Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN KASUS

Stroke Hemoragik

Pembimbing:
dr. Gian G Paramitha, Sp.S, M.Kes
Disusun oleh:
Agrita Alba Rosalina (2013.061.026)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU PENYAKIT SARAF


RSUD R. SYAMSUDIN SH, SUKABUMI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA
ATMA JAYA
21 SEPTEMBER 24 OKTOBER 2015

LAPORAN KASUS
I.

Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Pekerjaan
Pendidikan

: Tn. S
: Laki-laki
: 68 tahun
: Tidak bekerja
: Sekolah Dasar

Agama
Alamat
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan
II.

: Islam
: Kp. Cicadas, Sukabumi
: 4 Oktober 2015
: 5 Oktober 2015

Anamnesis
Dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis dengan istri dan anak pasien

Keluhan Utama

Kelemahan keempat anggota gerak sejak 4 minggu SMRS

Keluhan Tambahan

Nyeri kepala dan muntah muntah 4 minggu SMRS

Riwayat Penyakit Sekarang:

4 minggu SMRS, pasien kejang saat sedang tidur. Tangan menekuk kaku
keatas diikuti dengan kelojotan, kedua kaki kaku. Setelah kejang pasien
mengeluhkan lemah pada keempat anggota gerak. Kejang disertai dengan nyeri
kepala, terasa berdenyut dan berat, menjalar sampai ke leher belakang, serta
muntah. Pasien mengeluhkan bicara menjadi rero. Pendengaran berkurang, bibir
mencong di sangkal. Penurunan kesadaran disangkal.
3 hari setelah kejadian, pasien dibawa ke RS. Kartika, dilakukan
pemeriksaan CT Scan kepala, dan pemeriksaan laboratorium. Keluarga pasien
diinformasikan dari hasil CT Scan menunjukkan stroke. Pasien dirawat inap 1
hari, lalu pulang paksa.
Selama 3 minggu di rumah, pasien masih mengeluhkan nyeri kepala
berdenyut disertai pusing berputar, lemah pada keempat anggota gerak, mual, dan
muntah. Tidak ada kejang. Pasien mengeluhkan badannya terasa miring ke
sebelah kanan, baik saat sedang duduk maupun berdiri.
1 minggu SMRS, keluarga mengeluhkan keadaaan pasien semakin lemah.
Pasien mengeluhkan nyeri kepala dan pusing semakin berat, serta muntah setiap
kali makan. Keluarga pasien mengeluhkan pasien menjadi susah untuk
mengambil barang karena tangan lemas dan gemetar. Pasien juga mengeluhkan
kedua kakinya bengkak dan nyeri.

Saat pemeriksaan, pasien mengeluhkan nyeri kepala terasa berat, nyeri dan
bengkak pada kedua kaki.

Riwayat Penyakit Dahulu:


- Riwayat Stroke:

Pasien mempunyai riwayat stroke 2 tahun SMRS. Saat itu keluhan


pasien keempat anggota gerak lemah tiba-tiba, diikuti dengan bicara rero dan
bibir mencong ke kiri. Pasien hanya dibawa ke mantri. 2 minggu setelah
kejadian, keadaan pasien mulai membaik.
-

Riwayat hipertensi:

Pasien memiliki riwayat hipertensi yang diketahui sejak 4 tahun


SMRS.

Tekanan

darah

tertinggi

220/120

mmHg.

Pasien

pernah

mengkonsumsi obat antihipertensi, namun tidak rutin. Nama obat tidak


diketahui.

Riwayat asam urat:

Pasien memiliki riwayat asam urat sejak lebih dari 10 tahun SMRS.
Pasien berulang kali mengeluhkan nyeri dan bengkak pada kedua siku, kedua
pergelangan kaki, dan seluruh jari-jari kaki.
-

Riwayat diabetes mellitus: disangkal


Riwayat kolesterol: disangkal
Riwayat penyakit jantung: disangkal
Riwayat penyakit ginjal: disangkal
Riwayat penyakit hati: disangkal

Kebiasaan:
- Merokok: pasien mempunyai kebiasaan merokok sebanyak 2 bungkus/hari. Berhenti
-

sejak 2 tahun SMRS


Alkohol: disangkal

III.

