Anda di halaman 1dari 71

Ikterus Neonatorum

dr. Yoshi Pratama Djaja

ILUSTRASI KASUS
Identitas Pasien
Nama : Bayi Ny. F
Jenis kelamin: Perempuan
Tanggal lahir : 24 Oktober 2010
Alamat : Kp. Wangkal RT 013/004
Sukaraja, Cibitung
No. RM : 160302-76
Tanggal masuk: 27 Oktober 2010

ANAMNESIS
Keluhan

Utama:
Pasien rujukan dari RSIA Graha Sari
dengan BBLR dan ikterus sejak usia 2 hari

Anamnesis
Riwayat
Bayi

Penyakit Sekarang

lahir 3 hari smrs, prematur ( lama


kehamilan 28 minggu)
Bayi tampak lemas dan sulit makan sejak lahir,
jumlah asupan makanan oral perhari rata-rata
5-10 cc/hari, BAB (+), mekonium (+), BAK (+)
Bayi tampak sesak
Terdapat luka di pergelangan kaki ps (bekas
infus).

Riwayat

Penyakit Dahulu

Riwayat

Riwayat

transfusi disangkal

Penyakit Keluarga

Hipertensi,

Diabetes Melitus, Jantung

disangkal
Riwayat kuning disangkal
Konsumsi obat-obatan selama kehamilan
pada ibu disangkal
Ayah dan ibu golongan darah O

RIWAYAT KEHAMILAN
G4P3A0
Pemeriksaan

antenatal di bidan, tidak teratur


Keputihan (+), tidak diobati, anyanganyangan (-)
Kuallitas dan kuantitas makanan selama
hamil cukup
Konsumsi jamu-jamuan & rokok disangkal

RIWAYAT PERSALINAN
Lama

kehamilan 28 minggu
Persalinan di RS Graha Asri dipimpin oleh
dokter spesialis.
Kehamilan diterminasi karena persalinan
dini.
Lahir bayi perempuan dengan:
Apgar

Score : 4/5
Berat lahir
: 1600 gram
Pjg lahir
: 45 cm

PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran:
Tanda

kesan letargis

vital:

RR

: 57 x/menit
Nadi : 170 x/menit
Suhu : 38,4
Berat

badan
Panjang badan

(40-60)
(100-160)
(36.0-37.5)

: 1350 gr
: 45 cm

PEMERIKSAAN FISIK

Leher : t.a.k

Jantung

Kulit
: tampak ikterus
dari kepala,abdomen dan
keempat ekstremitas

Thorax
dinamis

: simetris statis

Paru

RR = 57x/menit
regular, kedalaman cukup
retraksi (-)
vesikuler
rhonki -/wheezing -/-

Nadi = 170x/menit
Regular, isi cukup,
BJ I-II normal, murmur (-), gallop (-)

Abdomen

lemas, turgor cukup, bising usus (+)


normal, hati dan umbilikus dalam batas
normal.

Anus

: (+) mekonium (+)

Genitalia
: perempuan, labia
minor menonjol

Ekstremitas

: akral hangat,
CRT < 3

Klasifikasi Neonatus berdasarkan Lubchenco (1967):

PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil

Nilai normal

Hemoglobin

15,1 g/dL

10,7-17,3

Hematokrit

45,5 %

35-49

Leukosit

16.300 / L

5000-19000

Trombosit

262.000/L

150.000-450.000

Bilirubin total

21,8

<10

Bilirubin Indirek

20,3

<0.6

Bilirubin Direk

1,5

<0.4

GDS

110

DIAGNOSIS KERJA
Neonatus

kurang bulan, besar masa


kehamilan (NCB-BMK)
Ikterus neonatorum ec. Dehidrasi dd/ early
onset sepsis pada neonatus kurang bulan

PENATALAKSANAAN
O2 L/menit
IVFD Dextrose 10% 100 cc/kg/24 jam
Inj Cefotaxim 2x 80 mg
Inj Amikasin 2x 120 mg
Inj Aminofilin bolus 6 mg/kg BB 7,8 mg

