ENTROPION
OLEH :
Resti Ramdani, S.Ked
PERSEPTOR :
dr. Yul Khaizar, Sp. M
dr. Yuda Saputra, Sp. M
PENDAHULUAN
Palpebra merupakan alat menutup mata yang
berguna untuk melindungi bola mata terhadap
trauma, trauma sinar, dan pengeringan bola
mata.
Palpebra mempunyai lapis kulit yang tipis pada
bagian depan sedang di bagian belakang ditutupi
selaput lendir tarsus yang disebut konjungtiva
tarsal.
Salah satu kelainan pada palpebra adalah
entropion.
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya kelopak mata
bagian tepi atau margo palpebra ke arah dalam sehingga
bulu mata menggeser jaringan konjungtiva dan kornea.
Entropion pada kelopak mata bawah lebih sering karena
proses involusional pada proses penuaan, sedangkan pada
kelopak mata atas sering karena sikatrikal seperti akibat
trakoma.
Entropion yang kronik dapat menyebabkan rasa sensitif
akut terhadap cahaya dan angin, serta dapat menyebabkan
infeksi mata, abrasi kornea, atau ulkus kornea.
Untuk itu, penting dilakukan perbaikan kondisi oleh dokter
sebelum terjadi kerusakan permanen pada mata.
anatomi
ENTROPION
Entropion adalah suatu keadaan melipatnya
kelopak mata bagian tepi atau margo palpebra
kearah dalam.
Entropion lebih sering terjadi pada wanita
dibandingkan pria. Hal ini mungkin disebabkan
lempeng tarsal pada wanita rata-rata lebih kecil
dibandingkan pada pria.
KLASIFIKASI
1. ENTROPION INVOLUSIONAL
2. ENTROPION SIKATRIK
3. ENTROPION KONGENITAL
4. ENTROPION SPASTIK AKUT
1. ENTROPION INVOLUSIONAL
Sering karena proses penuan.
Entropion involusional pada kelopak mata bawah
terjadi akibat gabungan kelumpuhan otot-otot
retraktor kelopak bawah, migrasi ke atas
muskulus orbikularis preseptal, dan melipatnya
tepi tarsus atas.
Entropion involusional pada kelopak mata atas
terjadi akibat kekuatan kelopak mata yang lemah
dan menurunnya kemampuan menarik kelopak
mata lebih dari 6 mm.
2. ENTROPION SIKATRIK
Dapat mengenai kelopak mata atas atau bawah
dan disebabkan oleh jaringan parut di konjungtiva
atau tarsus. Patologi dasarnya yaitu
memendeknya lamella posterior akibat berbagai
sebab.
Penggunaan obat glaukoma dalam jangka waktu
yang lama dapat menyebabkan konjungtivitis
kronis yang menyebabkan pemendekan
konjungtiva secara vertikal sehingga terjadi
entropion sikatrik sekunder.
3. ENTROPION KONGENITAL
Entropion kongenital merupakan anomali
yang jarang ditemukan.
Pada entropion kongenital, tepi kelopak mata
memutar kearah kornea, sementara pada
epiblefaron kulit dan otot pratarsalnya
menyebabkan bulu mata memutari tepi tarsus
4. ENTROPION SPASTIK AKUT
Entropion spastik akut biasanya terjadi pada
iritasi maupun inflamasi okuli dimana terjadi
pembengkakan pada kelopak mata dan
spasme otot orbikularis.
Kontraksi otot orbikularis kelopak mata yang
tertahan menyebabkan rotasi ke dalam tepi
kelopak mata.
GEJALA KLINIS
Rambut kelopak mata mengiritasi
mataproduksi air mata berlebihmata lembab
Rambut dapat mengikis korneaerosi pada
kornea infeksi infiltrasi jaringan nekrotik
Ulkus kornea mengganggu pengelihatan.
Sensasi benda asing
Mata merah
Gatal
Mata kabur
fotofobia
Dari pemeriksaan fisik akan tampak berupa :
Kerusakan pada epitel konjungtiva atau kornea
akibat trauma.
Hiperemia pada konjungtiva yang terlokalisasi
Kelemahan kelopak mata (involusional
entropion).
Jaringan parut pada konjungtiva (sikatrik
entropion).
Pertumbuhan kelopak mata bawah yang
abnormal (kongenital entropion).
Diagnosis
Anamnesis
Pemeriksaan fisik :
test snapback : Test ini berfungsi untuk mengukur kelemahan
palpebra inferior. Palpebra yang sehat akan kembali ke posisi
normal dengan dengan cepat, jika membutuhkan waktu yang lama
untuk kembali ke posisi normal maka terdapat kelemahan pada
palpebra.
Terdapat 4 tingkat yaitu tingkat 0 IV, pada tingkat 0 kelemahan
masih dalam batas normal, pada tingkat IV kelemahan sangat berat.
Dari tes ini dapat dilihat kelemahan pada tonus kelopak mata yang
horizontal. Pada pinggir kelopak mata bawah selalu ditemukan
kelengkungan ke arah limbus setelah entropion terbentuk.
Altieri A, Lester M, Harman F et al. Comparison of three techniques for repair of involutional lower lid
entropion: a three year follow up study. Ophthalmologica 2003; 217: 265-272
Anonymous. Entropion-eyelids that turn it. American asociaty of Ophthalmic and Reconstruction of Surgery,
2005.
Boboridis K, Bunce C. Interventions for involutional lower lid entropion. Cochrane Batabase for Systematic
Review, 2002.
Camara JG, Nguyen LT, Sangalang-Chuidian M et al. Involutional lateral entropion of the upper eyelids. Arch.
Ophthalmol 2002; 120: 1682-4
Ilyas, H. Sidarta. 2009. Ilmu Penyakit Mata, Ed. 3. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Mandal AK, Honavar SG, Gothwal VK. The association of unilateral congenital glaucoma and congenital lower
lid entropion: causal or casual. Ophthalmic surg lasers 2001; 32: 149-51
Park MS, Chi MJ, Baek SH. Clinical study of single-suture inferior retractor repair for involutional entropion.
Ophthalmologica 2006; 220: 327-31.
Prabowo D. Entropion. Healt Care, 2011. (online) Availabe at
http://diemazcaeem.blogspot.com/2011/05/entropion.html
Shorr N et al. Three-suture technique addresses involutional entropion in the office. Ocular Surgery News,
2004
Sodhi PK, Yadava U, Pandey RM, Mehta DK. Modified grey line split with anterior lamellar repositioning for
treatment of cicatricial lid entropion. Ophthalmic surgery lasers 2002; 33: 169-74 22
Sullivan JH. Palpebra dan apparatus lakrimalis. Dalam: Vaughan D, Asbury T. Oftalmologi Umum (General
Opthalmology). Alih bahasa: Ilyas S. Edisi 14. Jakarta, Widya Medika: 2000
Vaughan DG, Asbury T. General ophthalmology. Edisi ke- 7. London: Mc Graw Hill;2007
Vaughan DG, Taylor A, Paul RE. Oftalmologi umum. Jakarta: Penerbit Widya Medika; 2000.
Woo KI, Yi K, Kim YD. Surgical correction for lower lid epiblepharon in Asians. Br J Ophthalmol 2000;84:1407
1410.