Riwayat Penyakit Keluarga:


- Riwayat Stroke: disangkal
- Riwayat hipertensi: disangkal
- Riwayat diabetes mellitus: disangkal
- Riwayat kolesterol: disangkal
- Riwayat penyakit jantung: disangkal

Pemeriksaan Fisik Umum


Keadaan Umum
: Tampak sakit sedang
Kesadaran
: Compos Mentis
GCS
: E4 M6 V5 (15)
Tekanan Darah
: 170/120 mmHg
Laju nadi
: 84 kali/menit
Laju napas
: 20 kali/menit
Suhu
: 36,2 C
Pembuluh Darah [pulsasi/getaran/bising]
A. Karotis komunis : +/-/- , +/-/A. Temporalis
: +/-/- , +/-/A. Subklavia
: +/-/- , +/-/A. Dorsalis pedis
: +/-/- , +/-/Keadaan Regional [inspeksi-palpasi-perkusi-auskultasi]
Kepala
Kalvarium
: normocephali, deformitas (-)
Mata
: konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/Hidung
: septum nasi di tengah, deformitas Telinga: MAE normal, sekret -/Mulut
: bibir lembap, mukosa oral basah, arkus faring hiperemis -/Leher
JVP
A. Karotis
Kel. Tiroid
Trakea
KGB

: tidak meningkat
: teraba teratur, kuat, penuh
: tidak ada pembesaran
: di tengah
: tidak teraba pembesaran KGB

Paru

I : Pergerakan dinding dada simetris dalam statis dan dinamis


P: Gerakan napas teraba sismetris, fremitus taktil simetris
P: Sonor seluruh lapangan paru
A: Suara napas vesikuler +/+, Rh -/-, Wh -/-

Jantung

I : iktus kordis tidak terlihat

Toraks

P: iktus kordis tidak teraba


P: batas kanan jantung; ICS V linea sternalis dextra
batas kiri jantung; ICS V linea axillaris anterior sinistra
batas atas jantung; ICS III linea midklavikularis sinistra
A: bunyi jantung I dan II regular, murmur (), gallop ()
Abdomen

I : Tampak datar
A: Bising usus 3 kali/menit
P: Supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba
P: Timpani pada seluruh region abdomen

Genitalia Eksterna
Ekstremitas

: tidak diperiksa

+ +

: Akral hangat, CRT < 2 detik, edema

Sendi
: jari kaki bilateral: topus(+), hiperemis(+), nyeri tekan(+), edema(+)
Otot
: hipotonus
Kolumna Vertebralis : lurus, ditengah
IV.

Pemeriksaan Neurologis
1. Tanda rangsang meningeal
Kaku kuduk
:Kernig
:Laseque
:Brudzinski I
:Brudzinski II
:Brudzinski III
:2. Tanda peningkatan tekanan intrakranial
Sakit kepala
: (+)
Penglihatan kabur
:Bradikardia
:Papil edema
: tidak dilakukan
3. Saraf kranial
N.I
: tidak dilakukan
N.II
Asies Visus
: baik
Lihat Warna
: tidak dilakukan
Kampus Visus
: baik
Funduskopi
: tidak dilakukan
N. III-IV-VI
Kedudukan bola mata: di tengah, simetris
Ptosis
: -/-

