan yang luas.
c) Plasenta mengalami hipoksia sehingga pertumbuhan janin terhambat.
Vaskularisasi d) Deposisi fibrin pada pembuluh darah plasenta, yang selanjutnya akan
menyebabkan penyempitan pembuluh darah.

Ibu yang mengalami kehamilan pre eklamsi berat ekspresi


Imunologik antara penurunan Human Leukocyte Antigen Protein (HLA-G) yang
akan mengalami terhambatnya invasi trofoblas ke dalam
ibu dan janin desidua. Akan memungkinkan terjadi Immune-Maladaptation
pada pre-eklampsia berat.
Pada kehamilan ibu yang terkena pre eklampsi berat,
Adaptasi terjadi kehilangan daya refrakter terhadap bahan
Kardiovaskular vasokonstriktor dan terjadi peningkatan kepekaan
terhadap bahan vasopressor.

Ada faktor keturunan dan familiar dengan model gen


tunggal. Telah terbukti bahwa pada ibu yang
Genetik mengalami preeklampsia, 26 % anak perempuan
akan mengalami preeklampsia pula dan 8% anak
menantu mengalami preeklampsia

Pada Ibu dengan preeklampis terjadi peningkatan


produksi debris apoptosis dan nekrotik trofoblas karena
Stimulus terjadi peningkatan stress oksidatif sehingga reaksi
Inflamasi inflamasi bebas dalam darah ibu dan menimbulkan
gejala-gejala preeklampsia.
Hitung darah lengkap

Basic metabolic panel


Pemeriksaan Test Fungsi hati
Penunjang
LDH

Hepatoglobin
Deteksi Dini Preeklampsia
Pendekatan antenatal care

Doppler Velocymetry arteri


uterine
Metode non invasif untuk menilai sirkulasi
uteroplasenter

Pemeriksaan tekanan darah


Perawatan Terhadap Penyakit

Manajemen Ekspektatif

Tatalaksana Pemberian Magnesium Sulfat


Preeklamsia
Pemberian Anti Hipertensi

Pemberian Kortikosteroid
Diabetes Mellitus pada
Kehamilan
Apa penyebab terjadinya hal
tersebut?

Problem Apa saja pemeriksaan penunjang


yang dilakukan

Apa tatalaksana yang diberikan?


DM pada
Kehamilan

Pregestasional Gestasional
DM DM
Pregestasional DM Gestasional DM
• Terdiagnosis sebelum masa • Terdiagnosis saat kehamilan
kehamilan • Diabetes disebabkan oleh
• Dapat termasuk DM tipe-1 kehamilan, perubahan
maupun tipe-2 metabolisme glukosa berlebihan
• Peningkatan gula darah, • GDP > 92 mg/dL
glukosuri, dan ketoasidosis. • TTGO 1 jam > 180 mg/ dL
• GDS >200 mg/ dL plus tanda • TTGO 2 jam > 153 mg/dL
gejala Klasik
• GDP > 125 mg/dL
• HbA1C > 6,5%
Pregestasional DM Outcome

Fetal Effect

Maternal Effect
Fetal Effect
• Abortus • Hipoglikemi
• Persalinan Preterm • Hipokalsemia
• Malformasi Janin • Hiperbilirubinemia & Polisitemia
• Perubahan Pertumbuhan Janin • Kardiomyopathy
• Kematian janin idiopatik • Perkmbangan kognitif jangka
• Hidramnion panjang
• Sindrom gawat pernapasan • Diabetes inhritans
Maternal Effect
Preeklampsia

Diabetik Retinopati

Diabetik Neuropatik

Ketoasidosis Diabetikum

Infeksi
Gestasional DM Outcome

Fetal Makrosomia

Neonatal Hypoglikemik

Obesitas Maternal
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan kadar Pemeriksaan Fruktosamin dan


gula darah HbA1c Albumin terglikasi

2x setahun pada pasien yang mencapai


Glukosa darah puasa sasaran terapi dan kendali glikemik stabil

Pada kondisi tertentu


seperti anemia,
Setiap 3 bulan pada pasien yang mendapat hemoglobinopati, kondisi
Glukosa 2 jam setelah makan perubahan terapi atau glukosa darah tidak
terkontrol yang mempengaruhi umur
eritrosit dan gangguan
Kondisi tertentu seperti anemia, fungsi ginjal
Glukosa darah pada waktu lain hemoglobinopati, kondisi yang
mempengaruhi umur eritrosit dan gangguan
sesuai kebutuhan fungsi ginjal, HbA1c tidak dapat dijadikan
alat evaluais
TATALAKSANA

Insulin dalam bentuk Insulin yang bekerja cepat baik


terapi injeksi basal- Pertahankan kadar insulin human (actrapid)
maupun insulin analog (aspart
bolus dapat digunakan glukosa darah >70 dan lispro) dapat digunakan
sebagai terapi lini mg/dL. untuk menurunkan glukosa
pertama setelah makan.