Selanjutnya 2,5 mg/kg BB/12 jam

Rawat Luka
Terapi sinar

Saran pemeriksaan
Hitung Jenis, CRP. I/T ratio, Kultur darah, albumin,

FOLLOW UP (28 Okt 2010)


S : demam (-), aktif (+), menangis kuat, refleks hisap baik, mekonium (+)
O : keadaan umum tampak baik, sianosis (-), ikterik (+), sesak (-)

Berat badan: 1360 gram

Frekuensi nadi: 140 x/menit, regular, isi cukup


Frekuensi nafas: 46 x/menit, regular, kedalaman cukup
Suhu: 37,2C
Paru: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/ Jantung: Bunyi Jantung I-II normal, murmur -/-, gallop -/ Abdomen: datar, lemas, turgor cukup, bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <3
A : NCB-BMK
Ikterus neonatorum ec..
P : Th/ lanjut + BLT + Puasa + IVFD Dx 10% 100cc/kgBB

FOLLOW UP (30 Okt 2010)


S : demam (-), aktif (+), menangis kuat, refleks hisap baik, mekonium (+)
O : keadaan umum tampak baik, sianosis (-), ikterik (+), sesak (-)

Berat badan: 1320 gram

Frekuensi nadi: 140 x/menit, regular, isi cukup


Frekuensi nafas: 40 x/menit, regular, kedalaman cukup
Suhu: 37,2C
Paru: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/ Jantung: Bunyi Jantung I-II normal, murmur -/-, gallop -/ Abdomen: datar, lemas, turgor cukup, bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <3
A : NCB-BMK
Ikterus neonatorum ec..
P : Th/ lanjut + BLT
PASI (8x2.5-5cc) + IVFD NS 100cc/kgBB

FOLLOW UP (2 Nov 2010)


S : demam (-), aktif (+), menangis kuat, refleks hisap baik, mekonium (+)
O : keadaan umum tampak baik, sianosis (-), ikterik (+), sesak (-)

Berat badan: 1420 gram

Frekuensi nadi: 140 x/menit, regular, isi cukup


Frekuensi nafas: 40 x/menit, regular, kedalaman cukup
Suhu: 37,2C
Paru: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Jantung: Bunyi Jantung I-II normal, murmur -/-, gallop -/Abdomen: datar, lemas, turgor cukup, bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <3

A : NCB-BMK
Ikterus neonatorum ec..
P : Th/ lanjut + BLT
PASI (8x10cc) + IVFD NS 100cc/kgBB

FOLLOW UP (3 Nov 2010)


S : demam (-), aktif (+), menangis kuat, refleks hisap baik, mekonium (+)
O : keadaan umum tampak baik, sianosis (-), ikterik (+), sesak (-)

Berat badan: 1420 gram

Frekuensi nadi: 140 x/menit, regular, isi cukup


Frekuensi nafas: 42 x/menit, regular, kedalaman cukup
Suhu: 37,2C
Paru: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/ Jantung: Bunyi Jantung I-II normal, murmur -/-, gallop -/ Abdomen: datar, lemas, turgor cukup, bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <3
Lab: Bilirubin total 7,92; Bilirubin Direk 0,41, Bilirubin indirek 7,51
A : NCB-BMK
Ikterus neonatorum ec..
P : BLT stop + Amoxan 3x0,5 cc
PASI (12x20cc) + IVFD NS 100cc/kgBB

FOLLOW UP (4 Nov 2010)


S : demam (-), aktif (+), menangis kuat, refleks hisap baik, mekonium (+)
O : keadaan umum tampak baik, sianosis (-), ikterik (+), sesak (-)

Berat badan: 1460 gram

Frekuensi nadi: 140 x/menit, regular, isi cukup


Frekuensi nafas: 40 x/menit, regular, kedalaman cukup
Suhu: 37,2C
Paru: vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/Jantung: Bunyi Jantung I-II normal, murmur -/-, gallop -/Abdomen: datar, lemas, turgor cukup, bising usus (+) normal
Ekstremitas: akral hangat, sianosis (-), CRT <3