Eks/en-oftalmus
Diplopia
Gerak bola mata
Pupil
Refleks cahaya
Refleks akomodasi

: -/:: normal
: bulat, isokor, 3mm/3mm
Langsung
: +/+
Tidak langsung
: +/+
:+

N. V
Motorik
Membuka mulut
: baik
Menggerakkan rahang: baik
Menggigit/ngunyah : baik
Sensorik
Oftalmikus
: baik
Maksilaris
: baik
Mandibularis
: baik
Refleks Kornea
: tidak dilakukan
Refleks Masseter
: tidak dilakukan
N. VII
Raut wajah
: simetris
Angkat alis
: simetris
Tutup mata rapat-rapat
: simetris
Kembungkan pipi
: simetris
Memperlihatkan gigi
: simetris
Mencucurkan bibir
: simetris
Rasa kecap 2/3 depan
: tidak diperiksa
N. VIII
N. Vestibularis:

N. Koklearis:

N. IX-X
Suara
Menelan
Batuk
Arkus faring

Nystagmus
:+
Vertigo: Keseimbangan: tidak dilakukan
Tinitus
Gesekan jari
Tes Schwabach
Tes Rinne
Tes Weber

: disarthria
:+
:+
: Istirahat
: normal
Fonasi
: normal
Refleks faring : tidak dilakukan

: -/: +/+
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan
: tidak dilakukan

N. XI
Menoleh (M. sternokleidomastoideus)
Mengangkat bahu (M. trapezius atas)
N. XII
Disartria
Posisi lidah
Gerak lidah
Fasikulasi
Atrofi
V.

: +
: di dalam mulut
saat menjulur
: ke kanan
:+
kiri
:+
::-

Motorik
A. Kekuatan
Ekstermitas atas dan bawah :
B. Refleks-refleks
Fisiologis

Patologis

Biseps
Triseps
Patella
Achilles

: baik
: baik

: di tengah
: di tengah

5 4
5 4

: +/+
: +/+
: +/+
: +/+

Babinski
Chaddock
Oppenheim
Gordon
Schaeffer
Hoffman Tromner

: -/: -/: -/: -/: -/: -/-

C. Klonus

Patella
Achilles

:-/:-/-

D. Tonus

Lengan

Istirahat
: hipotonus
Gerakan pasif : hipotonus
Istirahat
: hipotonus
Gerakan pasif : hipotonus

Tungkai
E. Trofik : tidak dilakukan

F. Koordinasi fungsi serebelar


Statis
Duduk
Berdiri

: lateralisasi dextra
: tidak dilakukan

Intention tremor
Disdiadokinesia
Rebound phenomenon
Dinamis
Telunjuk-telunjuk
Telunjuk-hidung
Tumit-tumit

:+
: melambat
: normal
: terganggu
: terganggu
: normal

VI.

Sensibilitas
Permukaan
Lengan
: dalam batas normal
Tungkai
: dalam batas normal
Tubuh
: dalam batas normal
Dalam
Sikap dan arah
: dalam batas normal
Rasa getar
: tidak dilakukan
Diskriminasi 2 titik : dalam batas normal

VII.

Sistem Otonom
Miksi
Defekasi

:+
:+

VIII. Fungsi Luhur


Afasia motorik
Afasia sensorik
Daya ingat, menghitung
Apraksia
IX.

::: normal
: normal

Tanda-tanda Regresi
Refleks glabela
:Refleks mencucur
:Refleks pegang
:-

X. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Tanggal : 11/09/2015
PEMERIKSAAN
DARAH RUTIN
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit

KETERANGAN

15.8 g/dL
7.500 /L
46 %

Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
LEMAK DARAH
Trigliserida
Cholesterol total
Cholestrol HDL
Cholesterol LDL-direk
ELEKTROLIT
Natrium
Kalium
Clorida
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa Darah Sewaktu
Asam urat darah

CT SCAN
11 September 2015

5.4 juta / L
84 fL
28,9 pg
34,3 g/dL
308.000 / L
213 mg/dL
197 mg/dL
81 mg/dL
73,4 mg/dL
146 mmol/L
3.6 mmol/L
108,7 mmol/L

128 mg/dL
11,5 mg/dl

Kesan: Perdarahan di daerah serebelum kanan disertai edema perifokal.


