Anda di halaman 1dari 14

ASFIKSIA NEONATORUM

DEFINISI
WHO
• Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernapas secara spontan dan
teratur segera setelah lahir.

American College of Obstetric and Gynaecology (ACOG) dan American


Academy of Paediatrics (AAP)
• Asfiksia merupakan kondisi terganggunya pertukaran gas darah yang
menyebabkan hipoksemia progresif dan hiperkapnia dengan asidosis
metabolik signifikan.

Standar pelayanan medis ilmu kesehatan anak, Ikatan Dokter Anak


Indonesia (IDAI 2004)
• Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bayi bernapas spontan dan teratur
pada saat lahir atau beberapa saat setelah lahir yang ditandai dengan
hipoksemia, hiperkarbia, dan asidosis.
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO
Faktor Risiko
Faktor Ibu
Antepartum Sosioeknomi rendah
Primipara
Kehamilan ganda
Infeksi saat kehamilan
Hipertensi dalam kehamilan
Anemia
Diabetes Melitus
Perdarahan antepartum
Riwayat kematian bayi sebelumnya
Intrapartum Penggunaan anastesi atau opiate
Partus lama
Persalinan sulit dan traumatic
Mekonium dalam ketuban
(meconium-stained amniotic fluid/MSAF)
Ketuban pecah dini
Induksi oksitosin
Kompresi tali pusat
Prolaps tali pusat
Trauma lahir
ETIOLOGI & FAKTOR RISIKO

Faktor Janin
Antenatal Malpresentasi (misalnya sungsang, distosia bahu)
Prematuritas
Bayi berat lahir rendah/BBLR
Pertumbuhan janin terhambat/PJT
Anomali kongenital
Pneumonia intrauterine
Aspirasi mekonium yang berat

Pascanatal Sumbatan jalan napas atas


Sepsis kongenital
PATOFISIOLOGI
• Asfiksia neonatorum dimulai saat bayi kekurangan oksigen akibat
gangguan aliran oksigen dari plasenta ke janin saat kehamilan, persalinan,
ataupun segera setelah lahir karena kegagalan adaptasi di masa transisi.
Saat keadaan hipoksia akut, darah cenderung mengalir ke organ vital
seperti batang otak dan jantung, dibandingkan ke serebrum, pleksus
koroid, substansia alba, kelenjar adrenal, kulit, jaringan muskuloskeletal,
organ-organ rongga toraks dan abdomen lainnya seperti paru, hati, ginjal,
dan traktus gastrointestinal. Perubahan dan redistribusi aliran darah
tersebut disebabkan oleh penurunan resistensi vaskular pembuluh darah
otak dan jantung serta peningkatan resistensi vascular perifer.
• Hipoksia yang tidak mengalami perbaikan akan berlanjut ke kondisi
hipoksik-iskemik pada organ vital. Proses hipoksik-iskemik otak dibagi
menjadi fase primer (primary energy failure) dan sekunder (secondary
energy failure).
TANDA DAN GEJALA
ASFIKSIA RINGAN ASFIKSIA SEDANG ASFIKSIA BERAT
•Takipnea dengan napas •Frekuensi jantung •Frekuensi jantung kecil,
>60x/menit menurun menjadi 60-80 yaitu <40x/menit
•Bayi tampak sianosis kali permenit. •Tidak ada usaha dan
•Adanya retraksi sela iga •Usaha napas lambat adanya retraksi sela iga
•Bayi merintih •Adanya pernapasan •Tonus otot lemah bahkan
•Adanya pernapasan cuping hidung hampir tidak ada
cuping hidung •Adanya retraksi sela iga •Bayi tidak dapat
•Bayi kurang aktif •Tonus otot dalam memberikan reaksi jika
•Dari pemeriksaan keadaan baik/lemah diberi rangsangan
auskultasi diperoleh hasil •Bayi masih bisa bereaksi •Bayi tampak pucat
ronchi, rales, dan terhadap rangsangan bahkan sampai berwarna
wheezing positif yang diberikan namun kelabu
tampak lemah •Terjadi kekurangan
•Bayi tampak sianosis oksigen yang berlanjut
•Tidak terjadi kekurangn sebelum atau sesudah
oksigen yang bermakna persalinan
selama proses persalinan
KLASIFIKASI
• Asfiksia Ringan(Virgorous baby)
Skor APGAR 7-10. Bayi dianggap sehat, dan tidak memerlukan
tindakan istimewa.
• Asfiksia Sedang (Mild- moderate asphyksia)
Skor APGAR 4-6. Pada pemeriksaan fisik akan terlihat frekuensi
detak jantung lebih dari 100/menit, tonus otot kurang baik atau
baik, sianosis, reflek iritabilitas tidak ada.
• Asfiksia Berat (Severe asphyksia)
Skor APGAR 0-3. Pada pemeriksaan fisik ditemukan frekuensi
jantung kurang dari 100/menit, tonus otot buruk, sianosis berat,
dan kadang-kadang pucat, reflek iritabilitas tidak ada, pada
asfiksia dengan henti jantung yaitu bunyi jantung  fetus
menghilang tidak lebih dari 10 menit sebelum lahir lengkap atau
bunyi jantung menghilang post partum  pemeriksaan fisik sama
asfiksia berat
Tanda tanda vital Nilai 0 Nilai 1 Nilai 2