A : NCB-BMK
Ikterus neonatorum ec..
P : Amoxan 3x0,5 cc
Rencana pulang

TINJAUAN PUSTAKA

IKTERUS
Ikterus fisiologis

Ikterus patologis

Timbul hari ke 2-3


Tidak ada dasar patologis
Kernicterus (-)
Morbiditas (-)
25-50% cukup bulan dan lebih
tinggi pada kurang bulan

Ikterus sebelum usia 24 jam


Ikterus bertahan setelah usia 8
hari pada NCB atau setelah 14
hari pada NKB
Peningkatan bilirubin total
serum > 0,5 mg/dL/jam
Peningkatan bilirubin yang
memerlukan fototerapi
Adanya tanda-tanda penyakit
yang mendasari

ETIOLOGI
Faktor-faktor:

Ikterus fisiologis:

Produksi

Plasenta

Uptake

sendiri
Volume SDM > neonatus
Hepar imatur
Jumlah albumin
Sirkulasi enterohepatik >
Usia SDM <
Uptake bilirubin-hepar <

dan konjugasi

hepar
Transportasi
Eksreksi

ke ibuproduksi

PATOMEKANISME

Skema Peningkatan Kadar Bilirubin

Etiologi Hiperbilirubinemia indirek

DIAGNOSIS
Sifat

ikterus fisiologis

Timbul setelah 24 jam


Berlangsung kurang lebih 7-14 hari
Terutama terdiri dari bilirubin indirek
Kadar tertinggi bilirubin total kurang dari 15 mg % dan bilirubin
direk kurang dari 2 mg %
Tidak ada keadaan patologis lain

Peninggian

kadar bilirubin

hari ke 2 3
Puncaknya pada hari ke 5 7menurun kembali pada hari ke 10
14.
Kadar bilirubin biasanya tidak melebihi 10mg/dl pada bayi cukup
bulan dan kurang dari 12mg/dl pada bayi kurang bulan.

DIAGNOSIS
Anamnesis
Riwayat kuning, muncul berapa lama setelah kelahiran
warna urine, warna feses,
mual, muntah, nyeri epigastrium dan kuadran kanan atas,
penyakit penyerta untuk mencari kecurigaan ke arah sepsis,
Demam, batuk pilek, diare, kejang.
Riwayat pemberian ASI, nutrisi setelah kelahiran, riwayat keluarga
(hepatitis pada ibu) dan penggunaan obat-obatan.
Pemeriksaan fisik
Mulainya pada wajah dan seiring dengan kenaikan bilirubin serum
berlanjut ke abdomen dan ekstremitas bawah.
Muka = 5mg/dL; Mid-abdomen = 15 mg/dL; Telapak kaki = 20
mg/dL.

TIDAK IKTERIK

IKTERIK

DIAGNOSIS
Metode

Kramer:

kulit kepala dan leher : bilirubin serum 4-8 mg/dL


kulit tubuh di atas pusat : 5-12 mg/dL
kulit tubuh di bawah pusat dan paha :8-16 mg/dL
lengan dan tungkai : 11-18 mg/dL
telapak tangan dan telapak kaki : >15 mg/dL

INGAT!!
Jenis dan derajat hiperbilirubinemia akan menentukan apakah
ikterus tersebut fisiologis atau patologis

Saat

Diagnosis

Pemeriksaan Anjuran

Timbulnya

Kemungkinan

Laboratorium

Ikterus
Hari 1

Inkompatibilitas golongan darah (ABO, Rh)

Bilirubin, DPL

Sferositosis

Golongan darah, Coombs Test

Infeksi intra uterin

(direk ibu-bayi)

(TORCH) bil. dir

Anamnesis
Serologik (TORCH)

Anemia hemolitik

Biakan darah

Lain-lain bil. indirek

G6PD, dll

Hari ke-2 dan

Biasanya ikterus fisiologik

DPL, bilirubin

ke-3

DD hari-1 (inkomp.darah)