IGD (4 Oktober 2015)
EKG
4 Oktober 2015

Kesan:
PEMERIKSAAN
Darah Rutin
Hemoglobin
Leukosit
Hematokrit
Eritrosit
Index Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
KIMIA KLINIK
Glukosa Darah
Glukosa Darah Sewaktu

XI.

KETERANGAN
15.1 g/dL
9.900 /L
46 %
5.5 juta / L
84 fL
28 pg
33 g/dL
257.000 / L

98 mg/dL

Resume
Pasien laki-laki, 68 tahun datang dengan kelemahan keempat anggota tiba-tiba
sejak 4 minggu SMRS. Kelemahan didahului oleh kejang dan disertai dengan nyeri
kepala, muntah, bicara rero. Pasien sempat dibawa ke RS Kartika dilakukan pemeriksaan
CT Scan kepala dengan hasil perdarahan otak, lalu dirawat inap 1 hari, namun pulang
paksa. Selama dirumah, pasien semakin lemah, mengeluhkan nyeri kepala berulang,
mual, muntah tiap kali makan, kedua kaki bengkak dan nyeri
*Riwayat penyakit dahulu: Stroke 2 tahun SMRS, hipertensi tidak terkontrol sejak 4
tahun SMRS, asam urat sejak lebih dari 10 tahun SMRS
*Kebiasaan: Merokok (+)
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan Umum
Kesadaran/GCS
Tekanan Darah

: tampak sakit sedang


: compos mentis/ E4 M6 V5
: 170/120 mmHg

Laju nadi
Laju napas
Suhu

: 84 kali/menit
: 20 kali/menit
: 36,2 C

Status generalis
:
Jantung: kesan kardiomegali
Ekstremitas: edema tungkai bawah dilateral, Tophus (+), hiperemis (+),
nyeri tekan (+)
Pemeriksaan Neurologis
Tanda peningkatan tekanan intrakranial: Sakit kepala (+)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
N. VIII: Nystagmus (+)
N. XII : Disartria (+)
Pemeriksaan Motorik
5 4
Kekuatan motorik: 5 4
Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak
Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu
Pemeriksaan penunjang:
Laboratorium: hiperurisemia
CT Scan: perdarahan serebelum dextra dengan edema perifokal
XI.

Diagnosis
Klinis
Topis
Etiologis
Patologis

: parese N. XII, gangguan koordinasi serebelar


: cerebellum
: Gangguan pembuluh darah otak
: perdarahan

Diagnosis tambahan: Gout arthritis + Hipertensi grade I


Skor Siriraj = (2,5 x 0) + (2x1) + (2x1) + (0,1 x 120) (3x0)-12
= 0 + 2+ 2 + 12 0 12
= 4 ; (Strok hemoragik)
XII.

Saran Pemeriksaan
- cek lab ulang

XIII. Rencana Tatalaksana


- Rawat inap dalam bangsal
- IVFD 2A + mecobalamin 500 mg/kolf 15 tpm
- Ketorolac amp 2 x 30 mg IV
- Ranitidine amp 2 x 50 mg IV

- Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO
- Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO
- Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO
XIV. Prognosis
- Quo ad vitam
- Quo ad functionam
Follow Up:

: dubia ad bonam
: malam

6 Oktober 2015 (HR-2, HO-28)


S Nyeri kepala berkurang (vas 3-4)
Mual (+), muntah (-)
Nyeri pada kedua kaki berkurang
O KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis, GCS E4M6V5
TTV: TD: 160/100 mmHg Nadi: 80 x/mnt
Napas: 20 x/mnt
Suhu: 36,8 0C
Pemeriksaan fisik umum:
Jantung : kesan kardiomegali
Ekstremitas: topus (+), edema, hiperemis ,
nyeri
Pemeriksaan neurologis:
TTIK: sakit kepala (+)
NC.VIII: nistagmus (+)
NC.XII: parese N.XII
5 4
Motorik: 4 4