Wanita dengan diabetes Metformin dapat digunakan


direkomendasikan sebagai alternatif untuk insulin
Insulin kerja panjang baik
menggunakan asam asetil (dapat melintasi sawarplasenta). insulin human (NPH) dan
salisilat 81 mg setiap hari pada Hanya dilakukan bila setelah 2 insulin analog (detemir)
12-16 minggu kehamilan untuk minggu perubahan gaya hidup dapat digunakan untuk
mengurangi risiko namun kadar glukosa darah tidak
mencapai target. menurunkan GDP
preeklamsia.
KETUBAN PECAH DINI
Apa penyebab terjadinya hal
tersebut?

Problem Apa saja pemeriksaan penunjang


yang dilakukan

Apa tatalaksana yang diberikan?


Etiologi

Kehamilan preterm Kehamilan aterm


• Infeksi yang menjalar • Melemahnya kekuatan
dari vagina selaput ketuban
• Polihidramnion • Pembesaran uterus
• Inkompetensi serviks • Kontraksi Rahim
• Solusio plasenta • Gerakan janin
Kekurangan tembaga dan
Berkurangnya asam asam askorbik yang
askorbat sebagai berakibat pertumbuhan Serviks pendek
komponen kolagen struktur abnormal karena
merokok

Riwayat pecah
ketuban Overdistensi uterus BMI rendah
sebelumnya
Faktor risiko
Riwayat penyakit Status sosial
Riwayat merokok
jaringan ikat ekonomi rendah

Infeksi atau
Prosedur sirklase inflamasi
dan amniosentesis koriodesidua juga
dapat
Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
USG
laboratorium
Jika didapatkan volume cairan
amnion atau indeks cairan
amnion yang berkurang tanpa Tes lakmus
adanya abnormalitas ginjal janin
dan tidak adanya pertumbuhan
janin terhambat (PJT) maka
kecurigaan akan ketuban pecah
sangatlah besar, walaupun
normalnya volume cairan Tes fern (tes pakis)
ketuban tidak menyingkirkan
diagnosis.
Tatalaksana • Usia kehamilan <24 minggu
Usia kehamilan kurang dari 24 minggu dengan KPD
preterm didapatkan bahwa morbiditas minor
neonatus seperti hiperbilirubinemia dan takipnea
transien lebih besar apabila ibu melahirkan pada usia
tersebut dibanding pada kelompok usia lahir 36
minggu  mempertahankan kehamilan adalah pilihan
Manajemen ekspektatif yang lebih baik.

• Usia kehamilan 24 - 34 minggu.


• penanganan dengan pendekatan Pada usia kehamilan antara 30-34 minggu 
tanpa intervensi, persalinan lebih baik daripada mempertahankan
kehamilan dalam menurunkan insiden korioamnionitis
secara signifikan

Manajemen aktif • Usia kehamilan lebih dari 34 minggu


mempertahankan kehamilan akan meningkatkan
• melibatkan klinisi untuk lebih aktif resiko korioamnionitis dan sepsis  mempertahankan
kehamilan lebih buruk dibanding melakukan
mengintervensi persalinan. persalinan.
Daftar pustaka
• Cunningham, F.G. 2018. Williams Obstetrics 25th Edition 25 Ed. United States: Mcgraw-hill
Education.
• Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor Hk.01.07/Menkes/603/2020 Tentang
Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran Tata Laksana Diabetes Melitus Tipe 2 Dewasa
• POGI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran KETUBAN PECAH DINI. Perkumpulan Obstetri
Dan Ginekologi Indonesia Himpunan Kedokteran Feto Maternal
• POGI. 2016. Pedoman Nasional Pelayanan Kedokteran : Diagnosis Dan Tata Laksana Pre-eklamsia.
Perkumpulan Obstetri Dan Ginekologi Indonesia. Himpunan Kedokteran Feto Maternal.
• Prawirohardjo S, Wiknjosastro H. 2016. Ilmu Kebidanan. Edisi Ke-4 Cetakan Kelima. Jakarta: Bina
Pustaka Sarwono Prawirohardjo

Anda mungkin juga menyukai