G6PD

Infeksi bakteri

Lab Hari-1

Perdarahan tertutup

Hari ke-4
/d 7

Infeksi sepsis

DPL/ biakan darah

Def G6PD

Enzim G6PD

ASI

SGN (Sindr Gawat Napas)

BIDPM (Bayi Ibu Penderita DM)

SDR Criggler Najjar (Enz Gluk trans (-))

tipe I: enzim (-)


tipe II: def. sedang

SDR Gilbert (Def. Enz trans): def ringan

Sesudah Hepatitis neonatal

Bilirubin, DPL

hari ke-7 Sepsis (Infeksi saluran kemih)

Petanda hepatitis

Obstruksi

Duktus kolestasis (Atresia bilirubin)

DAT (Duodenum Aspiration


Test), USG

Galaktosemia

Gula darah/ urin

Hipotiroidisme

Biopsi hati, kolesistogram

Breast

Alfa 1-antitripsin

Milk Jaundice

PEMBERIAN ASI
Breastfeeding jaundice
Berhubungan dengan pemberian ASI yang jarang dan masukan
cairan yang kurang
Biasanya tampak pada hari ke tiga sampai kelima, dengan
pemberian ASI yang kurang baik, penambahan berat badan yang
kurang memuaskan, dan urin yang pekat.
Merupakan bagian dari ikterus fisiologis yang menjadi lebih nyata
dengan kurangnya cairan tubuh.
Segera membaik dengan pemberian nutrisi yang cukup

PEMBERIAN ASI
Breast milk jaundice
Nampak pada usia lebih dari 7 hari, bisa berlangsung
sampai 2 minggu atau bahkan lebih dari 1 bulan.
Hormon pregnandiol di dalam ASI dapat langsung
mempengaruhi konjugasi biliurubin
Peningkatan aktivitas lipoprotein lipase di dalam ASI
menyebabkan peningkatan kadar asam lemak bebas
yang dapat menghambat glukoronidasi.
Faktor yang tidak diketahui di dalam ASI dapat
meningkatkan sirkulasi bilirubin enterohepatik.

SEPSIS
Sepsis

15 % bayi sepsis dapat ditemukan kolestasis infeksi


menyebabkan kerusakan hati langsung ke hepatosit
atau tidak langsung oleh toksin, seperti hepatitis,
TORCH, sifilis

Sepsis

hiperbilirubinemia direk

hiperbilirubinemia indirek

Sepsis MODS Hati perubahan fungsi dan perfusi


hati proses konjugasi bilirubin indirek menjadi direk
terganggu
Peningkatan penghancuran eritrosit
hiperbilirubinemia indirek

IMATURITAS

Imaturitas Hiperbilirubinemia
Peningkatan

produksi bilirubin masa hidup


eritrosit bayi < (90 hari)
Ikatan bilirubin dan albumin lebih lemah pada
BKB hipoalbumin, hipoksia, asidosis,
hipotermi, septikemi
Fungsi hati belum sempurna sehingga
clearance bilirubin hati terhambat.

PEMERIKSAAN
Kriteria tradisional yang direkomendasikan untuk
memantau dan memeriksa bayi baru lahir dengan ikterus
adalah:

Ikterus yang jelas secara klinis dalam 24 jam pertama kehidupan


bayi
Peningkatan kadar bilirubin serum total > 5 mg/dL sehari
Kadar bilirubin serum total > 13 mg/dL dalam 4 hari pertama pada
bayi cukup bulan
Kadar bilirubin serum direk > 2 mg/dL
Ikterus yang nyata yang bertahan > 1 minggu pada bayi cukup
bulan atau > 2 minggu pada bayi prematur.