7 Oktober 2015 (HR-3, HO-29)


Nyeri kepala berkurang
Nyeri kedua kaki (-)
KU: tampak sakit sedang
Kesadaran: compos mentis, GCS E4M6V5
TTV: TD: 150/100 mmHg Nadi: 72 x/mnt
Napas: 20 x/mnt
Suhu:36,3 0C
Pemeriksaan fisik umum:
Jantung : kesan kardiomegali
Ekstremitas: topus (+), edema, hiperemis
(-), nyeri
Pemeriksaan neurologis:
TTIK: sakit kepala (+)
NC.VIII: nistagmus (+)
NC.XII: parese N.XII
5 4
Motorik: 4 4

Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak


Tonus: Hipotonus keempat anggota gerak
Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu
Test koordinasi fungsi serebelar: terganggu
Hasil lab (5/10/15)
Hiperurisemia
A Laki-laki, 68 tahun, HR-2, HO-28 dengan Laki-laki, 68 tahun, HR-2, HO-28 dengan
stroke hemoragik, dengan gout arthritis, dg stroke hemoragik, dengan gout arthritis, dg
hipertensi grade I
P

hipertensi grade I, dg gangguan faal hepar dan

ginjal
IVFD 2A + mecobalamin 500 mg/kolf 15 tpm Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO
Ketorolac amp 2 x 30 mg IV stop
Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO
Citicholine 2 x 500 mg PO
Ranitidine amp 2 x 50 mg IV
Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO
Amlodipin tablet 1 x 3 mg PO
BLPL
Allupurinol tablet 1 x 100 mg PO
Cholchicine tablet 3 x 0,5 mg PO

Laboratorium
FX Sudarsono (5 Oktober 2015)
PEMERIKSAAN
Glukosa darah
Glukosa Darah Sewaktu
Lemak
Trigliserida
Cholesterol total
Cholestrol HDL
Asam Urat
Elektrolit
Natrium
Kalium
Calsium
Clorida

KETERANGAN
97 mg/dL
135 mg/dL
149 mg/dL
47 mg/dL
11.5 mg/dL
148 mmol/L
3.9 mmol/L
10.1 mg/dl
108 mmol/L

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Stroke


Stroke adalah sindrom yang disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak (GPDO)
dengan awitan akut, disertai manifestasi klinis berupa deficit neurologis dan bukan sebagai
akibat tumor, trauma, ataupun infeksi susunan saraf pusat.

2.2 Anatomi

2.3 Klasifikasi Stroke


Stroke dibagi menurut jenis dan area pendarahannya. Menurut jenisnya, stroke dibagi
menjadi dua, yaitu non hemoragik dan hemoragik. Menurut area pendarahannya dibagi menjadi
sistem karotis dan sistem vertebrobasiler.

Lakunar
Trombosis
Arteril

GPDO

Non Hemoragik
(80%)

Tromboemboli
Emboli
Kardioemboli
Intraserebral

Hemoragik
(20%)

Subaraknoid
Arterivenous
Malformation

Klasifikasi Stroke hemoragik:


1. Perdarahan Intraserebral (PIS): perdarahan primer yang berasal dari pembuluh darah dalam
parenkim otak.
2. Perdarahan Subaraknoid (PSA): keadaan terdapatnya atau masuknya darah ke dalam ruangan
subaraknoid karena pecahnya aneurisma, AVM, atau sekunder dari PIS.