Appearance Seluruh tubuh biru Tubuh kemerahan Seluruh tubuh


(warna kulit) atau putih Ekstermitas biru kemerah-merahan

Pulse
Tidak ada < 100 x/ menit > 100 x/ menit
(Frekuensi jantung)

Grimance
Tidak ada Menyeringai Batuk/Bersin/Menangis
(reflek)

Activity Fleksi ekstremitas


Tidak Ada Gerakan Fleksi kuat, gerak aktif
(tonus otot) (Lemah)

Respiration Lambat atau  tidak Menangis kuat atau


Tidak ada
(pernapasan) teratur (Merintih) keras
DIAGNOSTIK
WHO dalam ICD-10 menganggap bayi
mengalami asfiksia berat apabila nilai Apgar 0 -
3 pada menit pertama yang ditandai dengan:
• Jaju jantung (LJ) menurun atau menetap (<100
kali/menit) saat lahir
• Tidak bernapas atau megap-megap, dan
• Warna kulit pucat, serta tidak ada tonus otot.
No Kriteria Standar Baku Emas di tingkat pelayanan
kesehatan
1 Bukti asidemia metabolik Analisis gas darah dengan pH <7,0 dan defisit
atau campuran (pH <7,0) dari basa 12mmol/L dalam 60 menit pertama
darah tali pusat
2 Nilai Apgar 0-3 menit kelima Penilaian Apgar menit kelima
3 Manifestasi neurologis Tingkat kesadaran, tonus, refleks hisap, refleks
(ensefalopati neonatus) primitif, refleks batang otak, kejang, laju
pernapasan
4 Disfungsi multiorgan o Sistem saraf: ensefalopati neonatus, kelainan
gambaran ultrasonografi
o Sistem kardiovaskuler: kelainan LJ dan
tekanan darah (gangguan sirkulasi)
o Sistem pernapasan: apnea atau takipnea,
kebutuhan suplementasi oksigen, bantuan
napas tekanan positif, atau ventilator mekanik
o Sistem urogenital: hematuria, oliguria, anuria,
peningkatan kreatinin serum
o Fungsi hati: peningkatan SGOT/SGPT
o Sistem hematologi: trombositopenia,
peningkatan jumlah retikulosit
PENATALAKSANAAN
ASFIKSIA RINGAN (Apgar score 7-10)
• Bayi dibungkus dengan kain hangat
• Bersihkan jalan napas dengan menghisap lendir
pada hidung kemudian mulut.
• Bersihkan badan dan tali pusat.
• Lakukan observasi tanda vital dan apgar score
dan masukan ke dalam inkubator
PENATALAKSANAAN
ASFIKSIA SEDANG (Apgar score 4-6)
• Bersihkan jalan napas.
• Berikan oksigen 2 liter per menit.
• Rangsang pernapasan dengan menepuk telapak kaki
apabila belum ada reaksi,bantu pernapasan dengan
melalui masker (ambubag).
• Bila bayi sudah mulai bernapas tetapi masih sianosis
berikan natrium bikarbonat 7,5%sebanyak 6cc. Dextrosa
40% sebanyak 4cc disuntikan melalui vena umbilikus
secara perlahan-lahan, untuk mencegah tekanan intra
kranial meningkat.
PENATALAKSANAAN
ASFIKSIA BERAT (Apgar skor 0-3)
• Bersihkan jalan napas sambil pompa melalui
lambubag.
• Berikan oksigen 4-5 liter per menit.
• Bila tidak berhasil lakukan ETT (Endotracheal Tube).
• Bersihkan jalan napas melalui ETT (Endotracheal
Tube).
• Apabila bayi sudah mulai benapas tetapi masih
sianosis berikan natrium bikarbonat 7,5% sebanyak
6cc. Dextrosa 40% sebanyak 4cc.
RESUSITASI
• Membuka jalan nafas
• Membersihkan jalan nafas
• Mencegah kehilangan suhu tubuh
• Pemberian tindakan VTP (Ventilasi Tekanan
Positif)
• Observasi gerak dada bayi
• Observasi gerak perut bayi
• Observasi pengembangan dada bayi
• Penilaian suara nafas bilateral

Anda mungkin juga menyukai