Bila ditemukan salah satu kriteria diatas periksa:

Penentuan kadar serum bilirubin direk, indirek dan total


Penentuan golongan darah ibu dan bayi serta skrining darah bayi
untuk antibodi
Penentuan konsentrasi Hb atau Ht atau keduanya
Darah tepi lengkap dan hitung retikulosit
Morfologi sel darah merah

Pertimbangkan pemeriksaan tambahan berdasarkan


hasil pemeriksaan klinis:

Pemeriksaan untuk sepsis,

Bila faktor resiko (+)


Ruptur membran yang lama, infeksi maternal atau demam,
temperatur neonatus yang tidak stabil

Pemeriksaan lebih lanjut

Infeksi, hematologi atau penyakit metabolik yang jarang

Tatalaksana ikterus neonatorum


Tujuan

:
Mencegah keracunan oleh bilirubin
Cara
1. Pencegahan hiperbilirubinemia
- Pemberian makan dini
- Hidrasi adekuat
2. Penurunan kadar bilirubin
- Terapi sinar
- Transfusi tukar

Terapi Sinar
Prinsip

Bilirubin indirek diubah oleh cahaya dengan


gelombang 450-460 nanometer
photoisomer yang larut dalam air

Perlengkapan

lampu neon 6-8 buah


tempat tidur atau inkubator
alat penutup mata

Fototerapi

Table.1 Pilihan tindakan fototerapi berdasarkan usia dan kadar bilirubin (AAP )
Usia

Kadar bilirubin total (dalam mg dl)

(jam)
Pertimbangan fototerapi

Fototerapi

< 24

25-48

> 12

> 15

49-72

> 15

> 18

>72

> 17

> 20

Terapi sinar
Letakkan

bayi dalam keadaan telanjang dibawah


lampu dengan jarak 45 cm
Tutup mata
Setiap 2 jam bayi disusui
Ubah posisi bayi setiap selesai menyusui
Ukur suhu setiap 4 jam
Timbang bayi setiap hari
Periksa kadar bilirubin setiap 12 jam
Hentikan terapi sinar bila kadar < 10 mg/dl

Efek samping terapi sinar


Meningkatkan

kehilangan cairan insensibel


Defekasi encer
Warna kemerahan pada kulit
Bronze baby syndrome
Hipertermia

PENATALAKSANAAN
Pemberian ASI

Penghentian pemberian ASI biasanya tidak diindikasikan


Pemberian ASI lebih sering (10-12 kali sehari)
Pemberian ASI dapat dihentikan bila untuk kepentingan
diagnostik atau pengobatan ketika kadar bilirubinnya meningkat
dan ada risiko terjadinya transfusi tukar. Bila hal ini terjadi maka:
Lanjutkan fototerapi:
Pertimbangkan

untuk menghentikan pemberian ASI selama 24

jam, atau
Selingi pemberian ASI dengan pemberian susu formula bila
masukan cairan merupakan masalah
Suplementasi air tidak dapat menurunkan kadar bilirubin

PEMBAHASAN KASUS

ANAMNESIS
Kuning

hari ke-3
Dari kepala-leher-badan
Demam (+)
Mual-muntah (-)
Urin gelap (-)
Tinja pucat (-) Mekonium
(+)
ASI (-)
NKB-BMK, faktor resiko
minor +1

Ikterik fisiologis

Timbul hari ke 2-3


Dasar patologis (-)
25-50% bayi cukup bulan, lebih tingg
pada bayi kurang bulan
Timbul cephalocaudal

Ikterik patologis

Terjadi pada usia < 24 jam


Memerlukan fototerapi
Peningkatan bil total > 0,5 mg/dL/jam
Ada penyakit yang mendasari
Ikterus > 8 hari pada NCB
atau > 14 hari pada NKB

PEMERIKSAAN FISIK
KU

: letargi

Suhu : 38,4C
Nadi : 170x/menit
RR : 57x/menit

Kepala

Kulit ikterus (+)

Penekanan

kulit (+)
Metode Kramer:

Lengan dan tungkai 11-18 mg/dL

PEMRERIKSAAN PENUNJANG
Bilirubin

total : 21, 8 mg/dL


Bilirubin direk : 1,5 mg/dL
Bilirubin indirek : 20,3 mg/dL
Hiperbilirubinemia Indirek
Inkomptabilitas ABO