2.4 Faktor Risiko Stroke


Faktor risiko mayor:
1. Hipertensi
2. Penyakit jantung
a. infark miokard

b. artimia (terutama atrial fibrilasi)


c. penyakit katup jantung
d. gagal jantung kongestif
3. Manifestasi aterosklerosis secara klinis
a. coronary artery disease (CAD)
b. bruit karotis
c. lain-lain: klaudikasio intermitten, pulsasi perifer melemah
4. Diabetes mellitus
5. Polisitemia
6. Riwayat stroke
7. Merokok
Faktor risiko minor
1. dislipidemia
2. peningkatan hematokrit
3. obesitas
4. hiperurisemia
5. kurang olahraga
6. kadar fibrinogen plasma tinggi
2.5 Gejala Klinis Stroke
Otak merupakan organ tubuh yang berpartisipasi dalam semua kegiatan tubuh, seperti
bergerak, berbicara, merasa, berfikir, membaca, menulis, berhitung, dan lain-lain. Tugas yang
bergaram tersebut dilakukan oleh bagian-bagian dari otak. Apabila bagian-bagian otak tersebut
terganggu, misalnya oleh karena vaskularisasi yang menurun atau karena perdarahan, maka
fungsinya pun akan terganggu. Oleh sebab itu, gejala stroke amat beragam, tergantung bagian
otak mana yang mengalami gangguan.
Nuklei serebeli terletak di dalam distribusi arteri superior serebeli. Salah satu cabang
arteri ini, yang menyuplai nucleus dentatus, terutama rentan mengalami rupture. Pada pasien
yang hipertensi, perdarahan dari pembuluh darah ini lebih sering terjadi daripada iskemik pada
teritorinya.

Pada stroke perdarahan di daerah serebelum, perdarahan sering menyebabkan efek masa
akut di fosa posterior degnan semua akibat yang ditimbulkannya (herniasi batang otak dan
serebelum ke atas melalui incisura tentoria dan ke bawah ke arah foramen magnum). Manifestasi
klinisnya adalah sakit kepala oksipital yang berat, mual dan muntah, dan vertigo, umumnya
disertai gaya berjalan tidak stabil, disartria, dan kepala menoleh serta deviasi bola mata ke arah
kontralateral lesi. Perdarahan besar segera menimbulkan somnolen, stupor, atau koma. Pada fase
lanjut, pasien menunjukan spasme ekstensor, instabilitas hemodinamik, dan akhirnya gagal
napas, kecuali fosa posterior didekompresi secara operatif.
Perdarahan yang lebih kecil, terutama di hemisfer serebeli, menyebabkan manifestasi
fokal yang meliputi ataksia ekstremitas, kecenderungan untuk jatuh ke sisi lesi, dan deviasi gaya
jalan ke arah lesi. Manifestasi ini tidak pulih sempurna bila nucleus serebeli profunda mengalami
kerusakan.

2.6 Diagnosis Stroke


Anamnesis
Menggali gejala klinis neurologis pada pasien
Mengetahui onset timbulnya gejala neurologis (pada stroke bersifat akut)
Menggali faktor resiko dan pengendalianya
Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, kesadaran, dan status generalis (pemeriksaan fisik
umum) untuk memperoleh gambaran kondisi klinis umum pasien serta memperoleh data yang
dapat mengkonfirmasi adanya faktor resiko (antara lain: atrial fibrilasi, penyakit pembuluh darah
perifer, dan sebagainya).
Melakukan pemeriksaan neurologis lengkap (rangsang meningeal, Nn. Kranialis, motorik,
sensorik, otonom, refleks, fungsi luhur) untuk menelusuri gangguan saraf dan mengetahui
diagnosis topik dari gejala-gejala neurologis tersebut
Pemeriksaan Penunjang

