entropion dengan pseudofakia mata kiri berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan oftalmologi dan pemeriksaan penunjang.
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata bagian tepi atau margo
palpebra ke arah dalam sehingga bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea.
Entropion diklasifikasikan menjadi empat, antara lain involusional (senile), sikatriks, spastic,
dan kongenital.3,4
Entropion sering terjadi pada usia tua yang disebut dengan entropion involusional.
Entropion involusional biasanya terjadi pada umur diatas 60 tahun dan tidak ada perbedaan
gender ditemukan pada kelainan ini. Entropion kelopak mata bawah lebih sering terjadi
dibandingkan entropion kelopak mata atas. Entropion pada kelopak mata bawah sering terjadi
karena proses penuaan yaitu involusional, sedangkan entropion kelopak mata atas sering
terjadi karena trauma yang disebut dengan sikatrik (jaringan ikat yang menggantikan
epidermis dan dermis yang sudah hilang). Entropion kongenital adalah kondisi langka yang
ditandai dengan pemendekan lamella posterior, disgenesis fasia kapsulopalpebral, dan
kelemahan struktural fasia tarsal. Entropion sendiri dapat terjadi unilateral maupun bilateral.
Pada kasus ini terjadi lipatan margo palpebra bawah mata kiri ke arah dalam dengan usia
pasien 80 tahun.1,4-6
Mekanisme terjadinya entropion terkait pada usia adalah akibat degenerasi pada
jaringan elastis dan fibrosa di dalam kelopak mata yang menyebabkan kelemahan kelopak
mata horizontal dan kelemahan vertikal. Kelemahan palpebra horizontal karena terjadi
peregangan tendon canthal lateral senilis atau dehiscence dan lempeng tarsal. Kelemahan
palpebra vertikal terjadi akibat pelemahan, disinersi retraktor inferior dari tarsus. Orbicularis
preseptal yang dominan juga merupakan salah satu faktor yang berkontribusi terjadinya
entropion involusional.1,3,6-7
Pada kasus ini didapatkan margo palpebra inferior oculi sinistra melipat ke dalam.
Seperti yang dipaparkan di atas mengenai definisi dari entropion dengan kelainan yang
terletak pada kelopak mata yang terputar ke dalam, sedangkan trikiasis merupakan kelainan
dimana silia tumbuh mengarah ke dalam mata tanpa disertai dengan adanya kelainan pada
kelopak mata, sehingga diagnosis banding trikiasis dapat disingkirkan.7-8
Entropion menyebabkan bulu mata yang tumbuh ke dalam sehingga terus menerus
bergesekan dengan kornea sehingga kornea terus-menerus mengalami proses penyembuhan
dan luka, sehingga menyebabkan kekeruhan pada kornea yang menyebabkan terjadinya
penurunan visus. Namun hal ini tidak terjadi pada pasien dimana pasien sudah menggunakan
lensa buatan oleh karena operasi katarak pada kedua mata sekitar 10 tahun yang lalu. Pada
pemeriksaan oftalmologi mata kanan dan mata kiri tidak ditemukan perbedaan visus pada
pasien yaitu 6/18.5,8
Rotasi ke dalam yang progresif dari tepi kelopak mata bagian bawah, menyebabkan
iritasi progresif pada permukaan okular. Gesekan bulu mata terhadap permukaan okular
merupakan penyebab utama abrasi epitel kornea yang dapat berkembang menjadi ulserasi dan
perforasi dengan tidak hanya terjadi penurunan visus bahkan sampai kehilangan penglihatan
pada kasus kronis.3
Komplikasi yang sering terjadi pada entropion adalah konjungtivitis, yaitu terjadi
suatu peradangan pada konjungtiva dimana pada mata akan terlihat lapisan putih yang
transparan dan garis pada kelopaknya. Komplikasi lainnya adalah keratitis, yaitu suatu
kondisi dimana kornea meradang karena masuknya bulu mata dan tepi kelopak ke kornea
dapat menimbulkan iritasi dan rasa sakit. Pada kornea harus diperiksa pewarnaan dengan
fluorescein. Selanjutnya komplikasi yang muncul yaitu ulkus kornea adalah ulkus yang
terbentuk di kornea, dan biasanya disebabkan oleh keratitis. Kondisi ini sangat serius karena
dapat menyebabkan kehilangan penglihatan. Pada kondisi tersebut penting untuk segera
berobat ke dokter jika mata menjadi merah, mata terasa sakit atau seperti ada yang
mengganjal di dalam mata.5-6
Air mata buatan, salep mata pelumas, dan lensa kontak dapat digunakan untuk
melindungi permukaan okular dari trauma mekanis yang disebabkan oleh silia yang berotasi.
Pelumasan akan mengurangi komponen spastik sekunder entropion. Injeksi toksin botulinum
telah terbukti menjadi mekanisme sementara yang aman dan efektif untuk pasien dengan
orbikularis preseptal utama. Namun, kondisi ini berulang dalam 8 hingga 26 minggu, dan
diperlukan suntikan berulang untuk mempertahankan efek terapeutik. Pada kasus ini pasien
diberikan levofloxacin tetes mata 4x1 tetes mata kiri untuk mencegah terjadinya infeksi pada
mata. Artificial tears tetes mata 4x1 tetes mata kiri digunakan untuk melindungi permukaan
okular mata pasien.1
Pada kasus ini dilakukan tindakan repair entropion everting suture pada mata kiri
dengan lokal anestesi. Pasien dibaringkan di meja operasi, dilakukan tindakan septik aseptik,
lalu pasang doek steril pada mata kiri, dilakukan marking daerah yang akan di insisi sejauh
4mm dari margo palpebra inferior, dilakukan 3 insisi dengan menggunakan blade 15, jahit
insisi dengan benang vicryl 5-0 masuk dari kulit, otot retraktor, tarsus kemudian keluar kulit.
Pada pasien ini tidak ada komplikasi, karena sudah tepat tindakan yang dilakukan.
Prognosis entropion pada umumnya memiliki prognosis yang baik, keefektifan pengobatan
entropion tergantung pada penyebab utama dan tingkat keparahan penyakitnya bisa dilakukan
dengan pembedahan yang tepat dan dapat memperbaiki keadaan kelopak mata yang
mengalami kelainan tersebut. Namun tindakan operasi juga perlu diperhatikan dengan baik
karena over koreksi justru dapat mengakibatkan ektropion pada akhirnya. 2,9 Secara klinis,
pada pasien ini terdapat perbaikan sehingga prognosis quo ad vitam adalah ad bonam. Secara
fungsional, dubia ad bonam, quo ad sanationam adalah dubia ad bonam.
DAFTAR PUSTAKA