Puasa / terlambat minum

Gangguan f/ enzim

Sepsis

Imaturitas

Atresia / stenosis intestinal

Polisitemia (twin tranfusion)

Gangguan f/ enzim

G6PD deficiency

TATALAKSANA
Rencana

terapi:

ASI (sesuai kebutuhan) PASI


Rencana fototerapi
Antibiotik untuk sepsis kombinasi cefotaxim amikasin
Aminofilin

Rencana

diagnostik

Bilirubin serum
DPL

Rencana

pulang jika bilirubin total < 10 mg/dL

EDUKASI
ASI

eksklusif
Penjemuran dibawah sinar matahari 7-9 pagi
Wajah bayi berlawanan dengan sinar matahari
Pakaian bayi dilepaskan

ASI
Imunisasi

BCG, Hepatitis B, Polio (DPT &

Campak)
Bila kuning > 14 hari, segera bawa ke dokter

PROGNOSIS
Ad

vitam
Ad functionam
Ad sanactionam

: bonam
: bonam
: bonam

TERIMA KASIH

Daftar Pustaka

Nelson W. E., Jaundice and Hyperbilirubinemia on the Newborn,


Nelson Textbook of Pediatrics, 17th edition, W. B. Saunders
Company, United States of America, 2004, page 592 598.
Markum A. H., Ikterus dan Hiperbilirubinemia pada Neonatus, Buku
Ajar Ilmu Kesehatan Anak, Jilid 1, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, hal
313 317.
Hall and Guyton, Bilirubin Formation and Excretion, Textbook of
Medical Physiology, W. B. Saunders Company, United States of
America, 1996, page 887.
Matondang Corry S,Prof Dr, et al (2003). Diagnosis Fisis pada
Anak. Jakarta: Sagung Seto:156
Hadinegoro SR, et al. Diagnosis dan Tata Laksana Penyakit Anak
dengan Gejala Kuning. Jakarta: Departemen Ilmu Kesehatan Anak
FKUI-RSCM. 2007
Shann F (2003). Drug doses. Australia: Intensive Care Unit Royal
Childrens Hospital: 9
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak (2000) : Buku Kuliah 2 Ilmu
Kesehatan Anak, cetakan ke sembilan. Jakarta: Bagian Ilmu
Kesehatan Anak FKUI.

Ikterus

FOTOTERAPI
Rawat

bayi tanpa pakaian di dalam inkubator atau boks


bayi dengan lapisan protektif untuk melindungi bayi bila ada
tabung fluoresens yang pecah (perlindungan gonad tetap
merupakan kontroversi)
Tutup mata bayi sewaktu dilakukan fototerapi.
Berikan perawatan mata bayi dengan larutan saline secara
teratur
Turunkan temperatur inkubator hingga 1 C dibawah
temperatur yang direkomendasikan.
Jaga agar kulit tetap bersih dan kering terutama di daerah
perianal, untuk mencegah ekskoriasi
Jangan gunakan krim dan losio pada kulit bayi karena
adanya risiko terbakar

FOTOTERAPI
Pantau

Berat badan setiap hari


Iradiasi dengan fotometer setiap shift. Bila hal ini tidak
memungkinkan, tabung flouresens harus secara rutin diganti
sesuai dengan ketentuannya.

Periksa:

Temperatur kulit setiap 2-4 jam


Hidrasi (turgor kulit, membran mukosa, fontanel anterior)
Tingkat ikterus (sklera, kulit, terutama badan dan kaki)
Mata, untuk melihat adanya tidaknya kotoran mata
Kulit, untuk melihat adanya petekie atau rash
Abdomen, untuk melihat ada tidaknya distensi