Gangguan peredaran darah otak dapat diketahui secara pasti melalui pemeriksaan CT scan
kepala, baik iskemik maupun hemoragik. Stroke perdarahan akan menunjukkan gambaran lesi
hiperdens, sementara stroke iskemik akan menunjukkan gambaran lesi hipodens pada jaringan
otak. MRI kepala dapat dipertimbangkan untuk mengidentifikasi infark dini pada kasus iskemik
akut yang seringkali belum terlihat gambarannya pada CT scan. Pemeriksaan penunjang lain
diperlukan untuk mengidentifikasi faktor-faktor resiko stroke, seperti profil lipid, kadar gula
darah (GDS,GDP, GD2JPP,HbA1C), EKG, darah lengkap, fungsi ginjal dan hati, AGD, serta
elektrolit. Pemeriksaan radiologis lain seperti echocardiography dan doppler juga diperlukan
untuk mengidentifikasi faktor resiko penyakit jantung pada pasien.
Skoring Siriraj
Salah satu metode untuk membedakan stroke hemoragik dan non hemoragik.
Persamaan scoring Siriraj:
(2,5 x derajat kesadaran) + (2 x muntah) + (2 x nyeri kepala) + (0,1 x tekanan diastolik) (3 x
penanda ateroma) 12.
Interpretasi hasil:
Bila skor > 1 berarti terdapat perdarahan supratentorial (stroke hemoragik)
Bila skor < 1 berarti terdapat infark serebri.
2.7 Tatalaksana Stroke Hemoragik
Manajemen stroke hemoragik pertama-tama ditujukan langsung pada penanganan A (Airway), B
(Breathing), C (Circulation), D (Detection of focal neurological deficit)
Terapi Medik:
*Jalan napas dan oksigenasi dengan target Pco2 30 35 mmHg
*Kontrol tekanan darah:
-Tekanan darah diturunkan bila tekanan sistolik > 180 mmHg atau tekanan
diastolic > 105 mmHg
-Pada fase akut tekanan darah tinggi, tekanan darah tidak boleh diturunkan lebih
dari 20%
*Penatalaksanaan peningkatan tekanan intrakranial:

-Osmoterapi: manitol 20% 1 g/kg dalam 20 menit, dilanjutkan dengan 0,25 0,5
g/kg/24 jam. Untuk mempertahankan gradient osmotic, furosemide 10 mg dalam
2 8 jam dapat diberikan secara terus menerus bersama dengan osmoterapi.
-Hiperventilasi dengan target Pco2 35 mmHg
-Pengaturan cairan
Terapi Pembedahan:
Indikasi tindakan pembedahan:
*Pasien dengan perdarahan serebelar > 3 cm yang secara neurologis memburuk
atau yang mengalami kompresi batang otak dan hidrosefalus akibat obstruksi
ventricular.
*Perdarahan intraserebral dengan lesi structural seperti aneurisma, malformasi
arteriovena, atau angioma kavernosa dapat diangkat jika keadaan pasien stabil.
*Pasien usia muda dengan perdarahan lobus yang sedang atau besar yang secara
klinis memburuk.
Indikasi terapi konservatif medikamentosa:
*Pasien dengan perdarahan kecil (<10 cm3) atau deficit neurologis yang minimal.
*Pasien dengan GCS 4, kecuali dengan perdarahan serebelar disertai kompresi
batang otak, dapat menjadi kandidat untuk pembedahan darurat dalam situasi
klinis tertentu.
Fisioterapi (rehabilitasi medik)
Dapat dilakukan untuk memulihkan kecacatan yang terjadi pasca stroke.
Umumnya pemulihan gangguan saraf pada stroke terjadi dalam minggu pertama. Bila
setelah 6 bulan masih terdapat cacat, maka perbaikannya tidak akan mencolok lagi.
Perbaikan ringan masih dapat diharapkan sampai 2 tahun.
2.8 Prognosis
Prognosis tergantung pada jenis stroke dan sindrom klinis stroke.
Kemungkinan hidup setelah menderita stroke bergantung pada lokasi,
ukuran, patologi, lesi, serta usia pasien dan penyakit yang menyertai
sebelum stroke. Stroke hemoragik memilii prognosis yang lebih buruk.

Pada 30 hari pertama risiko meninggal 50%, sedangkan pada stroke


iskemik hanya 10%

Anda mungkin juga menyukai