Indikasi terapi sinar


Kadar bil mg/dl Berat lahir
5-9 bila hemolisis
10-14
15-19

semua

Usia
< 24 jam

< 2500 g
>24 jam
> 2500 g (observasi)
> 2500 g
>48 jam

Transfusi tukar
Indikasi

kadar bil
10-14 mg/dl
15- 19
>20

Berat lahir
<2500 g
semua
semua

Usia
<24 jam
<48 jam
0 - >72 jam

Transfusi tukar
Pilihan

darah untuk transfusi tukar


Inkompatilitas ABO

darah golongan O +ve dalam plasma AB


Isoimujjnisasi Rhesus
darah gol O ve atau
darah golongan bayi yang Rhesus negatif
Untuk lain
darah golongan bayi

Hiperbilirubinemia indirek yang memanjang


Sindrom

Crigler Najjar
Breastmilk jaundice
Hipothiroidism
Stenosis pilorus
Hemolisis yang berlangsung terus
Malaria

Hiperbilirubinemia direk yang memanjang


Hepatitis

neonatal idiopatik
Inspissated bile syndrome
Infeksi
Malformasi- atresia biliaris, kista kholedokus
Penyakit metabolisme- galaktosemia
Nutrisi parenteral total yang lama

Neonatal Sepsis

Early vs Late onset sepsis


Early

Late

Onset

< 72 jam

> 72 jam

Sumber

Maternal genital Nosokomial


tract

Symptoms of neonatal sepsis


CNS
Lethargy, refusal to suckle, limp, not
arousable, poor or hight pitched cry, irritable,
seizures
CVS
Pallor, cyanosis, cold, clammy skin
Respiratory
Tachypnea, apnea, grunt, retractions

Symptoms of neonatal
sepsis
GIT
Vomiting, diarrhoea, abdominal distension
Hematological
Bleeding, jaundice
Skin
Rashes, purpura,pustules

Signs of neonatal sepsis

Cold to touch (hypothermia)


Poor perfusion ( CRT)
Hypotension
Renal failure
Sclerema
Bulging fontanelle, neck retraction
Poor weight gain*

Practical sepsis screen

1. Leukopenia (TLC < 5000/mm 3)


2. Neutropenia (ANC < 1800/mm 3)
3. Immature neutrophil to total neutrophil
(I/T) ratio (>0.2)
4. Micro-ESR (> 15 mm 1st hour)
5. CRP + ve

Algoritma Sepsis neonatorum (Divisi IKA FKUI RSCM)


Neonatus

Gejala Klinis (+)

Antibiotik
Sebelumnya periksa

Gejala klinis (-)

Faktor risiko (+)

Faktor resiko

1 mayor atau 2 minor

Darah :
-Jumlah leukosit

observasi

Gejala klinis (-)

-CRP
-IT ratio

Normal

Meragukan

(Minimal 2 septic

-Kultur

Marker (+))

-Urin lengkap / kultur urin


(late onset)
-LP :

Abnormal

Ulang septic marker


12-24 jam

Ulang septic marker


12-24 jam

Gejala klinis (-)

-Early onset : bila kultur (+)


-Late onset
Ro thoraks

Normal

Normal

Abnormal

Kultur

Choice of Antibiotics
Pneumonia or Sepsis
Penicillin
(Ampicillin or Cloxacillin)

Aminoglycoside
(Gentamicin or Amikacin)

Meningitis
Apicillin + Gentamicin + Chloramphenicol
or
Gentamicin or Amikacin + Cefotaxime

Suspected neonatal sepsis


* Start parenteral antibiotics
* Send cultures (report in 72 hrs.)

Culture - ve

Culture + ve

Clinically well

Clinically ill

(Stop Ab)

(Cont Ab x 7 - 10D)

Pneumonia, Sepsis
(Cont Ab x 7 - 10 D)

Culture + ve

Meningitis, Osteomyelitis

Aminofilin
Diberikan

pada neonatus preterm dengan


resiko neonatal apnoe. (umumnya pada
hari 2-7)
Metilxantin
Meningkatkan

pernapasan secara sentral


dengan menurunkan ambang respon terhadap
hiperkarbia
Meningkatkan kontraktilitas diafragma dan
mencegah kelelahan diafragma (fatique)

Anda mungkin juga menyukai